Syeh Syaqiq bin Ibrahim Az Zaahid berkata :
ada 3 hal yg menjadikan suatu amalan dinilai baik :
1. berpendapat bahwa suatu amalan tsb adalah dari Allah ta'ala,
hal ini perlu dilakukan agar tdk timbul sifat ujub`(merasa timbulnya suatu amalan dari diri sendiri)
2. amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah, hal ini perlu dilakukan utk mengekang hawa nafsu.
3. mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala,
hal ini perlu dilakukan utk menghindari sifat tamak (mengharap kpd makhluk) dan sifat riya' (pamer)
dengan ke tiga hal itulah amalan kebaikan menjadi ikhlash.
perkataan syeh Syaqiq " berpendapat bahwa suatu amalan tsb adalah dari
Allah ta'ala " maksudnya adalah dengan mengetahui bahwa Allah ta'ala lah
yg telah menolong kita utk melakukan amalan tsb, karena ketika seorang
hamba mengetahui bahwa dia telah ditolong oleh Allah dalam beramal maka
dia akan sibuk berdyukur dan tdk ujub dengan amalannya.
perkataan syeh syaqiq " amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah" maksudnya adalah melihat pada amalan tsb, jika amalannya karena Allah dan dalam amalan tsb terdapat ridhlo-Nya maka lakukanlah amalan tsb, dan jika mengetahui bahwa dalam amalan tsb tdk ada ridhlo Allah maka jangan melakukannya agar tdk beramal dengan menurut hawa nafsu karena firman Allah
" sesungguhnya hawa nafsu memerintahkan pada keburukan "
perkataan syeh syaqiq " mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala " maksudnya adalah amal ikhlash karena Allah ta'ala dan tdk peduli perkataan orang2, sebagaimana di riwayatkan dari sebagian ulama' ahli hikmah yg berkata :
" seyogyanya seseorang yg beramal itu mengambil adab dari penggembala kambing "
" mengapa begitu ?" tanya seseorang.
ulama' tsb berkata : " karena, penggembala kambing ketika sholat di dekat kambing2nya maka dia tdk mengharap pujian drai kambing dengan sholatnya, begitu juga dengan orang yg beramal, maka seharusnya dia tdk memperdulikan pandangan orang2 kpdnya, jadi dia beramal karena Allah ta'ala ketika berada bersama manusia dan ketika sendirian di rumahnya, serta tdk mencrari pujian dari manusia. "
Sebagian ulama' berkata :
" suatu amalan membutuhkan 4 hal agar selamat :
1. butuh ilmu sebelum memulainya, karena amalan tdk patut tanpa ilmu, jika beramal tanpa ilmu maka keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.
2. membutuhkan niat pada pemulaannya, karena amalan tdk baik kecuali dengan niat sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam " sesunguhnya amalan tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yg diniatkannya "
3. membutuhkan kesabaran ketika beramal, yaitu bersabar hingga dia melaksanakan amalannya dengan tenang dan tuma'ninah.
4. membutuhkan keikhlasan setelah selesai melaksanakan amalanya, karena amalan tdk diterima tanpa adanya keikhlasan , jadi ketika engku beramal dengan ikhlash maka Allah ta'ala menerima amalan darimu dan hati para hamba menghadap kdpamu .
diriwayatkan dari Harom bin Hayyan bahwa beliau berkata :
" tdklah seorang hamba menghadap kpd Allah ta'ala dengan hatinya kecuali Allah ta'ala akan menghadapkan kpdnya dengan hati keimanan , hingga memberinya rizki kecintaan dan kasih sayang mereka "
wallohu a'lam.
~Tambihul Ghofilin~
perkataan syeh syaqiq " amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah" maksudnya adalah melihat pada amalan tsb, jika amalannya karena Allah dan dalam amalan tsb terdapat ridhlo-Nya maka lakukanlah amalan tsb, dan jika mengetahui bahwa dalam amalan tsb tdk ada ridhlo Allah maka jangan melakukannya agar tdk beramal dengan menurut hawa nafsu karena firman Allah
" sesungguhnya hawa nafsu memerintahkan pada keburukan "
perkataan syeh syaqiq " mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala " maksudnya adalah amal ikhlash karena Allah ta'ala dan tdk peduli perkataan orang2, sebagaimana di riwayatkan dari sebagian ulama' ahli hikmah yg berkata :
" seyogyanya seseorang yg beramal itu mengambil adab dari penggembala kambing "
" mengapa begitu ?" tanya seseorang.
ulama' tsb berkata : " karena, penggembala kambing ketika sholat di dekat kambing2nya maka dia tdk mengharap pujian drai kambing dengan sholatnya, begitu juga dengan orang yg beramal, maka seharusnya dia tdk memperdulikan pandangan orang2 kpdnya, jadi dia beramal karena Allah ta'ala ketika berada bersama manusia dan ketika sendirian di rumahnya, serta tdk mencrari pujian dari manusia. "
Sebagian ulama' berkata :
" suatu amalan membutuhkan 4 hal agar selamat :
1. butuh ilmu sebelum memulainya, karena amalan tdk patut tanpa ilmu, jika beramal tanpa ilmu maka keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.
2. membutuhkan niat pada pemulaannya, karena amalan tdk baik kecuali dengan niat sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam " sesunguhnya amalan tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yg diniatkannya "
3. membutuhkan kesabaran ketika beramal, yaitu bersabar hingga dia melaksanakan amalannya dengan tenang dan tuma'ninah.
4. membutuhkan keikhlasan setelah selesai melaksanakan amalanya, karena amalan tdk diterima tanpa adanya keikhlasan , jadi ketika engku beramal dengan ikhlash maka Allah ta'ala menerima amalan darimu dan hati para hamba menghadap kdpamu .
diriwayatkan dari Harom bin Hayyan bahwa beliau berkata :
" tdklah seorang hamba menghadap kpd Allah ta'ala dengan hatinya kecuali Allah ta'ala akan menghadapkan kpdnya dengan hati keimanan , hingga memberinya rizki kecintaan dan kasih sayang mereka "
wallohu a'lam.
~Tambihul Ghofilin~