Thursday, June 30, 2016

ANTARA *"Syariat & Hakikat"*





ANTARA *"Syariat & Hakikat"*
Apabila Syariat tidak sampai pd Hakikat akan muncul
Jenuh & Sia-sia bahkan Kecewa & masalah
~ *"bangunan Rumah "* Itu Syariatnya & *" Keluarga
Sakinah "* itu Hakikatnya
~ *"Pesta pernikahan"* Syariat-nya & *"Cinta kasih,
Pengertian, & Tanggung jawab"* itu Hakikatnya
~ *"Tempat tidur "* Syariat-nya & *"Tidur nyenyak istirahat
nyaman "* itu Hakikatnya
~ *"Harta - Benda"* hanya Syariatnya
& *"Hati senang & Lapang"* itu Hakikatnya
~ *"Makan- Minum"* hanya Syariat & *"Sehat & Kuat"* itu
Hakikat
~ *"Cantik dan Tampan"* hanya Syariatnya & *" Hati &
Perilaku yg baik "* itu Hakikatnya
~ *"Bicara"* itu Syariat & *"'Amal perbuatan"* itu Hakikat
~ *" Kitab "* hanya Syariat &
*"'Ilmu & Pengetahuan"* itu Hakikatnya
~ *" Kekuasaan "* hanya Syariat
*"Pengabdian dan pelayanan"* itu Hakikatnya
~ *" Ibadah"* itu Syariat & *"Akhlaq"* itu Hakikatnya
~ *"Wibawa"* hanya Syariat-nya &
*"Sifat"* itu Hakikatnya
~ *"Rizqi"* itu Syariat-nya & *"Keberkahan"* itu Hakikatnya
Hakikat adalah Tujuan, adapun Syariat adalah Proses
Usaha.

Manusia yg normal & Wajar tidak memisahkan keduanya,
Walaupun Allah berkuasa Mutlaq tidak bergantung pada
Syariat jika berkehendak.
Wallahu 'Alam.

Kisah Masa Kecil Rasulullah dan Ibunya





Sebagaimana tradisi suku Quraisy dan kabilah Arab pada umumnya, pada hari kedelapan selepas dilahirkan oleh Siti Aminah, Muhammad kecil harus diungsikan ke pedalaman dan baru akan dikembalikan ke ibunya ketika kelak berusia delapan atau sepuluh tahun. Tentu hal ini membuat Siti Aminah gundah. Tapi, tradisi tetaplah tradisi, mau nggak mau harus tetap dilaksanakan.
Aminah pun sadar, ini penting untuk ia lakukan. Ia pun mengikhlaskan putranya untuk dikirim ke pedalaman. Lagipula ia tahu bahwa tujuan dikirimkannya supaya kemampuan berbahasa sang anak bagus—di pedalaman bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab asli, belum campuran dan bukan bahasa pasar (fush-ha)—dan bisa mencecap udara pedalaman yang bersih, tidak seperti di kota yang dianggap telah tercemar.
Di pedalaman itu, Muhammad kecil diasuh oleh Halimah bint Abi Dzuaib (Halimatus Sa’diyah) selama tiga tahun. Muhammad pun tumbuh menjadi anak yang cepat tanggap, telaten dan jujur. Ia juga kerap membantu temannya yang kesusahan dan selalu bersikap bersahaja walaupun ia terkenal memiliki kecerdasan yang luar biasa dibandingkan anak seumurannya, apalagi ia adalah keturunan salah satu suku terpandang di kabilah Arab. Hal itu membuatnya disukai banyak orang. Tak terkecuali teman sebayanya.
Suatu ketika, saat ia bermain bersama anak-anak lain, ia didatangi oleh dua orang berbaju putih. Ia pun sempat bertanya, tapi tidak dijawab. Dua orang itu berkata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Muhammad  kecil.
Sontak, hal ini pun membuatnya ketakutan. Tak terkecuali teman-temannya. Mereka pun berlari mendatangi  rumah Halimatus Sa’diyah dan melaporkan peristiwa yang terjadi.
“Saudaraku yang dari Quraisy itu telah diambil oleh dua orang laki-laki,” ujar salah seorang dari mereka, agak berteriak.
Halimah pun agak terkaget. Tapi, ia berusaha tetap tenang.
“Apa benar yang kau katakan?”
“Benar. Dan ia telah dibaringkan di sebuah batu, perutnya dibedah sambil dibolak-balikkan.”
Seketika itu pula wajah Halimah pucat. Ia pun berlari menuju tempat yang diceritakan itu. Tak butuh waktu lama, ia pun sampai di tempat yang diceritakan itu.
Di sana, ia melihat Muhammad yang terdiam, Halimah pun berusaha menenangkannya.
“Apa yang telah terjadi, Anakku.”
Muhammad melihat wajah Halimah. Kemudian merangkulnya. Lalu, dengan agak terbata-bata ia menjawab, ”Dua orang itu berbaju putih. Ia berusaha mengambil sesuatu dari tubuhku.”
“Apakah itu?”
“Aku tidak tahu, Ibu.”
Halimah pun merangkulnya sekali lagi. Ia pun sebenarnya ketakutan dan takut jika anak ini sedang kesurupan atau ada keanehan lain yang tidak mengerti. Untuk itu, ia bersepakat dengan keluarganya untuk mengembalikan Muhammad kecil ke Makkah.
Kelak, selepas Muhammad kecil tumbuh dewasa dan diangkat menjadi Rasul, baru ia mengerti bahwa dua orang berbaju putih itu adalah malaikat yang diutus oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mencari dan mengangkat keburukan dalam dirinya.

