Tuesday, June 14, 2016

Apakah Islam Itu Kejam????????

  


Pak Sontoloyo (Ps) : Apa bener Gus, hukum Islam itu kejam, sehingga tidak tepat diberlakukan di Indonesia??
Gus Sodrun (Gs) : Memangnya kalo kejam kenapa Pak Sontol? Hukum Islam memang kadang terlihat kejam wong Allah sendiri juga punya sifat "kejam".
.
Ps : ah yang bener Gus sampean ojo ngawur. Allah itu maha pengasih penyayang pengampun.
.
Gs : nah itu pak Sontol, orang kalo yg diingat cuma ARRAHMAN ARRAHIM ALGHOFUR akibatnya bisa celaka. Jadinya berani bahkan rajin maksiat mendurhakai Allah dengan alasan Allah maha pengampun. coba sampean renungkan nama Allah ALMUNTAQIMU.
.
Ps : Artinya apa Gus?
Gs : walah ruu, tanyakan ke gurumu aja syaikh google.
.
Ps : hehe paketanku telas Gus, ajenge isi pulsa sungkan tasik gadah utang.
Gs : ngeten Pak, Allah mengenalkan diriNya dalam Alquran, selain sebagai dzat yang maha pengampun juga maha "kejam" aku pinjam istilah sampean tadi Pak.
{اعلموا أن الله شديد العقاب وأن الله غفور رحيم
} المائدة 98
weruho siro kabeh yen sak tenane Allah iku banget olehe nyikso lan saktenane Allah iku banget ngapurone lan welase.
.
شديد العذاب
شديد البطش
المنتقم
dan banyak lagi. Itu diingat ingat Pak Sontol biar gak "kendel" dosa.
.
Ps : Gih Gus saya paham. trus kalo hukum Islam kejam juga ya Gus?
Gs : Lah menurut sampean bagaimana Pak?
1. Pembunuh harus dihukum mati (qishosh). Kalaupun dimaafkan oleh keluarga korban, tetap wajib membayar diyah 100 ekor unta.
2. Pezina jika status pelakunya sudah nikah, harus dihukum rajam. Badannya dikubur, kelihatan kepalanya trus dilempari batu rame rame di tempat umu sampe mati. Kalo pelakunya perjaka atau perawan, hukumnanya dicambuk 100 kali.
3. Muslim yg pindah agama, atau muslim yg sengaja meninggalkan sholat harus dihukum mati, dipenggal kepalanya.
4. Pencuri harus dipotong tangannya meski yg dicuri hanya senilai 1/4 dinar. Satu dinar itu 4.25 gram emas murni kalo semperempat cuma berapa Pak. Sudah harus ditukar dengan tangan.
dan lain lain Pak.
.
Ps : wah wah wah... hukuman itu kalo menurut otak dangkal saya, melanggar HAM Gus. Tapi karna Allah dan Rasul yg bikin aturan saya gak berani bilang begitu Gus. Tapi kok bisa ya?
.
Gs : nah itu sudah sadar kalo dangkal. Hukuman hukuman itu justru menunjukkan KASIH SAYANG Allah Pak Sontol. Coba renungkan
1. Mengorbankan nyawa seorang pembunuh demi menyelamatkan ribuan nyawa orang lain yg baik baik. Coba kalo hujum ini benar diterapkan, sampean mau bunuh orang pasti mikir seribu kali. Akhirnya pembunuhan tidak merajalela seperti sekarang.
2. Kalo pezina bener bener dirajam rame rame, hilang satu nyawa tapi berjuta wanita wanita suci selamat dari kejahatan kelamin. Begitu pula pria pria muslim lebih bisa mengontrol kont(r)olnya. Sudah dengar berita Yuyun kan? gadis 14 tahun yg diperkosa 14 pemuda lalu dibunuh? Kemarin barusan berita Eno Parinah, gadis yg diperkosa pacar dan temannya lalu kelaminnya ditusuk cangkul sampe mati? Kalo pelaku pelaku kejahat sejahat ini hanya dipenjara 5-10 tahun dan masih bisa diringankan dengan alasan masih dibawah umur, ya tunggu saja besok bahkan nanti sore akan ada Yuyun dan Eno yg lain.
4. Coba kalo pencuri bener bener dipotong tangannya, pasti Indonesia gak bakal masuk nominasi juara korupsi se dunia. Mengorbankan satu telapak tangan demi menyelamatkan negara Republik Indonesia Raya Merdeka apa itu kejam???

