Thursday, June 16, 2016

Dulu, Amaliyah Muhammadiyah Itu NU Banget!





Tulisan kali ini hendak mempertegas tulisan kami yang telah lalu berjudul“Sejarah Awal Muhammadiyah yang Terlupakan”, dimana banyak dari kita belum tahu atau sengaja melupakan sejarah awal Muhammadiyyah.
Secara ringkas kami katakan bahwa, KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyyah pada 18 November 1912/8 Dzull Hijjah 1330) dengan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU pada 31 Januari 1926/16 Rajab 1344) adalah satu sumber guru dengan amaliah ubudiyah yang sama. Bahkan keduanya pun sama-sama satu nasab dari Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Berikut kami kutip kembali ringkasan “Kitab Fiqih Muhammadiyyah”, penerbit Muhammadiyyah Bagian Taman Poestaka Jogjakarta, jilid III, diterbitkan tahun 1343 H/1925 M, dimana hal ini membuktikan bahwa amaliah kedua ulama besar di atas tidak berbeda:
1. Niat shalat memakai bacaan lafadz: “Ushalli Fardha...” (halaman 25).
2. Setelah takbir membaca: “Allahu Akbar Kabiran Walhamdulillahi Katsira...” (halaman 25).
3. Membaca surat al-Fatihah memakai bacaan: “Bismillahirrahmanirrahim”(halaman 26).
4. Setiap shalat Shubuh membaca doa Qunut (halaman 27).
5. Membaca shalawat dengan memakai kata: “Sayyidina”, baik di luar maupun dalam shalat (halaman 29).
6. Setelah shalat disunnahkan membaca wiridan: “Istighfar, Allahumma Antassalam, Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x” (halaman 40-42).
7. Shalat Tarawih 20 rakaat, tiap 2 rakaat 1 salam (halaman 49-50).
8. Tentang shalat & khutbah Jum’at juga sama dengan amaliah NU (halaman 57-60).
KH. Ahmad Dahlan sebelum menunaikan ibadah haji ke tanah suci bernama Muhammad Darwis. Seusai menunaikan ibadah haji, nama beliau diganti dengan Ahmad Dahlan oleh salah satu gurunya, as-Sayyid Abubakar Syatha ad-Dimyathi, ulama besar yang bermadzhab Syafi’i.
Jauh sebelum menunaikan ibadah haji dan belajar mendalami ilmu agama, KH. Ahmad Dahlan telah belajar agama kepada asy-Syaikh KH. Shaleh Darat Semarang. KH. Shaleh Darat adalah ulama besar yang telah bertahun-tahun belajar dan mengajar di Masjidil Haram Makkah.
Di pesantren milik KH. Murtadha (sang mertua), KH. Shaleh Darat mengajar santri-santrinya ilmu agama, seperti kitab al-Hikam, al-Munjiyat karya beliau sendiri, Lathaif ath-Thaharah, serta beragam ilmu agama lainnya. Di pesantren ini, Mohammad Darwis bertemu dengan Hasyim Asy’ari. Keduanya sama-sama mendalami ilmu agama dari ulama besar Syaikh Shaleh Darat.
Waktu itu, Muhammad Darwis berusia 16 tahun, sementara Hasyim Asy’ari berusia 14 tahun. Keduanya tinggal satu kamar di pesantren yang dipimpin oleh Syaikh Shaleh Darat Semarang tersebut. Sekitar 2 tahunan kedua santri tersebut hidup bersama di kamar yang sama, pesantren yang sama dan guru yang sama.
Dalam keseharian, Muhammad Darwis memanggil Hasyim Asy’ari dengan panggilan “Adik Hasyim”. Sementara Hasyim Asy’ari memanggil Muhammad Darwis dengan panggilan “Mas atau Kang Darwis”. 
Selepas nyantri di pesantren Syaikh Shaleh Darat, keduanya mendalami ilmu agama di Makkah, dimana sang guru pernah menimba ilmu bertahun-tahun lamanya di Tanah Suci itu. Tentu saja, sang guru sudah membekali akidah dan ilmu fikih yang cukup. Sekaligus telah memberikan referensi ulama-ulama mana yang harus didatangi dan diserap ilmunya selama di Makkah.
