Tuesday, June 14, 2016

Risalah


 



Ruh manusia itu hanya ada dalam dua keadaan, tidak ada keadaan yang ketiga, yaitu keadaan bahagia dan keadaan sengsara.
Apabila ia berada dalam keadaan sengsara atau menderita, maka muncullah perasaan-perasaan rendah, gelisah, gundah, muram, tidak ridha, mengkritik dan menyalahkan Allah, tidak sabar dan tidak bertawakal,
sehingga lahirlah ahlak buruk, menyekutukan Allah dengan mahluk dan akhirnya tidak percaya atau kufur.

Dan apabila ia sedang merasa senang, maka ia menjadi mangsa ketamakan dan kerakusan serta hawa nafsu kebinatangan dan keiblisan. Nafsunya tidak pernah merasa puas. Ia menghendaki barang yang berada di tangan orang lain atau yang ditentukan untuk orang lain. Sehingga ia tidak pernah lepas dari kesusahan dan penderitaan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Sesungguhnya hukuman yang paling menyiksa adalah mencari atau menuntut apa yang tidak ditentukan untuk kita.
Jika ketika ia berada dalam kesengsaraan, ia tidak mau yang lain, kecuali ia hanya meminta agar kesengsaraan itu dihilangkan dan ia tidak mengingat serta menghendaki kemewahan yang membuatnya senang;
tetapi jika ia diberi kesenangan dan kemewahan, ia menjadi tamak, dengki, ingkar dan melakukan perkara-perkara dosa dan maksiat serta ia lupa kepada penderitaan yang pernah dialaminya;
maka ia akan dikembalikan kepada keadaannya semula, ia akan mengalami kesusahan dan penderitaan yang pernah dialaminya, dan bahkan lebih berat daripada keadaannya semula, karena ia telah berdosa dan perlu dihukum.
Dengan cara ini, ia akan menjadi sadar kembali dan pada masa berikutnya ia akan menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa dan noda. Sebab, kesenangan dan kebahagiaan itu tidak dapat menyelamatkannya, sedangkan kesengsaraan dan penderitaan dapat menyelamatkannya.
Sekiranya ketika penderitaan kesusahan dihilangkan darinya ia berbuat baik, patuh, bersyukur dan ridha kepada Allah, maka hal itu adalah lebih baik baginya di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menambahkan karunia, nikmat, kebahagiaan dan keselamatan kepadanya.
Oleh karena itu, barangsiapa menghendaki keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, maka hendaklah ia menanamkan sikap sabar, rela bertawakal kepada Allah, menjauhkan sifat iri terhadap manusia dan meminta segala kebutuhan kepada Allah Yang Maha Agung.
Patuhlah kepada Allah dan hambakanlah diri hanya kepada-Nya saja. Dia lebih baik dari apa saja selain Dia.
Segala apa yang tidak disampaikan Allah kepada kita sebenarnya adalah merupakan satu karunia atau hadiah.
Hukuman-Nya adalah kebaikan.
Penderitaan yang ditimpakan-Nya adalah obat.
Janji-Nya diibaratkan sebagai uang tunai,
kredit-Nya adalah keadaan pada masa ini dan firman-Nya itu pasti terjadi.
Apabila Allah hendak menjadikan sesuatu, maka Dia hanya berfirman, “Jadilah”, maka jadilah ia.
Oleh karena itu, semua perbuatan-Nya adalah baik dan berdasarkan hikmah kebijaksanaan. Allah sajalah Yang Maha Tahu. Manusia tidak akan dapat mengetahui ilmu Allah yang sedalam-dalamnya.
Dengan demikian, adalah lebih baik bagi si hamba untuk terus selalu bertawakal, berserah diri, kembali kepada-Nya, melakukan apa saja yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya. Janganlah menyalahkan Allah, sinis dan mengatakan bahwa Dia itu dholim, tidak tahu dan sebagainya. Perbuatan-Nya jangan disalahkan.
Ada sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Atha bin Abbas yang diterimanya dari Abdullah bin Abbas.
Diceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata,
“Ketika aku menunggang kuda di belakang Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jagalah atau peliharalah kewajibanmu terhadap Allah, niscaya Allah akan memeliharamu dan peliharalah kewajibanmu terhadap Allah, niscaya kamu akan mendapatkan Allah berada di hadapanmu.”
