Wednesday, August 31, 2016

ADAB-ADAB BERDOA

ADAB-ADAB BERDOA

الدعاء
و احفظ آداب الدعاء , و انظر من تدعو و كيف تدعو و لماذا تدعو و لماذا تسأل , و الدعاء استجابة الكل منك للحق و إن لم تأت بشرط الدعاء فلا ت...شترط الإجابة. قال مالك بن دينار : أنتم تستبطئون المطر و أنا أستبطئ الحجر و لو يأمر الله سبحانه بالدعاء لوجب علينا أن ندعوه و لو لم يشترط لنا الإجابة لكنا إذا أخلصنا له الدعاء تفضل بالإجابة . فكيف و قد ضمن ذلك لمن أتى بشرط الدعاء قال الله تعالى { قل ما يعبأ بكم ربي لولا دعاؤكم } , و قوله تعالى { أدعوني أستجيب لكم } .

Hendaklah anda pelihara adab2 berdoa, perhatikanlah kepada siapa anda tujukan doa anda ? Bagaimana cara anda berdoa ? mengapa anda berdoa ? untuk apa sebetulnya anda memohon ?
Doa adalah segenap permohonan jiwa dan raga anda kepada Al haqq, apabila anda tdk memenuhi syarat2 berdoa, tdk akan ada kepastian bahwa doa anda akan di kabulkan.

Malik bin dinar berkata :
" kalian menganggap hujan turun lambat, sementara saya menganggap hujan batu turun lambat , kalaulah Allah tdk memerintahkan kita berdoa, adalah wajib bagi kita berdoa kepada-Nya. kalaulah Allah tdk menjanjikan terkabulnya doa kita, tetapi kita berdoa kepad-Nya dengan ikhlas , niscaya akan di kabulkan doa kita. apalagi Dia telah menjamin hal itu kepada orang yg memenuhi syarat2 berdoa.


Allah berfirman :
" katakanlah kepada orang2 usyrik, ' Tuhanku tidak akan menghiraukan kalian kecuali karena doa kalian"
QS:25:77

 "Berdoalah kalian kepada-Ku,niscaya akan aku kabulkan doa kalian."
QS:40:60

و سئل أبو يزيد البسطامى عن اسم الله الأعظم فقال : ( فرغ قلبك من غيره و ادعه بأي أسمائه شئت ) .
و قال يحي بن معاذ : ( اطلب صاحب الاسم ) .
و قال رسول الله ( صلي الله عليه ) : " لا يستجيب الله الدعاء من قلب لاه فإذا أخلصت فأبشر بإحدى ثلاث :
إما أن يعجل لك ما سألت , و إما أن يدخر لك ما هو أعظم منه , و إما أن يصرف عنك من البلاء ما لو صبه عليك لهلكت , و ادع دعاء مستجير لا دعاء مشير
" .

Abu Yazid al bustami pernah di tanyai tentang nama Allah yg paling agung, beliau menjawab :
" kosongkanlah kalbu anda dari selain-Nya, lalu berdoalah dengan menyebut nama-Nya yg mana saja yg anda sukai."


Yahya bin mu'adz berkata :
" mintalah kepada pemilik nama itu ."

Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Allah tdk memperkenankan doa dari hati yg lalai, jika kamu mengikhlaskannya, maka bergembiralah dengan salah satu dari 3 hal berikut :

1. disegerakan utkmu apa yg kamu minta.
2. disimpan utkmu apa yg lebih besar daripada yg kamu minta.
3. dipalingkan darimu bencana, yg apabila menimpamu pasti kamu binasa.
berdoalah dengan doa orang yg meminta perlindungan, bukan doa pemberi nasehat "

و روى عن رسول الله ( صلي الله عليه و سلم ) أنه قال : " قال الله تبارك و تعالى من شغله ذكرى عن مسألتي أعطيته أفضل ما

أعطي السائلين " .


 و قال أبو الحسين الوراق : دعوت الله مرة فاستجاب دعائي , فنسيت الحاجة . فاحفظ حق الله عز وجل عليك في الدعاء ولا تشتغل


بحظك فإنه أعلم بمصلحتك
Diriwayatkan dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
" Allah berfirman 'barang siap yg dzikirnya kepada-Ku menyebabkan ia lupa utk memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya sesuatu yg lebih besar daripada apa2 yg Aku berikan kepada orang2 yg memohon kepada-Ku. "

abul husain al warroq berkata :
" aku berdoa kepada Allah satu kali, Dia mengabulkan doaku sehingga aku lupa thd hajatku. "
Oleh karena itu, hendklah anda pelihara hak Allah azza wajalla atas anda ketika anda berdoa, janganlah menyibukkan diri dengan meminta kebaikan bagi diri anda, sebab Dia maha mengetahui apa2 yg baik utk anda."

wallohu A'lam.
Sumber : Kitab Minhajul Arifin, Imam Al Ghazzali.

Kewajiban Suami dan Istri dalam Berumah Tangga

Bismilahirramaanirrahiim


Tidak ada perbedaan pendapat diantara para ahli fikih....

Jika seorang istri diperbolehkan melayani suaminya,meskipun dirumahnya ada seorang pembantu ataupun tidak.

Namun yang menjadi perbedaan pendapat wajibnya seorang suami dan istri dalam mengerjakan Pekerjaan rumah tangga seperti menyapu memasak dan mencuci.....

 Menurut mayoritas ulama' Syafi'iyah,Hanabilah dan sebagian Malikiyah pekerjaan rumah tangga seperti menyapu memasak dan mencuci bukan kewajiban istri.
Sedangkan menurut Hanafiyah pekerjaan rumah tangga seperti menyapu memasak dan mencuci adalah kewajiban seorang istri, sedangkan menurut mayoritas Malikiyah Dan Abu tsaur , abu bakar bin abi syaibah abu ishak al jarjani kuwajiban seorang istri adalah melayani suaminya semampunya dan mengerjakan pekerjaan di dalam rumah sedangkan pekerjaan diluar rumah adalah kewajiban suami. Seperti yang di jalankan oleh Sahabat Ali Ra dan fatimah Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membagi tugas antara Ali dan Fatimah, untuk pekerjaan diluar rumah dikerjakan oleh Ali sedangkan pekerjaan rumah dikerjakan oleh Fatimah.
Menurut ulamak syafiiyah seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istri dalam bentuk biji-bijian (beras, gandum dsb) jika seorang suami kaya besarnya nafkah 2mud /kurang lebih 12ons jika seorang suaminya miskin besarnya nafkah 1 mud/kurang lebih 6ons. juga wajib memberikan lauk dan pakaian sesuai adat kebiasaan
akan tetapi si suami wajib menumbukknya dan membuatnya dan memasaknya menjadi makanan siap saji.
Jika seorang suami tidak melakun sendiri maka harus memberi onkos/upah mengerjakanya.
Bagaimana dengan keadan yang berlaku selama ini bahwa seorang istri tidak wajib membantu memasak, mencuci dan sebagainya apakah bagi suami wajib memberi tahu kepada istrinya bahwa pekerjaan itu bukan kewajibanya?
Jawabnya adalah wajib bagi suami memberitahukan hal tersebut, karena jika tidak diberitahu seorang istri bisa menyangka hal itu sebagai kewajiban bahkan istri akan menyangka pula bahwa dirinya tidak mendapatkan nafkah bila tidak membantu (mencuci, memasak dan lainnya). Hal ini akan manjadikan istri merasa menjadi orang yang terpaksa.
Namun walaupun pekerjaanya itu bukan kewajibanya seorang istri tidaklah boleh sang istri semena-mena dengan suaminya Karna kewajiban seorang istri untuk mentaati suaminya sangat tegas dinyatakan dalam agama Islam.
Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لو كنت آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya”. (HR. Tirmidzi no. 1159).

Seorang istri yang suka membantu pekerjaan suaminya di dalam rumah tangganya seperti mencuci sangatlah banyak pahalanya

 Di ceritakan dari ibnu mas ud ,Rosulillah bersabda :

عن ابن مسعود عن النبي عليه السلام قال : إذا غسلت المرأة ثياب زوجها كتب الله لها ألفي حسنة وغفر لها ألف سيئة واستغفر لها كل شيء طلعت عليه الشمس ورفع لها ألفي درجة

seorang istri yang mencuci pakaian suaminya alloh mencatat baginya dua ribu kebajikan dan di ampuni seribu kejelekan nya(dosanya kepada alloh )dan masih di bacakan istigfar oleh semua yang terkena sinar matahari,dan masih di angkat dua ribu derajat di sisi alloh.
Wallahu'alam

