Saturday, June 25, 2016
Pembayaran Fidyah Sebulan dan Memberikannya kepada Satu Orang
Pertanyaan:
1. Bolehkah memberikan fidyah puasa Ramadhan kepada fakir miskin dibayar sekaligus satu bulan?
2. Bolehkah semuanya diberikan kepada satu orang fakir/miskin saja?
FN Hafidz, Blitar
Jawaban:
1. Pembayaran fidyah boleh dilakukan secara sepaket satu bulan (beberapa fidyah masing-masing hari dikumpulkan di akhir), asalkan tidak mendahului puasa yang difidyahinya. Sebab kewajiban pembayaran fidyah bersifat tarakhi (tidak harus segera dilakukan).
2. Fidyah puasa Ramadhan juga boleh diberikan kepada satu orang saja. Sebab, fidyah masing-masing hari bersifat terpisah dengan selainnya, sebagaimana masing-masing puasa yang diganti dengannya.
Referensi:
شرح المحلي وحاشية قليوبي، ٢/ ٨٦:
(وَالْأَظْهَرُ وُجُوبُ الْمُدِّ) لِكُلِّ يَوْمٍ. (عَلَى مَنْ أَفْطَرَ) فِي رَمَضَانَ. (لِلْكِبَرِ) بِأَنْ لَمْ يُطِقْ الصَّوْمَ وَكَذَا مَنْ لَا يُطِيقُهُ لِمَرَضٍ لَا يُرْجَى بُرْؤُهُ. قَالَ تَعَالَى: {وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ} [البقرة: ١٨٤] الْمُرَادُ لَا يُطِيقُونَهُ
قَوْلُهُ: (وُجُوبُ الْمُدِّ) أَيْ لَا عَلَى الْفَوْرِ كَمَا قَالَ إلَيْهِ شَيْخُنَا ...
قَوْلُهُ: (لِكُلِّ يَوْمٍ) وَلَهُ إخْرَاجُهُ مِنْ أَوَّلِ لَيْلَتِهِ وَلَا يَصِحُّ الْإِخْرَاجُ عَنْ الْمُسْتَقْبَلِ.
شرح المحلي وحاشية قليوبي، ٢/ ٨٨:
(وَمَصْرِفُ الْفِدْيَةِ الْفُقَرَاءُ وَالْمَسَاكِينُ) خَاصَّةً لِأَنَّ الْمِسْكِينَ ذُكِرَ فِي الْآيَةِ وَالْحَدِيثِ وَالْفَقِيرُ أَسْوَأُ حَالًا مِنْهُ. (وَلَهُ صَرْفُ أَمْدَادٍ) مِنْهَا (إلَى شَخْصٍ وَاحِدٍ) وَلَا يَجُوزُ صَرْفُ مُدٍّ مِنْهَا إلَى شَخْصَيْنِ.
قَوْلُهُ: (وَلَهُ صَرْفُ أَمْدَادٍ إلَخْ) وَذَلِكَ لِأَنَّ الْأَمْدَادَ بَدَلٌ عَنْ أَيَّامِ الصَّوْمِ وَهُوَ يَصِحُّ فِيهِ أَنْ يَصُومَ الْوَاحِدُ أَيَّامًا مُتَعَدِّدَةً عَنْ الْمُكَفِّرِ بَعْدَ مَوْتِهِ عَلَى الْقَدِيمِ الرَّاجِحِ وَفِي حَيَاتِهِ لَوْ قِيلَ بِهِ وَبِذَلِكَ فَارَقَ الزَّكَاةَ وَلَيْسَتْ الْأَمْدَادُ فِي الْحَيِّ فِي الْكَفَّارَةِ بَدَلًا عَنْ الْأَيَّامِ لِأَنَّهَا خَصْلَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ فَلَمْ يَجْرِ فِيهَا مَا ذُكِرَ فَتَأَمَّلْ هَذَا، فَإِنَّهُ يُغْنِيك عَمَّا أَطَالُوا بِهِ هُنَا فِي الْجَوَابِ مِمَّا لَا يُجْدِي نَفْعًا. قَوْلُهُ: (وَلَا يَجُوزُ صَرْفُ مُدْمِنِهَا إلَى شَخْصَيْنِ) وَكَذَا لَا يَجُوزُ صَرْفُ ثَلَاثَةِ أَمْدَادٍ إلَى شَخْصَيْنِ لِأَنَّ كُلَّ مُدٍّ بَدَلُ صَوْمِ يَوْمٍ وَهُوَ لَا يَتَبَعَّضُ، وَلَا يُتَصَوَّرُ هُنَا وُجُوبُ بَعْضِ مُدٍّ. وَبِذَلِكَ فَارَقَ فِدْيَةَ نَحْوِ الْأَذَى فِي الْحَجِّ.
Friday, June 24, 2016
FUTUHUL GHAIB Risalah ke-52
FUTUHUL GHAIB Risalah ke-52
[Menyingkap Rahasia Ilahi]
Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Al-Jailany ra.
Sesungguhnya Allah akan menguji suatu golongan dari orang-orang yang beriman yang menjadi wali-Nya, yang didekati-Nya dan yang diberi-Nya ilmu-ilmu kerohanian, supaya mereka berdoa dan memohon kepada-Nya, dan Dia suka menerima doa dan permohonan mereka.