Oleh karena itu, apabila kamu mau meminta, maka memintalah kepada Allah dan apabila kamu mau memohon perlindungan, maka memohonlah kepada-Nya.
Andaikan seluruh hamba Allah hendak memberikan manfaat kepadamu, namun Allah tidak mengijinkannya, maka akan sia-sialah perbuatan mereka itu.
Jika seluruh hamba Allah bermaksud hendak memberikan mudharat atau bahaya kepadamu, tetapi Allah tidak mengijinkannnya, maka mudharat atau bahaya itupun tidak akan menimpamu.
Karenanya, jika kamu mampu melakukan seluruh perintah Allah dengan ikhlas, maka lakukanlah semua itu. Tetapi, jika kamu tidak mampu melakukannya, maka lebih baik kamu bersabar terhadap sesuatu yang tidak suka untuk kamu lihat, yang sebenarnya di situ terdapat kebaikan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu datang melalui kesabaran. Dan ketahuilah, bahwa bersama kesusahan itu terdapat kesenangan.
Setiap orang yang beriman hendaklah menerapkan hadits Nabi ini, agar selalu mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat kelak serta menerima rahmat dan kasih sayang Allah.
المقالة الثانية والأربعون
فـي بـيـان حـالـتـي الـنـفـس
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه :النفس لها حالتان لا ثالث لهما: حالة عافية، وحالة بلاء، فإذا كانت في بلاء فالجزع والشكوى والسخط والاعتراض والتهمة للحق جل وعلا لا صبر ولا رضى ولا موافقة، بل سوء الأدب والشرك بالحق والأسباب والكفر، وإذا كانت في عافية فالشره والبطر وإتباع الشهوات واللذات، كلما نالت شهوة طلبت أخرى، واستحقرت ما عندها من النعم من مأكول ومشروب وملبوس ومنكوح ومسكون ومركوب، فتخرج لكل واحدة من هذه النعم عيوباً ونقصاً، وتطلب أعلى منها وأسنى مما لم يقسم لها، وتعرض عما قسم لها، فتوقع الإنسان في تعب طويل، ولا ترضى بما في يديها وما قسم لها، فيرتكب الغمرات ويخوض المهالك في تعب طويل لا غاية له ولا منتهى في الدنيا، ثم في العقبى، كما قيل: إن من أشد العقوبات طلب ما لا يقسم. وإذا كانت في بلاء لا تتمنى سوى انكشافها وتنسى كل نعيم وشهوة ولذة ولا تطلب شيئاً منها، فإذا عوفيت منها رجعت إلى رعونتها وشرها وبطرها وإعراضها عن طاعة ربها وانهماكها في معاصيه، وتنسى ما كانت فيه من أنواع البلاء والضر وما حل بها من الويل، فترد إلى أشد ما كانت عليه من أنواع البلاء والضر، لما اجترحت وركبت من العظائم فطماً لها وكفاً عن المعاصى في المستقبل، إذ لا تصلح لها العافية والنعمة بل حفظها في البلاء والبؤس، فلو أحسنت الأدب عند انكشاف البلية ولازمت الطاعة والشكر والرضى بالمقسوم لكان خيراً لها دنيا وأخرى، وكانت تجد زيادة في النعيم والعافية والرضى من الله عز وجل والطيبة والتوفيق، فمن أراد السلامة في الدنيا والأخرى فعليه بالصبر والرضا،وترك الشكوى إلى الخلق وإنزال حوائجه بربه عز وجل ولزوم طاعته وانتظار الفرج منه و الانقطاع إليه عز وجل، إذ هو خير من غيره ومن جميع خلقه، حرمانه عطاء، عقوبته نعماء، بلاؤه دواء، وعده نفذ، قوله فعل مشيئة حاله }إِنَّمَا{ وقوله وأمره أَمْرُهُ }إِذَا أَرَادَ شَيْئاً أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ{.يس82
كل أفعاله حسنة وحكمة ومصلحة، غير أنه طوى على المصالح من عباده وتفرد به، فالأولى واللائق بحاله والرضى والتسليم، واشتغاله بالعبودية من أداء الأوامر وانتهاء النواهي والتسليم في القدر، وترك الاشتغال في الربوبية التي هي علة الأقدار ومحاربتها، والسكوت عن لم وكيف ومتى؟ والتهمة للحق عز وجل في جميع حركاته وسكناته، وتستند هذه الجملة إلى حديث بن عباس رضي الله عنهما، وهو ما روى عن عطاء بن عباس رضي الله عنهما قال: بينما أنا رديف رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ قال لي : يا غلام "أحفظ الله يحفظك، أحفظ الله تجده أمامك، فإذا سألت فاسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله، جف القلم بما هو كائن" فلو جهد العباد أن يضروك بشئ لم يقضه الله عليك لم يقدروا عليه فإن استطعت أن تعامل الناس بالصدق واليقين فاعمل، وإن لم تستطع فإن الصبر على ما تكره خيراً كثيراً. وأعلم أن النصرة بالصبر والفرج مع الكرب، وإن مع العسر يسراً، فينبغي لكل مؤمن أن يجعل هذا الحديث مرآة لقلبه وشعاره ودثاره وحديثه، فيعمل به في جميع حركاته وسكناته حتى يسلم في الدنيا والآخرة ويجد العزة فيهما، برحمة الله عزَّ وجلَّ.
والله أعلم.
=======================

