Wednesday, June 8, 2016

BINTANG-BINTANG YANG DISEBUTKAN DALAM KITAB TAFSIR






Berikut ini Nama-nama Planet Yang Sering di Sebut di Kitab2 Tafsir Salaf:
karena planet-planet ini bisa dilihat dengan pandangan mata di negeri Arab.

1. Uthorid (Planet Merkurius)
2. Zuhroh (Planet Venus / Kejora)
3. Al-Ardhu (Bumi)
4. Mirrikh / Bahrom (Planet Mars)
5. Musytari / Narjas (Planet Jupiter)
6. Zuhal (Planet Saturnus)
Ditambah lagi :
7. Asy-Syams (Matahari)
8. Al-Qomar (Bulan) , dll
Berikut ini keterangannya:

1. Imam Al-Qurtubi (meninggal 671 H) dalam Tafsirnya "Al-Jami' li Ahkamil Qur'an" (juz 11/hal 286), ketika menafsirkan ayat ke 32-33 dari Surat Al-Anbiya', maka beliau (Imam Qurtubi) berkata :
أَنَّ السَّيَّارَةَ تَجْرِي فِي الْفَلَكِ...فَالْقَمَرُ فِي الْفَلَكِ الْأَدْنَى، ثُمَّ عُطَارِدُ، ثُمَّ الزُّهْرَةُ، ثُمَّ الشَّمْسُ، ثُمَّ الْمَرِّيخُ، ثُمَّ الْمُشْتَرِي ثُمَّ زُحَلُ، وَالثَّامِنُ فَلَكُ الْبُرُوجِ، وَالتَّاسِعُ الْفَلَكُ الْأَعْظَمُ.
Terjemahannya: "Sesungguhnya bintang-bintang Sayyaroh beredar/berputar pada tempat-tempat edaran/ligkarannya (Galaksi).., (Bintang2 sayyaroh) seperti: Qomar (Bulan) yang terdekat (dengan Bumi), kemudian Uthorid (Merkurius), Zuhroh (Venus), Syams (Matahari), Mirrikh (Mars), Musytari (Jupiter), lalu Zuhal (Saturnus), dan yang kedelapan: peredaran Falakul Buruj (Bintang2 yang membentuk gugusan), dan yang ke sembilan : Falakul A'dhom (Bintang2 yang super besar).

2. Imam Al-Baghowi (Meninggal 510 H) dalam tafsirnya: "Ma'alimut Tanzil" (Juz 6?hal 92) menafsirkan ayat ke 61 dari Surat Al-Furqon, : imam Baghawi menukil dari perkataan Ibnu Abbas :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: هِيَ الْبُرُوجُ الِاثْنَا عَشْرَ الَّتِي هِيَ مَنَازِلُ الْكَوَاكِبِ السَّبْعَةِ السَّيَّارَةِ، وَهِيَ الْحَمَلُ، وَالثَّوْرُ، وَالْجَوْزَاءُ، وَالسَّرَطَانُ، وَالْأَسَدُ، وَالسُّنْبُلَةُ، وَالْمِيزَانُ، وَالْعَقْرَبُ، وَالْقَوْسُ، وَالْجَدْيُ، وَالدَّلْوُ، وَالْحُوتُ، فَالْحَمَلُ وَالْعَقْرَبُ بَيْتَا الْمِرِّيخِ، وَالثَّوْرُ وَالْمِيزَانُ بَيْتَا الزُّهَرَةِ، وَالْجَوْزَاءُ وَالسُّنْبُلَةُ بَيْتًا عُطَارِدِ، وَالسَّرَطَانُ بَيْتُ الْقَمَرِ، وَالْأَسَدُ بَيْتُ الشَّمْسِ، وَالْقَوْسُ وَالْحُوتُ بَيْتَا الْمُشْتَرَى، وَالْجَدْيُ وَالدَّلْوُ بَيْتَا زُحَلَ.
Terjemahannya:
Ibnu Abbas berkata : "Al-Buruj" maknanya 12 Rasi Bintang yang terletak di gugusan 7 Planet Sayyaroh, Rasi bintang itu adalah Rasi bintang Hamal, Tsaur, Jauza', Saroton, Asad, Sumbulah, Mizan, Aqrob, Qous, Jadyu, Dalwu, dan Hut. Adapun rasi bintang Hamal dan Aqrob berada di arah terdekat Planet Mirrikh (planet Mars), Tsaur dan Mizan berada di arah terdekat planet Zuhroh (Planet Venus), Jauza' dan Sunbulah berada di arah terdekat planet Uthorid (Planet Merkurius), Saroton berada di arah terdekat Qomar (Bulan), Asad berada di arah terdekat Syams (Matahari), Qous dan Hut berada di arah terdekat bintang Musytari (Planet Jupiter), Jadyu dan Dalwu berada di arah terdekat bintang Zuhal (Planet Saturnus)".