Dawuh e Mbah Moen Rembang



KISAH NYATA

Dawuhe yai :

"Nggolek bojo kui nek iso seng ngerti ngaji kitab,ojo seng apal alqur.an didisekke"
Perempuan yang pernah ngaji kitab, itu tau unggah ungguh kepada suami carane ngormati bojone piye..
Dan tidak semua orang hafal alquran (hafidhoh) itu solekhah bahkan sebaliknya..
na'udzubillah..
ada cerita seorang santri sowan mbah yai, dan dia pengen pamitan boyong untuk menikah. dia di tangkleti yai ;
"Calon bojomu apal qur.an po ngaji kitab?"
Dia jawab: "ngapalaken qur an yai"
Mbah yai : "nggolek'o seng ngaji kitab!!!." ( dengan nada tegas)
Langsung kang santri tersebut nggolek seng ngaji kitab...
Dawuh Mbah Maemun
" alamat ilmu iku entek nek wong seng apal quran mek gawe sima'an karo deresan thok"
Kisah nyata dan orang nya masih hidup
Insya Allah

Jangan terkecoh dengan penampilan

Dikisahkan bahwa Abu Nawas menemui sang raja bersama seorang lelaki yang membawa berbagai bejana arak / miras
Sang raja berkata
" Hukumlah lelaki itu dengan hukuman bagi pemabuk "
Lelaki tersebut bertanya
" kenapa bisa begitu wahai sang raja ? "
Raja menjawab
" Karena kamu membawa peralatan miras "
Abu Nawas ikut angkat bicara
" Kalau begitu hukum saya juga dengan hukuman kasus perzinahan "
Raja bertanya
" kenapa? "
Abu Nawas menjawab
" Karena saya membawa alat zina "
Sang raja pun tertawa lalu berkata
" ya udah, lepaskan dia "
-------------------
حكى أنه أتى إلى أمير برجل ومعه آنية الخمر فقال حدوه حد الشراب فقال له لماذا يا أيها الأمير ؟ فقال لأن معك آلة الخمر فقال حدنى حد الزنا أيضا فقال لماذا ؟ لأن معى آلة الزنا فضحك منه الأمير وقال خلوا سبيله
Sumber : An-nawadir hal 222

Jangan terkecoh dengan penampilan

Dikisahkan bahwa Abu Nawas menemui sang raja bersama seorang lelaki yang membawa berbagai bejana arak / miras
Sang raja berkata
" Hukumlah lelaki itu dengan hukuman bagi pemabuk "
Lelaki tersebut bertanya
" kenapa bisa begitu wahai sang raja ? "
Raja menjawab
" Karena kamu membawa peralatan miras "
Abu Nawas ikut angkat bicara
" Kalau begitu hukum saya juga dengan hukuman kasus perzinahan "
Raja bertanya
" kenapa? "
Abu Nawas menjawab
" Karena saya membawa alat zina "
Sang raja pun tertawa lalu berkata
" ya udah, lepaskan dia "
-------------------
حكى أنه أتى إلى أمير برجل ومعه آنية الخمر فقال حدوه حد الشراب فقال له لماذا يا أيها الأمير ؟ فقال لأن معك آلة الخمر فقال حدنى حد الزنا أيضا فقال لماذا ؟ لأن معى آلة الزنا فضحك منه الأمير وقال خلوا سبيله
Sumber : An-nawadir hal 222

