Thursday, February 2, 2017

#Ngaji_Tasawuf

#Ngaji_Tasawuf

Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" tidak akan masuk neraka orang yg menangis karena takut kepada Allah , hingga air susu kembali kedalam ambingnya ."
dalam kitab daqoiq di ceritakan:
" seorang hamba di datangkan di hari kiamat, ternyata keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.
dia di perintahkan utk masuk neraka, kemudian sehelai rambut dari bulu matanya berkata :
" wahai Tuhanku, utusanmu Muhammad shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda bahwa barang siapa menangis karena takut kpd Allah maka Allah mengharamkan mata tsb dari neraka, dan sungguh aku menangis sebab takut kepada-Mu ."
lalu Allah mengampuninya dan menyelamatkannya dari neraka sebab berkahnya satu helai rambut yg dulunya menagis karena takut kpd Allah ta'ala di dunia, Malaikat jibril alaihis salam berseru :
" fulan bin fulan telah selamat sebab sehelai rambut ."
dalam kitab bidayatul hidayah, ketika hari kiamat tiba neraka jahannam di datangkan, kemudian bersuara sekali maka setiap umat berlutut sebab terornya jahannam sebagaimana firman Allah :
" dan pada hari itu engkau lihat setiap umat berlutut "
(al jatsiyah ayat 28)
setiap umat dipanggil utk menrima buku catatan amalnya, ketika mereka mendatangi neraka, mereka medengar suaranya neraka jahannam yg bisa terdengar jarak 500 tahun.
setiap Nabi berkata : " nafsi ...nafsi.."
kecuali Nabi pilihan yaitu Muhammad shollallohu alaihi wasallam, beliau berkata :
" ummati ... ummati ..."
dari neraka jahannam keluar api sebesar gunung, maka umat Muhammad berusaha sekuat tenaga utk menolaknya, mereka berkata : " wahai api, dengan haknya orang2 yg sholat, haknya orang2 yg bersedekah, haknya orang2 yg khusyu' dan haknya orang2 yg berpuasa, menyingkirlah "
tapi api tsb tdk mau menyingkir.
malaikat jibril alaihis salaam berseru bahwa api sedang menuju umat muhammad shollallohu alaihi wasallam,
kemudian jbril membawa secawan air dan diberikan kpd Rasululloh shollallohu alaihi wasallam.
jibril berkata : " wahai Rasululloh, ambillah air ini dan siramkanlah pada api tsb. "
lalu Nabi menyiramkanya dan seketika itu juga apinya padam.
Nabi berkata : " air apakah ini ?"
jibril menjawab :
" ini adalah air matanya orang2 yg bermaksiyat dari umatmu, mereka menangis karena takut kpd Allah ta'ala , dan saat ini aku di perintah utk memberikan air itu kpdmu agar engkau menyiramkannya pada api agar apinya mati dengan izin Allah ta'ala "
dalam khobar bahwa Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
" tdklah seorang hamba beriman yg keluar air mata dari kedua matanya sebesar kepala lalat sebab takut kpd Allah ta'ala, kemudian air mata tsb membasahi wajahnya maka wajah tsb tdk akan terkena api selamanya ."
dikisahkan dari muhammad bin al mungkadar -semoga Allah merahmatinya- bahwa beliau ketika menagis maka ia usapkan air matanya kewajah dan jenggotnya, beliau berkata :
" telah sampai kpdku bahwa api tdk akan memakan tempat yg terekna air mata ."
Maka seyogyanya bagi seorang beriman utk takut kpd siksaan Allah dan mencegah dirinya dari nafsu syahwat sebagaimana firman Allah :
" Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya "
(an nazi'at ayat 37-40)
Barang siapa mengharap selamat dari adzab Allah dan mendapatkan pahala dan rahmat-Nya, maka bersabarlah atas beratnya kehidupan dunia, ta'atlah kpd Allah dan jauhilah maksiyat.
wallohu a'lam.
~Mukasyafatul Qulub~

#Ngaji_Ikhlash

#Ngaji_Ikhlash

Syeh Syaqiq bin Ibrahim Az Zaahid berkata :

ada 3 hal yg menjadikan suatu amalan dinilai baik :

