YERUSALEM – Partai Fatah, yang merupakan
pengusung Presiden Palestina Mahmoud Abbas, baru-baru ini mengunggah
pesan di media sosialnya. Mereka mengklaim telah berhasil membunuh 11
ribu orang Israel dalam sejarahnya.
Gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina ini juga mengatakan bahwa mereka memiliki 170 ribu orang yang bersedia menjadi martir untuk berperang melawan Israel. Pesan ini disampaikan di Facebook pada Selasa 2 Agustus dalam bahasa Arab.
“Untuk orang-orang yang tidak tahu sejarah, Gerakan Fatah telah membantai 11 ribu orang Israel, menyediakan 170 ribu martir dan ratusan pejuang dipenjarakan Israel selama masa okupasi. Kami adalah yang pertama memenangkan pertempuran (perang harga diri) dengan kaum Zionis. Gerakan Fatah memimpin di masa lalu dan akan tetap begitu,” ujarnya, seperti dikutip dari halaman Facebook Gerakan Fatah tersebut, Jumat (5/8/2016).
Pesan tersebut awalnya tidak mengundang banyak perhatian. Namun mendadak populer ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Palestinian Media Watch atau organisasi pemantau pernyataan anti-Israel dan anti-Semit pada media Arab.
Seperti diwartakan New York Times, situs NGO itu menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan Gerakan Fatah jelas adalah hasutan. Apalagi sekarang Palestina dalam momentum jelang pemilihan presiden, tepatnya pada 8 Oktober, untuk mencari pengganti Abbas.
Palestinian Media Watch juga menegaskan, ini bukan pertama kalinya partai itu melontarkan hasutan. Sebelumnya, klaim serupa pernah diumbar mereka pada Agustus 2014.
Menanggapi posting-an tersebut, penasihat strategi Abbas yakni Husan Zomlot mengatakan, kemungkinan itu ditulis oleh kader muda partai yang berapi-api. “Saya dari (Partai) Fatah dan menjadi salah seorang petingginya. Kami menyajikan landasan politik yang jelas dan yang terpenting sekarang adalah mengakhiri pendudukan (okupasi) Israel,” jelasnya.
Bicara soal pilpres, ada dua partai besar yang akan bersaing, yakni Fatah dan Hamas. Partai Hamas pernah mendominasi kekuasaan pada 2006. Akan tetapi, selanjutnya mereka digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Gerakan Fatah didirikan oleh Yasser Arafat. Dilanjutkan oleh Mahmoud Abbas. Meski begitu, Abbas berjanji akan menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan jalur damai.
Gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina ini juga mengatakan bahwa mereka memiliki 170 ribu orang yang bersedia menjadi martir untuk berperang melawan Israel. Pesan ini disampaikan di Facebook pada Selasa 2 Agustus dalam bahasa Arab.
“Untuk orang-orang yang tidak tahu sejarah, Gerakan Fatah telah membantai 11 ribu orang Israel, menyediakan 170 ribu martir dan ratusan pejuang dipenjarakan Israel selama masa okupasi. Kami adalah yang pertama memenangkan pertempuran (perang harga diri) dengan kaum Zionis. Gerakan Fatah memimpin di masa lalu dan akan tetap begitu,” ujarnya, seperti dikutip dari halaman Facebook Gerakan Fatah tersebut, Jumat (5/8/2016).
Pesan tersebut awalnya tidak mengundang banyak perhatian. Namun mendadak populer ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Palestinian Media Watch atau organisasi pemantau pernyataan anti-Israel dan anti-Semit pada media Arab.
Seperti diwartakan New York Times, situs NGO itu menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan Gerakan Fatah jelas adalah hasutan. Apalagi sekarang Palestina dalam momentum jelang pemilihan presiden, tepatnya pada 8 Oktober, untuk mencari pengganti Abbas.
Palestinian Media Watch juga menegaskan, ini bukan pertama kalinya partai itu melontarkan hasutan. Sebelumnya, klaim serupa pernah diumbar mereka pada Agustus 2014.
Menanggapi posting-an tersebut, penasihat strategi Abbas yakni Husan Zomlot mengatakan, kemungkinan itu ditulis oleh kader muda partai yang berapi-api. “Saya dari (Partai) Fatah dan menjadi salah seorang petingginya. Kami menyajikan landasan politik yang jelas dan yang terpenting sekarang adalah mengakhiri pendudukan (okupasi) Israel,” jelasnya.
Bicara soal pilpres, ada dua partai besar yang akan bersaing, yakni Fatah dan Hamas. Partai Hamas pernah mendominasi kekuasaan pada 2006. Akan tetapi, selanjutnya mereka digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Gerakan Fatah didirikan oleh Yasser Arafat. Dilanjutkan oleh Mahmoud Abbas. Meski begitu, Abbas berjanji akan menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan jalur damai.