APA ITU BAROKAH

APA ITU BAROKAH

Barokah adalah bertambahnya nilai" kebaikan.
Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.
Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
Tanah yg barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yg tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله tiada yg menandingi.
Makanan barokah itu bukan yg komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.
Ilmu yg barokah itu bukan yg banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yg barokah ialah yg manfaat untuk agama Allah,bangsa dan negara
Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yg lainnya & semakin banyak orang yg terbantu dg penghasilan tersebut.
Anak² yg barokah bukanlah saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yg barokah ialah yg senantiasa taat kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yg lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan kedua Orang tuanya.
Barang siapa yg mengajarkan satu ilmu dan org tsb mengamalkannya maka pahala bagi org yg memberikan ilmu tsb tanpa mengurangi pahala org yg mengamalkan nya. (HR.Bukhori Muslim)

*Drs K.H Nur Ali Ahmad

Tuesday, June 28, 2016

IHSAN KEPADA ORANG TUA





IHSAN KEPADA ORANG TUA



Ihsan berarti memperlakukan pihak lain lebih baik dari perlakuannya terhadap kita, memberi lebih banyak dari pada yang harus kita beri. Dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya kita ambil. Jadi, dalam ihsan terdapat nilai tambah yang melampaui kadar pemenuhan kewajiban.
Implementasi ihsan ini bisa kita ambil dari surah Ali ‘Imran ayat 134. Mula-mula anda harus memberi nafkah, baik ketika lapang maupun sempit, kemudian jika dizalimi, anda menahan amarah, lalu memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi anda, dan kemudian berbuat baik kepada orang lain tersebut dengan cara sebaik-baiknya, misalnya dengan mendoakan kebaikan untuknya.
Dalam konteks berbakti kepada orang tua, seorang anak harus memberi sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak dari pada yang telah diberikan orang tua. Kriteria ‘baik’ disini tentu meliputi aspek material maupun mental. Misalnya, anak menunjukkan ekspresi senang dan berkata dengan santun ketika mendengar orang tua memanggilnya atau mengatakan sesuatu kepadanya. Ia tidak hanya menjawab atau menanggapi sekedarnya saja, tetapi memberi respon yangg lebih baik dari pada yang dilakukan orang tua.
Dalam contoh lain, orang tua memberi ongkos kepada anak untuk belajar diluar kota maka sang anak harus menjaga pemberian tersebut (sebagai amanah) sebaik mungkin dengan cara belajar secara maksimal dan mempersembahkan segala yang ia peroleh untuk orang tuanya tersebut.
Ketika sudah sukses dan memperoleh pekerjaan, anak juga harus lebih pengertian dalam memperhatikan kebutuhan orang tua, baik dari segi nafkah lahir maupun batin. Jangan sampai pemberian kepada orang tua didahului oleh permintaan maupun penderitaan orang tua.
Jika orang tua berbuat zalim, anak tidak boleh membalas kezaliman tersebut. Ia harus sabar dan tetap menjaga perasaan orang tua. Sabar disini tentu bukan hanya berdiam diri saja, melainkan juga melakukan usaha agar orang tua terbebas dari sikap zalim tersebut.
Berbakti kepada orang tua berarti menjalin hubungan baik dengan orang tua dengan didasari cinta dan rendah diri, bukan didasari rasa takut mendapat ancaman atau takut tidak dipenuhi kebutuhannya. Jadi, perbuatan bakti tersebut harus benar-benar tulus untuk kedua orang tua, tidak disertai motif-motif mencari keuntungan atau keterpaksaan.