Puluhan ulama-ulama Makkah waktu itu berdarah Nusantara. Praktik ibadah waktu itu seperti wiridan, tahlilan, manaqiban, maulidan dan lainnya sudah menjadi bagian dari kehidupan ulama-ulama Nusantara. Hampir semua karya-karya Syaikh Muhammad Yasin al-Faddani, Syaikh Muhammad Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Khaathib as-Sambasi menuliskan tentang madzhab Syafi’i dan Asy’ariyyah sebagai akidahnya. Tentu saja, itu pula yang diajarkan kepada murid-muridnya, seperti KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, Syaikh Abdul Qadir Mandailing dan selainnya.
Seusai pulang dari Makkah, masing-masing mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dari guru-gurunya di Makkah. Muhammad Darwis yang telah diubah namanya menjadi Ahmad Dahlan mendirikan persarikatan Muhammadiyyah. Sedangkan Hasyim Asy’ari mendirikan NU (Nahdlatul 'Ulama'). 
Begitulah persaudaraan sejati yang dibangun sejak menjadi santri Syaikh Shaleh Darat hingga menjadi santri di Tanah Suci Makkah. Keduanya juga membuktikan, kalau dirinya tidak ada perbedaan di dalam urusan akidah dan madzhabnya.
Saat itu, di Makkah memang mayoritas bermadzhab Syafi’i dan berakidahkan Asy’ari. Wajar, jika praktek ibadah sehari-hari KH. Ahmad Dahlan persis dengan guru-gurunya di Tanah Suci. Seperti yang sudah dikutipkan di awal tulisan, semisal shalat Shubuh KH. Ahmad Dahan tetap menggunakan Qunut, dan tidak pernah berpendapat bahwa Qunut sholat subuh Nabi Muhammad Saw adalah Qunut Nazilah. Karena beliau sangat memahami ilmu hadits dan juga memahami ilmu fikih.
Begitupula Tarawihnya, KH. Ahmad Dahlan praktek shalat Tarawihnya 20 rakaat. Penduduk Makkah sejak berabad-abad lamanya, sejak masa Khalifah Umar bin Khattab Ra., telah menjalankan Tarawih 20 rakaat dengan 3 witir hingga sekarang. Jumlah ini telah disepakati oleh sahabat-sahabat Nabi Saw. Bagi penduduk Makkah, Tarawih 20 rakaat merupakan ijma’ (konsensus kesepakatan) para sahabat Nabi Saw.
Sedangkan penduduk Madinah melaksanakan Tarawih dengan 36 rakaat. Penduduk Makkah setiap pelaksanaan Tarawih 2 kali salaman, semua beristirahat. Pada waktu istirahat, mereka mengisi dengan thawaf sunnah. Nyaris pelaksanaan shalat Tarawih hingga malam, bahkan menjelang Shubuh.
Di sela-sela Tarawih itulah keuntungan penduduk Makkah, karena bisa menambah pahala ibadah dengan thawaf. Maka bagi penduduk Madinah untuk mengimbangi pahala dengan yang di Makkah, mereka melaksanakan Tarawih dengan jumlah lebih banyak.
Jadi, baik KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari tidak pernah ada perbedaan di dalam pelaksanaan ubudiyah. Ketua PP. Muhammdiyah, Yunahar Ilyas pernah menuturkan: “KH. Ahmad Dahlan pada masa hidupnya banyak menganut fiqh madzhab Syafi’i, termasuk mengamalkan Qunut dalam shalat Shubuh dan shalat Tarawih 23 rakaat. Namun, setelah berdirinya Majelis Tarjih pada masa kepemimpinan KH. Mas Manshur, terjadilah revisi-revisi, termasuk keluarnya Putusan Tarjih yang menuntunkan tidak dipraktekkannya doa Qunut di dalam shalat Shubuh dan jumlah rakaat shalat Tarawih yang sebelas rakaat.”
Sedangkan jawaban enteng yang dikemukan oleh dewan tarjih saat ditanyakan: “Kenapa ubudiyyah (praktek ibadah) Muhammadiyyah yang dulu dengan sekarang berbeda?” Alasan mereka adalah karena “Muhammadiyyah bukan Dahlaniyyah”.
Masihkah di antara kita yang gemar mencela dan mengata-ngatai amaliah-amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah Nahdlatul Ulama' sebagai amalan bid’ah, musyrik dan sesat?