Tuesday, August 30, 2016

SYARAH 'UQUUDUL LUJAIN BAGIAN - 2

SYARAH 'UQUUDUL LUJAIN BAGIAN - 2
Kitab ini dibagi atas empat pasal:
(الفَصْلُ الأَوَّلُ:
فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَوْجَةِ) الواجبة (عَلَى الزَوْج) وهي حُسْن
العِشْرة، ومؤْنةُ الزوجة ومهْرُها، والقَسْم، وتعليمُها ما تحتاج إليه من
فروض العبادات وسننها ولو غيرَ مؤكَّدة، ومما يتعلق بالحيض، ومن وجوب طاعته
فيما ليس بمعصية.
PASAL PERTAMA
Pada pasal pertama ini,yai Mushonif menerangkan hak seorang isteri dari suaminya,yaitu :
menggaulinya dengan baik,menafkahinya,menyerahkan maharnya,pembagian yang adil baik lahir maupun bathin bagi suami yang beristeri lebih dari satu,mengajari ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban beribadah dan sunah-sunahnya,dan mengajari ilmu yang erat kaitanya dengan haidl,dan mengajari untuk selalu taat kepada suami dalam perkara diluar ma'siyat
-------
(الفَصْلُ
الثَّانِيْ: فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَّوْجِ) الواجبة (عَلَى الزَّوْجَةِ)
وهي طاعة الزوج في غير معصية، وحسن المعاشرة، وتسليم نفسها إليه، وملازمة
البيت، وصيانة نفسها من أن توطئ فراشه غيره، والإحتجاب عن رؤية أجنبي لشيء
من بدنها ولو وجههل وكفيها، إذ النظر إليهما حرام ولو مع انتفاء الشهوة
والفتنة، وترك مطالبتها له بما فوق الحاجة ولو علمت قدرته عليه، وتعففها
عن تناول ما يكسبه من المال الحرام، وعدم كذبها على حيضها وجودا وانقطاعا.
PASAL KEDUA
Menerangkan hak-hak suami yang wajib atas isterinya,yaitu :
wajib taat pada suami kepada perkara selain ma'syiat,menggaulli atau melayani suami dengan baik penuh adab dan etika,menyerahkan dirinya sepenuh jiwa dan raganya,tidak meninggalkan rumah atau tempat tinggal suaminya,menjaga dan memelihara kehormatan suami atas diri dan rumah tangganya,selalu menutupi badan serta auratnya dari pandangan lelaki yang bukan muhrimnya,walaupun wajah dan dua telapak tangannya,karena melihatnya hukumnya haram walaupun tanpa syahwat dan aman dari fitnah,tidak meminta sesuatu yang diatas kemampuan suaminya walaupun suami bisa mengusahakan untuk mendapatnya,memelihara diri serta agamanya dari mengkonsumsi makanan dari hasil usaha suami yang haram,tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal keadaan dirinya baik sedang dalam keadaan haidh atau telah selesai haidhnya.
---------
(الفَصْلُ
الثَالِثُ: فِيْ) بيان (فَضْلِ صَلاَةِ الْمَرْأَةِ فِيْ بَيْتِهَا وَفِيْ
أَنَّهَا) أي صلاة المرأة في بيتها (أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا مَعَ
النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). قال صلى الله عليه وسلم:
{أَقْرَبُ مَا تَكُوْنُ الْمَرْأَةُ مِنْ وَجْهِ رَبِّهَا إِذَا كَانَتْ
فِيْ قَعْرِ بَيْتِهَا وَإِنَّ صَلاَتَهَا فِيْ صُحْنِ دَارِهَا أَفْضَلُ
مِنْ صَلاَتِهَا فِيْ الْمَسْجِدِ، وَصَلاَتَهَا فِيْ بَيْتِهَا أَفْضَلُ
مِنْ صَلاَتِهَا فِيْ صُحْنِ دَارِهَا، وَصَلاَتَهَا فِيْ مُخْدَعِهَا
أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِيْ بَيْتِهَا}. والمخدع بضم الميم: بيت في بيت،
وذلك للستر.
PASAL KETIGA
Menerangkan keutamaan sholat seorang isteri dirumahnya,bahkan diterangkan oleh yai mushonif bahwa sholatnya seorang isteri dirumahnya lebih afdhol daripada sholat berjama'ah bersama baginda nabi SAW.
Rosulullah bersabda :
keadaan yang paling dekat bagi seorang isteri dengan tuhannya yaitu ketika ia berada dalam rumahnya,dan sholatnya dirumah lebih afdhol daripada sholatnya dimesjid,
sholat dalam rumahnya lebih baik daripada sholatnya di ruang belakang rumahnya,dan sholat dikamarnya lebih baik daripada sholat dalam ruang rumahnya.
(Lafadz "MUKHDA" artinya kamar khusus untuk ibadah atau kamar/ruangan yang diperuntukan buat sholat dan ibadah lainnya)
------
(الفَصْلُ
الرَابِعُ: فِيْ) بيان (حُرْمَةِ نَظَرِ الرَجُلِ إِلَى النِّسَاءِ
الأَجْنَبِيَّاتِ وَالْعَكْسِ) أي نظرهن إليه، فما يحرم رؤيته على الرجل
يحرم رؤيته على المرأة منه. والمراهق في ذلك كالرجل، فيلزم وليه منعه من
النظر إلى الأجنبية، ويلزمها الإحتجاب منه. وكالمرأة في ذلك الأمردُ
الجميلُ الوجهِ، كذا في النهاية للشيخ محمد المصري (وَ) في (مَا وَقَعَ
فِيْهِ) أي النظر (مِنَ الزَجْرِ) أي المنع من الكتاب والأحاديث.
PASAL KEEMPAT
Yai mushonif menerangkan hukum haramnya melihatnya lelaki yang bukan mahrom kepada wanita ajnabiyyah dan begitu pula sebaliknya.
Apa yang haram dilihat oleh laki-laki maka haram pula dilihat oleh wanita,Dan murohiq dihukumi sama dengan laki-laki dewasa.
Maka wajib bagi wali dari anak laki-laki yang sudah murohiq atau sudah baligh untuk melarangnya dari melihat perempuan yang bukan muhrimnya.
Demikian juga wajib bagi wali atau orang tua dari anak perempuan yang sudah balighoh untuk memerintahkannya berhijab atau menutupi auratnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahromnya,
demikian yang disampaikan oleh Syeikh Muhammad Mishry dalam kitab Nihayah,dan menerangkan hukum larangan melihat sesuatu yang telah di nash oleh al-qur'an dan al-hadits.
======
ويحرم على الرجل
ولو مجبوبا وخصيا وعنينا ومخنثا وهمًّا نظره إلى أجنبية مشتهاة حتى إلى
وجهها وكفيها ظهرا وبطنا، وهو المفتي به، لكن نقل عن الأكثرين حل النظر إلى
ذلك. أما نظرُ الرجل إلى زوجته وأمته في حال حياة كلٍّ منهما فجائزٌ ولو
مع وجود مانع من الإستمتاع قريب الزوال كحيض ورهن، لكن يكره نظر الفرج حتى
من نفسه بلا حاجة، بخلاف المانع البطىء الزوال كأن اعتدت الزوجة عن شبهة،
فيحرم النظر إلى ما بين سرّتها وركبتها، دون غيره كالمحارم والأمة
المزوّجة. أما النظر لإجل النكاح، فيجوز إلى الوجه والكفين فقط من الحرة،
وإلى ما عدا ما بين السرة والركبة من الأمة. ويجوز النظر إلى الأجنبية في
الوجه فقط للشهادة والمعاملة، وإلى الأمة عند شرائها فيما عدا العورة من
ظاهر البدن.
Haram bagi laki-laki walaupun ia tidak memiliki dzakar,atau dikebiri atau impoten atau banci,melihat wanita ajnabiyyah yang musytahat (memasuki usia yang batal wudhu dengan menyentuhnya) baik melihat pada wajahnya atau dua telapaktangannya,bagian luar dan dalamnya.
Adapun memandangnya seorang laki-laki pada isterinya atau amat nya dalam keadaan hayat keduanya maka hukumnya boleh walaupun dalam keadaan dilarang untuk istimta' seperti dalam keadaan haidh.
Tetapi makruh melihat farji sendiri tanpa ada hajat. Adapun melihat wanita merdeka untuk tujuan dinikahi maka diperbolehkan melihat wajah dan dua telapak tangannya saja,namun bila seorang amat maka diperbolehkan melihat selain anggota badan diantara pusar dan dengkul/lututnya.
Dan boleh melihat wajah ajnabiyah dalam hal yang dibutuhkan untuk sebuah kesaksian (syahadah) dan dalam mu'amalah.
======
ويجوز النظر إلى
الأجنبية ومسّها للمداواة في المواضع التي يحتاج إليها ولو فرجا، بشرط حضور
من يمنع الخلوة من محرم ونحوه، وبشرط فقد جنس معالج، ويجوز النظر إليها
أيضا لتعليم الواجب فقط عليها كما قاله السبكي وغيره، وذلك عند فقد من
يعلمها من المحارم والنساء، قياسا على المداواة، وعند تعسر التعليم من
وراء حجاب. ولا يجوز النظر إليها لأجل تعليم المندوب، بخلاف الأمرد، فيجوز
النظر إليه لأجله. كذا في شرح النهاية للشيخ المصري على الغاية لأبي شجاع.
Boleh melihat ajnabiyyah dalam keperluan pengobatan,pada anggota badan yang sedang di obati walaupu farjinya dengan syarat dihadiri mahromnya dan tidak ada dokter/tabib perempuan.
Boleh hukumnya melihat ajnabiyyah dalam keperluan mengajarkan perkara-perkara yang wajib menurut agama,hal ini disampaikan oleh imam subki dan yang lainnya.
Dan kebolehan melihat ajnabiyyah yang sedang diajari perkara wajib tsb ketika tidak ada yang mengajarinya baik mahrom ajnabiyah tadi atau tidak ada ustadzah.
hal ini diqiyaskan dalam hal pengobatan,dan ketika ditemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar ketika dipasang hijab atau sutroh.
Tidak diperbolehkan melihat ajnabiyyah jika yang disampaikannya adalah perkara-perkara sunah,berbeda dengan amrod,maka boleh melihat amrod ketika menyampaikan perkara yang sunah.
demikian hukum yang disampaikan oleh syeik Mishri dalam kitab Nihayah mensyarahi Al-ghoyah karangan Abi syuja'

Monday, August 29, 2016

Hakikat Tasawuf

Hakikat Tasawuf adalah wajib bagi seorang mukmin mengamalkan sebaik-baiknya apa yang ada di Alqur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW serta menanamkan betul keduanya di dalam jiwa dan jalan hidupnya, yaitu dengan mengikuti Rosululloh SAW dengan harapan menggapai cinta Alloh SWT.

Kemudian beliau menyampaikan bahwa tanda-tanda ahli tasawwuf (Sufi) itu diantaranya:
1). Harus memahami Al-quran dan hadits

 2). Mengutamakan kebersihan hati dan menghiasinya dengan amal soleh karena Alloh SWT, karena hati adalah tempat perhatian Alloh SWT, dan hal ini adalah bagian dari IHSAN

 3). Ikhlas

4). Tawadlu' (rendah hati)

 5). Mengakui keutamaan orang lain dan membuang sifat dengki

 6). Memperbanyak membaca dzikir dan selalu mengingat Alloh dalam setiap saat.

 7). Menjelaskan suatu permasalahan yang berbeda tanpa harus berdebat kusir.

 8). Membalas keburukan dengan kebaikan dan selalu berusaha memberi manfaat pada yang lain terutama di dalam kemaslahatan ummat.

 9). Memiliki rasa atas sesama dan mendahulukan hak-hak Alloh diatas hak-hak yang lain.

Kemudian beliau menutup penjelasan beliau dengan sebuah kalimat, "Segala sesuatu yang mengatasnamakan tasawuf namun bertentangan dengan hakikat dan tanda-tanda tasawuf, maka itu bukan termasuk tasawuf".

TUJUH POIN KESIMPULAN MUKTAMAR AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH DI CHECNYA

TUJUH POIN KESIMPULAN MUKTAMAR AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH DI CHECNYA

Pada malam Kamis 21 Dzulqa’dah 1437 H. (25 Agustus 2016) –di tengah berbagai upaya pencatutan istilah “Ahlussunnah Wal Jamaah” dari kaum Khawarij yang tindakan-tindakan salah mereka senantiasa dieksploitasi untuk memperburuk citra agama Islam—terselenggara Muktamar Internasional Ulama Islam do kota Grozny (Chechnya), untuk memperingati al-Syahid Presiden Syaikh Ahmad Haji Kadyrov rahimahullah dengan tema: “Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah? Penjelasan Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah; Akidah, Fikih dan Akhlak serta Dampak Penyimpangan darinya di Tataran Realitas.”
Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Presiden Ramadhan Ahmed Kadyrov hafizahullah, dengan dihadiri oleh Grand Shaikh Al-Azhar, para mufti dan lebih dari dua ratus ulama dari seluruh dunia. Berikut poin-poin hasil dari muktamar:

1. Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Asyairah dan Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak—sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang meniti jalannya. Itu adalah manhaj yang menghargai seluruh ilmu yang berkhidmah kepada wahyu (Al-Quran dan Sunnah), dan telah benar-benar menyingkap tentang ajaran-ajaran agama ini dan tujuan-tujuannya dalam menjaga jiwa dan akal, menjaga agama dari distorsi dan permainan tangan-tangan jahil, menjaga harta dan kehormatan manusia, serta menjaga akhlak yang mulia.

