KENAPA RASULULLAAH MASIH BERISTIGHFAR SETIAP HARI???
(ponpes Darul Ilmi Waddawah Sukamakmur Bogor)
Bagi orang yang gemar mengkaji ilmu agama maka dia tentunya ...pernah mendengar sebuah riwayat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullaah setiap hari beristighfar memohon ampun dan bertaubat kepada Allah sampai 70 kali bahkan dalam riwayat lain disebutkan sebanyak 100 kali.
(ponpes Darul Ilmi Waddawah Sukamakmur Bogor)
Bagi orang yang gemar mengkaji ilmu agama maka dia tentunya ...pernah mendengar sebuah riwayat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullaah setiap hari beristighfar memohon ampun dan bertaubat kepada Allah sampai 70 kali bahkan dalam riwayat lain disebutkan sebanyak 100 kali.
إنه ليغان على قلبي فأستغفر الله كل يوم مائة مرة
"Sungguh hatiku diliputi (suatu hal) maka aku pun memohon ampun kepada Allah setiap hari 100 kali"
Mungkin menggelitik dihati sebagian orang dan bertanya - tanya "Kenapa manusia sesuci Rasulullaah masih beristighfar? Bukankah beliau ma'shum dari dosa? Apa maksud dari istighfar beliau?"
Di sinilah pentingnya seorang guru dalam memahami teks agama yang bisa dijadikan pegangan, panutan dan pijakan kita dari jahatnya bisikan Syetan kepada orang yang mencoba memahami ilmu agama tanpa guru dan pembimbing yang kredibel.
Tidak sedikit orang yang bertitel tinggi tergelincir dalam memahami Hadits ini karena tidak mengambil ilmu dari sumber yang tepat.
Dari hadits diatas ada beberapa poin yang perlu kita ketahui dan Fahami :
1. Bahwa 1 kali bobot istighfar Nabi Muhammad dan demikian juga bobot semua ibadah beliau bila dibandingkan dengan ribuan istighfar semua umat islam niscaya amat sangat jauh lebih besar dan berkualitas. Bagaimana tidak, sedangkan kualitas ibadah kita para umat beliau saja bermacam-macam. Sebagaimana tercermin dalam sabda Rasulullaah :
سبقت درهم ألف درهم
"(Terkadang) sedekah 1 dirham mengalahkan sedekah 1000 dirham"
Hal itu bergantung pada keikhlasan, ketulusan, niat dan kondisi pelaku sedekah tersebut. Demikian pula halnya dengan ibadah yang lain dalam hal ini adalah istighfar.
2. Beliau adalah orang yang paling faham rahasia dan kandungan istighfar dan yang paling mengerti bagaimana istighfar yang baik kepada Allah.
Mengapa demikian? Saudaraku, jangankan ibadah kita, istighfar kita saja masih perlu diistighfarkan lagi krn kita sepertinya belum memenuhi hak istighfar yang kita baca sebaik mungkin. Rabi'ah al Adawiah pernah berkata :
استغفارنا يحتاج إلى استغفار
"Istighfar kita masih perlu diistighfarkan lagi".
3. Lalu untuk apa Nabi istighfar kan kepada Allah?
Mengenai sesuatu yang meliputi hati Nabi ulama memiliki berbagai pandangan, Diantaranya :
Prof. DR. Abuya As Sayid Muhammad bin Alwi al Maliky menjelaskan dalam kitabnya "al Insan al Kamil" tentang makna hadits diatas dengan mengetengahkan pendapat para ulama Diantaranya adalah bahwa al Imam Abu Al Hasan Asy Syadzily RA mimpi berjumpa dengan Rasulullah dan bertanya akan maksud dari "ghoin" (suatu yg meliputi) pada hati beliau dan Rasul pun menjawab :
"يا مبارك إنه غين الأنوار لا غين الأغيار"
"Wahai orang yang diberkahi, sesuatu yg meliputi hatiku itu adalah pancaran cahaya Ilahi dan bukan apapun yang dari selain Allah"
Guru kami al Ustadz al Habib Ahmad bin Husain Assegaf ketika menjelaskan keterangan ini beliau mengatakan :
"Lihatlah bagaimana Rasulullaah menyebutnya "orang yang diberkahi" dalam mimpi itu, hal ini buah kehati-hatian beliau dalam memahami Hadits sampai betul2 mendapatkan keterangan yg tepat. Tidak seperti sebagian orang sekarang yang sembarangan memahami Hadits semaunya"
Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi al Haddad shohiburrotib dalam kitab "ithaf assail" ketika mengurai rahasia dibalik istighfarnya para wali Allah dengan keterangan yang begitu dalam, diakhir penjelasannya beliau sempat menyinggung makna istighfar Rasulullaah dengan berkata:
وعندي له تأويل لا أسمح بذكره إلا مشافهة لأهل العلم. والله أعلم
"Saya pribadi punya pandangan sendiri yang tidak etis untuk saya uraikan kecuali face to face dan itu pun untuk ahli ilmu yang pantas. Allahu a'lam"
"Sungguh hatiku diliputi (suatu hal) maka aku pun memohon ampun kepada Allah setiap hari 100 kali"
Mungkin menggelitik dihati sebagian orang dan bertanya - tanya "Kenapa manusia sesuci Rasulullaah masih beristighfar? Bukankah beliau ma'shum dari dosa? Apa maksud dari istighfar beliau?"