Di antara mukjizat Nabi Isa AS






Dikisahkan suatu hari Nabi Isa AS memberitahukan pada para anak-anak kecil tentang apa yang dimakan ortu mereka, lalu anak-anak mendatangi ayah mereka serta minta apa yang dimakan oleh ortu mereka
Para ortu bertanya
" Siapa yang memberitahukan kalian tentang hal ini ? "
Anak-anak menjawab
" Isa yang memberitahu kami "
Akhirnya para ortu melarang anak-anaknya bertemu dengan Nabi Isa serta mengurung mereka dalam suatu rumah yang besar
Nabi Isa bertanya pada para ortu mereka
" Dimana anak-anak kalian ? Apakah mereka berada dalam rumah ini ? "
Para ortu menjawab
" Tidak , didalam rumah ini tak ada siapa-siapa kecuali gerombolan kera dan babi "
Nabi Isa berkata
" mereka akan berubah menjadi apa yang telah kalian ucapkan dengan kehendak Allah "
Kemudian para ortu membuka pintu rumah tersebut dan mendapati mereka telah berubah segerombolan kera dan babi
Sumber : An-nawadir hal 119-120
عجيبة شريفة : قيل إن عيسى صلى الله عليه و سلم كان يخبر الاولاد بما يأكل آباءهم فتأتى الاولاد إلى آباءهم ويطلبون منهم الأكل مما أكلوه فيقولون لهم من أخبركم بذلك ؟ فيقولون أخبرنا به عيسى فمنعوا صبيانهم عن عيسى وجعلوه فى بيت واسع فقال لهم عيسى أين صبيانكم هل هم فى هذا ؟ فقالوا لا ليس فى البيت إلا قردة وخنازير فقال هم يكونون كذلك إن شاء الله ، ففتحوا الباب فإذا هم قردة و خنازير
.......................

Monday, June 13, 2016

Renungan Untuk Para Kaum Hawa

  




Sayidina Ali ra menceritakan satu saat melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.
Lalu keduanya bertanya kenapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,
" Pada malam aku di-isra'- kan, aku melihat bebrapa perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Tersebut sebabnya mengapa aku menangis. Karena, melihat mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. " Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang serta timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular serta kalajengking.
Dan aku saksikan perempuan yang memakan tubuhnya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Dan aku saksikan perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku saksikan perempuan yang telinganya pekak serta matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang di buat dari
api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, tubuhnya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku saksikan perempuan yang tubuhnya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Saya saksikan perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk lewat mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka, " kata Nabi saw.
Fatimah Az-Zahra lalu bertanya mengapa mereka
disiksa seperti itu?
*Rasulullah menjawab, " Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih yaitu wanita yang tidak menutup rambutnya hingga terlihat oleh lelaki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung susunya yaitu istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.
*Perempuan yang tergantung ke-2 kakinya adalah perempuan yang tidak patuh kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
*Perempuan yang memakan tubuhnya sendiri adalah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya serta suka mengumpat orang lain.
*Perempuan yang memotong tubuhnya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dianya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias agar kecantikannya diliat lelaki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang diikat kedua kaki serta tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat namun tidak mengamalkannya serta tidak mau mandi junub.
*Perempuan yang kepalanya seperti babi serta tubuhnya seperti himar adalah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing adalah wanita yang suka memfitnah dan membenci suami. " Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun ikut menangis.

KAJIAN SEPUTAR PUASA BAGIAN PERTAMA.