2. Al-Quran Al-Karim adalah bangunan yang dikelilingi oleh berbagai ilmu yang membantu untuk menggali makna-maknanya dan mengetahui tujuan-tujuannya yang mengantarkan manusia kepada ma’rifat kepada Allah SWT., mengeluarkan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, mengejawantahkan kandungan ayat-ayatnya ke dalam kehidupan, peradaban, sastra, seni, akhlak, kasih sayang, kedamaian, keimanan dan pembangunan. Serta menyebarkan perdamainan dan keamanan di seluruh dunia sehingga bangsa-bangsa lain dapat melihat dengan jelas bahwa agama ini adalah rahmat bagi seluruh semesta alam, serta jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Manhaj Islam yang paling komprehensif, detil dan akurat. Manhaj ini paling perhatian dalam memilih referensi-referensi ilmiah dan metodologi pendidikan yang mencerminkan secara benar tentang cara berpikir seorang muslim dalam memahami syariat dan mengetahui realitas dengan berbagai kerumitannya serta cara mengaitkannya secara baik.

4. Lembaga-lembaga pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah sejak beberapa abad telah sukses menghasilkan ribuan ulama yang tersebar di seluruh penjuru dunia dari Siberia hingga Nigeria, serta dari Tangier hingga Jakarta. Mereka telah menduduki berbagai posisi dan jabatan, serta mengemban amanah di sektor fatwa, peradilan, pendidikan dan khutbah. Sehingga masyarakat diliputi oleh keamanan. Mereka juga berhasil memadamkan api fitnah dan peperangan, sehingga kondisi negara menjadi stabil. Dan mereka pun telah menyebarkan ilmu yang benar.

5. Sepanjang sejarah, Ahlussunnah Wal Jamaah senantiasa memantau berbagai pemikiran yang menyimpang dan memantau tulisan dan konsep berbagai kelompok. Kemudian mereka menimbang semua itu dalam parameter ilmu serta memberikan kritik dan bantahan. Mereka juga senantiasa menunjukkan keberanian dan ketegasan dalam menghadapi berbagai fenomena penyimpangan. Mereka menggunakan piranti ilmu-ilmu yang kuat dalam melakukan pengawasan dan koreksi. Setiap kali Manhaj Ahlussuunnah Wal Jamaah tersebar secara aktif maka gelombang ekstremisme pasti akan surut. Sehingga kondisi umat Islam stabil dan dapat kosentrasi dalam menciptakan sebuah peradaban. Sehingga didapati para cendekiawan muslim yang berkontribusi dalam ilmu aljabar, perbandingan, perhitungan dan trigonometri. Serta ilmu geometri analitis, pecahan, algoritma, berat (massa), kedokteran dan oftalmologi, psikiatri, onkolog, epidemi, embrio, obat-obatan, ensiklopedia farmasi, ilmu flora dan fauna, gravitasi, astronomi dan lingkungan, ilmu akustik, ilmu optik dan ilmu-ilmu lainnya. Itu semua adalah buah dari Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah yang tidak terbantahkan.

6. Sepanjang sejarah berulang-ulang muncul badai gelombang pemikiran menyimpang yang mengklaim berafiliasi kepada wahyu namun membangkang terhadap metodologi ilmiah yang benar dan ingin menghancurkannya. Serta mengusik keamanan dan kenyamanan masyarakat. Gelombang pertama yang sesat dan membahayakan itu adalah Khawarij klasik hingga sampai pada Neo-Khawarij saat ini dari kalangan Salafi Takfiri dan ISIS serta semua kelompok radikal yang meniti jalan mereka yang memiliki kesamaan, yaitu distorsi, pemalsuan dan interpretasi bodoh akan ajaran agama ini. Karenanya mereka melahirkan puluhan konsep yang rancu dan interpretasi batil yang melahirkan takfir, penghancuran, pertumpahan darah dan pengerusakan serta penodaan citra Islam dan menyebabkan Islam diperangi dan dimusuhi. Hal inilah yang meniscayakan para ulama untuk membersihkan Islam dari semua hal itu, berdasarkan sabda Nabi SAW. dalam hadis sahih: “‘Ilmu ini diemban dari setiap generasi oleh orang-orang yang adil, mereka membersihkan ilmu dari penyimpangan orang yang melewati batas, kedustaan para pembuat kebatilan dan interpretasi orang-orang yang bodoh.”

7. Dengan seizin Allah, Muktamar ini merupakan titik balik yang berkah untuk meluruskan penyimpangan akut yang berbahaya yang mendominasi pengertian “Ahlussunnah Wal Jamaah” setelah berbagai upaya pencatutan kalangan ektremis akan istilah ini dan membatasinya hanya pada diri mereka serta mengafirkan umat Islam lainnya. Pelurusan penyimpangan ini dilakukan dengan mengaktifkan metode ilmiah yang kuat dan otentik yang diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kita yang besar yang merupakan benteng keamanan dalam membantah berbagai wacana takfiri dan ekstremis. Hal ini juga dilakukan dengan mengirimkan pesan-pesan keamanan, kasih sayang dan perdamaian ke seluruh penjuru dunia sehingga –dengan izin Allah—seluruh negeri kita kembali menjadi mimbar cahaya dan sumber hidayah.

Chechnya, Grozny, 24 Dzulqa`dah 1437 H, 27 Agustus 2016 M.

Kata : Raden Masjal

Raden Masjal

Sebagian dari fenomena masa kini:

ذهـاب ديـنـكـم بـأربـعـة أشــيـاء : الأول أنـكـم لا تـعـمـلـون بـمـا تـعـلـمـون . الـثـانـي أنـكـم تـعـمـلـون بـمـ...ا لا تـعـلـمـون . الـثـالـث
أنـكـم لا تـتـعـلـمـون مـا لا تـعـلـمـون ، فـتـبـقـون جـهـّـالاً . الـرابـع أنـكـم تـمـنـعـون الـنـاس مـن تـعـلـم مـا لا يـعـلـمـون

Kehancuran agama diantaranya disebabkan oleh 4 perkara :

1. Tiada mau mengamalkan (ilmu) yang telah pelajari
2. Mengamalkan ibadah tanpa mengetahui ilmunya
3. Tak mau belajar ilmu yang seharusnya ia mempelajarinya untuk kebutuhan ibadahnya, sehingga semakin terpuruk dalam kebodohan
4. Mencegah manusia untuk belajar

**Cinta ilmu, mantapkan ibadah, kokohkan agama ...

Monday, August 22, 2016

ULAMA SAUDI MERUBAH KITAB AL-ADZKAR

ULAMA SAUDI MERUBAH KITAB AL-ADZKAR
(KEBANCIAN ILMIYAH ULAMA WAHABI)
...
Imam Nawawi salah satu ulama paling produktif dalam berkarya. Puluhan karya beliau menyebar keseluruh jagad raya. Begitu besar penggaruh tulisan Syekh Imam Nawawi, sampai-sampai menembus batas-batas, seperti; Negara, Eropa, Asia, Afrika, Amerika. Arab Saudi yang menjadi pusat peradapan juga mengakui kehebatan Imam Nawawi. Tetapi, mereka mengkrtik kalau akidah Imam Nawawi masih salah.
Ulama Mesir, Syiria, Iran, Indonesia, Pakistan, juga mengakui bahwa karya Imam Nawawi benar-benar top markatob. Pendeknya, Imam Nawawi benar-benar mampu memberikan isnpirasi kepada setiap ulama untuk menulis dan berkarya. Nawawi menulis bukan untuk royalty, karena penyambung lisan Rosulullah SAW, dan menjelaskan pesan-pesan Allah SAW di dalam Al-Quran.
Dari sekian banyak karya beliau, ternyata ada yang tidak disukai oleh ulama Saudi, yaitu kitab ‘’Al-Adkar’’. Padahal kitab ini menjadi kajian dan rujukan utama ulama-ulama dunia. Ketidak sukaan ulama Saudi terhadap kitab ini, karena menyebutkan bab tentang ‘’Istihbab (anjuran) Berziarah Ke Makam Rosulullah SAW’’. Dan, karena memang ziarah Nabi itu sangat di anjurkan. Dan, kebetulan sebagian besar Ulama Saudi (wahabisme) paling anti dengan ‘’ziarah’’. Bahkan tidak segan-segan mengecap ziarah itu sebagai Syirik (menyekutukan Allah SWT).
Rupanya, Ulama Saudi ada yang tidak suka terhadap ‘’Fasl’’ tersebut. Bukanya mengkritik tulisan Imam Nawawi dengan ilmiyah dan jantan. Tetapi, justru merubahnya dengan’’ Faslun fi Ziyarati Masjidi Rosulillah SAW’’. Padahal, hal yang seperti tidak diperkanankan, baik dalam ajaran agama, maupun dunia ilmiyah. Termasuk pada kejahatan intelektual.
Jika memang tidak suka, atau menganggab bahwa berziarah kubur itu haram dan syirik. Tidak perlu merubah karya tulis yang sudah ada. Karena hal ini menunjukkan kalau mereka tidak memiliki nyali untuk menulis, dengan istilah lain tidak percaya diri. Jika boleh membandingkan, antara ulama yang merubah kitab Al-Adzkar dengan Imam Nawawi tidak sebanding, baik ilmu maupun zuhudnya.
Dalam tradisi ilmiyah, jika tidak berkenan, bisa membuat kritikan tidak membohongi orang lain. Sebab, dalam kitab Al-Adzkar yang masih asli, ternyata tulisannya berbeda dengan tulisan yang di cetak oleh Arab Saudi. Setelah diteleti, ternyata yang merubah adalah Lembaga Haiah Muroqobah Al-Matbuat (Badan Sensor Percetakan). Jadi, tidak aneh jika kemudian banyak ulama-ulama yang meragukan kejujuran ulama-ulama Saudi.
Walaupun tidak semua ulama Saudi Arabia demikian.

AMALAN YG BISA MENJAUHKAN DARI NERAKA

AMALAN2 YG BISA MENJAUHKAN DARI NERAKA

Dari Abu Said al khudri, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di ja...lan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun".
(HR Bukhori dan Muslim)


Dari Abu Hurairoh, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
”Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka karena puasanya itu sejauh tujuh puluh tahun.”
(HR An Nasai)

Dari Abu Umamah , Rasululloh shollallohu alaihiw asallam bersabda :
”Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, Allah akan membuatkan baginya parit yang memisahkan dia dari neraka sejauh jarak timur dan barat.”
dalam riwayat lain : " sejauh jarak langit dan bumi "
(HR At Tirmidzi)

Dari Abdulloh bin Umar, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Barang siapa memberi makan saudaranya sampai kenyang dan memberinya minum sampai hilang dahaganya maka Allah menjauhkannya dari neraka sejauh tujuh parit, jarak antara parit adalah perjalanan seratus tahun "
(HR At Tabrani)

Dari Anas bin Malik, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Barang siapa berwudlu dengan sempurna kemudian menjenguk saudaranya yang muslim , maka akan dijauhkan dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun."
(HR Abu Dawud)

Dari Adi bin Hatim, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" Barangsiapa yang sanggup dari kalian untuk menutupi dirinya dri api neraka walau hanya dengan bersedekah setengah kurma, maka lakukanlah.”
(HR Muslim.)