Wednesday, June 15, 2016

Guyonan disek Ker....................





Pengadilan Negeri Bangkalan - Madura
Hakim: "Anda kenal dgn 'terdakwa.?"
Saksi: "Tidak Pak."
Hakim (mengulang): "Anda tdk kenal dgn orang ini.?"
Saksi: "Kalau orang ini saya kenal, namanya Kadir"
Hakim: tadi Anda sampaikan tidak mengenal 'terdakwa'?
Saksi: iya Pak, saya taunya namanya Kadir bukan ' terdakwa'....
Hakim (mulai jengkel): "Jadi Anda kenal dgn Saudara Kadir?"
Saksi: "Tidak Pak"
Hakim (marah): "Lho! tadi katanya kenal !!!"
Saksi: "Sama Kadir kenal, sama saudaranya tidak, Pak"
Hakim: sy tegaskan, jadi anda kenal dengan Bapak Kadir.
Saksi: apalagi dgn Bapaknya, sama saudaranya saja tdk kenal
Sidaang di tutupp👻👻 Hakimnya langsung setroooookkkkkk

Keberkahan Bulan Ramadhan







Di ceritakan bahwa ada orang majusi ( penyembah api ) melihat anaknya asyi memukul anaknya lantas bilang
k makan dipasar pada bulan Romadlon , lalu si majusi
" kenapa kau tak mengindahkan untuk menghormati para muslimin di bulan romadlon ? "
Dikemudian hari majusi tersebut meninggal dunia , suatu hari orang alim bermimpi melihat si majusi berada diatas ranjang mulia di surga , lalu orang alim bertanya
" Bukankah engkau orang majusi ? "
Majusi menjawab
" Iya, saya memang majusi tapi waktu aku mau meninggal,aku mendengar seruan dari atas , Wahai para malaikatku janganlah kalian meninggalkannya dalam keadaan majusi, mulyakanlah ia dengan islam karena rasa hormatnya pada bulan Romadlon "
Ini adalah isyarah bahwa orang majusi di karenakan ia menghormati bulan romadlon saja bisa menemukan sebuah iman , Bagaimana bagi orang yang dengan senang hati mau menjalankan puasa serta menghormati bulan itu ?
حكى أن مجوسيا رأى إبنه فى رمضان يأكل فى السوق فضربه وقال لم لم تحفظ حرمة المسلمين فى رمضان ؟ فمات المجوسى فرآه عالم فى المنام على سرير العزة فى الجنة فقال ألست مجوسيا ؟ فقال بلى ولكن سمعت وقت الموت نداء من فوق يا ملائكتى لا تتركوه مجوسيا فأكرموه بالإسلام بحرمته لرمضان