Disadur Oleh Abbas R Mawardi dari Kitab Taqriratus sadidah Fi masa'ilil Mufidah.
Karangan : Assayyid Hasan bin Ahmad Alkaff.
Murid Senior Al-alim, Al-allamah, Al-faqih, Al-Muhaqqiq, Assayyid, Al-habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith, Mufti Bermadzhab Syafi'i, di Kota Madinah El-Munawwarah.
©Pentingnya memahami Hadist.
" Betapa banyak orang berpuasa namun tak mendapatkan apa-apa melainkan hanya mendapatkan rasa lapar dan haus sahaja".
©Rangkuman hukum-hukum puasa dan Ramadhan dalam tujuh pelajaran
KAJIAN FIQH PERTAMA DALAM HUKUM PUASA.
Pengertian Puasa.
Secara Bahasa adalah Al-imsak yaitu menahan secara Mutlak, Sumbernya adalah Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menceritakan Ucapan Sayyidatina Maryam :
إن نذرت للرحمن صوماً فلن اكلم اليوم إنسيا
Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini” (QS. Maryam: 26).
Maksudnya adalah : Aku bernadzar untuk menahan dari bicara.
diantara sumbernya yang lain adalah ucapan seorang penyair yang menggambarkan sebuah medan pertempuran.
خيل صـــيام وخـــيل غير صائمـــة
تحت العجــاج وأخــرى تعلك اللجمــا
" Ada kuda yang berpuasa (tertahan tidak bekerja) sedang kuda yang lain tidak berpuasa, Di bawah debu dia meringkik dan yang lainnya mengunyah tali kekang. "
Pengertian Puasa secara Syara':
adalah menahan dari segala jenis pembatal Puasa, dimulai dari terbitnya Waktu Fajar sampai terbenamnya matahari, dengan niat tertentu.
Sumbernya adalah Firman Allah :
يا أيها الذي آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Waktu diwajibkan Puasa:
adalah diwajibkan pada tahun kedua dari Hijriyah di Bulan Sya'ban.
Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah melaksanakan ibadah Puasa sembilan Kali Bulan Ramadhan semuanya tidak sempurna harinya: maksudnya adalah berpuasa 29 Hari, kecuali satu kali Baginda Nabi berpuasa secara sempurna harinya, yaitu berpuasa sampai 30 Hari.
Bulan Ramadhan adalah Bulan ke 9 daripada bulan-bulan Arab, adalah Bulan yang Paling utama daripada bulan-bulan yang lain.
Dinamakan Ramadhan, sebagian Ulama' mengatakan: karena ketika orang-orang Arab hendak meletakkan nama-nama Bulan, maka pada bulan ini bertepatan dengan bulan dimana cuacanya teramat panas, oleh karena nya dinamakan sebagai Bulan Ramadhan, yaitu diambil dari Kosa kata Ar-ramdha' artinya teramat panas.
Ada lagi sebagian Ulama' mengatakan, dinamakam Ramadhan karena di bulan tersebut semua dosa-dosa terbakar. Maksudya dosa-dosa terampuni.
KEUTAMAAN PUASA
adalah terdapat Ayat-ayat Al-qur'an dan Alhadist yang banyak menjelaskan tentang itu.
Diantaranya adalah Firman Allah :
كلوا واشربوا هنيئا بما أسلفتم في الأيام الخالية
kepada mereka dikatakan "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".
Berkata Imam Waqi' dan Ulama' yang lain. Dalam Ayat ini menjelaskan hari-hari Puasa, karena didalam nya terdapat meninggalkan makan dan minum
Dan juga Firman Allah :
والصائمين والصائمات والحافظين فروجهم والحافظات والذاكرين الله كثيرا والذاكرات أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيما
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Dalam sebuah Hadist Qudsi menyebutkan, Allah berfirman :
كلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ أمثالِها إلى سبعِ مئة ضِعف ، إلاّ الصيامَ فهُو لي وأنا أَجْزِي بِه
Semua kebaikan dikali sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa karena dia untukku dan Akulah yang akan memberinya pahala sendiri.”
Hadist ini di riwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al-muwattha'. Dan Imam Bukhari dalam Bab Puasa 1904.
Dalam Hadist yang lain disebutkan :
مَن صامَ يوماً في سبيلِ اللهِ باعَدَ اللهُ مِنهُ جهّنَّمَ مَسِيرةَ مئةِ عام
Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah maka Allah akan menjauhkan dirinya dari neraka Jahanam sejauh jarak perjalanan seratus tahun.” Hadist riwayat Imam Nasa’i".
Dalam Hadist yang lain Juga disebutkan
للصّائمِ فَرْحتان : إذا أَفطَرَ فَرِح ، وإذا لَقِيَ اللهَ فَرِحَ بِصَوْمِه
Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu Allah.” Hadist riwayat imam Bukhari dan Muslim.
Dalam Hadist yang lain Juga di sebutkan.
صَمْتُ الصائمِ تسبيح ، ونومُهُ عِبادة ، ودعاؤهُ مُستَجاب ، وعمَلُهُ مُضاعَف). أخرجه الديلمي في (مسند الفردوس)
Diamnya orang puasa adalah seperti bertasbih, tidurnya adalah ibadah, doanya terkabulkan, dan amal ibadahnya dilipat gandakan.”
(Hadist riwayat imam Dailami dalam Musnad Firdaus).
Dan Hadist yang lain juga menyebutkan :
الصِّيامُ جُنَّةٌ وحِصْنٌ حَصِينٌ منَ النار). رواه الإمام أحمد (2/402
"Puasa adalah tameng dan benteng yang kuat dari api neraka.” (HR. Ahmad).