Ps : Iya ya Gus.
Gs : Coba kalo ada dokter mengamputasi kaki pasien demi menyelamatkan sekujur badan apakah itu dokter kejam? pilih amputasi atau pilih mati? mikir dong Pak.
.
Ps : Iya ini lagi mikir Gus. hehe
Gs : Kalo ada orang tua atau guru jewer muridnya biar gak nakal apa itu kejam??? Kalo ada ibu maksa anaknya minum obat pahit apa itu kejam?? Kalo sekolah yg mengeluarkan muridnya karena nakal, apa itu kejam?? Kalo murid/santri belum waktunya naik kelas dinaikkan belum waktunya lulus diluluskan akhirnya keluar dari pondok masih goblok trus di masyarakat diserahi urusan agama karena pernah mondok apa itu pengasuh pondok bijaksana??? Trus kalo gak diluluskan dulu, biar masa belajarnya lebih lama apa itu kyai kejam???
.
Ps : Tapi Gus seandainya ada pezina dilempari batu kepalanya sampe mati apa sampean gak kasihan??
Gs : GAK. Coba baca Alquran tegas ada larangan untuk mengkasihani pezina yg dieksekusi.
{الزانية والزاني فاجلدوا كل واحد منهما مائة جلدة ولا تأخذكم بهما رأفة في دين الله إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر وليشهد عذابهما طائفة من المؤمنين
} النور 2
Gak boleh kasihan kalo kamu beriman. Malah disuruh menyaksikan banyak orang mukmin. Biar jadi renungan.
.
Ps : Tapi Gus, coba bayangkan bagaimana kalo yg itu anak sampean atau kelurga sampean?
.
Gs : Waduh Naudzubillah pak sontol, semoga keluarga kita diselamatkan dari maksiyat. Tapi kalo hukum diukur dengan "perasaan iba" yo bujat kabeh Pak.
.
Rasulullah saw saja bersabda
ﻭاﻳﻢ اﻟﻠﻪ ﻟﻮ ﺃﻥ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺖ ﻣﺤﻤﺪ ﺳﺮﻗﺖ ﻟﻘﻄﻌﺖ ﻳﺪﻫﺎ
yg kurang lebih artinya "JIKA FATIMAH BINTI MUHAMMAD MENCURI PASTI KUPOTING TANGANNYA". Ini contoh dari Rasul Pak Sontol.
.
Ps : Iya ya Gus tapi gak usah tinggi tinggi nadanya
Gs : heheh... ya harus tinggi Pak Sontol, mencerdaskan orang itu harus penuh tenaga dan sungguh sungguh. Kalo sampean baca nanti biar cerdas. heheheh.
.
Kalo anak sampean kondisi darurat di ICU, nangis nangis minta pulang, apa sampean paksa bawa pulang atau nurut dokter harus nginap?? Kalo anak sampean belum waktunya pulang dari pondok tapi nangis minta lulus apa sampean paksa bawa pulang atau nurut sama Kyai, biarkan dipondok sampe dinyatakan lulus sama Kyai?
.
Kalo anak sampean gak boleh makan ini itu sama dokter, gak boleh bawa hape di pondok sama kyai, sementara anak sampean merengek minta makanan itu, minta hape sampean nuruti siapa?
Ps : hehe... ya nurut dokter dan kyai Gus, wong dokter sama Kyai menahan anak saya itu demi kebaikan anak saya kok. melarang ini itu demi anak saya kok.
Gs : Nah itu Pak, masih banyak orang tua yg lebih menuruti anak dari pada kebaikan anaknya.
.
Ps : Gus Sudrun, monggo diunjuk kopine, kayaknya kita ngobrol terlalu panjang nanti yg baca bosen. Kayaknya juga bertele tele diluar tema.
Gs : Monggo... sruptttt. Aku kan cuma jawab pertanyaan sampean Pak Sontol. sampean aja yg kebanyakan tanya. hehe

