Thursday, June 30, 2016

Dawuh e Mbah Moen Rembang



KISAH NYATA

Dawuhe yai :

"Nggolek bojo kui nek iso seng ngerti ngaji kitab,ojo seng apal alqur.an didisekke"
Perempuan yang pernah ngaji kitab, itu tau unggah ungguh kepada suami carane ngormati bojone piye..
Dan tidak semua orang hafal alquran (hafidhoh) itu solekhah bahkan sebaliknya..
na'udzubillah..
ada cerita seorang santri sowan mbah yai, dan dia pengen pamitan boyong untuk menikah. dia di tangkleti yai ;
"Calon bojomu apal qur.an po ngaji kitab?"
Dia jawab: "ngapalaken qur an yai"
Mbah yai : "nggolek'o seng ngaji kitab!!!." ( dengan nada tegas)
Langsung kang santri tersebut nggolek seng ngaji kitab...
Dawuh Mbah Maemun
" alamat ilmu iku entek nek wong seng apal quran mek gawe sima'an karo deresan thok"
Kisah nyata dan orang nya masih hidup
Insya Allah

Jangan terkecoh dengan penampilan

Dikisahkan bahwa Abu Nawas menemui sang raja bersama seorang lelaki yang membawa berbagai bejana arak / miras
Sang raja berkata
" Hukumlah lelaki itu dengan hukuman bagi pemabuk "
Lelaki tersebut bertanya
" kenapa bisa begitu wahai sang raja ? "
Raja menjawab
" Karena kamu membawa peralatan miras "
Abu Nawas ikut angkat bicara
" Kalau begitu hukum saya juga dengan hukuman kasus perzinahan "
Raja bertanya
" kenapa? "
Abu Nawas menjawab
" Karena saya membawa alat zina "
Sang raja pun tertawa lalu berkata
" ya udah, lepaskan dia "
-------------------
حكى أنه أتى إلى أمير برجل ومعه آنية الخمر فقال حدوه حد الشراب فقال له لماذا يا أيها الأمير ؟ فقال لأن معك آلة الخمر فقال حدنى حد الزنا أيضا فقال لماذا ؟ لأن معى آلة الزنا فضحك منه الأمير وقال خلوا سبيله
Sumber : An-nawadir hal 222

Jangan terkecoh dengan penampilan

Dikisahkan bahwa Abu Nawas menemui sang raja bersama seorang lelaki yang membawa berbagai bejana arak / miras
Sang raja berkata
" Hukumlah lelaki itu dengan hukuman bagi pemabuk "
Lelaki tersebut bertanya
" kenapa bisa begitu wahai sang raja ? "
Raja menjawab
" Karena kamu membawa peralatan miras "
Abu Nawas ikut angkat bicara
" Kalau begitu hukum saya juga dengan hukuman kasus perzinahan "
Raja bertanya
" kenapa? "
Abu Nawas menjawab
" Karena saya membawa alat zina "
Sang raja pun tertawa lalu berkata
" ya udah, lepaskan dia "
-------------------
حكى أنه أتى إلى أمير برجل ومعه آنية الخمر فقال حدوه حد الشراب فقال له لماذا يا أيها الأمير ؟ فقال لأن معك آلة الخمر فقال حدنى حد الزنا أيضا فقال لماذا ؟ لأن معى آلة الزنا فضحك منه الأمير وقال خلوا سبيله
Sumber : An-nawadir hal 222

APA ITU BAROKAH

APA ITU BAROKAH

Barokah adalah bertambahnya nilai" kebaikan.
Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.
Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
Tanah yg barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yg tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله tiada yg menandingi.
Makanan barokah itu bukan yg komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.
Ilmu yg barokah itu bukan yg banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yg barokah ialah yg manfaat untuk agama Allah,bangsa dan negara
Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yg lainnya & semakin banyak orang yg terbantu dg penghasilan tersebut.
Anak² yg barokah bukanlah saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yg barokah ialah yg senantiasa taat kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yg lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan kedua Orang tuanya.
Barang siapa yg mengajarkan satu ilmu dan org tsb mengamalkannya maka pahala bagi org yg memberikan ilmu tsb tanpa mengurangi pahala org yg mengamalkan nya. (HR.Bukhori Muslim)