HUKUM-HUKUM PUASA
Puasa itu melingkupi hukum yang empat, Yaitu :
1. Wajib.
2. Sunnah,
3. Makruh,
4. haram.
Pertama Adalah Puasa Wajib. Hal ini berlaku kepada enam keadaan.
1. Puasa Di Bulan Ramadhan.
2. Puasa Qadha'
3. Puasa kaffarah dzihar, atau kaffarah karena membunuh, atau kaffarah karena Berjima' disiang hari di Bulan Ramadhan.
4. Berpuasa dalam Musim Haji atau Umrah sebagai pengganti dari menyembelih dalam Fidyah.
5. Puasa dalam istisqa' (meminta Hujan) jika diperintahkan oleh Hakim.
6. Puasa nazar.
Yang kedua adalah Puasa Sunnah , yaitu asal Muasal dalam Puasa. Terbagi menjadi tiga bagian.
1. Puasa sunnah yang dilakukan berulangkali sesuai dengan berulangnya tahun , seperti
(a) Puasa dihari Arafah.
Disunnahkan berpuasa dihari arafah bagi orang yang tidak melakukan Ibadah Haji, meskipun tidak berat untuk melakukannya, mengikuti sunnah baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan juga untuk memperkuat ibadah.
Karena telah disebutkan didalam hadist tentang keutamaan berpuasa Dihari arafah, Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda :
صيام يوم عرفة إني أحتسب عند الله أن يكفّر السنة التي بعده والتي قبله) رواه الترمذي
Puasa Arofah aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang (Hadist Riwayat imam Turmudzi).
Dan dalam Hadist Shohih Muslim juga disebutkan, setelah Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang Puasa Arofah beliau bersabda : Bahwasanya ia menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
(b) puasa dihari Tasu'a.
(c) Puasa dihari 'Asyura'.
Adalah hari dimana Allah Subhanahu wa ta'ala menyelamatkan Nabinya Yaitu Nabi Musa alaihissalam dari kejaran Fir'aun.
Telah disebutkan keutamaan nya bahwa Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ditanya perihal Puasa Asyura'. Maka beliau bersabda, "Menghapus dosa setahun yang lalu" Hadist Riwayat Imam Muslim.
(d) Puasa pada tgl 11 dari Bulan Muharram.
(e) puasa enam hari di bulan Syawal.
Yg lebih Utama adalah dilakukan berurutan dengan Puasa Ramadhan, maksudnya adalah, terus berpuasa setelah Hari raya Idul fitri. Dan dilakukan secara berturutan selama enam hari.
Disebutkan didalam Hadist tentang keutamaan nya.
من صام رمضان ثم أتبعه ستاً من شوال كان كصيام الدهر رواه مسلم
Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan kemudian di ikuti enam hari di bulan Syawal maka ia seperti Berpuasa setahun. (Hadist Riwayat Imam Muslim).
(f) Puasa dibulan-bulan Hurum. Yaitu di empat Bulan. Tiga bulan berderetan, yaitu bulan dzul qa'dah, dzulnhijjah dan Muharram,
Sedangkan yang satu bulan berasingan, yaitu bulan Rajab.
Telah disebutkan keutamaan berpuasa didalamnya dalam sebuah Hadist.
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله الحرام وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل) رواه مسلم
Puasa yang lebih Utama setelah Bulan Ramadhan adalah puasa di Bulan-bulan Allah Yang Mulia, dan Shalat yang paling Utama setelah Shalat Fardhu adalah Shalat Malam. (HR. Muslim).
(g) Puasa sepuluh pertama di bulan Dzul Hijjah, Dan lain sebagainya.
2. Puasa sunnah yang dilakukan berulangkali sesuai dengan berulangnya bulan. Yaitu seperti:
(a) Hari biydh : adalah hari pada tgl 13, 14 dan 15. Daei setiap Bulan nya.
(b) hari Assud : adalah hari pada tgl 28, 29 dan 30.
3. Puasa sunnah yang dilakukan berulangkali sesuai dengan berulangnya mingguan, seperti puasa Haei isnin dan Hari Kamis.
Puasa Sunnah yang paling Utama adalah Puasa sehari dan berbuka sehari, puasa ini adalah Puasanya Nabi Allah Daud alaihissalam.
Yang ketiga adalah Puasa Makruh, yaitu :
Menyendirikan puasa dihari Jumat sahaja. Atau menyendirikan puasa dihari Sabtu sahaja. Atau menyendirikan puasa dihari ahad sahaja. Atau berpuasa setahun penuh bagi orang yang khawatir tertimpa akan kemudaratan,
Yang keempat adalah Puasa Haram.
Puasa yang diharamkan ini terbagi menjadi dua bagian.
Akan berlanjut pada kajian berikutnya, Ikuti terus Kajian seputar Puasa Pada bagian berikutnya.
Sumber: Kitab Taqrirtus sadidah fi masa'ilil mufidah.
Karangan Assayyid Hasan bin Ahmad Alkaff
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
Barangsiapa Yang Allah kehendaki kebaikan nisacaya Allah fahamkan ia akan Urusan agama.
Sebarkan niscaya akan mendapatkan pahala keutamaan menyebarkan Ilmu syar'i.
Diterjemahkan oleh: Abbas R mawardi.