1. berpendapat bahwa suatu amalan tsb adalah dari Allah ta'ala,
hal ini perlu dilakukan agar tdk timbul sifat ujub`(merasa timbulnya suatu amalan dari diri sendiri)
2. amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah, hal ini perlu dilakukan utk mengekang hawa nafsu.
3. mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala,
hal ini perlu dilakukan utk menghindari sifat tamak (mengharap kpd makhluk) dan sifat riya' (pamer)
dengan ke tiga hal itulah amalan kebaikan menjadi ikhlash.

perkataan syeh Syaqiq " berpendapat bahwa suatu amalan tsb adalah dari Allah ta'ala " maksudnya adalah dengan mengetahui bahwa Allah ta'ala lah yg telah menolong kita utk melakukan amalan tsb, karena ketika seorang hamba mengetahui bahwa dia telah ditolong oleh Allah dalam beramal maka dia akan sibuk berdyukur dan tdk ujub dengan amalannya.
perkataan syeh syaqiq " amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah" maksudnya adalah melihat pada amalan tsb, jika amalannya karena Allah dan dalam amalan tsb terdapat ridhlo-Nya maka lakukanlah amalan tsb, dan jika mengetahui bahwa dalam amalan tsb tdk ada ridhlo Allah maka jangan melakukannya agar tdk beramal dengan menurut hawa nafsu karena firman Allah
" sesungguhnya hawa nafsu memerintahkan pada keburukan "
perkataan syeh syaqiq " mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala " maksudnya adalah amal ikhlash karena Allah ta'ala dan tdk peduli perkataan orang2, sebagaimana di riwayatkan dari sebagian ulama' ahli hikmah yg berkata :
" seyogyanya seseorang yg beramal itu mengambil adab dari penggembala kambing "
" mengapa begitu ?" tanya seseorang.
ulama' tsb berkata : " karena, penggembala kambing ketika sholat di dekat kambing2nya maka dia tdk mengharap pujian drai kambing dengan sholatnya, begitu juga dengan orang yg beramal, maka seharusnya dia tdk memperdulikan pandangan orang2 kpdnya, jadi dia beramal karena Allah ta'ala ketika berada bersama manusia dan ketika sendirian di rumahnya, serta tdk mencrari pujian dari manusia. "
Sebagian ulama' berkata :
" suatu amalan membutuhkan 4 hal agar selamat :
1. butuh ilmu sebelum memulainya, karena amalan tdk patut tanpa ilmu, jika beramal tanpa ilmu maka keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.
2. membutuhkan niat pada pemulaannya, karena amalan tdk baik kecuali dengan niat sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam " sesunguhnya amalan tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yg diniatkannya "
3. membutuhkan kesabaran ketika beramal, yaitu bersabar hingga dia melaksanakan amalannya dengan tenang dan tuma'ninah.
4. membutuhkan keikhlasan setelah selesai melaksanakan amalanya, karena amalan tdk diterima tanpa adanya keikhlasan , jadi ketika engku beramal dengan ikhlash maka Allah ta'ala menerima amalan darimu dan hati para hamba menghadap kdpamu .
diriwayatkan dari Harom bin Hayyan bahwa beliau berkata :
" tdklah seorang hamba menghadap kpd Allah ta'ala dengan hatinya kecuali Allah ta'ala akan menghadapkan kpdnya dengan hati keimanan , hingga memberinya rizki kecintaan dan kasih sayang mereka "
wallohu a'lam.
~Tambihul Ghofilin~

SILATURRAHIM

SILATURRAHIM


Ketika Nabi ditanya: "Siapa manusia yang paling utama?". Nabi menjawab: (Manusia yang paling utama adalah) mereka yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling baik hubungan tali persaudaraanya (silaturrahim).
Ketika Nabi ditanya tentang amalan yang dapat mengantarkan masuk surga dan menjauhkan dari siksa api neraka, Nabi menjawab: Sembahlah Allah dan janganlah sekali-kali engkau menyekutukannya dengan suatu apapun, dirikan sholat, tunaikan zakat dan pererat tali persaudaraan.
Disebutkan dalam beberapa hadis bahwa rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamnya ada yang memutuskan tali persaudaraan. Nabi juga menyebutkan bahwa dua langkah kaki yang paling dicintai Allah adalah:

1. Langkah menuju sholat fardhu.
2. Langkah mendatangi saudara kerabat.

Mari kita jaga hubungan persaudraan kita dengan baik dan mari kita niatkan WA untuk menyambung tali persaudaraan diantara kita. Semoga rahmat kasih sayang Allah senantiasa menaungi dalam setiap langkah kita. Amin.
Allahu a'lam.