3. Ibnu Asyur -Rahimahullah- (Meninggal 1393 H) dalam tafsir "At-Tahrir Wat Tanwir" (juz 3/hal. 24)" menyebutkan tentang makna penafsiran ayat 255 dari Surat Al-Baqarah, maka beliau berkata :
الشَّمْسِيِّ وَهِيَ: فُلْكَانَ، عُطَارِدُ، وَالزُّهْرَةُ، وَهَذِهِ تَحْتَ الشَّمْسِ إِلَى الْأَرْضِ، وَالْمِرِّيخُ، وَالْمُشْتَرِي، وَزُحَلُ، وَأُورَانُوسُ، وَنِبْتُونُ، وَهَذِهِ فَوْقَ الشَّمْسِ عَلَى هَذَا التَّرْتِيبِ فِي الْبُعْدِ، إِلَّا أَنَّهَا فِي عِظَمِ الْحَجْمِ يَكُونُ أَعْظَمَهَا الْمُشْتَرِي، ثُمَّ زُحَلُ، ثُمَّ نِبْتُونُ، ثُمَّ أُورَانُوسُ، ثُمَّ الْمِرِّيخُ
Terjemahannya: "Matahari memiliki dua rangkaian edaran (Falakan), yaitu meliputi edaran Uthorid (Planet Merkurius), dan edaran Zuhroh (Planet Venus), dua planet ini dibawah Matahari (antara Matahari) dengan Ardh (Planet Bumi), Adapun Mirrikh (Planet Mars), Musytari (Planet Jupiter), Zuhal (Planet Saturnus), Uronus (Planet Uranus), dan Nibtun (Planet Neptunus) berada diatas matahari dengan susunan yang teratur, yang jaraknya semakin jauh dari Matahari", bintang-bintang ini berukuran besar, ukuran yang paling besar adalah Musytari (Planet Jupiter), kemudian (lebih kecil lagi) bintang Zuhal (Planet Saturnus), kemudian (lebih kecil lagi) bintang Nibtun (Planet Neptunus), kemudian Uronus (Planet Uranus), lalu bintang Mirrikh (Planet Mars)".

4. Ulama' Muta'akhkhirin Syeikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa'di (meninggal 1376 H) dalam tafsirnya "Taisir Karimir Rahman.." (juz1/hal 912): tentang tafsir surat at-Takwir, ayat: 15, mengenai makna Al-Khunnas, beliau berkata:
وهي النجوم السبعة السيارة: " الشمس "، " القمر "، و " الزهرة "، و " المشترى "، و " المريخ "، و " زحل "، و " عطارد "، فهذه السبعة لها سيران
Terjemahannya:
"Khunnas adalah 7 bintang Sayyaroh, yaitu: Syams (matahari), Qomar (bulan), Zuhroh (Venus), Musytari (Jupiter), Zuhal (Saturnus), dan Uthorid (Merkurius)".