Sunday, June 12, 2016

Kajian Islami


  


Kusajikan sebuah perumpamaan untuk dijadikan bahan renungan :
Katakanlah bahwa ada seorang Raja yang telah melantik seorang biasa menjadi gubernur untuk memerintah di suatu bandar. Orang itu diberi pakaian kerajaan dengan bendera, panji-panji, gendang kerajaan dan sepasukan tentara yang cukup lengkap. Masa pun berlalu. Akhirnya ia mengira bahwa kedudukan atau keadaan itu akan kekal, sehingga timbullah rasa bangga dan sombongnya. Ia lupa kepada keadaannya sebelum ia dilantik menjadi gubernur dahulu.
Kemudian, karena bangga dan sombongnya itu, maka jabatannya itu dicabut oleh raja. Ia dimintai pertanggungjawabannya di depan raja dan dimintai keterangannya tentang sebab ia melakukan kesalahan itu.
Akhirnya ia diputuskan bersalah, lalu dipenjarakan dan menyesallah ia berada di dalam penjara yang sempit dan gelap. Karena lamanya ia berada di dalam penjara, maka perasaan bangga dan sombongnya itupun hilang. Hatinya luluh dan api hawa nafsunya pun padam.
Kemudian, semua keadaannya ini diketahui oleh raja dan lama kelamaan raja itupun merasa kasihan kepadanya. Ia dilepaskan dari penjara, dan raja itu menyerahkan kembali jabatan yang pernah dipegangnya dahulu untuk menjadi gubernur di bandar yang lain, sebagai hadiah dari raja itu.
Setelah itu, ia tetap memangku jabatan gubernur dengan keadaan baik hati dan tidak lagi berperangai buruk seperti dahulu. Akhirnya, ia menjadi orang yang baik dan bersih.
Demikianlah perumpamaan seorang mu’min dengan Allah yang membawa mu’min dekat dengan-Nya dan menjadi orang pilihan-Nya.
Dibukanya pintu hati si mu’min itu untuk menerima kasih sayang dan karunia-Nya. Maka tampaklah oleh si mu’min itu dengan mata hatinya sesuatu yang tidak tampak oleh mata kepala, dan didengarnya dengan telinga hatinya sesuatu yang tidak pernah didengar oleh telinga kepala.
Terlihat olehnya perkara-perkara ghaib dari kerajaan Tuhan Yang Maha Besar, yang meliputi langit dan bumi dan sebagainya. Semakin dekatlah ia kepada Allah. Shalat dan doanya diterima oleh Allah. Ia dikaruniai kasih sayang dan perkataan yang baik-baik dan manis dari Allah.
Dengan karunia-Nya pula, maka ilmu-ilmu-Nya yang pelik-pelik akan dapat ia ketahui. Allah akan menyempurnakan karunia-Nya kepada si Mu’min itu, baik dari segi batiniah maupun dari segi lahiriah seperti kesehatan badan, minuman, pakaian, makanan, istri yang baik dan perkara-perkara yang halal serta sesuai dengan peraturan dan ketentuan Allah.
Jadi, Allah akan menetapkan keadaan ini kepada hamba-Nya yang beriman dan dekat kepada-Nya, untuk beberapa masa lamanya, sampai si hamba itu merasa selamat dan kekal dalam keadaan itu.
Setelah itu, Allah akan mendatangkan malapetaka, kesusahan hidup dan bencana kepadanya. Sehingga, si hamba itupun merasa sedih, heran, hatinya menjadi remuk dan ia terputus dari hubungannya dengan orang-orang segolongannya.
Jika ia melihat keadaan itu dari segi lahirnya saja, maka ia akan melihatnya sebagai suatu kejahatan yang menimpanya, dan jika ia melihatnya dengan hati dan batinnya saja, maka ia melihatnya sebagai sesuatu yang mendukacitakannya.
Jika ia meminta kepada Allah untuk melenyapkan kesusahan yang tengah dihadapinya itu, maka Allah tidak akan menerimanya; jika ia meminta janji-janji yang baik, maka ia tidak akan mendapatkannya dengan segera; jika ia berjanji tentang sesuatu, maka ia tidak akan diberitahukan tentang hasilnya; jika ia memimpikan sesuatu, maka ia tidak dapat mengetahui maksudnya; dan jika ia hendak bergabung kembali dengan orang-orang segolongannya, maka iapun tidak dapat melakukannya.
Pendek kata, segalanya telah tertutup baginya dan doanya tidak lagi diterima.
Sehingga dengan demikian, dirinya menjadi hancur, hawa nafsunya menjadi hilang dan lenyaplah niat serta cita-citanya. Segalanya telah kosong baginya.
Untuk sementara, keadaan ini akan terus berlangsung dan mungkin penderitaannya itu akan diperhebat lagi. Sehingga sampailah masanya, bila ia merasakan tabiat-tabiat dan sifat-sifat kemanusiaannya hilang setahap demi setahap yang akhirnya ia tinggal mempunyai ruh saja, maka ia akan mendengar suara batinnya memanggil, “
