Sunday, November 20, 2016

Sayyidina Ali Bin Abi Thaalib : "Örang Akan Berubah"

Sayyidina Ali Bin Abi Thaalib berkata :

المرءُ يتغيَّر في ثلاثٍ : القُربِ من المُلُوك ، والولايات ، والغَنَاءِ من بعد الفقر ،
فمن لم يتغير في هذه فهو ذُو عقلٍ قويم ، وخُلُقٍ مُستقِيم.
سيدنا علي بن أبي طالب 


Orang itu berubah karena 3 hal :
1. Kalau sudah dekat dengan para penguasa..
2. Kalau sudah mendapat kekuasaan..
3. Kalau dapat harta yg melimpah atau kekayaan dan sebelumnya dia adalah orang miskin..

Tetapi, kalau ada orang yang mendapat 3 hal ini dan dia tidak berubah maka dapat dipastikan bahwa dia adalah orang yang berakal lurus dan berakhlaq yg istiqomah

PENGEMIS

 PENGEMIS

Ibrahim bin Adham -semoga Allah merahmatinya- pernah berkata :
" Sebaik2 kaum adalah para pengemis, merekalah yg membawakan bekal kita ke akherat."
Ibrahim An Nukho'i -semoga Allah merahmatinya- berkata :
" pengemis adalah kurir akherat yg mendatangi pintu salah sorang diantara kalian, kemudian dia berkata :
apakah kalian akan mengirimkan sesuatu utk keluarga kalian ? "
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam pernah ditegur oleh Allah gara2 pengemis,
kisahnya waktu itu Nabi shollallohu alaihi wasallam sedang duduk lalu datang sayyidina Utsman -semoga Allah meridhoinya- dengan membawa setandan kurma.
kemudian kurma tsb diletakkan dihadapan Nabi shollallohu alaihi wasallam.
ketika Nabi hendak memakan kurma itu, tiba2 ada seorang pengemis berdiri di depan pintu sambil berkata :
" semoga Allah merahmati seorang hamba yg merahmati kami "
Rasululloh memerintahkan Utsman utk memberikan kurma kepada pengemis, namun Utsman merasa berat hati melakukan hal itu.
Beliau berharap Nabi lah yg memakan kurma tsb.
Setelah kurma diberikan kpd pengemis, Sayyidina Utsman membeli kurma itu dari si pengemis kemudian di letakkan kembali di hadapan Nabi shollallohu alaihi wasallam.
Kemudian si pengemis kembali lagi dan melakukan hal itu sampai berulang tiga kali dan Nabi pun memberikan kurmanya,
sampai Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata kpdnya :
" engkau ini pengemis apa penjual kurma ? "
Kemudian turunlah surat ad dhuha ayat 10 :
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
" Dan terhadap pengemis maka janganlah kamu menghardiknya."
maksud dari " jangan menghardik " disini adalah jangan berkata kasar kpdnya tetapi jika kamu punya sesuatu utknya maka berikanlah, dan jika tidak memberinya maka tolaklah dengan baik2 dan ingatlah sewaktu kamu masih faqir,
hal ini sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam :
" berilah pengemis walaupun sedikit atau tolaklah dengan baik2, karena sungguh mendatangi kalian sesosok yg bukan manusia bukan pula jin, dia mengawasi bagaimana perbuatan kalian thd apa yg Allah berikan kpd kalian "
wallohu a'lam.
~tafsir Al Qurtuby & tafsir Al Kabir~