WAKTU IMSAK TIDAKLAH SESAT






MUKADDIMAH

Dalam beberapa tahun ini muncul fatwa dari Ulama Wahaby yang menfatwakan tentang terlarangnya dan sesatnya jadwal waktu Imsakiyah yang muncul pada bulan Ramadhan, fatwa ini menurut pandangan para wahaby disebabkan ada beberapa hal yaitu waktu imsak adalah bid’ah dan tidak ada pada zaman nabi, waktu imsak di asumsikan wahaby sebagai awal waktu berpuasa padahal mengakhirkan waktu sahur adalah sunnah dan utama, waktu imsak termasuk dalam kategori membuat syareat baru dan kalaupun ada tentu nabi telah melakukannya. Beberapa alasan tersebut begitu mengemuka di permukaan dan difatwakan untuk mensesatkan jadwal waktu imsakiyah yang berkembang di masyarakat, utamanya di daerah muslim Sunni.
PERSPEKTIF IMSAK MENURUT ILMU FALAK
Waktu imsak adalah waktu tertentu sebelum shubuh, saat kapan biasanya seseorang mulai berpuasa[1]. Mengenai waktu imsak ada yang berpendapat 15 menit[2],10 menit[3], dan ada yang menggunakan 18 menit dan 20 menit sebelum fajar shodiq yang merupakan awal waktu shubuh dan juga awal berpuasa[4]. Dalam hal ini para ahli astronomi berbeda pendapat mengenai irtifa’ (ketinggian matahari ) fajar shadiq yang pada waktu itu dibawah ufuq (horizon) ada yang berpendapat -18,-19,dan -20[5].
Fenomena ini dalam astronomi disebut dengan Twilight, fenomena ini muncul dibawah horizon sampai matahari terbit pada pagi hari atau setelah matahari terbenam pada sore hari[6]. Pada waktu itu cahaya kemerahan dilangit sebelah timur sebelum matahari terbit, yaitu saat matahari menuju terbit pada posisi jarak zenith 108 derajad dibawah ufuq sebelah timur[7]. Dalam Explanatory Supplemen to The Astronomical Almanac dijelaskan” this is caused by the scattering of sunlight from upper layer of the earth atmosphere. It begins at sunset (ends at sunrise) and is conventionally taken to end (or begin) when the center of the sun reaches an altitude of -18”.[8]
Fajar sendiri dibagi menurut ahli astronomi dapat dibagi menjadi dua, yaitu fajar waktu pagi dan fajar waktu senja hari, secara fiqhi fajar dibagi menjadi dua juga yaitu fajar shodiq dan fajar kadzib, dalam hal ini K. Maisur mengatakan
وهو المنتشر ضوؤه معترضا بنواحى السماء. بخلاف الكاذب فإنه يطلع مستطيلا ثمّ يذهب ويعتقبه ظلمة.وذالك قبل الصادق[9]
Dalam ranah fiqih fajar dapat dibagi atas dua macam yaitu fajar shadiq dan fajar kadzib, fajar kadzib adalah fenomena cahaya kemerahan yang tampak dalam beberapa saat kemudian menghilang sebelum fajar shadiq, dalam dunia ilmu astronomi sering disebut Twilight False atau Zodiacal light, Fajar kadzib terjadi akibat hamburan cahaya matahari oleh debu-debu antar planet di ekliptika,sedangkan fajar shadiq adalah fenomena astronomical twilight yang muncul setelah fajar kadzib. Para Ahli Fiqih memberi gambaran bahwa fenomena fajar shadiq ketika mega putih (biyadh) dari horizon telah tampak dari arah timur, hal tersebut telah dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh ayat 187 dimana waktu melakukan puasa adalah ketika terbitnya fajar (fajar shadiq) sampai tenggelamnya matahari.[10]
WAKTU IMSAK DALAM PERDEBATAN