Sumber : Kitab Tadzkiroh Qurtuby

7 TINGKATAN NERAKA



TUJUH TINGKATAN NERAKA


Dinukil dari kitab As Sab'iyyat Fii Mawaa'idzil Bariyyat
Allah ta'ala menciptakan neraka pada hari ahad dan neraka mempunyai tujuh pintu.... Allah ta'ala berfirman :
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ
“Neraka itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu untuk golongan yang tertentu dari mereka”
(Al-Hijr ayat 44)

Itu adalah tujuh tingkatanNeraka :

1. NERAKA JAHANAM .
Allah ta'ala berfirman :
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ
“Dan sesungguhnya Neraka Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.”
(Al-Hijr ayat 43 )

2. NERAKA SA'IIR
Allah ta'ala berfirman :
وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
" Dan dia akan masuk ke dalam Neraka Sa'iir "
(Al -Insyiqoq ayat 12)

3. NERAKA SAQOR .
Allah ta'ala berfirman :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ
" Apakah yang memasukkankalian kedalam Neraka Saqor "
(al muddatsir ayat 42)

4. NERAKA JAHIIM
Allah ta'ala berfirman :
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ.
“Dan diperlihatkan dengan jelas Neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat”
(Asy Syu'araa ayat 91).

5. NERAKA HUTOMAH
Allah ta'ala berfriman :
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ
".Dan tahukah kamu apakah Neraka Hutomah itu?"
(al humazah ayat 5)

6. NERAKA LADZHO
Allah ta'ala berfirman :
كَلا إِنَّهَا لَظَى
“Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya Neraka itu adalah Neraka Ladzho”
(al-Ma’arij ayat 15)

7. NERAKA HAWIYAH
Allah ta'ala berfirman :
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
“Maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.”
(al-Qariah ayat 9)

- Pada tingkatan neraka pertama malaikat berkata :
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ
" Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."
(al mursalat ayat 24)

- Pada tingkatan neraka kedua malaikat berkata :
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,"
(al ma'un ayat 4-5)

- Pada tingkatan neraka ketiga malaikat berkata :
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
" Kecelakaan yang besarlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,"
(al humzah ayat 1)

- Pada tingkatan neraka keempat malaikat berkata :
فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
" Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. "
(al baqoroh ayat 79)

- Pada tingkatan nereka kelima malaikat berkata :
وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ
“Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat "
(fushilat ayat 5)

- Pada tingkatan neraka keenam malaikat berkata :
فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
" Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah "
(az zumar ayat 22)

- Pada tingkatan neraka ke tujuh malaikat berkata :
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ
" Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang curang "
(al mutoffifin ayat 1)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat ke tujuh berkata :
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖقَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ
Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja".
Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)".
(az zukhruf ayat 77)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat keenam berkata :
ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ
" Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan azab yang menimpa kami, barang sehari.”
(Al-Mu’min ayat 49)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat kelima berkata :
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
" Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin
(as-Sajdah ayat 12)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat keempat berkata :
رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
"Wahai Rabb kami, beri waktu tangguhlah kepada kami, walaupun dalam waktu yang sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul."
(ibrahim ayat 44)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat ketiga berkata :
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ
“Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
( Al-Mu’minun ayat 107)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat kedua berkata :
رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا
“Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami "
( Al-Mu’minun ayat 106)

- Orang2 yang berada di neraka tingkat pertama berkata :
يٰـا حَنَّانْ يٰـا مَنَّانْ
Ya hannan ya mannan
" Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi nikmat "
( HR Ahmad )
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bertanya kepada malaikat Jibril alaihis salaam tentang penduduk tujuh tingkatan neraka , kemudian malaikat Jibril berkata :
" Adapun tingkatan ke tujuh maka itu adalah tempat kembalinya orang2 munafiq,
tingkatan ke enam adalah tempat kembalinya orang2 yg melampau batas dan mengaku-ngaku sebagai tuhan,
tingkatan ke lima adalah tempat kembalinya orang2 jahat dan orang2 dholim,
tingkatan ke empat adalah tempat kembalinya orang2 sombong dan orang2 kafir,
tingkatan ke tiga adalah tempat kembalinya orang2 yahudi,
tingkatan ke dua adalah tempat kembalinya orang2 nasrani ."
kemudian maalikat Jibril terdiam, maka Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bertanya ttg penduduk tingkatan neraka pertama dan beliau bertanya dengan sungguh-sungguh .
Malaikat jibril berkata :
" penduduk neraka tingkat pertama adalah orang2 maksiyat dari ummatmu "
seketika itu juga Rasululloh shollallohu alaihi wasallam langusung pingsan.
ketika beliau telah sadar maka beliau menangis dengan sangat, lalu masuk rumah dan mengunci pintunya, dan bersepi utk bermunajat kepada Maulanya .
Kemudian malaikat Jibril alaihis salaam datang lagi dan memberikan kabar gembira kepada beliau shollallohu alaihi wasallam dengan adanya syafa'at.
wallohu a'lam.
YAA ALLAH ......
Selamatkanlah kami dari api Neraka dengan syafa'at Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ....
Aamiin ....

Kata "Sunnah"

Label "Sunnah"


Kita jangan hanya fokus memberi label diri kita atau ustadz kita atau kajian kita dengan label "Sunnah".
Kita harus berusaha dan berupaya agar perilaku dan akhlak kita benar-benar sesuai "Sunnah".
...
Sungguh sangat disayangkan jika "Sunnah" itu hanya ada di status dan komentar kita, akan tetapi tidak ada dalam kehidupan kita sehari-hari di alam nyata.
Sunnah itu bukan kelompok tertentu yang eksklusif.
Sunnah itu suka persatuan dan membenci perpecahan.
Sunnah itu bisa bekerjasama dan bersinergi dengan kelompok lain sesama muslim untuk kepentingan dan maslahat umat.
Sunnah itu baik kepada orang lain, suka membantu, tidak mengganggu, wajahnya berseri-seri, tidak bermasam muka dan sinis.
Sunnah itu bisa dipercaya dan amanat dalam bermuamalah.
Sunnah itu mencari nafkah halal dan menghindari yang haram.
Sunnah itu berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahim, baik kepada keluarga, memuliakan tetangga dan suka memaafkan.
Sunnah itu baik dan peduli kepada anak-anak yatim, fakir miskin dan orang-orang lemah.
Sunnah itu berakhlak kepada guru dan tidak pernah melupakan jasanya.
Sunnah itu memuliakan dan menghormati para ulama.
Sunnah itu jauh dari sifat ujub, sombong dan tidak berbuat dzalim.
Sunnah itu semakin rajin ngaji semakin mulia akhlaknya, baik perangainya, bersih hatinya dan suci jiwanya.
Sunnah itu selalu melakukan muhasabah atau introspeksi dan mawas diri.
Sunnah itu selalu mengedepankan akhlakul karimah dan menjauhi akhlak yang rendah dan hina.
Sunnah itu tidak mudah menjatuhkan vonis sesat apalagi kafir kepada sesama muslim yang berbeda pendapat dengannya.
Sunnah itu saling mengingatkan dan saling menasehati dengan sopan, akhlak, ikhlas, secara pribadi dan bukan melecehkan di depan umum apalagi bangga jika merasa berhasil menjatuhkan saudaranya.
Sunnah itu bukan ibarat sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh orang atau kelompok tertentu yang dengan seenaknya memasukkan atau mengeluarkan siapa saja dari Sunnah.
Sunnah itu saling mendoakan dan berharap kebaikan untuk saudaranya.
Sunnah itu hubungannya dengan Allah baik dan dengan manusia juga baik.
Sunnah itu meniru Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Salam dalam semua aspek kehidupannya; aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan lainnya.
Sunnah itu menyibukkan dirinya dengan bertaubat dan beramal kebaikan sebagai bekal bertemu Robbnya.
Sudah pantaskah kita memberikan label Sunnah kepada diri kita atau ustadz kita atau kajian kita ..?!
Betapa banyak yang mengaku Sunnah tapi justru mencoreng wajah Sunnah..?!
Ya Allah, bimbing kami agar selalu berada dalam barisan kekasihMu dan selamatkan kami dari barisan musuhMu, aamiin.
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya, juga selalu berdoa dan berharap mati husnul khotimah diatas Islam dan Sunnah...