ISLAM DI KAMPUNG, ISLAM DI KAMPUS, KETEMU DI FACEBOOK






Sejak usia masih tujuh tahun, anak kampung diwajibkan pakai sarung setiap habis maghrib. Mereka diperintah berangkat ke musholla untuk belajar mengaji al Qur'an, Ilmu Tajwid, Fiqh dan Aqidah dasar. Dan ilmu ilmu ini menjadi ssangat akrab pada mereka. Begitu pula ketika nyantri, mereka perdalam ilmu agama yang dasar dasarnya sudah dipelajari sejak di kampung.
Maka wajar, ketika mereka kuliah, mereka tertarik dengan perbincangan yang lebih
menantang semacam Kritik Nalar Islam Mohammed Arkoun, Kiri Islam dari Hassan Hanafi, Formasi Nalar Arab dari Abed Al Jabiri, Filsafat Dekonstruksi dari Jaqcues Derrida, Kritik Sejarah ala Michael Foucault, dan lain lain.
Sementara di sisi lain, ada yang baru belajar ilmu agama di kampus melalui Roudhohan, daurohan, liqoan dsb yang digelar oleh kalangan Wahabi.
Bagi mereka, ilmu Tajwid, Ilmu Fiqh, Aqidah, menjadi ilmu yang mewah, karena baru mereka kenal.
Maka ketika berjumpa di Facebook dan sosial media lainnya, anak orang NU heran mengapa ilmu ilmu dasar seperti sifat dua puluh, lafadz Usholli, do'a qunut, dan sebagainya lantas menjadi bahan perdebatan favorit dikalangan Islam Kampus
tersebut. Padahal itu sesuatu yang telah dianggap sebagai ilmu yang semua orang
sudah tahu oleh anak anak Islam Kampung.
Anak anak Islam kampus ini begitu bersemangat dengan ilmu agama yang baru
mereka pelajari. Dan ilmu itu lantas diacungkan ke langit untuk mengkritik tradisi
beragama masyarakat Indonesia, terutama NU.
Anak orang NU luput memotret hal ini karena bagi mereka ilmu ilmu tersebut sangat dasar dan menganggap semua orang Islam pasti tahu. Padahal kenyataanya, anak anak Islam kampus tersebut sama sekali tak paham ilmu
ilmu dasar.
Ketika belajar dikampus, mereka langsung disuguhi wacana kritik tradisi untuk
membid'ahkan semua amaliyah orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran kaum puritan terutama Wahabi.

Meletakkan AlQuran Di Lantai HARAMKAH?






Meletakkan AlQuran Di Lantai HARAMKAH?
(Novel Bin Muhammad Alaydrus)
AlQuran adalah Kalamullah, maka setiap Mukmin wajib memuliakan Kalamullah. Allah Ta'ala mewahyukan:
Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al-Hajj, 22:32)
Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. Al-Waqia'ah, 56:77-79)
Memuliakan dan mengagungkan Mushaf AlQuran merupakan salah satu bentuk pengagungan terhadap syiar-syiar Allah, dan sekaligus bukti keimanan dan ketakwaan seseorang. Oleh karena itu kita wajib memperlakukan Mushaf AlQuran dengan penuh adab, sopan santun yang tinggi. Dan hendaknya kita juga mendidik anak-anak kita agar tidak meletakkan AlQuran secara langsung di lantai tanpa alas apa pun yang mengangkatnya agak tinggi dari atas lantai.
Karena, barang siapa meletakkan Mushaf secara langsung di lantai dengan niat untuk menghinakannya, maka DIA MENJADI MURTAD DAN KUFUR, keluar dari Islam, semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan semacam ini.
Dan jika seseorang meletakkan Mushaf AlQuran di lantai secara langsung tanpa niat menghinakan AlQuran, kendati TIDAK MENJADI MURTAD, akan tetapi ia SANGAT TIDAK BERADAB KEPADA ALQURAN, telah memperlakukan Kitabullah dengan sangat buruk. (Diasarikan dari Fatwa Habib Umar bin Hafidz)
Syaikh Sulaiman bin Muhammad Al-Bujairimi dalamkitab Tuhfatul Habib menyatakan:
وَ يَحْرُمُ وَضْعُ الْمُصْحَفِ عَلَى اْلأَرْضِ بَلْ لاَ بُدَّ مِنْ رَفْعِهِ عُرْفاً وَلَوْ قَلِيْلاً
Haram hukumnya meletakkan mushaf di lantai, akan tetapi Mushaf tersebut harus diangkat, meskipun hanya sedikit.
Rasulullah saw tidak pernah meletakkan lembaran-lembaran Mushaf di lantai, bahkan ketika sejumlah Yahudi memberikan kepada beliau kitab Taurat, Rasulullah saw meletakkan Taurat tersebut di atas bantal