Dalam pemaparan diatas waktu imsak adalah suatu waktu sebelum waktu shubuh dimana juga menjadi awal untuk menjalankan ibadah Puasa, dari gambaran ini sungguh salah apabila diyakini bahwa awal berpuasa dimulai pada waktu imsak ini dan ini kemudian yang disalah persepsikan oleh ulama-ulama salafy, penggunaan waktu imsak ternyata berkaitan dengan kehati-hatian (ihtiyath) dalam menjalankan awal ibadah puasa, dalam menyikapi fatwa sesat dari salafy setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita fahami, antara lain:
Pertama, masalah auqot terkait dengan masalah fenomena alam untuk itu kita harus memahami bahwa masalah auqot berkaitan dengan Sunnatulloh, Sunnatullah mengatur dan berlaku untuk alam semesta (makro kosmos) dan alam manusia (mikro kosmos), hukum ini tidak diwahyukan, tetapi dihamparkan dalam bentangan realitas alam semesta dan alam manusia, yang semuanya tunduk patuh kepadanya dengan sukarela maupun terpaksa, hukum ini berlaku obyektif, pasti dan tetap, diperoleh melalui observasi dan lahirlah science dengan berbagai disiplin ilmu yang melingkupinya, berbeda dengan Dienullah yang khusus mengatur alam manusia yaitu tentang bagaimana harus berprilaku terhadap penciptanya,dirinya sendiri, dan lingkungannya, hukumnya bersifat subyektif, tidak pasti, tidak tetap, hukum ini diwahyukan dan terangkum di dalam Alqur’an dan Hadist, pengetahuannya di peroleh dari telaah kita terhadap teks-teks wahyu, maka lahirlah ilmu fiqih, tafsir, hadits, dll, derajat kebenarannya seberapa akurat ia didukung oleh dalil-dalil naqli yang sifatnya legal formal, ayat-ayat yang berkiatan dengan fajar nampak jelas merupakan bagian dari ayat-ayat kauniyah dan akan dapat difahami dari Sunnatullah.
Kedua, waktu imsak merupakan bagian dari ihtiyath, artinya waktu imsak diperlukan dalam rangka untuk menjauhkan kita dari kesalahan untuk makan dan minum, maksudnya supaya kita hati-hati dan tidak makan dan minum ketika waktu puasa telah tiba[11]. Hal ini sangat jelas bahwa dalam waktu imsak bukanlah awal melaksanakan puasa dan dugaan serta tuduhan dari salafy salah besar, ihtiyat sangat penting sekali dalam menjalankan ibadah kita, Syekh Ali al-Shobuni mengisyaratkan hal tersebut dengan sebuah qoidah :
أمور العبادة ينبغي فيها الإحتياط[12]
Akhirnya dari pemaparan tersebut, maka waktu Imsak yang banyak beredar bukanlah suatu bid’ah yang sesat tetapi bagian dari bid’ah hasanah dalam rangka memudahkan kita dalam menjalankan ibadah Puasa.
---------------------------------------
[1] Nur Ahmad Shadiq bin Saryani, Abu Saiful Mujab, Nur al-Anwar min Muntaha al-Aqwal, Madrasah Tasywiq al-Thullab al-Salafiyah, Kudus, 1407H/1986M, hal 66
[2] ……..opcit, hal 66
[3] Sjamsul Arifin,Drs.H, Ilmu Falak, STAIN PONOROGO, Ponorogo, 1997M. hal 56
[4] Al Istanbuly, Sa’id bin Husaein Hamly, Kitab Mawaqit al-Sholat, Hakikat Kitabevi, Istanbul, 1988 M, hal 33
[5] ……..opcit, hal 33.
[6] Azhari, Susiknan, Ensiklopedia Hisab Rukyat, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2005, hal 156.
[7] …….opcit, hal 53
[8] Yallop, B.D, Astronomical Phenomena, Explanatory Supplemen to The Astronomical Almanac, University Science, California, 1992, hal 492
[9] Al-Tursidi, Maisur,K, Al-Hawashil , PP. Mahir al-Riyadh, Kediri, tt, hal 50
[10] Sabiq, Sayyid, al-Syekh, Fiqh al-Sunnah, Dar el-Fikr,Beirut, 1403H/1983M, hal 369
[11] Al Istanbuly, Sa’id bin Husaein Hamly,. Kitab Mawaqit al-Sholat, Hakikat Kitabevi, Istanbul, 1988 M, hal 33.
[12] Al-Shobuny, Mohammad Ali, Al-Syekh, Rawai’ al-Bayan Tafsir ayat al-Ahkam min al-Qur’an, jilid 2, Dar el-Fikr, Beirut,tt,, hal 205