(Allah berfirman), “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS 38:42).
Ayat ini difirmankan kepada Nabi Ayyub as.
Kemudian Allah akan melimpahkan lautan rahmat dan kasih sayang-Nya kepadanya dan hatinya merasa aman dan tenteram serta disinari dengan cahaya iman dan ilmu.
Pintu keridhaan Allah dibukakan untuk-Nya. Manusia akan datang berkunjung kepadanya untuk memberikan bermacam-macam hadiah dan orang-orang akan mengabdi kepadanya. Manusia akan memuji dan menghormatinya.
Kata-katanya dijunjung tinggi. Orang-orang akan merasakan kebahagiaan berada di majelisnya. Raja-raja dan orang-orang besarpun akan tunduk kepadanya. Allah akan menyempurnakan karunia-Nya kepadanya, baik lahiriah maupun batiniah.
Allah akan memelihara lahirnya melalui mahluk-Nya dan batinnya melalui kasih sayang dan rahmat-Nya. Kekallah ia berada dalam keadaan itu sampai akhir hayatnya.
Setelah itu, Allah akan memasukkannya ke tempat yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga dan tidak terlintas di dalam hati siapapun,
sebagaimana firman Allah, “Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 32:17)
المقالة الحادية والأربعون
مـثـل فـي الـفـنـاء و كـيـفـيـتـه
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه :نضرب لك مثلاً في الفناء فنقول: ألا ترى أن الملك يولى رجلاً من العوام ولاية على بلدة من البلاد، ويخلع عليه ويعقد له ألوية ورايات، ويعطيه الكؤوس والطبل والجند فيكون على برهة من الزمان، حتى إذا اطمأن واعتقد بقاءه وثباته، وعجب به ونسي حالته الأولى ونقصانه وذله وفقره وخموله، وداخلته النخوة والكبرياء جـاءه العزل من الملك في أشر ما كان من أمره، ثم طالبه الملك بجرائم صنعها وتعدى أمره ونهيه فيها، فحبسه في أضيق الحبوس وأشدها، وطال حبسه ودام ضره له وذله وفقره، وذابت نخوته وكبرياؤه، وانكسرت نفسه وخمدت نار هواه، وكل ذلك في عين الملك ثم تعطف الملك عليه فنظره بعين الرأفة والرحمة، فأمر بإخراجه من الحبس والإحسان إليه، والخلعة عليه وردَّ الولاية إليه ومثلها معها وجعلها له موهبة، فدامت له وبقيت مصفاة مكفاة مهنأة وكذلك المؤمن إذا قربه الله إليه واجتباه فتح قبالة عين قلبه باب الرحمة والمنة والإنعام، فيرى بقلبه ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر، من مطالعة الغيوب من ملكوت السموات والأرض وتقريب وكلام لذيذ لطيف ووعد جميل، ووفاء به، وإجابة دعاء وكلمات حكمة وتصديق وعد، فإنها ترمى إليه قلبه قذفاً من مكان بعيد فتظهر على لسانه، ومع ذلك يسبغ عليه نعمة ظاهرة على جسده وجوارحه، في المأكول والمشروب والملبوس والمنكوح الحلال والمباح وحفظ الحدود والعبادات الظاهرة، فيديم الله عزّ وجلّ ذلك لعبده المؤمن المجذوب برهة من الزمان، حتى اطمأن العبد إلى ذلك واغتر به واعتقد دوامه فتح عليه أبواب البلايا وأنواع المحن في النفس والمال والأهل والولد والقلب فينقطع عنه جميع ما كان أنعم الله عليه من قبل، فيبقى متحيراً حسيراً منكسراً مقطوعاً به.
إن نظر إلى ظاهره رأى ما يسوؤه، وإن نظر إلى قلبه وباطنه رأى ما يحزنه، وإن سأل الله تعالى كشف ما به من الضر لم ير إجابته، وإن طلب وعداً جميلاً لم يجده سريعاً وإن وعد بشئ لم يعثر على الوفاء به، وإن رأى رؤيا لم يظفر بتعبيرها وتصديقها، وإن رام الرجوع إلى الخلق لم يجد إلى ذلك سبيلاً، وإن ظهرت له في ذلك رخصة فعمل بها تسارعت العقوبات نحوه وتسلطت أيدي الخلق على جسمه وأسنتهم على عرضه، وإن طلب الإقالة مما قد أدخل فيه من الحالة الأولى قبل الاجتباء لم يقل، وإن طلب الرضا أو الطيبة والتنعم بما به من البلاء لم يعط فحينئذ يأخذ النفس في الذوبان والهوى في الزوال والإرادة والأماني في الرحيل والأكوان في التلاشي، فيدام له ذلك بل يزداد تشديداً وعصراً وتأكيداً، حتى إذا فني العبد من الأخلاق الإنسانية والصفات البشرية وبقى روحاً فقط يسمع نداء في باطنه
}ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ{.ص42. كما قيل لسيدنا أيوب عليه السلام، فيمطر الله عزّ وجلّ في قلبه بحار رحمته ورأفته ولطفه ومنته، ويحييه بروحه ويطيبه بمعرفته ودقائق علومه، ويفتح عليه أبواب رحمته ونعمته ودلاله، وأطلق إليه الأيدي بالبذل والعطاء والخدمة في سائر الأحوال والألسن بالحمد والثناء، والذكر الطيب في جميع المحال، والأرجل بالترحال، وذلك له وسخر له الملوك والأرباب، وأسبغ عليه نعمة ظاهرة وباطنة، تربيته ظاهرة بخلقه ونعمه، ويستأثره تربيته باطنة بلطفه وكرمه، وأدام له ذلك إلى اللقاء، ثم يدخله فيما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر، كما قال جلّ وعلا : }فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ{.السجدة17.
والله أعلم.