Syeikh Dr Said Ramadan Al Buti





Pada suatu hari, di bulan Ramadhan, Syeikh Dr Said Ramadan al Buti berhajat ingin ke pasar. Lalu Syeikh mengenakan pakaian serba putih, berjubah dan berkopiah putih, pakaian bagi seorang ulama'. .
Ketika Syeikh berjalan ke kawasan pasar, datang lah seorang lelaki di hadapan Syeikh, yg berpakaian agak tidak sopan. Lantas lelaki tersebut mengeluarkan sebatang rokok dari poket seluarnya dan menghisap hembus asap rokoknya tepat2 di hadapan Syeikh. .
Muka Syeikh menjadi merah, api kemarahan nya mula menyala-nyala tapi tidak sempat Syeikh hendak menegur lelaki tersebut, terdetik satu perasaan di dalam hati Syeikh. .
Apakah asbab aku ingin memarahi lelaki tersebut, apakah yg menjadi kayu api yg menyemarakkan kemarahanku, adakah kerana aku benar-benar membenci kemungkaran yang lelaki itu lakukan di hadapanku, atau kerana aku berpakaian jubah dan berkopiah, lantas aku marah dengan tindak tanduk lelaki tersebut yang langsung tidak menghormati statusku sebagai seorang ulama'.Astaghfirullah...... Lalu, Syeikh pulang ke rumah dan memuhasabahkan dirinya. .
Begitulah Ulama' Rabbani, yang begitu teliti dalam setiap amalannya. Bagaimana pula dengan kita? Apakah sebab utama kita berdakwah dan menegur kesilapan orang lain, adakah kerana kita benar-benar ingin menunaikan perintah Ilahi atau ingin sekadar mementingkan kepentingan dan maruah peribadi? Perhatikanlah hati masing-masing, dan binalah niat berdakwah yang suci. .
Sayangilah mad`u anda.. Benci lah kemaksiatan yang mereka lakukan, bukan membenci kepada mereka.
Gambar Suatu ketika Dahulu As Syahid Mimbar Al Marhum, Al-‘Allamah Syaikh Dr. Muhammad Sa‘id Ramadan al-Buti ketika di Bumi Tarim.
____________________
Allahuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa salim ~
Pada suatu hari, di bulan Ramadhan, Syeikh Dr Said Ramadan al Buti berhajat ingin ke pasar. Lalu Syeikh mengenakan pakaian serba putih, berjubah dan berkopiah putih, pakaian bagi seorang ulama'. .
Ketika Syeikh berjalan ke kawasan pasar, datang lah seorang lelaki di hadapan Syeikh, yg berpakaian agak tidak sopan. Lantas lelaki tersebut mengeluarkan sebatang rokok dari poket seluarnya dan menghisap hembus asap rokoknya tepat2 di hadapan Syeikh. .
Muka Syeikh menjadi merah, api kemarahan nya mula menyala-nyala tapi tidak sempat Syeikh hendak menegur lelaki tersebut, terdetik satu perasaan di dalam hati Syeikh. .
Apakah asbab aku ingin memarahi lelaki tersebut, apakah yg menjadi kayu api yg menyemarakkan kemarahanku, adakah kerana aku benar-benar membenci kemungkaran yang lelaki itu lakukan di hadapanku, atau kerana aku berpakaian jubah dan berkopiah, lantas aku marah dengan tindak tanduk lelaki tersebut yang langsung tidak menghormati statusku sebagai seorang ulama'.Astaghfirullah...... Lalu, Syeikh pulang ke rumah dan memuhasabahkan dirinya. .
Begitulah Ulama' Rabbani, yang begitu teliti dalam setiap amalannya. Bagaimana pula dengan kita? Apakah sebab utama kita berdakwah dan menegur kesilapan orang lain, adakah kerana kita benar-benar ingin menunaikan perintah Ilahi atau ingin sekadar mementingkan kepentingan dan maruah peribadi? Perhatikanlah hati masing-masing, dan binalah niat berdakwah yang suci. .
Sayangilah mad`u anda.. Benci lah kemaksiatan yang mereka lakukan, bukan membenci kepada mereka.
Gambar Suatu ketika Dahulu As Syahid Mimbar Al Marhum, Al-‘Allamah Syaikh Dr. Muhammad Sa‘id Ramadan al-Buti ketika di Bumi Tarim.
____________________
Allahuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa salim ~

Tuesday, June 14, 2016

Apakah Islam Itu Kejam????????

  


