Syeh Ibnu Athoillah As Sakandari dalam kitab Al Hikam berkata :
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النِّعَمَ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِزَوَالِهَا, وَمَنْ شَكَرَهَا فَقَدْ قَيَّدَهَا بِعِقَالِهَا.
" Siapa yang tidak mensyukuri nikmat-nikmat, maka berarti ia berusaha untuk hilangnya nikmat itu,
dan siapa yang bersyukur atas nikmat-nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kukuh."
Dawuhnya Syeh Ibnu Athoillah tsb cocok dengan ungkapan orang2 bijak :
" Bersyukur itu mengikat kenikmatan yang sudah ada dan memburu kenikmatan yang tidak ada."
" Barangsiapa diberi kenikmat dan tidak mau mensyukurinya, maka ia akan dirampas dari nikmat2 tsb sedangkan dia tidak menyadarinya."
Dikatakan, Syukur adalah bahagianya hati dengan Dzat pemberi nikmat karena nikmat yg telah diberikan, bahkan kebahagiaan itu sampai menular kepada anggota2 tubuh sehingga menjadi mudah dalam melaksanakan perintah2 dan mencegar dari larangan2.
Dalam kita Lathoiful minan diterangkan :
Syukur ada 3 bagian :
1. Syukur lisan/ucapan
2. Syukur arkan/anggota2 tubuh.
3. Syukur jinan/hati
- Syukur lisan dengan cara tahadduts bin ni'mah/menceritakan kenikmatan2 Allah ta'ala,
dalilnya surat ad dhuha ayat 11:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
" Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menceritakannya ."
Dan sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam:
" menceritakan kenikmatan adalah bersyukur "
- Syukur arkan dengan cara beramal kata'atan karena Allah ta'ala,
dalilnya surat as saba' ayat 13 :
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚوَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
" Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur . Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."
Dan kisah Nabi shollallohu alaihi wasallam yg beribadah sampai kakinya bengkak2, lalu beliau ditanyai :
" Apakah anda memberat2kan diri, padahal Allah telah mengampuni dosa2 yg telah lalu dan yg akan datang bagimu ?"
Nabi bersabda : " apa aku tidak boleh menjadi hamba yg banyak bersyukur ? "
- Syukur jinan dengan cara mengakui bahwa semua nikmat yg ada padamu adalah dari dari Allah ta'ala,
dalilnya surat an nahl ayat 53 :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
" Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya) "
Syeh Abu Hazim -semoga Allah meridhoinya- ditanyai :
" Apa syukurnya kedua mata ?"
beliau menjawab : " jika engkau melihat kebaikan dengan keduanya, maka perlihatkanlah. dan jika engkau melihat keburukan dengannya, maka tutupilah ."
" apa syukurnya kedua telinga ?"
beliau menjawab : " jika engkau mendengar kebaikan dengan keduanya, maka hafalkanlah. dan jika engkau mendengar keburukan dengan keduanya, maka pendamlah."
" apa syukurnya kedua tangan ?"
beliau menjawab : " jangan kau gunakan utk mengambil yg bukan milikmu, dan jangan kau cegah hak Allah yg ada pada keduanya ."
" apa syukurnya perut ?"
beliau menjawab : " syukurnya perut adalah keadaan perut sebelah bawah berupa kesabaran, dan keadaan perut sebelah atas adalah ilmu ."
" apa syukurnya alat kemaluan ?"
beliau menjawab : " sebagaimana firman Allah dalam surat al mukminun ayat 5-6 :
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
" dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela."
" apa syukurnya kedua kaki ?"
beliau menjawab : " jika engkau melihat sesuatu yg kau sukai karena kebaikannya, maka kau gunakan keduanya utk hal itu. dan jika engkau melihat sesuatu yg tdk kau sukai karena keburukannya maka kau cegah keduanya dari hal itu."
Wallohu a'lam.
Sumber : Iqodhul Himam, Ibnu 'Ajibah.
dan siapa yang bersyukur atas nikmat-nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kukuh."
Dawuhnya Syeh Ibnu Athoillah tsb cocok dengan ungkapan orang2 bijak :
" Bersyukur itu mengikat kenikmatan yang sudah ada dan memburu kenikmatan yang tidak ada."
" Barangsiapa diberi kenikmat dan tidak mau mensyukurinya, maka ia akan dirampas dari nikmat2 tsb sedangkan dia tidak menyadarinya."
Dikatakan, Syukur adalah bahagianya hati dengan Dzat pemberi nikmat karena nikmat yg telah diberikan, bahkan kebahagiaan itu sampai menular kepada anggota2 tubuh sehingga menjadi mudah dalam melaksanakan perintah2 dan mencegar dari larangan2.
Dalam kita Lathoiful minan diterangkan :
Syukur ada 3 bagian :
1. Syukur lisan/ucapan
2. Syukur arkan/anggota2 tubuh.
3. Syukur jinan/hati
- Syukur lisan dengan cara tahadduts bin ni'mah/menceritakan kenikmatan2 Allah ta'ala,
dalilnya surat ad dhuha ayat 11:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
" Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menceritakannya ."
Dan sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam:
" menceritakan kenikmatan adalah bersyukur "
- Syukur arkan dengan cara beramal kata'atan karena Allah ta'ala,
dalilnya surat as saba' ayat 13 :
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚوَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
" Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur . Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."
Dan kisah Nabi shollallohu alaihi wasallam yg beribadah sampai kakinya bengkak2, lalu beliau ditanyai :
" Apakah anda memberat2kan diri, padahal Allah telah mengampuni dosa2 yg telah lalu dan yg akan datang bagimu ?"
Nabi bersabda : " apa aku tidak boleh menjadi hamba yg banyak bersyukur ? "
- Syukur jinan dengan cara mengakui bahwa semua nikmat yg ada padamu adalah dari dari Allah ta'ala,
dalilnya surat an nahl ayat 53 :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
" Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya) "
Syeh Abu Hazim -semoga Allah meridhoinya- ditanyai :
" Apa syukurnya kedua mata ?"
beliau menjawab : " jika engkau melihat kebaikan dengan keduanya, maka perlihatkanlah. dan jika engkau melihat keburukan dengannya, maka tutupilah ."
" apa syukurnya kedua telinga ?"
beliau menjawab : " jika engkau mendengar kebaikan dengan keduanya, maka hafalkanlah. dan jika engkau mendengar keburukan dengan keduanya, maka pendamlah."
" apa syukurnya kedua tangan ?"
beliau menjawab : " jangan kau gunakan utk mengambil yg bukan milikmu, dan jangan kau cegah hak Allah yg ada pada keduanya ."
" apa syukurnya perut ?"
beliau menjawab : " syukurnya perut adalah keadaan perut sebelah bawah berupa kesabaran, dan keadaan perut sebelah atas adalah ilmu ."
" apa syukurnya alat kemaluan ?"
beliau menjawab : " sebagaimana firman Allah dalam surat al mukminun ayat 5-6 :
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
" dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela."
" apa syukurnya kedua kaki ?"
beliau menjawab : " jika engkau melihat sesuatu yg kau sukai karena kebaikannya, maka kau gunakan keduanya utk hal itu. dan jika engkau melihat sesuatu yg tdk kau sukai karena keburukannya maka kau cegah keduanya dari hal itu."
Wallohu a'lam.
Sumber : Iqodhul Himam, Ibnu 'Ajibah.