Thursday, August 18, 2016

SANG PENYELAMAT BENDERA PUSAKA DAN PENCIPTA LAGU "HARI MERDEKA" ADALAH SEORANG KETURUNAN RASULULLAH



SANG PENYELAMAT BENDERA PUSAKA DAN PENCIPTA LAGU "HARI MERDEKA" ADALAH SEORANG KETURUNAN RASULULLAH


Tepat hari ini 17 Agustus 2016 adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada hari yang sangat spesial ini, ada satu hal yang menjadi momen “suci” bangsa Indonesia khususnya di saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, yakni pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.
Sang Saka Merah Putih sebagai bendera pusaka ternyata mempunyai catatan sejarah yang cukup heroik sehingga harus diselamatkan dari penjajahan Belanda saat itu. Jika tidak, mungkin anak cucu keturunan bangsa Indonesia sekarang ini tidak dapat menyaksikan bendera pusaka sebagai salah satu bukti sejarah kemerdekaan Indonesia. Tahukah anda bahwa sang penyelamat bendera pusaka dari tangan penjajah saat itu adalah seorang habib, yang mempunyai darah pertalian keturunan dengan Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam?
Sayyidil Habib Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar, beliau lah sang penyelamat bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dari tangan penjajah. Tanpa jasa beliau, bangsa Indonesia sekarang mungkin sudah tidak dapat melihat lagi bendera pusaka yang dijahit oleh istri Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati. Saat itu, Presiden Soekarno menugaskan Habib Muhammad Husein Muthahar yang berpangkat Mayor untuk menjaga dan menyelamatkan bendera pusaka dari tangan penjajahan Belanda meski harus dengan mengorbankan nyawanya. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” ini pun berhasil dilaksanakan sang Habib dengan penuh perjuangan.
KH Achmad Chalwani Nawawi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo yang juga Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah menuturkan bahwa Habib Muhammad Husein Muthahar yang merupakan penyelamat bendera pusaka ini adalah paman dari Habib Umar Muthohar Semarang.
Ingin tahu kisah sang Habib dalam menyelamatkan bendera pusaka? Berikut adalah kisah selengkapnya tentang penyelamatan bendera pusaka oleh Habib Muhammad Husein Muthahar ini yang mesti diketahui oleh bangsa Indonesia khsusunya umat Islam agar tahu bagaimana perjuangan para pendahulu bangsa ini dalam mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia.
KISAH HEROIK PENYELAMATAN BENDERA PUSAKA OLEH HABIB MUHAMMAD HUSEIN MUTHAHAR
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat dan dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Bendera pusaka untuk pertama kali berkibar pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu “Indonesia Raya” kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.
Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Pada 4 Januari 1946, karena aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno. Selanjutnya, ibukota dipindahkan ke Yogyakarta.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua yang membuat Presiden, wakil presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia akhirnya ditawan Belanda. Di saat-saat genting dimana Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Presiden Soe­karno sempat memanggil salah satu ajudannya berpangkat Mayor yang bernama Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar, yang kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan sang bendera pusaka. Penyelamatan bendera pusaka ini merupakan salah satu bagian “heroik” dari sejarah tetap berkibarnya Sang Merah putih di persada bumi Indonesia. Saat itu, Soe­karno berucap kepada Habib Husein Muthahar:
“Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan bendera ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya.”
Di saat bom-bom berjatuhan dan tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota, Habib Husein Muthahar terdiam dan memejamkan matanya, berpikir dan berdoa. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” dirasakannya sebagai tanggungjawabnya yang sungguh berat. Setelah berpikir, Habib Husein Muthahar pun menemukan solusi pemecahan masalahnya. Sang Habib ini membagi bendera pusaka menjadi 2 bagian dengan mencabut benang jahitan yang menyatukan kedua bagian merah dan putih bendera itu. Dengan bantuan Ibu Perna Dinata, kedua carik kain merah dan putih itu berhasil dipisahkan. Oleh Habib Husein Muthahar, kain merah dan putih itu lalu diselipkan di dasar dua tas terpisah miliknya. Seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya dijejalkan di atas kain merah dan putih itu. Sang Habib hanya bisa pasrah, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang ada dalam pemikiran Habib Husein Muthahar saat itu hanyalah satu, yakni bagaimana agar pihak Belanda tidak mengenali bendera merah-putih itu sebagai bendera, tapi ha­nya kain biasa, sehingga tidak melakukan penyitaan. Di mata seluruh bangsa Indonesia, bendera itu adalah sebuah “prasasti” yang mesti diselamatkan dan tidak boleh hilang dari jejak sejarah.
Benar, tak lama kemudian Presiden Soekarno ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Prapat (kota kecil di pinggir danau Toba) sebelum dipindahkan ke Muntok, Bangka, sedangkan wakil presi­den Mohammad Hatta langsung dibawa ke Bangka. Habib Husein Muthahar dan beberapa staf kepresidenan juga akhirnya tertangkap dan diangkut dengan pesawat Dakota. Mereka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Habib Husein Muthahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta Habib Husein Mutahar menginap di rumah Perdana Menteri Sutan Syahrir, yang sebelumnya tidak ikut mengungsi ke Yogyakarta. Beberapa hari kemudian, Habib Husein Muthahar indekost di Jalan Pegangsaan Timur 43, di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Kepala Kepolisian RI yang pertama). Selama di Jakarta Habib Husein Muthahar selalu mencari informasi dan cara, bagaimana bisa segera menyerahkan bendera pusa­ka kepada presiden Soekarno. Pada suatu pagi sekitar pertengahan bulan Juni 1948, akhirnya ia menerima pemberitahuan dari Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro) Jakarta. Pemberitahuan itu menyebutkan bahwa ada surat dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepadanya.
Sore harinya, surat itu diambil oleh Habib Husein Muthahar dan ternyata memang benar berasal dari Soekarno pribadi. Isinya sebuah perintah agar ia segera menyerahkan kembali bendera pusaka yang dibawanya dari Yogya kepada Sudjono, agar dapat diba­wa ke Bangka. Soekarno sengaja tidak memerintahkan Habib Husein Muthahar sendiri datang ke Bang­ka dan menyerahkan bendera pusaka itu langsung kepadanya. Dengan cara yang taktis, ia menggunakan Soedjono sebagai perantara untuk menjaga kerahasiaan perjalanan bendera pusaka dari Jakarta ke Bangka. Itu tak lain karena dalam pengasingan, Soekarno hanya boleh dikunjungi oleh anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda di bawah pengawasan UNCI (United Na­tions Committee for Indonesia). Dan Sudjono adalah salah satu anggota delegasi itu, sedangkan Habib Husein Muthahar bukan.
Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Soedjono ke Bangka, Habib Husein Muthahar berupaya menyatukan kembali kedua helai kain merah dan putih dengan meminjam mesin jahit tangan milik seorang istri dokter yang ia sendiri lupa namanya. Bendera pusaka yang tadinya terpisah dijahitnya persis mengikuti lubang bekas jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tetapi sayang, meski dilakukan dengan hati-hati, tak urung terjadi juga kesalahan jahit sekitar 2 cm dari ujungnya. Dengan dibungkus kertas koran agar tidak mencurigakan, selanjutnya bendera pusaka diberikan Habib Husein Muthahar kepada Soedjono untuk diserahkan sendiri kepada Presiden Soekarno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Soekarno dengan Habib Husein Muthahar sewaktu di Yogyakarta. Dengan diserahkannya bendera pusaka kepada orang yang diperintahkan Soekarno maka selesailah tugas penyelamatan yang dilakukan Habib Husein Muthahar. Sejak itu, Sang Habib tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera pusaka.
Tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta dari Bangka dengan membawa serta bendera pusaka. Tanggal 17 Agustus 1949, bendera pusaka dikibarkan lagi di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Pada 27 Desember 1949, naskah pengakuan kedaulatan lndo­nesia ditandatangani dan sehari setelah itu Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta pun kembali menjadi ibukota Republik Indonesia. Hari itu juga, bendera pusaka dibawa kembali ke Jakarta. Dan untuk pertama kalinya setelah Prok­lamasi Kemerdekaan Indonesia, bendera pusaka Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di Jakarta pada peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1950. Karena kerapuhan bendera pusaka, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.
Pada tahun 1968, Habib Muhammad Husein Muthahar membentuk organisasi mahasiswa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau Paskibraka (Bendera Pusaka Flag Hoisting Troop). Paskibraka inilah yang nantinya akan selalu bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka pada setiap upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia hingga sekarang. Selain membentuk Paskibraka, beliau pun menyusun tata cara pengibaran bendera pusaka. Atas jasanya ini, beliau mendapat julukan Bapak Paskibraka Indonesia.
SANG KOMPONIS LAGU INDONESIA YANG FENOMENAL, HARI MERDEKA, DAN HYMNE SYUKUR
Habib Muhammad Husein Muthahar tidak hanya dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka dan pendiri Paskibraka saja tetapi beliau juga seorang komponis lagu Indonesia yang hebat. Habib yang dikenal dengan nama H. Mutahar ini telah menghasilkan ratusan lagu Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgayahu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, dan lain-lain.
Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satu lagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husein Muthahar. Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di toilet salah satu hotel di Yogyakarta. Bagi seorang komponis, setiap inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968 –1971). Saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri. Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan bolpoin. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal yang banyak dinyanyikan oleh bangsa Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.
Berikut lirik lagu Hari Merdeka ciptaan Habib Muhammad Husein Muthahar:
Hari Merdeka
Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Selain “Hari Merdeka”, lagu berikut juga menjadi karya fenomenal beliau. Judulnya “Syukur”. Lagu ini tercipta setelah menyaksikan banyak warga Semarang, kota kelahirannya, bisa bertahan hidup dengan hanya memakan bekicot. Berikut lirik lagunya:
Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadiratmu Tuhan
Dan masih banyak lagi karya fenomenal beliau yang lainnya.
Habib Muhammad Husein Muthahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88 tahun, pada 9 Juni 2004 akibat sakit tua. Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi, beliau tidak menginginkan itu. Sesuai dengan wasiat beliau, pada 9 Juni 2004 beliau dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.
Allahu yarhamhu, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat (kasih sayang) kepada beliau, Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar. Semoga jasa dan perjuangan beliau untuk Tanah Air Indonesia dibalas dengan surga dan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga pula beliau tercatat sebagai pejuang yang syahid. Amin Ya Robbal ‘Alamin, Alfatihah….
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-71, JAYALAH NEGERIKU JAYALAH BANGSAKU
17 AGUSTUS 1945 – 17 AGUSTUS 2016