Pak Sontoloyo (Ps) : Apa bener Gus, hukum Islam itu kejam, sehingga tidak tepat diberlakukan di Indonesia??
Gus Sodrun (Gs) : Memangnya kalo kejam kenapa Pak Sontol? Hukum Islam memang kadang terlihat kejam wong Allah sendiri juga punya sifat "kejam".
.
Ps : ah yang bener Gus sampean ojo ngawur. Allah itu maha pengasih penyayang pengampun.
.
Gs : nah itu pak Sontol, orang kalo yg diingat cuma ARRAHMAN ARRAHIM ALGHOFUR akibatnya bisa celaka. Jadinya berani bahkan rajin maksiat mendurhakai Allah dengan alasan Allah maha pengampun. coba sampean renungkan nama Allah ALMUNTAQIMU.
.
Ps : Artinya apa Gus?
Gs : walah ruu, tanyakan ke gurumu aja syaikh google.
.
Ps : hehe paketanku telas Gus, ajenge isi pulsa sungkan tasik gadah utang.
Gs : ngeten Pak, Allah mengenalkan diriNya dalam Alquran, selain sebagai dzat yang maha pengampun juga maha "kejam" aku pinjam istilah sampean tadi Pak.
{اعلموا أن الله شديد العقاب وأن الله غفور رحيم
} المائدة 98
weruho siro kabeh yen sak tenane Allah iku banget olehe nyikso lan saktenane Allah iku banget ngapurone lan welase.
.
شديد العذاب
شديد البطش
المنتقم
dan banyak lagi. Itu diingat ingat Pak Sontol biar gak "kendel" dosa.
.
Ps : Gih Gus saya paham. trus kalo hukum Islam kejam juga ya Gus?
Gs : Lah menurut sampean bagaimana Pak?
1. Pembunuh harus dihukum mati (qishosh). Kalaupun dimaafkan oleh keluarga korban, tetap wajib membayar diyah 100 ekor unta.
2. Pezina jika status pelakunya sudah nikah, harus dihukum rajam. Badannya dikubur, kelihatan kepalanya trus dilempari batu rame rame di tempat umu sampe mati. Kalo pelakunya perjaka atau perawan, hukumnanya dicambuk 100 kali.
3. Muslim yg pindah agama, atau muslim yg sengaja meninggalkan sholat harus dihukum mati, dipenggal kepalanya.
4. Pencuri harus dipotong tangannya meski yg dicuri hanya senilai 1/4 dinar. Satu dinar itu 4.25 gram emas murni kalo semperempat cuma berapa Pak. Sudah harus ditukar dengan tangan.
dan lain lain Pak.
.
Ps : wah wah wah... hukuman itu kalo menurut otak dangkal saya, melanggar HAM Gus. Tapi karna Allah dan Rasul yg bikin aturan saya gak berani bilang begitu Gus. Tapi kok bisa ya?
.
Gs : nah itu sudah sadar kalo dangkal. Hukuman hukuman itu justru menunjukkan KASIH SAYANG Allah Pak Sontol. Coba renungkan
1. Mengorbankan nyawa seorang pembunuh demi menyelamatkan ribuan nyawa orang lain yg baik baik. Coba kalo hujum ini benar diterapkan, sampean mau bunuh orang pasti mikir seribu kali. Akhirnya pembunuhan tidak merajalela seperti sekarang.
2. Kalo pezina bener bener dirajam rame rame, hilang satu nyawa tapi berjuta wanita wanita suci selamat dari kejahatan kelamin. Begitu pula pria pria muslim lebih bisa mengontrol kont(r)olnya. Sudah dengar berita Yuyun kan? gadis 14 tahun yg diperkosa 14 pemuda lalu dibunuh? Kemarin barusan berita Eno Parinah, gadis yg diperkosa pacar dan temannya lalu kelaminnya ditusuk cangkul sampe mati? Kalo pelaku pelaku kejahat sejahat ini hanya dipenjara 5-10 tahun dan masih bisa diringankan dengan alasan masih dibawah umur, ya tunggu saja besok bahkan nanti sore akan ada Yuyun dan Eno yg lain.
4. Coba kalo pencuri bener bener dipotong tangannya, pasti Indonesia gak bakal masuk nominasi juara korupsi se dunia. Mengorbankan satu telapak tangan demi menyelamatkan negara Republik Indonesia Raya Merdeka apa itu kejam???