Apabila mereka berdoa dan memohon kepada Allah, maka Allah memperkenankan doa dan permohonan mereka, agar Allah menampakkan kemurahan dan keagungan-Nya kepada mereka. Kemurahan dan keagungan-Nya itu tampak ketika si mu’min memohon ke hadirat Allah dan mengharapkan agar doanya itu diterima.
Kadang-kadang, doa dan permohonan itu diperkenankan-Nya tidak dengan segera, tetapi sesuai dengan takdir dan hukum Allah dan bukannya tidak diterima.
Oleh karena itu, manakala si hamba ditimpa malapetaka, maka hendaklah ia bersabar dan memeriksa dirinya sendiri, apakah ia melakukan dosa dan maksiat, tidak mematuhi Allah, melakukan hal-hal yang haram dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ataukah ia menyalahkan takdir.
Sebab, ada kalanya ujian itu merupakan hukuman akibat ia melakukan dosa.
Jika malapetaka itu dihindarkan oleh Allah, maka akan baiklah ia. Dan jika tidak, maka teruslah bersabar, memohon dan meratap kepada Allah dengan penuh khidmat.
Sebab, mungkin saja ujian itu sengaja ditimpakan terus kepadanya, agar ia terus berdoa dan memohon kepada-Nya.
Janganlah kamu menyalahkan Allah lantaran Dia lambat mengabulkan doamu.
المقالة الثانية والخمسون
فـي سبب ابتلاء طائفة من المؤمنين
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : إنما يبتلى الله طائفة من المؤمنين الأحباب من أهل الولاية ليردهم بالبلاء إلى السؤال فيحب سؤالهم، فإذا سألوا يحب إجابتهم فيعطى الكرم والجود حقهما لأنهما يطالبان لأنه عز و جل عند سؤال المؤمنين من الإجابة، وقد تحصل الإجابة ولا يحصل النقد والنقاد لتعويق القدر لا على وجه عدم الإجابة والحرمان، فليتأدب العبد عند نزول البلاء، وليفتش عن ذنوبه في ترك الأوامر وارتكاب المناهى ما ظهر منا وما بطن. والمنازعة في القدر إذا تعاقب عليه، إنما يبتلى بذلك مقابلة، فان انكشف البلاء، وإلا، فليتخذ إلى الدعاء والتضرع والاعتذار فيديم بالسؤال لجواز أن يكون ابتلاه ليسأله، ولا يتهمه لتأخير الإجابة لما بيناه، والله أعلم.
.والله أعلم.
Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Meningal di Hari Jum'at Ketika Mengimami Sholat Jum'at di Sujud Terakir :
Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman
Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke
shaf pertama di belakang beliau.
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين
Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Meningal di Hari Jum'at Ketika Mengimami Sholat Jum'at di Sujud Terakir :
Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman
Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke
shaf pertama di belakang beliau.
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين
Guruku Kyai Bukan Mbah Google
Belajar agama itu utamakan kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung.
Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar.
HATI-HATI DENGAN GOOGLE
Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi.
Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam.
Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
Guruku Kyai Bukan Mbah Google
Belajar agama itu utamakan kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung.
Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar.
HATI-HATI DENGAN GOOGLE
Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi.
Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam.
Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
Wednesday, June 22, 2016
Valentino Rossi Siap Kembali Bertarung di Trek Favoritnya
ASSEN – Rider veteran Movistar Yamaha, Valentino Rossi, punya catatan gemilang di Sirkuit Assen, Belanda. The Doctor sudah sembilan kali juara di Negeri Kincir Angin dan catatan itu jadi modal penting jelang MotoGP Belanda yang akan digelar akhir pekan ini.
Setelah rehat tiga minggu, MotoGP 2016 memang akan kembali bergulir lagi akhir pekan ini. Pada balapan terakhir, yakni MotoGP Catalunya, Rossi sukses meraih podium tertingggi. The Doctor pun mengaku sudah tak sabar untuk kembali unjuk gigi diatas trek.
“Jeda MotoGP saya gunakan untuk beristirahat. Sekarang saya sudah dalam kondisi siap untuk hadapi balapan selanjutnya,” buka Rossi, mengutip Crash, Kamis (23/6/2016).
“Di Catalunya kami memiliki hasil yang baik. Saya ingin kembali keatas lintasan dan mempersiapkan segalanya untuk menghadapi seri yang akan datang. Soal Sirkuit Assen, ini jadi tempat yang saya suka. Assen merupakan trek favorit saya,” ujarnya.
“Tapi, hal tersebut tak bisa jadi jaminan sebab balapan tahun ini berjalan tidak pasti dan peluang masih sangat terbuka. Yang kami lakukan hanya tetap fokus dan berusaha meningkatkan kinerja dengan sebaik mungkin,” tegas rider Italia berusia 37 tahun tersebut.
Musim lalu, Rossi meraih kemenangan di Assen dengan cara yang sangat dramatis. VR46 sempat susul-menyusul dengan Marc Marquez hingga lap terakhir. Saat memasuki tikungan sebelum garis finis, motor kedua pembalap sempat bersenggolan dan Rossi pun keluar dari lintasan. Namun ia tidak jatuh, The Doctor justru melanjutkan balapan hingga mencapai finis di posisi paling depan.
Marquez dan kubu Repsol Honda sempat melancarkan protes. Namun menurut Race Direction, Rossi tidak bersalah sebab senggolan itu merupakan bentuk ketidaksengajaan.
Subscribe to:
Posts (Atom)