SANG PENYELAMAT BENDERA PUSAKA DAN PENCIPTA LAGU "HARI MERDEKA" ADALAH SEORANG KETURUNAN RASULULLAH



SANG PENYELAMAT BENDERA PUSAKA DAN PENCIPTA LAGU "HARI MERDEKA" ADALAH SEORANG KETURUNAN RASULULLAH


Tepat hari ini 17 Agustus 2016 adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada hari yang sangat spesial ini, ada satu hal yang menjadi momen “suci” bangsa Indonesia khususnya di saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, yakni pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.
Sang Saka Merah Putih sebagai bendera pusaka ternyata mempunyai catatan sejarah yang cukup heroik sehingga harus diselamatkan dari penjajahan Belanda saat itu. Jika tidak, mungkin anak cucu keturunan bangsa Indonesia sekarang ini tidak dapat menyaksikan bendera pusaka sebagai salah satu bukti sejarah kemerdekaan Indonesia. Tahukah anda bahwa sang penyelamat bendera pusaka dari tangan penjajah saat itu adalah seorang habib, yang mempunyai darah pertalian keturunan dengan Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam?
Sayyidil Habib Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar, beliau lah sang penyelamat bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dari tangan penjajah. Tanpa jasa beliau, bangsa Indonesia sekarang mungkin sudah tidak dapat melihat lagi bendera pusaka yang dijahit oleh istri Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati. Saat itu, Presiden Soekarno menugaskan Habib Muhammad Husein Muthahar yang berpangkat Mayor untuk menjaga dan menyelamatkan bendera pusaka dari tangan penjajahan Belanda meski harus dengan mengorbankan nyawanya. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” ini pun berhasil dilaksanakan sang Habib dengan penuh perjuangan.
KH Achmad Chalwani Nawawi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo yang juga Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah menuturkan bahwa Habib Muhammad Husein Muthahar yang merupakan penyelamat bendera pusaka ini adalah paman dari Habib Umar Muthohar Semarang.
Ingin tahu kisah sang Habib dalam menyelamatkan bendera pusaka? Berikut adalah kisah selengkapnya tentang penyelamatan bendera pusaka oleh Habib Muhammad Husein Muthahar ini yang mesti diketahui oleh bangsa Indonesia khsusunya umat Islam agar tahu bagaimana perjuangan para pendahulu bangsa ini dalam mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia.
KISAH HEROIK PENYELAMATAN BENDERA PUSAKA OLEH HABIB MUHAMMAD HUSEIN MUTHAHAR
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat dan dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Bendera pusaka untuk pertama kali berkibar pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu “Indonesia Raya” kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.
Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Pada 4 Januari 1946, karena aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno. Selanjutnya, ibukota dipindahkan ke Yogyakarta.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua yang membuat Presiden, wakil presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia akhirnya ditawan Belanda. Di saat-saat genting dimana Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Presiden Soe­karno sempat memanggil salah satu ajudannya berpangkat Mayor yang bernama Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar, yang kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan sang bendera pusaka. Penyelamatan bendera pusaka ini merupakan salah satu bagian “heroik” dari sejarah tetap berkibarnya Sang Merah putih di persada bumi Indonesia. Saat itu, Soe­karno berucap kepada Habib Husein Muthahar:
“Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan bendera ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya.”
Di saat bom-bom berjatuhan dan tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota, Habib Husein Muthahar terdiam dan memejamkan matanya, berpikir dan berdoa. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” dirasakannya sebagai tanggungjawabnya yang sungguh berat. Setelah berpikir, Habib Husein Muthahar pun menemukan solusi pemecahan masalahnya. Sang Habib ini membagi bendera pusaka menjadi 2 bagian dengan mencabut benang jahitan yang menyatukan kedua bagian merah dan putih bendera itu. Dengan bantuan Ibu Perna Dinata, kedua carik kain merah dan putih itu berhasil dipisahkan. Oleh Habib Husein Muthahar, kain merah dan putih itu lalu diselipkan di dasar dua tas terpisah miliknya. Seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya dijejalkan di atas kain merah dan putih itu. Sang Habib hanya bisa pasrah, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang ada dalam pemikiran Habib Husein Muthahar saat itu hanyalah satu, yakni bagaimana agar pihak Belanda tidak mengenali bendera merah-putih itu sebagai bendera, tapi ha­nya kain biasa, sehingga tidak melakukan penyitaan. Di mata seluruh bangsa Indonesia, bendera itu adalah sebuah “prasasti” yang mesti diselamatkan dan tidak boleh hilang dari jejak sejarah.
Benar, tak lama kemudian Presiden Soekarno ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Prapat (kota kecil di pinggir danau Toba) sebelum dipindahkan ke Muntok, Bangka, sedangkan wakil presi­den Mohammad Hatta langsung dibawa ke Bangka. Habib Husein Muthahar dan beberapa staf kepresidenan juga akhirnya tertangkap dan diangkut dengan pesawat Dakota. Mereka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Habib Husein Muthahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta Habib Husein Mutahar menginap di rumah Perdana Menteri Sutan Syahrir, yang sebelumnya tidak ikut mengungsi ke Yogyakarta. Beberapa hari kemudian, Habib Husein Muthahar indekost di Jalan Pegangsaan Timur 43, di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Kepala Kepolisian RI yang pertama). Selama di Jakarta Habib Husein Muthahar selalu mencari informasi dan cara, bagaimana bisa segera menyerahkan bendera pusa­ka kepada presiden Soekarno. Pada suatu pagi sekitar pertengahan bulan Juni 1948, akhirnya ia menerima pemberitahuan dari Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro) Jakarta. Pemberitahuan itu menyebutkan bahwa ada surat dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepadanya.
Sore harinya, surat itu diambil oleh Habib Husein Muthahar dan ternyata memang benar berasal dari Soekarno pribadi. Isinya sebuah perintah agar ia segera menyerahkan kembali bendera pusaka yang dibawanya dari Yogya kepada Sudjono, agar dapat diba­wa ke Bangka. Soekarno sengaja tidak memerintahkan Habib Husein Muthahar sendiri datang ke Bang­ka dan menyerahkan bendera pusaka itu langsung kepadanya. Dengan cara yang taktis, ia menggunakan Soedjono sebagai perantara untuk menjaga kerahasiaan perjalanan bendera pusaka dari Jakarta ke Bangka. Itu tak lain karena dalam pengasingan, Soekarno hanya boleh dikunjungi oleh anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda di bawah pengawasan UNCI (United Na­tions Committee for Indonesia). Dan Sudjono adalah salah satu anggota delegasi itu, sedangkan Habib Husein Muthahar bukan.
Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Soedjono ke Bangka, Habib Husein Muthahar berupaya menyatukan kembali kedua helai kain merah dan putih dengan meminjam mesin jahit tangan milik seorang istri dokter yang ia sendiri lupa namanya. Bendera pusaka yang tadinya terpisah dijahitnya persis mengikuti lubang bekas jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tetapi sayang, meski dilakukan dengan hati-hati, tak urung terjadi juga kesalahan jahit sekitar 2 cm dari ujungnya. Dengan dibungkus kertas koran agar tidak mencurigakan, selanjutnya bendera pusaka diberikan Habib Husein Muthahar kepada Soedjono untuk diserahkan sendiri kepada Presiden Soekarno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Soekarno dengan Habib Husein Muthahar sewaktu di Yogyakarta. Dengan diserahkannya bendera pusaka kepada orang yang diperintahkan Soekarno maka selesailah tugas penyelamatan yang dilakukan Habib Husein Muthahar. Sejak itu, Sang Habib tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera pusaka.
Tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta dari Bangka dengan membawa serta bendera pusaka. Tanggal 17 Agustus 1949, bendera pusaka dikibarkan lagi di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Pada 27 Desember 1949, naskah pengakuan kedaulatan lndo­nesia ditandatangani dan sehari setelah itu Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta pun kembali menjadi ibukota Republik Indonesia. Hari itu juga, bendera pusaka dibawa kembali ke Jakarta. Dan untuk pertama kalinya setelah Prok­lamasi Kemerdekaan Indonesia, bendera pusaka Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di Jakarta pada peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1950. Karena kerapuhan bendera pusaka, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.
Pada tahun 1968, Habib Muhammad Husein Muthahar membentuk organisasi mahasiswa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau Paskibraka (Bendera Pusaka Flag Hoisting Troop). Paskibraka inilah yang nantinya akan selalu bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka pada setiap upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia hingga sekarang. Selain membentuk Paskibraka, beliau pun menyusun tata cara pengibaran bendera pusaka. Atas jasanya ini, beliau mendapat julukan Bapak Paskibraka Indonesia.
SANG KOMPONIS LAGU INDONESIA YANG FENOMENAL, HARI MERDEKA, DAN HYMNE SYUKUR
Habib Muhammad Husein Muthahar tidak hanya dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka dan pendiri Paskibraka saja tetapi beliau juga seorang komponis lagu Indonesia yang hebat. Habib yang dikenal dengan nama H. Mutahar ini telah menghasilkan ratusan lagu Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgayahu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, dan lain-lain.
Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satu lagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husein Muthahar. Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di toilet salah satu hotel di Yogyakarta. Bagi seorang komponis, setiap inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968 –1971). Saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri. Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan bolpoin. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal yang banyak dinyanyikan oleh bangsa Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.
Berikut lirik lagu Hari Merdeka ciptaan Habib Muhammad Husein Muthahar:
Hari Merdeka
Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Selain “Hari Merdeka”, lagu berikut juga menjadi karya fenomenal beliau. Judulnya “Syukur”. Lagu ini tercipta setelah menyaksikan banyak warga Semarang, kota kelahirannya, bisa bertahan hidup dengan hanya memakan bekicot. Berikut lirik lagunya:
Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadiratmu Tuhan
Dan masih banyak lagi karya fenomenal beliau yang lainnya.
Habib Muhammad Husein Muthahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88 tahun, pada 9 Juni 2004 akibat sakit tua. Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi, beliau tidak menginginkan itu. Sesuai dengan wasiat beliau, pada 9 Juni 2004 beliau dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.
Allahu yarhamhu, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat (kasih sayang) kepada beliau, Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar. Semoga jasa dan perjuangan beliau untuk Tanah Air Indonesia dibalas dengan surga dan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga pula beliau tercatat sebagai pejuang yang syahid. Amin Ya Robbal ‘Alamin, Alfatihah….
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-71, JAYALAH NEGERIKU JAYALAH BANGSAKU
17 AGUSTUS 1945 – 17 AGUSTUS 2016

Tuesday, August 16, 2016

KAJIAN KITAB: FUTUHUL GHAIB (Risalah ke-71)

KAJIAN KITAB: FUTUHUL GHAIB (Risalah ke-71)
[Menyingkap Rahasia Ilahi]

 Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Al-Jailany ra
Kamu termasuk dalam salah satu dari dua pe...rkara ini, pencari atau yang dicari.
Jika kamu menjadi murid, maka kamu adalah pencari. Tetapi, jika kamu seorang guru, maka kamu adalah orang yang dicari.
Jika kamu menjadi pencari, yaitu murid, maka kamu akan menanggung beban yang berat dan memayahkan.
Kamu akan terpaksa bekerja keras untuk mencapai tujuan yang kamu idamkan itu.
Tidak pantas kamu lari dari kesusahan yang menimpa dirimu, yang berupa kesusahan hidup, harta benda, keluarga dan sanak saudaramu.
Pada akhirnya, beban yang kamu tanggung itupun akan diringankan juga dan diambil dari kamu serta kesusahan itu akan dibuang dari kamu.
Kemudian, kamu akan diberi keselamatan dan kesentosaan serta akan dilepaskan dari dosa dan maksiat dan dari kebergantungan kepada mahluk. Kamu akan masuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang dikasihi dan dipelihara-Nya.
Sedangkan jika kamu menjadi seorang yang dicari, yaitu guru, maka janganlah kamu menyalahkan Allah manakala Allah menimpakan kesusahan kepadamu, dan jangan pula kamu meragukan kedudukanmu di sisi Allah, karena Allah hendak mengujimu supaya kedudukanmu ditinggikan di sisi-Nya.
Allah hendak menaikkan kedudukanmu ke tingkat yang mulia dan tingkat Abdal.
Apakah kamu ingin kedudukanmu direndahkan dari tingkat yang mulia dan tingkat Abdal ?
Ataukah kamu ingin memakai pakaian yang lain selain pakaian mereka ?
Sekalipun kamu rela dengan kedudukanmu yang rendah itu, tetapi Allah tidak rela.
Allah berfirman, :
“Apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma’ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:232)
Allah hendak meninggikan, memuliakan dan membaikkan kamu, tetapi mengapa kamu tidak mau menerimanya ?
Mungkin kamu bertanya, mengapa hamba yang sempurna itu diuji, padahal menurut sepengetahuan kamu bahwa ujian itu ialah untuk orang yang mencintai Allah, yaitu orang yang dikasihi oleh Allah dan dicintai-Nya ?
Jawaban kami:
Dahulu, kami telah mengatakan aturannya dan kemudian kemungkinan perkecualiannya.
Nabi besar Muhammad SAW adalah orang yang paling dicintai Allah, tetapi beliaupun mendapat ujian yang paling berat.
Beliau pernah bersabda, :
“Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah, sehingga tidak ada orang yang lebih takut kepada Allah daripada aku.
Aku mendapatkan penderitaan yang paling hebat, sehingga tidak ada orang yang penderitaannya sama dengan penderitaanku. Pernah selama tigapuluh hari tigapuluh malam aku tidak mendapatkan makanan walau hanya sebesar yang dapat disembunyikan di bawah ketiak bilal.”
Sabda Nabi lagi, :
“Sesungguhnya kami dari golongan para Nabi adalah orang-orang yang paling berat diuji, kemudian orang-orang yang berada di bawah peringkat kami, kemudian orang-orang yang berada di bawah itu, dan begitulah seterusnya.”
Sabdanya lagi,:
“Akulah orang yang paling baik di sisi Allah dan paling takut kepada-Nya daripada kamu sekalian.”
Bagaimana bisa terjadi orang yang dicintai Allah itu diuji dan ditakutkan, padahal ia adalah hamba yang dicintai dan sempurna?
Sebenarnya ujian itu bertujuan meninggikan derajat mereka di akhirat kelak, karena derajat kehidupan akhirat itu tidak akan ditinggikan kecuali melalui amal saleh di dalam kehidupan dunia ini.
Dunia ini adalah ladang akhirat.
Amal saleh para Nabi dan wali, setelah melakukan perintah dan meninggalkan larangan, adalah terdiri atas kesabaran, rela dengan suka hati dan menyesuaikan diri dengan ujian.
Setelah itu, ujian itu akan dihindarkan dari mereka, dan mereka akan mendapatkan karunia, keridhaan dan kasih sayang Allah sampai mereka menemui Allah SWT.
wallohu a'lam
المقالة الحادية السبعون
فـي الــمــريـــد والــمـــراد
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : لا يخلو إما أن تكون مريداً أو مراداً.
فإن كنت مريداً فأنت محمل و حمال يحمل كل شديد و ثقيل، لأنك طالب و الطالب مشقوق عليه حتى يصل إلى مطلوبه و يظفر بمحبوبه و يدرك مرامه، و لا ينبغي لك أن تنفر من بلاء ينزل بك في النفس و المال و الأهل و الولد، إلى أن يحط عنك الأعمال، و يزال عنك الأثقال، و يرفع عنك الآلام و يزال عنك الأذى و الإذلال، فتصان عن جميع الرذائل و الأدران و الأوساخ و المهانات و الافتقار إلى الخليقة و البريات، فتدخل في زمرة المحبوبين المدللين المرادين.
و إن كنت مراداً فلا تتهمن الحق عزّ و جلّ في إنزال البلية بك أيضاً، و لا تشكن في منزلتك و قدرك عنده عزّ و جلّ، لأنه قد يبتليك ليبلغك مبلغ الرجل، و يرفع منزلتك إلى منازل الأولياء.
أتحب ما يحط منزلتك عن منازلهم و درجاتك عن درجاتهم و أن تكون خلعتك و أنوارك و نعيمك دون ما لهم، فإن رضيت أنت بالدون فالحق عزّ و جلّ لا يرضى لك بذلك . قال تعالى : }وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ{. البقرة٢١٦ +٢٣٢.آل عمران٦٦.النور١٩. يختار لك الأعلى و الأسنى و الأرفع و الأصلح و أنت تأبى.
فإن قلت: كيف يصلح ابتلاء المراد مع هذا النعيم و البيان مع أن الابتلاء إنما هو للمحب، و المدلل إنما هو المحبوب.
يقال لك ذكرنا الأغلب أولاً و سمرنا بالنادر الممكن ثانياً.
لا خلاف أن النبي صلى الله عليه و سلم كان سيد المحبوبين أشد الناس بلاء، و قد قال صلى الله عليه و سلم ( لقد خفت في الله ما لا يخافه أحد، و لقد أوذيت في الله لم يؤذه أحد، و لقد أتى علي ثلاثون يوماً و ليلة و ما لنا طعام إلا شيء يواريه إبط بلال ) و قد قال صلى الله عليه و سلم ( إنا معاشر الأنبياء أشد الناس بلاء ثم الأمثل فالأمثل ) و قد قال صلى الله عليه و سلم ( أنا أعرفكم بالله و أشدكم منه خوفاً ) فكيف يبتلى المحبوب و يخوف المدلل المراد و لم يكن ذلك إلا بما أشرنا إليه من بلوغ المنازل العالية في الجنة لأن المنازل في الجنة لا تشيد و لا ترفع بالأعمال في الدنيا.
الدنيا مزرعة الآخرة، و أعمال الأنبياء و الأولياء بعد أداء الأوامر و انتهاء النواهي و الصبر و الرضا و الموافقة في حالة البلاء يكشف عنهم البلاء و يواصلون بالنعيم و الفضل و الدلال و اللقاء أبد الآباد،
و الله أعلم

