Sunday, June 12, 2016

DITUDUH BERZINA & MABUK-MABUKAN, PRIA INI WAFATNYA DISALATI ULAMA & AULIYA’






Malam itu Sultan Murad IV (Sultan Turki Utsmani yang memerintah pada periode 1612-1640 M) merasa gundah. Maka ia memanggil kepala pengawalnya untuk diajak keluar istana dengan menyamar. Sesuatu yang memang biasa beliau lakukan.
Sultan berkata, “Mari kita keluar, melihat keadaan rakyat kita.”
Mereka pun pergi. Udara saat itu panas. Di tengah perjalanan, tiba-tiba mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Disentuh dan dibangunkan oleh Sultan, ternyata ia telah wafat. Orang-orang yang lewat di sekitaranya tidak ada yang peduli pada mayat tersebut. Maka Sultan pun bertanya kepada mereka.
"Mengapa orang ini wafat tapi tidak ada di antara kalian yang membawanya? Siapa dia?”
Orang-orang menjawab, “Orang ini zindiq. Pelaku maksiat. Dia selalu meminum khamar dan berzina dengan pelacur.”
“Tapi bukankah dia juga umat Nabi Muhammad? Ayo angkat dia kita bawa ke rumahnya,” ujar Sultan.
Mereka pun membawa mayat laki-laki itu ke rumahnya. Saat istri laki-laki tersebut mengetahui suaminya telah wafat, ia pun menangis. Orang-orang pun langsung pergi, hanya Sultan Murad dan kepala pangawalnya yang masih tinggal.
Kemudian Sultan berkata kepada istri laki-laki itu, “Aku mendengar dari orang-orang bahwa suamimu suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya.”
Sang istri pun bercerita, “Awalnya aku mengadu seperti itu. Suamiku setiap malam keluar rumah pergi ke toko minuman keras (khamar), kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia membawa khamar itu ke rumah, kemudian membuangnya di kamar mandi sambil berkata, 'Aku telah meringankan dosa kaum Muslimin.'”
Dia juga pergi ke tempat pelacuran, memberi uang seorang pelacur kemudian berkata, “Anggap ini sebagai pendapatanmu malam ini. Jadi tutup pintumu sampai pagi dan jangan kau terima tamu lain!”
Kemudian ia pulang ke rumah dan berkata kapadaku, “Alhamdulillah, malam ini kita telah meringankan dosa-dosa pemuda-pemuda Islam.”
Tapi, orang-orang melihatnya mengira bahwa ia selalu meminum khamar dan berzina. Berita ini pun menyebar di masyarakat.
Sampai akhirnya aku bertanya kepada suamiku, “Kalau kamu nanti mati tidak ada yang akan mensalati dan menguburkanmu?”
Ia hanya tertawa dan berkata, “Jangan takut wahai sayangku, jangan-jangan jika aku mati akan di salati oleh sultan, ulama dan auliya.”
Mendengar hal itu Sultan Murad pun menangis dalam haru kemudian berkata, “Demi Allah, akulah Sultan Murad. Besok pagi kita akan memandikannya, mensalati dan menguburkannya.”
Demikianlah, jenazah lelaki itupun disalatkan oleh sultan, para ulama, para syekh dan seluruh penduduk di negeri itu.

No comments:

Post a Comment