Cerita Lucu "Hormati Orang Berpuasa"








Brodin (preman pasar) ngerem mendadak sepeda motornya. Matanya melotot mengetahui warung buka terang-terangan di siang hari Ramadhan. "Heh! Siapa yang punya warung ini?" Teriak Brodin.
Dengan tergopoh-gopoh Markun pemilik warung keluar dan berkata, "Saya pak....! Ada apa?"
Brodin: Minta dihajar kamu ya? Ini bulan puasa. Mbok ya hormati yang sedang puasa. Tutup separo atau ditutup kain kelambu biar tidak kelihatan.
Markun: Oh ya pak! (Dengan tergopoh-gopoh Markun menutup warungnya dengan kain kelambu)
Setelah itu Brodin pun langsung masuk ke warung dan berkata, "Lhaa kalau begini kan enak Tidak kelihatan. Saya pesen soto daging dan kopi susu satu ya?"

Risalah


 



Ruh manusia itu hanya ada dalam dua keadaan, tidak ada keadaan yang ketiga, yaitu keadaan bahagia dan keadaan sengsara.
Apabila ia berada dalam keadaan sengsara atau menderita, maka muncullah perasaan-perasaan rendah, gelisah, gundah, muram, tidak ridha, mengkritik dan menyalahkan Allah, tidak sabar dan tidak bertawakal,
sehingga lahirlah ahlak buruk, menyekutukan Allah dengan mahluk dan akhirnya tidak percaya atau kufur.