FUTUHUL GHAIB Risalah ke-55





FUTUHUL GHAIB Risalah ke-55
[Menyingkap Rahasia Ilahi]
Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Al-Jailany ra


Kesenangan hidup ini dibuang sebanyak tiga kali.
Pada mulanya, seorang hamba Allah berada dalam kegelapan kejahilannya dan dalam keadaan yang yang tidak tentu arah, ia bertindak sewenang-wenang dalam seluruh tindak-tanduk hidupnya dengan menuruti hawa nafsu kebinatangannya semata-mata, tanpa mau mengabdikan dirinya kepada Allah dan tanpa pegangan agama yang mengawal dirinya.

Dalam keadaan seperti ini, Allah melihatnya dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, Allah mengutus seorang penasehat kepadanya dari orang-orang yang termasuk dalam golongannya yang juga seorang hamba Allah yang baik, dan satu penasehat lagi yang terdapat dalam dirinya sendiri.
Kemudian, kedua penasehat ini mempengaruhi dirinya. Sehingga, hamba itu dapat melihat cacad yang ada pada dirinya seperti mengikuti hawa nafsu saja dan tidak mengikuti yang haq (benar). Dengan demikian, ia cenderung untuk mengikuti peraturan-peraturan atau hukum-hukum Allah di dalam semua tindak-tanduknya.
Kemudian hamba itu menjadi seorang Muslim yang berdiri tegak di dalam hukum-hukum Allah, keluar dari keadaannya yang jahil dan meninggalkan hal-hal yang haram dan meragukan.
Hamba itu hanya mengambil perkara-perkara yang halal saja seperti makan, minum, bepergian, kawin dan lain sebagainya yang kesemuanya diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan untuk patuh kepada Allah, asalkan ia menerima sepenuhnya apa yang diberikan Allah kepadanya dan tidak boleh melampaui batas serta tidak boleh keluar dari kehidupan dunia ini sebelum ia pergi mendapatkannya dan menyempurnakannya.
Maka berjalanlah ia di dalam hal-hal yang halal dalam seluruh keadaan hidupnya ini, sehingga ia mencapai peringkat kewalian (wilayah) dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang membenarkan hakekat dan orang-orang pilihan Allah yang menghendaki berdampingan dengan Allah SWT.
Setelah itu, iapun hanya berjalan di dalam perintah Allah saja, dan di dalam dirinya ia mendengar firman Allah yang maksudnya kurang lebih, “Buanglah dirimu sendiri dan marilah ke mari; buanglah kelezatan dan kemewahan mahluk, jika kamu menghendaki Allah. Buanglah dunia dan akhirat serta kosongkanlah diri dari segala-galanya. Merasa senanglah dengan ke-Esa-an Allah. Buanglah syirik dan bersikap ikhlaslah. Kemudian, masuklah ke dalam majlis ke-Tuhan-an dan mendekatlah kepada-Nya dengan bersujud dan menghinakan diri serta tidak lagi mempedulikan hal-hal keduniaan dan keakhiratan, atau mahluk atau kemewahan hidup.”
Apabila ia telah sampai kepada peringkat ini dan telah teguh di dalamnya, maka ia akan menerima pakaian kemuliaan dan kehormatan dari Allah, dan Allah akan melimpahkan nur dan berbagai karunia.
Lalu dikatakan kepadanya, “Pergunakanlah rahmat dan nikmat-Ku, dan janganlah bersikap angkuh serta jangan pula membuang kehendak atau kemauan, karena menolak pemberian-Ku itu bisa memberatkan Aku dan memperkecil kekuasaan-Ku”.
Kemudian, iapun diberi pakaian yang mulia dan terhormat itu, tanpa ia sendiri memainkan peranan di dalam perkara tersebut. Sebelum itu, ia diselimuti oleh kemauan hawa nafsunya sendiri saja, lalu dikatakanlah kepadanya, “Selimutilah dirimu dengan rahmat dan karunia Allah.”