IJAZAH SHALAWAT NARIYAH




IJAZAH SHALAWAT NARIYAH
----------------------------------------------
Tata Cara Mengamalkan Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah.
I. Tawassul, yaitu:
بسم الله الرحمن الرحيم
1. الي حضرة النبي المصطفي سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و اله و صحبه و ازواجه و ذريته ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(1. Ilaa hadratin nabiyyil mushthafaa sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa aalihi wa shohbihi wa azwaajihi wa dzurriyyatih, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ........ ).
2. ثم الي ارواح جميع الخلفاء الراشدين ساداتنا ابي بكر و عمر و عثمان و علي و علي بقية اصحاب رسول الله اجمعين رضي الله عنهم ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(2. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il khaliifatir roosyidiin saadaatinaa Abi Bakrin wa 'Umara wa 'Utsmaana wa 'Ali wa 'alaa baqiyyati ashhaabi rasuulillaahi ajma'iin radiyallaahu 'anhum, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
3. ثم الي ارواح جميع الاولياء من مشارق الارض الي مغاربها في برها و بحرها من يمينها الي شمالها خصوصا سلطان الاولياء القطب الرباني و العارف الصمداني سيدنا الشيخ محي الدين عبد القادر الجيلاني و الي ارواح الشيخ نووي بن عمر تنارا البنتاني و الشيخ محمد الطونسي و الامام القرطبي و الامام الدينوري و الحاجة مرتفعه بنت ابويا اسنوي ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(3. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il awliyaa'i min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa fii barrihaa wa bahrihaa, miy yamiinihaa ilaa syimaalihaa, khushuushon sulthaanil awliyaa'i al-quthbir rabbaani wal 'aarifish shamadaani sayyidinasy Syaikh Muhyiddin Abdil Qadir Al-Jilani, wa ilaa arwaahi Syaikh Nawawi bin Umar Tanara Albantani, wasy Syaikh Muhammad At-Tunisi, wal Imam Al-Qurthubi, wal Imam Ad-Dainuri, wal Hajjah Murtafi'ah binti Abuya Asnawi, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
4. ثم الي من اجازني كيائي الحاج محمد طبري شاذلي و اصوله و فروعه شيئ لله لهم الفاتحة .......
(4. Tsumma ilaa man ajaazanii KH. Muhammad Thobary Syadzily wa ushuulihi wa furuu'ihi syai'ul lillaahi lahumul
faatihah ....... ).
5. ثم الي ارواح ابائنا و امهاتنا و اجدادنا و جداتنا و مشاييخنا و لجميع المسلمين و المسلمات الاحياء منهم و الاموات ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(5. Tsumma ilaa arwaahi aabaainaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa masyaayiikhinaa wa lijamii'il muslimiina was muslimaati al-ahya'i minhum wal amwaati, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
II. Baca Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah: 40 x atau 100 x atau 310 x atau 4444 x
III. Do'a Shalawat Nariyah / Munfarijah / Kamilah. Dibaca 1 × atau 3 × atau 7 ×
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم بحق الصلاة الكاملة و بجاه سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و بكرامة الشيخ محمد الطونسي و بكرامة الامام القرطبي و بكرامة الامام الدينوري ، ارزقنا الهداية و التوفيف و الصحة و العافية و السلامة و البركة في الرزق و الملك و المال و النفس و الاهل و الاخوان بمحض فضلك و كرمك يا ارحم الراحمين . و صلي الله علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين .
(Allaahumma bihaqqish shalaatil kaamilah wa bijaahi sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa bikaramati Asy-Syaikh Muhammad At-Tunisi wa bikaramati Al-Imam Al-Qurthubi wa bikaramati Al-Imam Ad-Dainuri. Urzuqnaa at-taufiiqa wal barakata wal hidaayata wash shihhata was salaamata wal 'aafiyata fir rizqi wal milki wal maali wan nafsi wal ahli wal ilhwaani bimahdhi fadlika wa karamika yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallama wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin).
Artinya:
------------
"Yaa Allah dengan sebab haq Shalawat Kamilah dan keagungan junjungan kami, Muhammad SAW, dan karamah Syeikh Muhammad At-Tunisi, karamah Al-Imam Al-Qurthubi, dan karamah Al-Imam Ad-Dinawari, berilah kami rizqi berupa hidayah & taufiq, sehat wal 'afiyat, keselamatan dan keberkahan di dalam rizqi, milik, harta, jiwa, keluarga dan saudara-saudara dengan murni anugerah dan kemuliaan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Penyayang dari semua para penyayang !!). Semoga rahmat dan keselamatan Allah dilimpahkan kepada junjungan kami, Muhammad, dan keluarga, beserta sahabat-sahabat beliau ! Segala puji bagi Allah, Penguasa semesta alam ).
أجزتكم صلاة النارية
(Saya ijazahkan kepada kalian "Shalawat An-Nariyah).

Seluruh Waliyullah Kenal Gus Dur

 
 
Pada suatu ketika Habibana Al-Walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri Tebet memanggil muridnya yang paling senior yaitu KH. Fakhrurrozi Ishaq dan Habib Idrus Jamalullail mengenai hal penghinaan yang dilakukan kedua muballigh itu kepada Gus Dur yang pada saat itu telah menjadi Presiden RI ke-4.

Menurut penuturan Ustadz Anto Djibril yang ketika itu hadir di pengajian hari Senin pagi itu Al-Walid bertanya kepada jama'ah yang hadir, "Aina Rozi wa Idrus bin Alwi...?"
Dan keduanya yang hadir mengaji sama menyahut, "Maujud ya habib."
Lalu Habibana berkata, "Ente berdua jangan pulang ya, ana ada perlu."
 
Ya Rozi ya Ye' Idrus, ente berdua kalau jadi muballigh gak usah kata-kata kotor sama orang, apalagi sama cucunya KH. Hasyim Asy'ari itu. Ente tahu yang namanya Gus Dur itu siapa? Biar ente faham ya... seluruh Auliya'illah min Masyariqil Ardhi ilaa Maghoribiha, kenal dengan Gus Dur dan ente ini siapa berani mencela - mencela dia. Dan ana sangat malu kalau ada murid atau orang yg pernah belajar sama ana menghina Gus Dur dan juga menghina lainnya. Kalau ente belum bisa jadi seperti Gus Dur, diam lebih baik. Kalau sudah bisa jadi seperti Gus Dur, ngomong dah sana sampe berbusa-berbusa."