NGAJI FAEDAH : "Sunnah dan Larangan Saat Buang Hajat"

#Ngaji_Faedah
 
ketika kita buang hajat terdapat beberapa adab yg sunnah dilakukan, diantaranya adalah tdk berbicara saat buang hajat, tdk melihat kotoran yg keluar, tdk sambil makan atau minum dan lain2.
berikut ini adalah sebab mengapa hal itu tdk boleh dilakukan, sebagaimana keterangan dalam kitab i'anatut tolibin :

(faedah) :
1. Barang siapa yg memperbanyak bicara saat buang hajat maka di khawatirkan kemasukan jin,
2. barang siapa melihat terus pada kotoran yg keluar maka akan mendapat cobaan berupa kuningnya gigi,
3. barang siapa membuang ingus saat buang hajat maka akan mendapat cobaan tuli/tdk bisa mendengar,
4. barang siapa makan ketika buang hajat maka akan mendapat cobaan kefaqiran,
5. barang siapa sering menolah-noleh saat buang hajat maka akan mendapat cobaan penyakit was was.
sedangkan dalam kitab bughyatul mustarsyidin sbb :
(Faedah) :
1. Sesungguhnya meludahi kotoran yang dikeluarkan seseorang akan menimbulkan penyakit was-was (ragu-ragu) dan kuningnya gigi dan pelakunya akan mendapatkan cobaan suatu penyakit darah.
2. orang yang siwakan menggosok gigi ketika buang air besar di WC beresiko menjadi pelupa dan buta.
3. orang yg terlalu lama duduk ketika buang hajat menyebabkan sakit liver dan bawasir.
4. mengeluarkan Ingus dr hidung ketika buang hajat menyebabkan tuli (pendengaran berkurang) dan kesusahan.
5. Menggerak-gerakkan cincin ketika buang hajat menyebabkan didatangi syetan
6. berbicara ketika buang hajat selain dhorurot menyebabkan murkanNya Alloh
7. membunuh kutu ketika buang hajat menyebabkan datangnya syetan tiap malam selama 40 malam yang akan mengganggu orang tersebut agar tak dzkir (lupa) pada Alloh.
8. memejamkan mata ketika buang hajat bisa menyebabkan kemunafikan.
9. membuang batu yg digunakan utk istinjak ke kotoran yg keluar bisa menyebabkan penyakit angin.
10. mengeluarkan gigi dan menjadikan kepala berada diantara kedua tangan bisa mengkeraskan hati, menghilangkan sifat malu dan menyebabkan penyakit lepra.
11. bersandar ke tembok ketika buang hajat bisa menghilangkan cairan wajah dan menyebabkan perut kembung.
Wallohu a'lam

Monday, January 23, 2017

Kisah BUGHATS / BURUNG GAGAK

Kisah BUGHATS / BURUNG GAGAK

Seorang ulama bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙَ
َ
Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.

Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?
"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats".
Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
ﻣﺎﺷﺎﺀﺍلله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah, Ar Razzaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.
... ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﺴَﻤْﻨَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻣَّﻌِﻴﺸَﺘَﻬُﻢْ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺤَﻴٰﻮﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)
Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."
Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman tidak mengindahkan halal haramnya rezeki dan cara memperolehnya.
ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍَﻛْﻔِﻨِﻲْ ﺑِﺤَﻠَﺎﻟِﻚَ ﻋَﻦْ ﺣَﺮَﺍﻣِﻚَ، ﻭَﺃَﻏْﻨِﻨِﻲْ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﻋَﻤَّﻦْ ﺳِﻮَﺍﻙَ .
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahu wa ta'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nikmat.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini
Amin

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan :

ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ

” Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu “.(al Manhaj as Sawiy : 217)


Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, ” Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku “. (Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)

Beliau pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya :

ﻋﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﻤﺤﻮﻩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﻘﻮﻕ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﺤﻮﻩ ﺷﻲﺀ ﺍﻟﺒﺘﺔ

” Durhaka kepada orang tua dosanya bisa dihapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya “.
Habib Abdullah Al Haddad mengatakan ” Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali “. (Adaab Suluk al Murid : 54)
Seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba tiba Nabi Khidir mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata, ” Tidakkah kau mengenalku ?. Murid itu menjawab, ” ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir “.
Nabi Khidhir, ” kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?”.
Murid itu menjawab, ” Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu “. (Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?