Dan apabila ia sedang merasa senang, maka ia menjadi mangsa ketamakan dan kerakusan serta hawa nafsu kebinatangan dan keiblisan. Nafsunya tidak pernah merasa puas. Ia menghendaki barang yang berada di tangan orang lain atau yang ditentukan untuk orang lain. Sehingga ia tidak pernah lepas dari kesusahan dan penderitaan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Sesungguhnya hukuman yang paling menyiksa adalah mencari atau menuntut apa yang tidak ditentukan untuk kita.
Jika ketika ia berada dalam kesengsaraan, ia tidak mau yang lain, kecuali ia hanya meminta agar kesengsaraan itu dihilangkan dan ia tidak mengingat serta menghendaki kemewahan yang membuatnya senang;
tetapi jika ia diberi kesenangan dan kemewahan, ia menjadi tamak, dengki, ingkar dan melakukan perkara-perkara dosa dan maksiat serta ia lupa kepada penderitaan yang pernah dialaminya;
maka ia akan dikembalikan kepada keadaannya semula, ia akan mengalami kesusahan dan penderitaan yang pernah dialaminya, dan bahkan lebih berat daripada keadaannya semula, karena ia telah berdosa dan perlu dihukum.
Dengan cara ini, ia akan menjadi sadar kembali dan pada masa berikutnya ia akan menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa dan noda. Sebab, kesenangan dan kebahagiaan itu tidak dapat menyelamatkannya, sedangkan kesengsaraan dan penderitaan dapat menyelamatkannya.
Sekiranya ketika penderitaan kesusahan dihilangkan darinya ia berbuat baik, patuh, bersyukur dan ridha kepada Allah, maka hal itu adalah lebih baik baginya di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menambahkan karunia, nikmat, kebahagiaan dan keselamatan kepadanya.
Oleh karena itu, barangsiapa menghendaki keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, maka hendaklah ia menanamkan sikap sabar, rela bertawakal kepada Allah, menjauhkan sifat iri terhadap manusia dan meminta segala kebutuhan kepada Allah Yang Maha Agung.
Patuhlah kepada Allah dan hambakanlah diri hanya kepada-Nya saja. Dia lebih baik dari apa saja selain Dia.
Segala apa yang tidak disampaikan Allah kepada kita sebenarnya adalah merupakan satu karunia atau hadiah.
Hukuman-Nya adalah kebaikan.
Penderitaan yang ditimpakan-Nya adalah obat.
Janji-Nya diibaratkan sebagai uang tunai,
kredit-Nya adalah keadaan pada masa ini dan firman-Nya itu pasti terjadi.
Apabila Allah hendak menjadikan sesuatu, maka Dia hanya berfirman, “Jadilah”, maka jadilah ia.
Oleh karena itu, semua perbuatan-Nya adalah baik dan berdasarkan hikmah kebijaksanaan. Allah sajalah Yang Maha Tahu. Manusia tidak akan dapat mengetahui ilmu Allah yang sedalam-dalamnya.
Dengan demikian, adalah lebih baik bagi si hamba untuk terus selalu bertawakal, berserah diri, kembali kepada-Nya, melakukan apa saja yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya. Janganlah menyalahkan Allah, sinis dan mengatakan bahwa Dia itu dholim, tidak tahu dan sebagainya. Perbuatan-Nya jangan disalahkan.
Ada sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Atha bin Abbas yang diterimanya dari Abdullah bin Abbas.
Diceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata,
“Ketika aku menunggang kuda di belakang Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jagalah atau peliharalah kewajibanmu terhadap Allah, niscaya Allah akan memeliharamu dan peliharalah kewajibanmu terhadap Allah, niscaya kamu akan mendapatkan Allah berada di hadapanmu.”
Oleh karena itu, apabila kamu mau meminta, maka memintalah kepada Allah dan apabila kamu mau memohon perlindungan, maka memohonlah kepada-Nya.
Andaikan seluruh hamba Allah hendak memberikan manfaat kepadamu, namun Allah tidak mengijinkannya, maka akan sia-sialah perbuatan mereka itu.
Jika seluruh hamba Allah bermaksud hendak memberikan mudharat atau bahaya kepadamu, tetapi Allah tidak mengijinkannnya, maka mudharat atau bahaya itupun tidak akan menimpamu.
Karenanya, jika kamu mampu melakukan seluruh perintah Allah dengan ikhlas, maka lakukanlah semua itu. Tetapi, jika kamu tidak mampu melakukannya, maka lebih baik kamu bersabar terhadap sesuatu yang tidak suka untuk kamu lihat, yang sebenarnya di situ terdapat kebaikan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu datang melalui kesabaran. Dan ketahuilah, bahwa bersama kesusahan itu terdapat kesenangan.
Setiap orang yang beriman hendaklah menerapkan hadits Nabi ini, agar selalu mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat kelak serta menerima rahmat dan kasih sayang Allah.
المقالة الثانية والأربعون
فـي بـيـان حـالـتـي الـنـفـس
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه :النفس لها حالتان لا ثالث لهما: حالة عافية، وحالة بلاء، فإذا كانت في بلاء فالجزع والشكوى والسخط والاعتراض والتهمة للحق جل وعلا لا صبر ولا رضى ولا موافقة، بل سوء الأدب والشرك بالحق والأسباب والكفر، وإذا كانت في عافية فالشره والبطر وإتباع الشهوات واللذات، كلما نالت شهوة طلبت أخرى، واستحقرت ما عندها من النعم من مأكول ومشروب وملبوس ومنكوح ومسكون ومركوب، فتخرج لكل واحدة من هذه النعم عيوباً ونقصاً، وتطلب أعلى منها وأسنى مما لم يقسم لها، وتعرض عما قسم لها، فتوقع الإنسان في تعب طويل، ولا ترضى بما في يديها وما قسم لها، فيرتكب الغمرات ويخوض المهالك في تعب طويل لا غاية له ولا منتهى في الدنيا، ثم في العقبى، كما قيل: إن من أشد العقوبات طلب ما لا يقسم. وإذا كانت في بلاء لا تتمنى سوى انكشافها وتنسى كل نعيم وشهوة ولذة ولا تطلب شيئاً منها، فإذا عوفيت منها رجعت إلى رعونتها وشرها وبطرها وإعراضها عن طاعة ربها وانهماكها في معاصيه، وتنسى ما كانت فيه من أنواع البلاء والضر وما حل بها من الويل، فترد إلى أشد ما كانت عليه من أنواع البلاء والضر، لما اجترحت وركبت من العظائم فطماً لها وكفاً عن المعاصى في المستقبل، إذ لا تصلح لها العافية والنعمة بل حفظها في البلاء والبؤس، فلو أحسنت الأدب عند انكشاف البلية ولازمت الطاعة والشكر والرضى بالمقسوم لكان خيراً لها دنيا وأخرى، وكانت تجد زيادة في النعيم والعافية والرضى من الله عز وجل والطيبة والتوفيق، فمن أراد السلامة في الدنيا والأخرى فعليه بالصبر والرضا،وترك الشكوى إلى الخلق وإنزال حوائجه بربه عز وجل ولزوم طاعته وانتظار الفرج منه و الانقطاع إليه عز وجل، إذ هو خير من غيره ومن جميع خلقه، حرمانه عطاء، عقوبته نعماء، بلاؤه دواء، وعده نفذ، قوله فعل مشيئة حاله }إِنَّمَا{ وقوله وأمره أَمْرُهُ }إِذَا أَرَادَ شَيْئاً أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ{.يس82
كل أفعاله حسنة وحكمة ومصلحة، غير أنه طوى على المصالح من عباده وتفرد به، فالأولى واللائق بحاله والرضى والتسليم، واشتغاله بالعبودية من أداء الأوامر وانتهاء النواهي والتسليم في القدر، وترك الاشتغال في الربوبية التي هي علة الأقدار ومحاربتها، والسكوت عن لم وكيف ومتى؟ والتهمة للحق عز وجل في جميع حركاته وسكناته، وتستند هذه الجملة إلى حديث بن عباس رضي الله عنهما، وهو ما روى عن عطاء بن عباس رضي الله عنهما قال: بينما أنا رديف رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ قال لي : يا غلام "أحفظ الله يحفظك، أحفظ الله تجده أمامك، فإذا سألت فاسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله، جف القلم بما هو كائن" فلو جهد العباد أن يضروك بشئ لم يقضه الله عليك لم يقدروا عليه فإن استطعت أن تعامل الناس بالصدق واليقين فاعمل، وإن لم تستطع فإن الصبر على ما تكره خيراً كثيراً. وأعلم أن النصرة بالصبر والفرج مع الكرب، وإن مع العسر يسراً، فينبغي لكل مؤمن أن يجعل هذا الحديث مرآة لقلبه وشعاره ودثاره وحديثه، فيعمل به في جميع حركاته وسكناته حتى يسلم في الدنيا والآخرة ويجد العزة فيهما، برحمة الله عزَّ وجلَّ.
والله أعلم.
=======================