KAJIAN SEPUTAR PUASA






Diambil dari Kitab Taqriratus sadidah fi masa'ilil Mufidah

Karangan : Assayyid Hasan Bin Ahmad Alkaff. 
Murid Senior Al-alim, Al-allamah Alfaqih Assayyid Alhabib Zein bin Ibrahim bin Sumaith, Mufti bermadzhab Syafi'i di Kota Madinah Elmunawwaroh.

©Pentingnya memahami Hadist :
"Betapa banyak orang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya mendapatkan rasa Lapar dan Dahaga sahaja"

RANGKUMAN HUKUM-HUKUM PUASA DALAM TUJUH PELAJARAN.
©kajian Fiqh ke empat seputar Hukum-hukum Puasa.

SUNNAH-SUNNAH PUASA DAN RAMADHAN
1. Mensegerakan berbuka puasa jika sudah yakin akan tibanya waktu magrib.
Berbeda jika masih ragu akan masuknya waktu Magrib, maka wajib baginya untuk mencari tau sebagai bentuk kehati-hatian dan mengakhirkan buka puasanya.
2. Melaksanakan Sahur walau hanya dengan seteguk air.
Diantara Hikmah Sahur adalah, dapat memperkuat Puasa dan menyelisih dari kebiasaan Ahlul Kitab.
Oleh karenanya disunnahkan melaksanakan Sahur walau masih kenyang, Sunnah Juga dengan Makan Rutob, kemudian Kurma sebagaimana Sunnah dalam Berbuka Puasa.
Waktu Sahur masuk yaitu mulai dari pertengahan Malam.
3. Mengakhirkan waktu Makan Sahur, sekiranya tidak sampai melampaui batas akhir waktu Sahur.
Sunnah Imsak [menahan makan dan minum] sebelum Fajar sekitar bacaan 50 ayat. atau seperempat jam kurang lebih
4. Berbuka puasa dengan Rutob secara Ganjil, oleh karena itu didahulan daripada makanan yang lain, jika tidak ada maka dengan Albusru (kurma sebelum matang yang segar). jika tidak ada maka dengan Kurma, jika tidak ada maka dengan air zam-zam, jika tidak ada maka dengan air biasa, jika tidak ada maka dengan makanan yg manis-manis, jika tidak ada maka dengan Manisan
Yg dimaksud dengan makanan yang manis-manis adalah: makanan yang tidak disentuh oleh Api, seperti Madu dan anggur.
Yang di maksud dengan manisan adalah : makanan yang disentuh oleh api.
Oleh karenanya telah di nadhamkan oleh sebagian Ulama' sebagai berikut.
فمِنْ رُطَب، فالبُسْرِ فالتّمر، زمزَمٍ
فماء، فحُلْوٍ ثمَّ حَلْوى لكَ الفِطْرُ
Yaitu dari Rutob kemudian Albusru, kemudian Kurma, kemudian air zam-zam, kemudian air biasa, kemudian makanan yang manis-manis, kemudian manisan maka bagimu berbuka Puasa.
5. Membaca Doa berbuka Puasa yaitu sebagai Berikut.
اللهُمَّ لكَ صُمْت ، وبِكَ آمنْت ، وعلى رِزْقِكَ أفطَرت . ذهَبَ الظَّمَأ ، وابتلَّتِ العروقُ وثبَتَ الأجْرُ إن شاءَ الله . الحمدُ للهِ الذي أعانَنِي فصُمت ورزَقَني فأفطَرْت . اللهُمَّ إنّي أسألُكَ بِرحمتِكَ التي وَسِعَتْ كُلَّ شيءٍ أن تَعفِرَ لي
روى أوله أبو داود وآخره ابن السني . ويَدعو بعده بما شاء
"Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah. Segala Puji bagi Allah yang telah menolong ku sehingga aku mampu berpuasa yang telah memberiku rezeki sehingga aku bisa berbuka puasa, Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan belas kasihMu yang luas keatas segala sesuatu, Ampuni diriku".
Kemudian berdoalah apa saja setelah membaca doa diatas.
6. Memberi makanan buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa, karena terdapat Pahala yang besar.
Dalam sebuah Hadist di sebutkan.
من فطَر صائماً كان له مثل أجره غير أنه لا يُنقص من أجر الصائم شيئاً)
رواه الترمذي وصحّحه وابنُ ماجه وابن خزيمة وابن حِبّان
"Barangsiapa memberi buka orang puasa, maka dia mendapatkan pahala seperti orang puasa, tidak dikurangi sedikitpun pahala orang yang puasa." (HR atturmudzi, di sohihkan oleh Ibnu majah, ibnu Khuzaimah, ibnu Hibban).
7. Mandi dari janabah sebelum Fajar, menghindari perbedaan pendapat Ulama' , agar dapat memulai puasanya dalam keadaan Suci.
8. Mandi setiap malam dari malam-malam Ramadhan setelah Magrib agar menambah giat untuk beribadah.
9. Menjaga Shalat Tarawih, Mulai dari awal malam sampai akhir malam , Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَن قامَ رمضانَ إيماناً واحتِساباً غُفِرَ لهُ ما تقدَّمَ مِن ذَنْبِه رواه البخاري ومسلم .
قال العلماء: المقصودُ بقيامِ رمضان: صلاةُ التراويح .
"Barangsiapa yang berdiri menunaikan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata Para Ulama'. Yang di maksud dengan berdiri menunaikan shalat pada Malam Ramadhan adalah Shalat Tarawih.
10. Pastikan untuk selalu menjaga Shalat Sunnah Witir.
Sunnnah Witir Ramadhan mempunyai tiga keistimewaan.
1. Sunnah secara Berjemaah
2. Sunnah mengeraskan bacaan nya.
3. Sunnah berqunut diseparuh terahir Ramadhan menurut pendapat yang Muktamad.
Sebagian Ulama berpendapat Sunnah berqunut sebulan penuh Ramadhan.