Hakikat Puasa





Hujjatul Islam al-Imām al-Ghazaly rahimahulLāh mengatakan, secara ringkas dari perkataan beliau bahwa puasa itu ada tiga tingkat:
1.Shaum al-‘Umūm,
Puasanya orang awam, seperti puasa saya dan panjenengan semua. Yaitu: kaff al-batn wa al-farj ‘an qadlā-i asy-syahwat. Secara ringkas maksudnya adalah tidak menuruti kebutuhan perut dan farji dari hal-hal yang menarik kesenangan perut & farji. Wujudnya seperti makan-minum dan jimak di waktu-waktu wujūb al-imsāk.

2.Shaum al-khushūsh
Puasanya orang-orang khās, atau satu tingkat lebih tinggi dari pada shaum al’Umūm. Ta’rif-nya; kaff as-sam’ wa al-bashr wa al-lisān wa al-yadd wa ar-rijl wa sāir al-jawārih ‘an al-itsm. Secara ringkas dapat dikatakan: tidak menuruti pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki atau semuay jawarih --anggota badan-- dari dosa-kemaksiatan.
Untuk kali ini, kira-kira apa orang-orang yang teriak takbir, mengobrak-abrik warung yang buka di siang ramadlan bisa dikatakan puasanya orang-orang khās? Ringan-ringannya bagaimana kalaw puasa jalan ghibah masih istiqamah? Kata-kata kotor yang keluar dari mulutnya juga masih seperti biasanya. Ingat, begitu banyak orang yang berpuasa disiang hari, akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga. Na’udzubilLāh.. tsumma na’udzu bilLāh.
3.Shaum al-khushūsh al-khushūs.
Puasanya orang-orang pilihan, atau setingkat lebih tinggi dari shaum al-khushūsh, atau puasa puncak tertinggi dari ibadah puasa, atau puasa yang hakiki. Ta’rif-nya; shaum al-qalb wa al-afkār‘an al-himam dunyawiyah. Secara ringkas dikatakan puasanya hati & akal-pikiran dari perkara-perkara yang bersifat dunyawiyah --mā siwa alLāh/ apapun selain Allah ‘Azza wa Jall--lebih lanjut al-Imām ghazali mengatakan: wa kaffuhu ‘amma siwa alLāh ‘Azza wa Jall bi al-kulliyyah, tidak lain yaitu: Mencukupkan diri, pada segal hal-ihwal hanya karena Allah subhanaHu wa Ta’alā.
Perjuangannya, ibadah dan juga dzikir-nya hanya lilLāh. Puasa dan tarawih-nya bukan karena sungkan dengan orang-orang sekitar, atau ibadahnya yang berbentuk apapun termasuk shalat-dzikirnya secara kāffah tidak karena takut neraka & milik syurga. Ini tidak salah secara syar’i tapi dalam penghambaanya kepada Allah subhanaHu wa Ta’alā mendapatkan aib dimata para al-muḫaqqiqīn, para Malaikat dan ‘IbadilLāh as-Shaliḫin wa al-Mukhlashīn.
Demikian semoga selamat, selamat ibadah saya dan panjenengan semua dari ketertarikan selain mengharap ridla Allah, selain mengharap lebih mengenal Allah, dan selain mengaharap cinta kepada Allah RABBUNAA AL-‘IZZAH, WA ILAIHI MUNTAHAA.
Waākhiru da’wanā ‘an al-ḫamdulilLahi RABB al-‘alamīn

Orang-Orang yang di doakan oleh malaikat





Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
9. Orang - orang yang berinfak.
10. Orang yang sedang makan sahur.
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
*****
Sobat, sudahkah kita tegolong di antara mereka?