Syekh Yusri hafizhahullah menjawab:

"Banyak yang tidak tau bahwa pada tiga abad pertama, masa dikumpulkan hadits di kutub sittah itu, pada masa kekuasaan Umawi lalu awal Abbasi.. ahlu al-bait saat itu diburu oleh para penguasa, dibunuh saat ditemukan.. karena para penguasa takut umat Islam berkumpul mendukung ahli al-bait & menyayingi mereka dalam kekuasaan... Lihat saja bagaimana Sayyiduna al-Husain dibunuh.. padahal beliau sudah berkata: "Biarkan aku, menyembah Allah di mana pun kamu mau" tapi pilihan hanya membai`at Yaziz atau dibunuh... beliaupun dibunuh.
Pemburuan ahlu al-bait, terutama para ulama berlangsung sampai sekitar 750 tahun.. mereka bahkan dilarang untuk ikut shalat jum`at.. supaya tidak ada yang mengikuti mereka.. mereka terkurung dalam rumah supaya tidak ada yang mengenal mereka... bahkan orang yang mengenal salah satu dari mereka pun ikut diburu.. ditangkap, dipenjara, diadzab & dibunuh.
Jadi, para ulama yang mengumpulkan hadits tersebut, demi memperoleh kebebasan bergerak dari satu tempat ke tempat lain & tidak diganggu para penguasa; maka mereka menghindari periwayatan hadits dari ahli al-bait.. agar tidak dilarang & diletakkan dalam penjara.. makanya kamu tidak menemukan banyak hadits yang diriwayatkan mereka.. bukan karena mereka tidak ada.
Pada masa pemerintahan Turki; ahlu al-Bait kembali muncul dari Maghrib & negeri-negeri lain.. hidup & menetap, dan menyebarkan ilmu-ilmu sunnah.
Makanya, kita menemukan dalam 700 tahun ini para periwayat hadits adalah asyraaf (para keturunan Nabi ﷺ) dari asyraaf... lalu sebelumnya bukan ahli al-bait atau tidak bernisbah pada ahli al-bait.
Dalam masa Turki, penguasa membiarkan ahli al-bait hidup dalam kebebasan.
Jadi, al-Imam al-Bukhari (dll) tidak dicela karena hal itu.
Ku kasih contoh bagaimana Imam an-Nasai meninggal:
Ketika beliau pergi ke Syam; beliau menemui warga yang fanatik pada Mu`awiyah dan membenci Ali.. Mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits"..
Beliau pun mengadakan majlis-majlis hadits di Syam, membacakan pada mereka keutamaan-keutaman Sayyidina Ali dalam buku yang berjudul "Khashaaish Ali"..
Ketika selesai, setelah beberapa hari, mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits tentang Mu`awiyah".. Imam an-Nasaai berkata: "Tidak ada yang ku dapati kecuali hadits: "Allah tidak Mengenyangkan perutnya".. hadirin pun mulai memukuli beliau, padal beliau sudah lanjut usia, di atas 80 tahun.
Pada saait itu, ada qafilah yang berangkat haji.. al-Imam an-Nasaai pun ikut pergi dalam keadaan sakit.. sampai di sana.. beliau meninggal & dikuburkan antara Safa & Marwah.
Begitulah... bayangkan.. seorang imam yang hanya bicara tentang keutaman salah satu ahli al-bait.. bagaimana yang menimpa beliau.. balasannya adalah maut.
Jadi, setiap masa ada keadaan tententu.. Sebelum kamu menghukumi seseorang; kamu perlu melihat dulu keadaan di masa orang itu berada.
Contoh lain adalah Imam Ali ar-Ridha yang tidak pernah keluar dari rumah. Yang pergi berdakwah adalah Sayyidina Ma`ruuf al-Karkhi, padahal tuannya tidak keluar.