11. Memperbanyak membaca Alqur'an berikut direnungi maknanya, karena Ramadhan adalah Bulan diturunkan Al-qur'an, kelak akan datang memberikan Syafaat kepada orang yang membacanya di hari Kiamat.
12. Pastikan untuk memperbanyak melakukan amalan-amalan Sunnah, seperti Shalat Sunnah Rawatib, Shalat Sunnah Dhuha, Shalat Sunnah Tasbih, dan Shalat Sunnah Awwabiin.
13. Pastikan untuk memperbanyak amal-amal Shalih, seperti bersedekah, Sambung Ikatan Silaturrahim, menghadiri Majelis Ilmu, beri'tikaf di masjid, menghidupkan masjid, menghadap kepada Allah dengan menjaga Hati dan anggota Tubuh, serta membaca doa-doa Yang Ma'tsur
14. Bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh terakhir, serta mencari malam lailatul Qadar didalamnya, terutama pada malam-malam Ganjil.
Lailatul Qadar, dinamakan demikain dikarenakan Agung atau Mulianya, sebab didalam nya Allah menetapkan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya, dan Hal ini adalah bagian dari keistimewaan kita sebagai Ummat Muhammad.
Lailatul Qadar terdapat 40 pendapat Ulama'. Al-imam Syafi'i lebih condong kepada pendapat bahwa Lailatul Qadar adalah pada malam ke 21 atau pada malam ke 23.
Sedangkan Pendapat Jumhur Ulama', malam lailatul qadar terdapat pada malam ke 27.
Sebagian Ulama memilih pendapat bahwa malam lailatul qadar berpindah-pindah dimalam 10 terakhir Ramadhan.
Hikmah di rahasiakan nya Malam Lailatul qadar supaya menghidupkan semua malam-malam bulan Ramadhan dengan Ibadah.
Termasuk bagian dari Keistimewaan Malam lailatul qadar, adalah pada malam itu benih-benih orang kafir tidak akan jadi. Serta keajaiban alam malakut tersingkap. Melakukan amal ibadah di malam itu lebih baik daripada melakukan amal ibadah selama seribu bulan yang tidak ada malam lailatul qadarnya.
©Tanda-tanda malam lailatul qadar adalah:
Udaranya tenang "[tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin]. Dan Terbitnya matahari Harinya Cerah, Sinarnya tidak begitu menyengat , karena Cahaya Malaikat yang naik dan turun.
Di sunnahkan bagi orang yang mengetahui Malam Lailatul qadar untuk merahasiakan nya dan menghidup malamnya dengan Ibadah, juga menghidupkan Siang harinya sebagaimana malam Harinya.
Tingkatan paling tinggi dalam menghidupkan malam lailatul qadar adalah :
Menghidup sepanjang malam dengan berbagai jenis-jenis Ibadah, seperti Shalat, membaca Al-qur'an, memperbanyak doa yang mencakupi doa
اللهم إنك عفُوّ تحب العفو فاعفُ عني
Ya Allah sesungguhnya engkau maha pengampun suka memberi ampunan oleh itu ampunilah dosa-doa ku.
Tingkatan menengah dalam menghidupkan Malam Lailatul qadar adalah:
Dengan menghidupkan separuh malam yg dianggap Utama. Sebagaiman yg telah disebutkan.
Serta paling rendah dalam menghidupkan Malam lailatul qadar adalah:
Dengan melaksanakan Shalat Magrib, dan Isya' secara Berjemaah serta berniat untuk melaksanakan shalat subuh secara berjemaah pula.
15. Mencari makanan buka puasa yang Halal.
16. Meluaskan nafakah keatas keluarga.
17. Meninggalkan main-mainan, dan cacian. Jika ada orang yang mencacinya maka ingatilah dengan Hatinya (bahwa saya sedang berpuasa).
Untuk mencegah nafsunya supaya tidak kemasukan cacat terhadap puasanya.
Dan sunnah diucapkan oleh lisan nya jika tidak ada rasa khawatir akan riya' agar mencegah bagi orang yang mencacinya serta membalas dengan balasan yang baik.

SEBUAH FAIDAH.
Berkata Al-imam Abu Hamid Al-ghazali, pemilik Kitab Ihya' Ulumuddin.
Puasa itu dibagi menjadi tiga bagian.
1. Puasa awam : yaitu berpuasa dari menghindari pembatal Puasa.
2. Puasa Khusus : yaitu berpuasa dari segala bentuk perbuatan Maksiat.
3. Puasa Khusus daripada orang-orang istimewa yaitu berpuasa dari segala sesuatu selain Allah.