Di antara mukjizat Nabi Isa AS






Dikisahkan suatu hari Nabi Isa AS memberitahukan pada para anak-anak kecil tentang apa yang dimakan ortu mereka, lalu anak-anak mendatangi ayah mereka serta minta apa yang dimakan oleh ortu mereka
Para ortu bertanya
" Siapa yang memberitahukan kalian tentang hal ini ? "
Anak-anak menjawab
" Isa yang memberitahu kami "
Akhirnya para ortu melarang anak-anaknya bertemu dengan Nabi Isa serta mengurung mereka dalam suatu rumah yang besar
Nabi Isa bertanya pada para ortu mereka
" Dimana anak-anak kalian ? Apakah mereka berada dalam rumah ini ? "
Para ortu menjawab
" Tidak , didalam rumah ini tak ada siapa-siapa kecuali gerombolan kera dan babi "
Nabi Isa berkata
" mereka akan berubah menjadi apa yang telah kalian ucapkan dengan kehendak Allah "
Kemudian para ortu membuka pintu rumah tersebut dan mendapati mereka telah berubah segerombolan kera dan babi
Sumber : An-nawadir hal 119-120
عجيبة شريفة : قيل إن عيسى صلى الله عليه و سلم كان يخبر الاولاد بما يأكل آباءهم فتأتى الاولاد إلى آباءهم ويطلبون منهم الأكل مما أكلوه فيقولون لهم من أخبركم بذلك ؟ فيقولون أخبرنا به عيسى فمنعوا صبيانهم عن عيسى وجعلوه فى بيت واسع فقال لهم عيسى أين صبيانكم هل هم فى هذا ؟ فقالوا لا ليس فى البيت إلا قردة وخنازير فقال هم يكونون كذلك إن شاء الله ، ففتحوا الباب فإذا هم قردة و خنازير
.......................