Maka sejak mendapat teguran dari Al Walid itulah, KH. Fakhrurrozi Ishaq dan Habib Idrus bin Alwi Jamalullail bungkam kalau pas bicara masalah Gus Dur.

Diperoleh keterangan ternyata Gus Dur adalah murid langsung dari Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang. Gus Dur waktu kecil diajak ayahnya, KH. Abdul Wahid Hasyim. Dan di Jakarta beliau sempat mengkhatamkan 9 kitab di hadapan Habib Ali Al Habsyi.

Sewaktu masih menjabat presiden, Gus Dur pernah hadir di Majelis Ta'lim Kwitang. Beliau datang ba'da shubuh tanpa pengawalan ketat dan Gus Dur duduk ikut pembacaan Asmaul Husna sampai selesai.

"Aduh Pak Presiden, kalau kesini kasih kabar dong," kata Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi.
"Mending begini bib, kalo kasih kabar ya nanti kasihan jama'ah bisa jadi repot," jawab Gus Dur.

Dan setahun sebelum Gus Dur wafat, beliau mau ziarah di waktu Maulid di Kwitang, lalu Habib Abdurrahman Al Habsyi berkata, "Kalau ada yang tahu Gus Dur kemari, cepat kabarin ana ya."

Tapi dari pihak Gus Dur tidak ada kabarnya dan Yenni Wahid waktu dihubungi tidak menjawab. Dan ternyata Gus Dur nyarkub di jam 11 malam dan itu menurut penuturan pengurus Masjid Ar-Riyadh. Begitulah Gus Dur, beliau orangnya tidak mau merepotkan orang lain.

Semoga sepenggal kisah Gus Dur dengan beberapa habaib sepuh ibukota ini bisa menambah kecintaan kita kepada beliau-beliau.. Lahumul Fatihah.

Wangsit: Sarkub Papua Abdu L Wahab, S.Kub, Sanad shahih Ustadz Anto Djibril 

SIKAP YANG TEPAT SAAT DICURHATI ORANG

SIKAP YANG TEPAT SAAT DICURHATI ORANG
Oleh: Al Habib Ahyad Banahsan As Sakran


Jika ada dua orang atau dua pihak sedang berselisih. Kemudian satu orang atau satu pihak mengadukan perselisihan itu kepada kita serta meminta kepada kita membantu mereka menyelesaikan perselisihan tersebut secara baik-baik. Maka sebaiknya pengaduan dan permintaan mereka jangan ditanggapi dan anggap saja tidak ada.
Isma', summa tabassam, summa tajaahal, summa Taghoofal, artinya: Dengarkan, lalu tersenyum, kemudian berlagak tidak tahu, setelah itu lupakan.

Karena jika kita menanggapinya kita bisa terjebak kepada empat hal tanpa kita sadari.
Pertama: Kita menganggap materi pengaduan sebagai kebenaran, padahal materi yang diadukan bisa benar, bisa ditambah, bisa dikurangi, dan bisa salah sama sekali.
Kedua: Kita tergoda untuk mengetahui rahasia orang lain yang akan menyebabkan ghibah jika benar dan kebohongan besar jika salah.
Ketiga: Kita tersanjung untuk menjadi "pahlawan kesiangan" yang dapat menyelesaikan masalah yang belum tentu kita mampu untuk menyelesaikannya.
Keempat: Kita bertindak tidak adil karena secara tak sadar membela pihak pengadu, karena dari dia kita mendengar pertama kali pengaduan yang belum tentu benar.
Adalah kewajiban seorang muslim untuk menyelesaikan perselisihan di antara dua orang atau dua pihak yang bertikai. Tetapi kewajiban tersebut ada di pundak kita jika kita berada pada posisi yang tepat seperti ayah terhadap anak-anaknya, guru terhadap murid-muridnya, hakim terhadap rakyat, manajer terhadap pegawai-pegawainya, dan seterusnya. Selain itu kewajiban tersebut ada di pundak kita jika kita menguasai persoalan yang diperselisihkan dengan baik, jika kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, jika kedua orang atau kedua pihak yang berselisih mengadukan persoalan mereka secara bersamaan di satu waktu disatu tempat, dan jika kita dapat bersikap adil terhadap kedua orang atau kedua pihak yang berselisih.
Jika tidak terpenuhi beberapa kriteria di atas jangan bersikap gegabah untuk menyelesaikan masalah diantara dua orang atau dua pihak yang berselisih, karena bisa terjadi kezoliman terhadap satu pihak, yang mana hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat menyebabkan persoalan menjadi bertambah ruwet dan rumit serta kezoliman menjadi bertambah besar dan luas.