MAKRUH-MAKRUH PUASA
Ada delapan, berpahala jika ditinggalkan oleh orang yang berpuasa sebagai bentuk dari melaksanakan perintah Allah.
1. Mengunyah, tanpa adanya sesuatu yang masuk kedalam, jika ada yamg masuk kedalam maka puasanya menjadi Batal.
2. Mencicipi makanan tanpa adanya keperluan, serta tidak ketelan masuk ke dalam, adapun jika mencicipi makanan karena adanya keperluan maka Hukum nya tidak Makruh.
3. Berbekam. Yaitu mengeluarkan darah. dimakruhkan agar keluar daripada silang pendapat Ulama' . Karena dapat membuat lemah bagi yang berpuasa.
4. Memuntahkan air setelah berbuka puasa, yaitu mengeluarkan nya melalui Mulut, yg demikian dapat menghilangkan keberkahan Puasa. Yang sunnah adalah menelan yang masih tersisa di mulut.
5. Mandi dengan menyelam, walau mandinya mandi wajib. Maka Hukum nya Makruh.
6. Bersiwak setelah tergelincirnya matahari, karena dapat menghilanglan bau mulut. (bau mulutnya orang berpuasa) akan tetapi Imam Nawawi memilihnya tidak Makruh.
7. Telalu banyak kenyak dan banyak tidur. Dan melakukan sesuatu yang tak ada faedahnya, sebab hal yang demikian dapat menghilangkan faidah Puasa.
8. Memperolehi syahwat yang diperbolehkan, melalui penciuman, penglihatan atau pendengaran.
Referensi : Kitab Taqriratus sadidah fi masa'ilil mufidah.
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, niscaya Allah fahamkan ia Urusan Agama.

Sesama Muslim Saling Memberi





MasyaAllah, beginilah akhlak seorang muslim, membuat air mata tak terasa mengalir..........
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari video singkat ini.

NGAJI KITAB BERSAMA MBAH MUN Part 04







Sedikit Keterangan Dari Ngaji
شجرة المعارف والأحوال
Selasa Pon, 2 Romadlon 1437 H/ 7 Juli 2016 M Ba'da Dluhur.



Nabi Muhammad bersabda:
تخلقوا بأخلاق الله
"Berbudi pekertilah engkau sekalian dengan budi pekerti ALLOH".
Salah satu Akhlaq ALLOH adalah Mulia (Majdu). Sehingga salah satu nama ALLOH yang indah adalah Al-Majid, yang berarti Dzat yang banyak kemulyaan-NYA, serta sempurna dalam Dzat maupun sifat-NYA.
Orang yang melihat kemulyaan ALLOH, maka akan menghasilkan akhlaq berupa memulyakan sesama makhluq.
Cara manusia agar bisa berbudi pekerti seperti budi pekerti ALLOH adalah dengan senantiasa melihat, memikirkan dan menghadapkan diri kepada Akhlaq yang akan ditiru.
Apabila berangan-angan terhadap luasnya rahmat ALLOH, maka akan membuahkan harapan akan rahmat itu.
Apabila berangan-angan terhadap kerasnya siksaan, maka akan membuahkan rasa takut.
Apabila melihat kepada sifat mulya ALLOH, maka akan membuahkan hasil berupa memulyakan dan mengagungkan sesama makhluq.
Apabila melihat kepada sifat keindahan ALLOH, maka akan membuahkan adanya kecintaan yang timbul dari kecantikan dan keindahan itu.
Apabila melihat terhadap sifat esanya dalam pekerjaan, maka akan menghasilkan kepasrahan kepada ALLOH yang mempunyai sifat derma dan pemberi anugrah.
Apabila melihat semua sifat-sifat ALLOH, maka akan menghasilkan hasil berupa hilangnya semua makhluq dari hatinya, karena penuhnya hati dengan cahaya dan keagungan ALLOH.
Bagaimana tidak?
Jikalau perempuan-perempuan cantik pada masa Nabi Yusuf menjadi lupa terhadap dirinya saat melihat ketampanan Yusuf, sehingga tidak merasa sakit saat tangannya tergores pisau, maka bagaimana persangkaanmu saat seseorang melihat keindahan sifat Jamal Dari ALLOH.
Tentu saja akan lebih lupa kepada semua makhluq bahkan kepada diriny

Pengajian Tafsir Hari ke-2 Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.