*Drs K.H Nur Ali Ahmad

Tuesday, June 28, 2016

IHSAN KEPADA ORANG TUA





IHSAN KEPADA ORANG TUA



Ihsan berarti memperlakukan pihak lain lebih baik dari perlakuannya terhadap kita, memberi lebih banyak dari pada yang harus kita beri. Dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya kita ambil. Jadi, dalam ihsan terdapat nilai tambah yang melampaui kadar pemenuhan kewajiban.
Implementasi ihsan ini bisa kita ambil dari surah Ali ‘Imran ayat 134. Mula-mula anda harus memberi nafkah, baik ketika lapang maupun sempit, kemudian jika dizalimi, anda menahan amarah, lalu memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi anda, dan kemudian berbuat baik kepada orang lain tersebut dengan cara sebaik-baiknya, misalnya dengan mendoakan kebaikan untuknya.
Dalam konteks berbakti kepada orang tua, seorang anak harus memberi sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak dari pada yang telah diberikan orang tua. Kriteria ‘baik’ disini tentu meliputi aspek material maupun mental. Misalnya, anak menunjukkan ekspresi senang dan berkata dengan santun ketika mendengar orang tua memanggilnya atau mengatakan sesuatu kepadanya. Ia tidak hanya menjawab atau menanggapi sekedarnya saja, tetapi memberi respon yangg lebih baik dari pada yang dilakukan orang tua.
Dalam contoh lain, orang tua memberi ongkos kepada anak untuk belajar diluar kota maka sang anak harus menjaga pemberian tersebut (sebagai amanah) sebaik mungkin dengan cara belajar secara maksimal dan mempersembahkan segala yang ia peroleh untuk orang tuanya tersebut.
Ketika sudah sukses dan memperoleh pekerjaan, anak juga harus lebih pengertian dalam memperhatikan kebutuhan orang tua, baik dari segi nafkah lahir maupun batin. Jangan sampai pemberian kepada orang tua didahului oleh permintaan maupun penderitaan orang tua.
Jika orang tua berbuat zalim, anak tidak boleh membalas kezaliman tersebut. Ia harus sabar dan tetap menjaga perasaan orang tua. Sabar disini tentu bukan hanya berdiam diri saja, melainkan juga melakukan usaha agar orang tua terbebas dari sikap zalim tersebut.
Berbakti kepada orang tua berarti menjalin hubungan baik dengan orang tua dengan didasari cinta dan rendah diri, bukan didasari rasa takut mendapat ancaman atau takut tidak dipenuhi kebutuhannya. Jadi, perbuatan bakti tersebut harus benar-benar tulus untuk kedua orang tua, tidak disertai motif-motif mencari keuntungan atau keterpaksaan.