Di sinilah pentingnya seorang guru dalam memahami teks agama yang bisa dijadikan pegangan, panutan dan pijakan kita dari jahatnya bisikan Syetan kepada orang yang mencoba memahami ilmu agama tanpa guru dan pembimbing yang kredibel.
Tidak sedikit orang yang bertitel tinggi tergelincir dalam memahami Hadits ini karena tidak mengambil ilmu dari sumber yang tepat.
Dari hadits diatas ada beberapa poin yang perlu kita ketahui dan Fahami :
1. Bahwa 1 kali bobot istighfar Nabi Muhammad dan demikian juga bobot semua ibadah beliau bila dibandingkan dengan ribuan istighfar semua umat islam niscaya amat sangat jauh lebih besar dan berkualitas. Bagaimana tidak, sedangkan kualitas ibadah kita para umat beliau saja bermacam-macam. Sebagaimana tercermin dalam sabda Rasulullaah :
سبقت درهم ألف درهم
"(Terkadang) sedekah 1 dirham mengalahkan sedekah 1000 dirham"
Hal itu bergantung pada keikhlasan, ketulusan, niat dan kondisi pelaku sedekah tersebut. Demikian pula halnya dengan ibadah yang lain dalam hal ini adalah istighfar.
2. Beliau adalah orang yang paling faham rahasia dan kandungan istighfar dan yang paling mengerti bagaimana istighfar yang baik kepada Allah.
Mengapa demikian? Saudaraku, jangankan ibadah kita, istighfar kita saja masih perlu diistighfarkan lagi krn kita sepertinya belum memenuhi hak istighfar yang kita baca sebaik mungkin. Rabi'ah al Adawiah pernah berkata :
استغفارنا يحتاج إلى استغفار
"Istighfar kita masih perlu diistighfarkan lagi".
3. Lalu untuk apa Nabi istighfar kan kepada Allah?
Mengenai sesuatu yang meliputi hati Nabi ulama memiliki berbagai pandangan, Diantaranya :
Prof. DR. Abuya As Sayid Muhammad bin Alwi al Maliky menjelaskan dalam kitabnya "al Insan al Kamil" tentang makna hadits diatas dengan mengetengahkan pendapat para ulama Diantaranya adalah bahwa al Imam Abu Al Hasan Asy Syadzily RA mimpi berjumpa dengan Rasulullah dan bertanya akan maksud dari "ghoin" (suatu yg meliputi) pada hati beliau dan Rasul pun menjawab :
"يا مبارك إنه غين الأنوار لا غين الأغيار"
"Wahai orang yang diberkahi, sesuatu yg meliputi hatiku itu adalah pancaran cahaya Ilahi dan bukan apapun yang dari selain Allah"
Guru kami al Ustadz al Habib Ahmad bin Husain Assegaf ketika menjelaskan keterangan ini beliau mengatakan :
"Lihatlah bagaimana Rasulullaah menyebutnya "orang yang diberkahi" dalam mimpi itu, hal ini buah kehati-hatian beliau dalam memahami Hadits sampai betul2 mendapatkan keterangan yg tepat. Tidak seperti sebagian orang sekarang yang sembarangan memahami Hadits semaunya"
Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi al Haddad shohiburrotib dalam kitab "ithaf assail" ketika mengurai rahasia dibalik istighfarnya para wali Allah dengan keterangan yang begitu dalam, diakhir penjelasannya beliau sempat menyinggung makna istighfar Rasulullaah dengan berkata:
وعندي له تأويل لا أسمح بذكره إلا مشافهة لأهل العلم. والله أعلم
"Saya pribadi punya pandangan sendiri yang tidak etis untuk saya uraikan kecuali face to face dan itu pun untuk ahli ilmu yang pantas. Allahu a'lam"
No comments:
Post a Comment