Pengajian hari kedua dilanjutkan kembali dengan diskusi dengan membahas ayat kursiy ayat 255. Untuk memperdalam Ayat kursiy dibaca berbagai keterangan, dari tafsir Sya'rawi, fakhru Razi Dan untuk menjelaskan sir ayat kursiy Maulana Hanib Luthfi Menyuruh santri untuk membaca kitab Khazinatul Asrar.
Maulana menjelaskan kenapa pembahasan ayat ini diulang kembali Karena banyak sekali paham, aliran yang salah memahami ayat-ayat ini, seolah ayat ini mengamini argumen mereka bahwa Allah membutuhkan tempat, seperti Arsy, Kursiy dll. Padahal ayat-ayat terkait dengan Kursiy Arsy dll adalah untuk menunjukan keagungan Allah SWT. Bahwa Makhluk-Nya saja begitu agung, seperti Kusiy besarnya meliputi langit dan bumi
Bahkan digambarkan dimensi semesta ini jika dibandingkan seperti debu dalam sebuah tameng.
Mengomentari keterangan bahwa jarak antara Kursiy dan Ars perjalanan 500 ribu tahun. Maulana menjelaskan kisah Syeikh Daqiqul Id serta Sulthonil Ulama Izudin bin Abdi Salam yang inkar terhadap Syeikh Ahmad Al-Badawi. Syeikh Ahmad Al-Badawi rumahnya di depan masjid tapi tidak pernah sholat Jumat. Nah Syeikh Daqiqul Id ingkar kepada Syeikh Ahmad al-Badwi. Siapa yang tidak kenal dengan kebesaran Daqiqul Id salam bidang fiqih, tapi beliau dijewer oleh Syeikh Ahmad al-Nawawi dan dilempar oleh beliau ke Dar Baidha. Ada Darul Baidha ada juga Jabal Qaf. Jabal qaf masih di bumi dekat dengan kutub Utara. Keduanya tempat Malaikat dan wali Muqarabin beribadah kepada Allah. Daqiqul id bingung mau pulang, ada yang mengatakan kepadanya tunggu hari Jumat nanti ikut imam. Setelah selesai jumat ternyata imamnya Syeikh Ahmad al-Badawi. Beliau meminta maaf dan minta dipulangkan. Kata Syeikh Ahmad al-Badawi jarak antara tempat ini dan rumahmu 60 tahun. Tapi Syeikh Ahmad Badawi menyuruh Syeikh Daqiq memegang ujung jubahnya, dan sampailah Syeikh Daqiq ke rumahnya.
Kata Maulana, nah jarak 60 tahun ini adalah jarak yang dihitung dengan peredaran bulan dan matahari. Kalau jarak antara Kursiy dan Arasy itu dihitung dengan apa, bukankah matahari dan bulan ibarat debu dibanding keduanya? Nah jarak itu dengan hitungan cahaya. Yaitu Nur atau cahaya Rasulullah saw.
Kemudian peserta ada yang bertanya, dimasyarakat ada yang menganggap ayat kuraiy dari ayat والهكم اله واحد Maulana Habib Luthfi menjelaskan itu adalah susunan Ahli Asrar yang mengetahui rahasia huruf. Seperti Syeikh Muhammad Haqi Naizili, Seikh Ahmad al-Buli, Syeikh Ahmad Daerobi, Syeikh Ahmad Dardiri. Sebagian ulama mengatakan bahwa WA ilahukum adalah asma Adzam. Ada wali Allah yang diberi 5, 6 ada juga yang 9 seperti Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Dan itulah wilayah kewaliannya. Terkadang ada seorang salik mencari Syeikh futuh oleh gurunya ditunjukan kepada Syeikh yang lain karena wilayah kewaliannya kelak dibawah kewalian wali futuhnya. Dan memiliki kesamaan dalam asma 'adzamnya.
Lalu kenapa ada ayat yang memiliki sir lebih tinggi dari yang lain, hal itu diantaranya disebabkan oleh kandungan makna ayat itu, ayat-ayat yang terkait dengan asma, sifat Allah lebih tinggi dari yang lain. Kemudian Maulana menjelaskan panjang lebar sir dan garaib yang dikandung dalam berbagai ayat.
Kemudian pembahasan dilanjutkan pada ayat 260 yang mengisahkan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim belajar dan yang mengajari Allah subhanahu wa Ta'ala. Nabi Ibrahim belajar agar lebih mantap. Nabi Ibrahim melihat matahari, bulan bintang dll, dari itu Nabi Ibrahim belajar bahwa semua makhluk berubah bahkan surga sekalipun. Surga setiap detik bertambah keindahan dan kenikmatannya. Nah Allah itu baik sifat, dzat, keagungan-Nya tidak bertambah atau berkurang. Misalkan manusia beribadah siang malam, tahajud, semua doa dan dzikir dibaca itu tidak akan menambah keagungan-kesempurnaan-Nya.

Video Kesabaran dan suka memberi



Luangkan DUA Menit Saja untuk melihat Video yang sangat INDAH ini.
Pesan Apa saja yang bisa Anda DAPATKAN...?