ISLAM DI KAMPUNG, ISLAM DI KAMPUS, KETEMU DI FACEBOOK






Sejak usia masih tujuh tahun, anak kampung diwajibkan pakai sarung setiap habis maghrib. Mereka diperintah berangkat ke musholla untuk belajar mengaji al Qur'an, Ilmu Tajwid, Fiqh dan Aqidah dasar. Dan ilmu ilmu ini menjadi ssangat akrab pada mereka. Begitu pula ketika nyantri, mereka perdalam ilmu agama yang dasar dasarnya sudah dipelajari sejak di kampung.
Maka wajar, ketika mereka kuliah, mereka tertarik dengan perbincangan yang lebih
menantang semacam Kritik Nalar Islam Mohammed Arkoun, Kiri Islam dari Hassan Hanafi, Formasi Nalar Arab dari Abed Al Jabiri, Filsafat Dekonstruksi dari Jaqcues Derrida, Kritik Sejarah ala Michael Foucault, dan lain lain.
Sementara di sisi lain, ada yang baru belajar ilmu agama di kampus melalui Roudhohan, daurohan, liqoan dsb yang digelar oleh kalangan Wahabi.
Bagi mereka, ilmu Tajwid, Ilmu Fiqh, Aqidah, menjadi ilmu yang mewah, karena baru mereka kenal.
Maka ketika berjumpa di Facebook dan sosial media lainnya, anak orang NU heran mengapa ilmu ilmu dasar seperti sifat dua puluh, lafadz Usholli, do'a qunut, dan sebagainya lantas menjadi bahan perdebatan favorit dikalangan Islam Kampus
tersebut. Padahal itu sesuatu yang telah dianggap sebagai ilmu yang semua orang
sudah tahu oleh anak anak Islam Kampung.
Anak anak Islam kampus ini begitu bersemangat dengan ilmu agama yang baru
mereka pelajari. Dan ilmu itu lantas diacungkan ke langit untuk mengkritik tradisi
beragama masyarakat Indonesia, terutama NU.
Anak orang NU luput memotret hal ini karena bagi mereka ilmu ilmu tersebut sangat dasar dan menganggap semua orang Islam pasti tahu. Padahal kenyataanya, anak anak Islam kampus tersebut sama sekali tak paham ilmu
ilmu dasar.
Ketika belajar dikampus, mereka langsung disuguhi wacana kritik tradisi untuk
membid'ahkan semua amaliyah orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran kaum puritan terutama Wahabi.

Meletakkan AlQuran Di Lantai HARAMKAH?






Meletakkan AlQuran Di Lantai HARAMKAH?
(Novel Bin Muhammad Alaydrus)
AlQuran adalah Kalamullah, maka setiap Mukmin wajib memuliakan Kalamullah. Allah Ta'ala mewahyukan:
Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al-Hajj, 22:32)
Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. Al-Waqia'ah, 56:77-79)
Memuliakan dan mengagungkan Mushaf AlQuran merupakan salah satu bentuk pengagungan terhadap syiar-syiar Allah, dan sekaligus bukti keimanan dan ketakwaan seseorang. Oleh karena itu kita wajib memperlakukan Mushaf AlQuran dengan penuh adab, sopan santun yang tinggi. Dan hendaknya kita juga mendidik anak-anak kita agar tidak meletakkan AlQuran secara langsung di lantai tanpa alas apa pun yang mengangkatnya agak tinggi dari atas lantai.
Karena, barang siapa meletakkan Mushaf secara langsung di lantai dengan niat untuk menghinakannya, maka DIA MENJADI MURTAD DAN KUFUR, keluar dari Islam, semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan semacam ini.
Dan jika seseorang meletakkan Mushaf AlQuran di lantai secara langsung tanpa niat menghinakan AlQuran, kendati TIDAK MENJADI MURTAD, akan tetapi ia SANGAT TIDAK BERADAB KEPADA ALQURAN, telah memperlakukan Kitabullah dengan sangat buruk. (Diasarikan dari Fatwa Habib Umar bin Hafidz)
Syaikh Sulaiman bin Muhammad Al-Bujairimi dalamkitab Tuhfatul Habib menyatakan:
وَ يَحْرُمُ وَضْعُ الْمُصْحَفِ عَلَى اْلأَرْضِ بَلْ لاَ بُدَّ مِنْ رَفْعِهِ عُرْفاً وَلَوْ قَلِيْلاً
Haram hukumnya meletakkan mushaf di lantai, akan tetapi Mushaf tersebut harus diangkat, meskipun hanya sedikit.
Rasulullah saw tidak pernah meletakkan lembaran-lembaran Mushaf di lantai, bahkan ketika sejumlah Yahudi memberikan kepada beliau kitab Taurat, Rasulullah saw meletakkan Taurat tersebut di atas bantal