Ps : Iya ya Gus.
Gs : Coba kalo ada dokter mengamputasi kaki pasien demi menyelamatkan sekujur badan apakah itu dokter kejam? pilih amputasi atau pilih mati? mikir dong Pak.
.
Ps : Iya ini lagi mikir Gus. hehe
Gs : Kalo ada orang tua atau guru jewer muridnya biar gak nakal apa itu kejam??? Kalo ada ibu maksa anaknya minum obat pahit apa itu kejam?? Kalo sekolah yg mengeluarkan muridnya karena nakal, apa itu kejam?? Kalo murid/santri belum waktunya naik kelas dinaikkan belum waktunya lulus diluluskan akhirnya keluar dari pondok masih goblok trus di masyarakat diserahi urusan agama karena pernah mondok apa itu pengasuh pondok bijaksana??? Trus kalo gak diluluskan dulu, biar masa belajarnya lebih lama apa itu kyai kejam???
.
Ps : Tapi Gus seandainya ada pezina dilempari batu kepalanya sampe mati apa sampean gak kasihan??
Gs : GAK. Coba baca Alquran tegas ada larangan untuk mengkasihani pezina yg dieksekusi.
{الزانية والزاني فاجلدوا كل واحد منهما مائة جلدة ولا تأخذكم بهما رأفة في دين الله إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر وليشهد عذابهما طائفة من المؤمنين
} النور 2
Gak boleh kasihan kalo kamu beriman. Malah disuruh menyaksikan banyak orang mukmin. Biar jadi renungan.
.
Ps : Tapi Gus, coba bayangkan bagaimana kalo yg itu anak sampean atau kelurga sampean?
.
Gs : Waduh Naudzubillah pak sontol, semoga keluarga kita diselamatkan dari maksiyat. Tapi kalo hukum diukur dengan "perasaan iba" yo bujat kabeh Pak.
.
Rasulullah saw saja bersabda
ﻭاﻳﻢ اﻟﻠﻪ ﻟﻮ ﺃﻥ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺖ ﻣﺤﻤﺪ ﺳﺮﻗﺖ ﻟﻘﻄﻌﺖ ﻳﺪﻫﺎ
yg kurang lebih artinya "JIKA FATIMAH BINTI MUHAMMAD MENCURI PASTI KUPOTING TANGANNYA". Ini contoh dari Rasul Pak Sontol.
.
Ps : Iya ya Gus tapi gak usah tinggi tinggi nadanya
Gs : heheh... ya harus tinggi Pak Sontol, mencerdaskan orang itu harus penuh tenaga dan sungguh sungguh. Kalo sampean baca nanti biar cerdas. heheheh.
.
Kalo anak sampean kondisi darurat di ICU, nangis nangis minta pulang, apa sampean paksa bawa pulang atau nurut dokter harus nginap?? Kalo anak sampean belum waktunya pulang dari pondok tapi nangis minta lulus apa sampean paksa bawa pulang atau nurut sama Kyai, biarkan dipondok sampe dinyatakan lulus sama Kyai?
.
Kalo anak sampean gak boleh makan ini itu sama dokter, gak boleh bawa hape di pondok sama kyai, sementara anak sampean merengek minta makanan itu, minta hape sampean nuruti siapa?
Ps : hehe... ya nurut dokter dan kyai Gus, wong dokter sama Kyai menahan anak saya itu demi kebaikan anak saya kok. melarang ini itu demi anak saya kok.
Gs : Nah itu Pak, masih banyak orang tua yg lebih menuruti anak dari pada kebaikan anaknya.
.
Ps : Gus Sudrun, monggo diunjuk kopine, kayaknya kita ngobrol terlalu panjang nanti yg baca bosen. Kayaknya juga bertele tele diluar tema.
Gs : Monggo... sruptttt. Aku kan cuma jawab pertanyaan sampean Pak Sontol. sampean aja yg kebanyakan tanya. hehe

Cerita Lucu "Hormati Orang Berpuasa"








Brodin (preman pasar) ngerem mendadak sepeda motornya. Matanya melotot mengetahui warung buka terang-terangan di siang hari Ramadhan. "Heh! Siapa yang punya warung ini?" Teriak Brodin.
Dengan tergopoh-gopoh Markun pemilik warung keluar dan berkata, "Saya pak....! Ada apa?"
Brodin: Minta dihajar kamu ya? Ini bulan puasa. Mbok ya hormati yang sedang puasa. Tutup separo atau ditutup kain kelambu biar tidak kelihatan.
Markun: Oh ya pak! (Dengan tergopoh-gopoh Markun menutup warungnya dengan kain kelambu)
Setelah itu Brodin pun langsung masuk ke warung dan berkata, "Lhaa kalau begini kan enak Tidak kelihatan. Saya pesen soto daging dan kopi susu satu ya?"