Monday, August 15, 2016

Guyonan : "#‎jangan_mudah_suudzon"

Ibu : "Nak, tolong telepon Ayah. Tanyakan, jam berapa pulangnya. Sampai jam segini kok belum ada kabar. hpnya ibu ada di dekat tv"
Anak...: "Iya, Bu."
.
.
Ibu : "Sudah kamu telfon belum? kok kamu diam saja?"
.
Anak : "Sudah, tapi yang jawab suaranya perempuan bu."
.
.
.
Ibu : "APAAAAA...?! Hm.... Dasar lelaki zaman sekarang!! Pantesan belakangan ini Ayahmu suka pulang molor.
Di kantornya pasti ada pegawai baru yang genit. Hmm... awas ya kalo pulang!!"
😡😡😡😡
.
Bunda : "terus, Bilang apa si perempuan tadi?"
.
Anak: "Pulsa Anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini."


hahahahaha.....................................

Sebab Mudah dan Sulitnya Melakukan Sholat Tahajjud



SEBAB -SEBAB SULIT MELAKUKAN QIYAMUL LAIL / TAHAJJUD DAN SEBAB-SEBAB MUDAH MELAKUKANNYA:

Diantara sebab-sebab yg bisa menyebabkan sulit melaksanakan sholat malam... atau tahajjud ada 4 :
1. menganggap penting urusan dunia dan lalai keadaan akherat.
2. sibuk berbicara tentang dunia dan berbicara yg tidak berguna bahkan batil dan banyak gaduh.
3. memayahkan anggota tubuh dengan pekerjaan yg berat di siang hari.
4. kebanyakan makan sehingga mudah tidur.
Diantara sebab-sebab yang bisa menjadikan mudah untuk melaksanakan sholat malam atau tahajjud ada 4 :
1. tajdidul wudhu' / selalu memperbaharui wudhu'.
2. berdzikir sebelum matahari tenggelam, termasuk diantaranya adalah membaca tasbih.
As Suhrawardi berkata : hendaknya diantara siang dan malam membaca tasbih berikut ini 100 kali :
سبحان الله العلي الديان سبحان الله الشديد الأركان سبحان من يذهب بالليل ويأتي بالنهار سبحان من لا يشغله شأن عن شأن سبحان الله الحنان المنان سبحان الله المسبح في كل مكان
Subhaana'llaahi'l-'aliyyi'ddayyaan, subhaa-na'llaahi sysya diidi'l arkaan, subhaanaman yadzhabu bi'l-lail. wa ya'tii bi'nna-haar, subhaana man laa yusy-ghiluhuu sya'nun 'an sya'n, subhaana'llahil han-naanil mannaan,subhaana'llaahi'l musabbahi fi ku'lli makaan.
" Mahasuci Allah yang mahatinggi, lagi yang mahaperkasa, mahasuci Allah, yang maha kokoh sendi-sendi ciptaanNya, mahasuci yang pergi dengan malam dan datang dengan siang, mahasuci yang tidak disibukkan oleh suatu keadaan dari keadaan. Mahasuci Allah, yang mahapenyantun, yang melimpah-limpah ni'matNya. Mahasuci Allah yang dipujikan diseluruh tempat ".
barang siapa membaca tasbih tersebut seratus kali maka tidak aan wafat hingga dia melihat tempatnya di syurga.
3. beribadah diantara maghrib dan isya'.
4. tidak berbicara setelah melakukan ibadah itu .
Hujjatul Islam Imamuna Al Ghazali berkata :
" ketahuilah bahwa qiyamul lail itu sulit kecuali bagi orang yg telah di tolong utk melakukan qiyamul lail dengan syarat2 yang memudahnya melakukan qiyamul lail secara dhohir dan bathin , adapun syarat2 yg memudahkanya secara dhohir ada 4 :
1. tidak memperbanyak makan yg bisa menyebabkan banyak minum dan banyak tidur jadinya berat utk bangun malam.
2. tidak memayahkan dirinya disiang hari dengan amalan2 yg melemahkan tubuh karena hal itu juga menyebabkan mudah tidur.
3. tidak meninggalkan qoilulah disiang hari karena qoilulah adalah sunnah yg bisa menolong qiyamul lail.
4. tidak melakukan dosa di siang hari karena melakukan dosa bisa mengkeraskan hati dan bisa menghalang-halangi antara dia dengan sebab2 rahmat.
Adapun syarat2 yg memudahkannya secara bathin ada 4 :
1. selamatnya hati dari rasa iri thd muslimin, bid'ah dan dari kelebihan urusan dunia yg menjadikannya bercita2 menghbiskan waktunya utk mengurusi dunia, hal ini menyebabkan sulit utk qiyamul lail dna kalaupun bisa qiyamul lail maka tdk berfikir ttg qiyamul lailnya malahan yg difikir dalam qiyamul lailnya adalah urusan dunia.
2. perasaan takut yg sangat beserta memperpendek angan2, karena jika seseorang berfikir tentang hiruk pikuk akherat dan tingkatan2 neraka maka dia sulit utk tidur dan besar rasa takutnya.
3. mengetahui keutaman2 qiyamul lail dengan mendengarkan ayat2, hadits2 dan atsar2 ttg qiyamul lail hingga menjadi tetap harapan dan kerinduannya pada pahalanya dan bisa membangkitkan rasa rindu utk mencari tambahan dan kecintaan pada derajat2 di syurga.
4. cinta kepda Allah dan kuatnya keimanan bahwa dalam qiyamul lail dia tdklah berbicara dengan satu huruf kecuali dia sedang bermunajat/berbisik dengan Rabbnya dan Dia memperhatikan hamba-Nya serta melihat apa yg terbersit di dalam hatinya. apa yg terbersit di dalam hatinya adalah dari Allah ta'ala dengan khitob bersamanya .
ketika seseorang cinta kepada Allah ta'ala maka dia akan suka menyendiri tanpa ada keraguan, dan akan merasa nikmat dengan bermunajat , oleh karena itulah nikmatnya bermunajat dengan sang kekasih menjadikannya kuat qiyamul lail dalam waktu yg lama.
wallohu a'lam.
Sumber : Kitab Syarah Al Adzkiya'

SEBAB -SEBAB SULIT MELAKUKAN QIYAMUL LAIL / TAHAJJUD DAN SEBAB-SEBAB MUDAH MELAKUKANNYA




SEBAB -SEBAB SULIT MELAKUKAN QIYAMUL LAIL / TAHAJJUD DAN SEBAB-SEBAB MUDAH MELAKUKANNYA:


Diantara sebab-sebab yg bisa menyebabkan sulit melaksanakan sholat malam... atau tahajjud ada 4 :
1. menganggap penting urusan dunia dan lalai keadaan akherat.
2. sibuk berbicara tentang dunia dan berbicara yg tidak berguna bahkan batil dan banyak gaduh.
3. memayahkan anggota tubuh dengan pekerjaan yg berat di siang hari.
4. kebanyakan makan sehingga mudah tidur.
Diantara sebab-sebab yang bisa menjadikan mudah untuk melaksanakan sholat malam atau tahajjud ada 4 :
1. tajdidul wudhu' / selalu memperbaharui wudhu'.
2. berdzikir sebelum matahari tenggelam, termasuk diantaranya adalah membaca tasbih.
As Suhrawardi berkata : hendaknya diantara siang dan malam membaca tasbih berikut ini 100 kali :
سبحان الله العلي الديان سبحان الله الشديد الأركان سبحان من يذهب بالليل ويأتي بالنهار سبحان من لا يشغله شأن عن شأن سبحان الله الحنان المنان سبحان الله المسبح في كل مكان
Subhaana'llaahi'l-'aliyyi'ddayyaan, subhaa-na'llaahi sysya diidi'l arkaan, subhaanaman yadzhabu bi'l-lail. wa ya'tii bi'nna-haar, subhaana man laa yusy-ghiluhuu sya'nun 'an sya'n, subhaana'llahil han-naanil mannaan,subhaana'llaahi'l musabbahi fi ku'lli makaan.
" Mahasuci Allah yang mahatinggi, lagi yang mahaperkasa, mahasuci Allah, yang maha kokoh sendi-sendi ciptaanNya, mahasuci yang pergi dengan malam dan datang dengan siang, mahasuci yang tidak disibukkan oleh suatu keadaan dari keadaan. Mahasuci Allah, yang mahapenyantun, yang melimpah-limpah ni'matNya. Mahasuci Allah yang dipujikan diseluruh tempat ".
barang siapa membaca tasbih tersebut seratus kali maka tidak aan wafat hingga dia melihat tempatnya di syurga.
3. beribadah diantara maghrib dan isya'.
4. tidak berbicara setelah melakukan ibadah itu .
Hujjatul Islam Imamuna Al Ghazali berkata :
" ketahuilah bahwa qiyamul lail itu sulit kecuali bagi orang yg telah di tolong utk melakukan qiyamul lail dengan syarat2 yang memudahnya melakukan qiyamul lail secara dhohir dan bathin , adapun syarat2 yg memudahkanya secara dhohir ada 4 :
1. tidak memperbanyak makan yg bisa menyebabkan banyak minum dan banyak tidur jadinya berat utk bangun malam.
2. tidak memayahkan dirinya disiang hari dengan amalan2 yg melemahkan tubuh karena hal itu juga menyebabkan mudah tidur.
3. tidak meninggalkan qoilulah disiang hari karena qoilulah adalah sunnah yg bisa menolong qiyamul lail.
4. tidak melakukan dosa di siang hari karena melakukan dosa bisa mengkeraskan hati dan bisa menghalang-halangi antara dia dengan sebab2 rahmat.
Adapun syarat2 yg memudahkannya secara bathin ada 4 :
1. selamatnya hati dari rasa iri thd muslimin, bid'ah dan dari kelebihan urusan dunia yg menjadikannya bercita2 menghbiskan waktunya utk mengurusi dunia, hal ini menyebabkan sulit utk qiyamul lail dna kalaupun bisa qiyamul lail maka tdk berfikir ttg qiyamul lailnya malahan yg difikir dalam qiyamul lailnya adalah urusan dunia.
2. perasaan takut yg sangat beserta memperpendek angan2, karena jika seseorang berfikir tentang hiruk pikuk akherat dan tingkatan2 neraka maka dia sulit utk tidur dan besar rasa takutnya.
3. mengetahui keutaman2 qiyamul lail dengan mendengarkan ayat2, hadits2 dan atsar2 ttg qiyamul lail hingga menjadi tetap harapan dan kerinduannya pada pahalanya dan bisa membangkitkan rasa rindu utk mencari tambahan dan kecintaan pada derajat2 di syurga.
4. cinta kepda Allah dan kuatnya keimanan bahwa dalam qiyamul lail dia tdklah berbicara dengan satu huruf kecuali dia sedang bermunajat/berbisik dengan Rabbnya dan Dia memperhatikan hamba-Nya serta melihat apa yg terbersit di dalam hatinya. apa yg terbersit di dalam hatinya adalah dari Allah ta'ala dengan khitob bersamanya .
ketika seseorang cinta kepada Allah ta'ala maka dia akan suka menyendiri tanpa ada keraguan, dan akan merasa nikmat dengan bermunajat , oleh karena itulah nikmatnya bermunajat dengan sang kekasih menjadikannya kuat qiyamul lail dalam waktu yg lama.
wallohu a'lam.
Sumber : Kitab Syarah Al Adzkiya'

" TAFAKUR "

" TAFAKUR "


تَفَكُّر سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً
...
“Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah 60 tahun.”
————————————————
* Dua mata di depan, tdk ada mata dibelakang....
Mungkin...
kita diberi pelajaran utk melihat ke depan dan mmbiarkan yg sudah berlalu,dan mnjadikannya sbgai guru.
* Dua telinga, satu kiri dan satu di kanan.
Kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. menangkap pujian maupun kritikan,
dan mendengar mana yg salah dan mana yg benar.yg salah dibenerin yg bnr diikutin..
* Otak yg tersembunyi di kepala,
Bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya.karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita yg lebih berharga dari segala permata yg ada.
krn dgn isi yg ada itulah kita bertafakur dan mensyukuri apa yg ada.
* Dua mata,dua telinga,namun cukup dgn satu mulut.
Mulut adlh senjata yg tajam, yg dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh....
Sedikit bicara, tapi banyaklah mendengar dan melihat.
meskipun kau seorg terhormat tapi ada saatnya kau mndengar mereka yg terhina,meskipun kau seorg yg ahli dlm berbicara nmun ada saatnya kau mendengar mereka yg biasanya terdiam.
Biasanys orang yg banyak bicara tapi sedikit mndengar maka ia akan bersikap EGOIS dan tak ber AF,IDAH.

Makna Bismillahirrohmaanirrohiim



Bismillahirrohmaanirrohiim


Diriwayatkan dari Nabi shollallohu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda :
" Di malam ketika aku di isra'kan kelangit, semua syurga d...iperlihatkan kepadaku, kemudian kulihat di dalam syurga terdapat empat sungai :
sungai dari air, sungai dari susu, sungai dari arak dan sungai dari madu.
aku berkata kepada malaikat jibril :
' wahai jibril, darimana asal datangnya sungai2 ini dan kemana perginya ?'
Jibril : " sungai2 ini perginya ke telaga kautsar dan aku tidak tahu dari mana asal datangnya, coba berdoalah kepada Allah agar Dia memberitahukanmu atau memperlihatkannya kepadamu ."

kemudian beliau berdoa dan datanglah malaikat yg memberikan salam kepada beliau dan berkata :
" wahai Muhamad, pejamkanlah kedua matamu."
Nabi : "kemudian aku memejamkan kedua mataku "
malaikat berkata : " sekarang bukalah kedua matamu "
Nabi : " kemudian kubuka kedua mataku, tiba2 aku berada disamping sebuah pohon dan kulihat ada kubbah besar terbuat dari mutiara berwana putih, qubbah tsb mempunyai pintu dari emas berwarna merah dan ada gemboknya. jikalau semua jin dan manusia di dunia diletakkan di kubbah tsb maka jadi seperti burung yg sedang duduk di atas gunung.
kemudian kulihat keempat sungai tsb keluar dari bawahnya kubbah itu.
ketika aku akan kembali maka malaikat tadi berkata :
" mengapa engkau tidak masuk ke kubbah ?"
Nabi : " bagaimana caraku masuk sedangkan pintunya kubbah terdapat gembok dan aku tdk mempunyai kuncinya ."
malaikat : " kuncinya adalah 'bismillahirrohmaanirrohiim "
Nabi : " kemudian kudekati kubbah tsb, ketika sampai dekat gembok ku ucapkan 'bismillahirrohmaanirrohiim' maka terbukalah gemboknya dan aku masuk kedlam kubbah. lalu kulihat keempat sungai tsb keluar dari empat tiangnya kubbah dan kulihat ada tulisan 'bismillahirrohmaanirrohiim' disetiap tiangnya, Kulihat sungai air keluar dari huruf mimnya kalimat bismi, sungai susu keluar dari huruf ha'nya kalimat Allah, sungai arak keluar dari huruf mimnya kalimat ar rohman dan sungai madu keluar dari hurufnya mimnya kalimat ar rohiim.
Maka aku tahu bahwa asalnya ke empat sungai tsb adalah dari bismillahirrohmaanirrohiim "
kemudian Allah azza wajalla berfirman :
" wahai Muhammad, barang siapa mengingat-Ku dengan nama2 ini dari ummatmu dengan hati yg bersih dari riya' dan mengucpkan 'bismillahirrohmmaniroohim' maka akan Ku beriminum dari sungai2 ini ."
Dalam sebuah hadis :
" Doa yg awwalannya 'bismillahirrohmaanirrohiim' tidak akan tertolak "
wallohu a'lam.
sumber : kitab kifayatul atqiya' sayyid bakri.

Thursday, August 11, 2016

Bentuk Tangan Anda Membentuk Huruf "M", Inilah Artinya




Menurut banyak orang, garis-garis pada telapak tangan dipercaya bisa mengungkapkan karakter dan nasib kita. Tak hanya karakter dan nasib, bahkan garis tangan bisa mengungkapkan semua hal tentang kehidupan Anda.

Mulai dari keuangan, kesehatan, watak, jodoh dan lain sebagainya. Maka tak heran, banyak peramal yang menggunakan media telapak tangan untuk meramal, atau biasa dikenal dengan metode palmistry.

Bentuk garis tangan setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang membentuk huruf 'N' dan ada juga yang membentuk huruf 'M'. Tapi tahukah Anda, orang-orang dengan garis tangan membentuk huruf 'M' dianggap
sebagai orang yang istimewa.

Mereka dianggap sebagai orang yang berbakat, terutama memiliki intuisi yang kuat serta bisa menjadi mitra yang sangat baik jika menjalankan bisnis apapun.

Jika pasangan Anda juga memiliki garis tangan yang sama, berarti ia tidak suka membohongi Anda, membuat lelucon atau menipu Anda. Bahkan, ia bisa mengetahui
jika Anda sedang berbohong atau menipunya.

Wanita dengan garis tangan membentuk huruf 'M', memiliki intuisi lebih kuat dari laki-laki dan jika kedua pasangan sama-sama memiliki garis tangan seperti ini, maka tetap saja wanita yang lebih dominan memiliki intuisi yang lebih kuat.

Orang-orang dengan garis tangan istimewa ini memiliki kekuatan untuk membuat perubahan yang mereka butuhkan dalam hidup dan mampu merebut peluang dalam hidup.

Bahkan, menurut kepercayaan masyakarat, semua Nabi juga memiliki telapak tangan dengan garis tangan seperti ini. Jadi, jika Anda bagian dari orang-orang yang memiliki garis tangan membentuk huruf 'M', berarti Anda adalah orang yang spesial.




JANGAN PERCAYA DENGAN MITOS SEPERTI DI ATAS, KENAPA KAMI MUAT DISINI UNTUK MENGAJARKAN AGAR KITA SEBAGAI UMAT MUSLIM DILARANG UNTUK MEMPERCAYAI HAL-HAL YANG BERBAU SYIRIK

Wednesday, August 10, 2016

Hati-hati Dengan Tanda Hitam di Jidat Karena Shalat,

Infotausiah - Perbanyaklah sujud namun jagalah wajahmu supaya tetap tampak bagus dan hindari munculnya tanda hitam di dahi atau jidatmu karena dikhawatirkan timbul riya’, ujub (bangga diri) dan kesombongan…..

Apabila cara sujud benar, maka tidak akan memburukkan wajah melainkan sebaliknya, menjadi bercahaya dan berseri-seri. Adapun jika jidat menjadi ‘kapalan’ maka artinya harus memperbaiki gerakan shalat. Sebab yang menjadi penopang utama adalah kedua tangan, saat sujud, bukan kepala.


Abdullah bin Umar bin Khattab RA. salah seorang shahabat terkemuka tidak menyukai adanya bekas hitam di dahi seorang muslim.
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟

Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!”(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).
عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).