Jadi, bagi dia, ada empat peringkat di dalam mencapai kebahagiaan dan bagiannya.
Peringkat pertama, ialah kehendak hawa nafsu kebinatangan semata dan ini adalah diharamkan.
Peringkat kedua, ialah menuruti hukum dan undang-undang Allah, dan ini diperbolehkan.
Peringkat ketiga adalah peringkat-peringkat batin, dan ini adalah peringkat kewalian (wilayah) dan membuang hawa nafsu kebinatangan.
Peringkat keempat adalah peringkat keridhaan dan karunia Illahi, di sini lenyaplah kehendak dan maksud diri. Inilah peringkat Badaliyyat.
Hamba itu masuk ke dalam majlis ke-Tuhan-an Yang Maha Tinggi, ia berserah bulat kepada Allah dan menuruti perbuatan Allah semata-mata. Inilah peringkat di mana ia terus mendapatkan ilmu Allah dan mempunyai sifat-sifat yang baik.
Seorang hamba tidak boleh dikatakan benar dan baik, jika ia belum mencapai peringkat ini.
Ini sesuai dengan firman Allah yang maksudnya lebih kurang, “Sesungguhnya kawanku ialah Allah yang menurunkan Al Qur’an dan Dia menolong orang-orang yang baik.”
Oleh karena itu, hamba yang telah mencapai peringkat keempat ini tidak lagi mempergunakan apa-apa yang memberikan manfaat kepada dirinya dan tidak pula menghindarkan apa-apa yang memberikan mudharat kepada dirinya.
Ia seperti bayi di pangkuan ibunya atau seperti mayat di tangan orang-orang yang sedang memandikannya. Ia hanya bergantung kepada qadha’ dan qadar Allah semata-mata, tanpa memilih dan tanpa berusaha apa-apa.
Ia kembali kepada Allah untuk melakukan apa saja karena-Nya.
Ia tidak mempunyai apa-apa lagi. Kadang-kadang Allah memberinya kesusahan dan kadang-kadang memberinya kesenangan. Kadang-kadang ia kaya dan kadang-kadang ia miskin papa. Ia tidak mau memilih atau menginginkan suatu posisi atau pertukaran posisi. Sebaliknya, ia ridha dan senang hati kepada apa saja yang diperbuat Allah terhadapnya.
Inilah peringkat terakhir dalam pengembaraan kerohanian yang dicapai oleh para Abdal dan Aulia.
المقالة الخامسة والخمسون
فــي تــرك الـحــظــوظ
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : ترك الحظوظ ثلاث مرات: الأولى يكون العبد ماراً في عشواه متخبطاً فيه متصرفاً بطبعه في جميع أحواله من غير تعبد لربه و لازم في الشرع يرده و لا جده من جدود ينتهي إليه عن حكمه، فبينما هو على ذلك ينظر الله إليه يعنى يرحمه، فيبعث الله إليه واعظاً من خلقه من عباده الصالحين فينبهه، و يثنيه بواعظ من نفسه، فيتضافر الواعظان على نفسه و طبعه، فتعمل الموعظة عملها، فتبين عندها عيب ما هي فيه من ركوب مطية الطبع و المخافة فتميل إلى الشرع في جميع تصرفاتها فيصير العبد مسلماً قائماً مع الشرع فانياً عن الطبع، فيترك حرام الدنيا و شبهاتها و منن الخلق، فيأخذ مباح الحق عز و جل و حلال الشرع في مأكله و مشربه و ملبسه و منكحه و جميع ما لابد منه، لتحتفظ البنية و يتقوى على طاعة الرب عز و جل، و ليستوفى قسمه المقسوم له الذي لا يتجاوزه و لا سبيل إلى الخروج من الدنيا قبل تناوله و التلبس به و استيفائه فيسير على مطية المباح و الحلال في الشرع في جميع أحواله تنتهي به هذه المطية إلى عتبة الولاية و الدخول في زمرة المحققين و الخواص أهل العزيمة مريدي الحق، فيأكل بالأمر، فحينئذ يسمع نداء من قبل الحق عز و جل من باطنه: أترك نفسك و تعال، أترك الحظوظ و الخلق إن أردت الخالق، و أخلع نعليك، و دنياك و آخرتك، و تجرد عن الأكوان و الموجودات و ما سيوجد و الأماني بأسرها، و تعر عن الجميع وافن عن الكل و تطيب بالتوحيد و أترك الشرك و صدق الإرادة. ثم وطء البساط بالأدب مطرقاً، لا تنظر يميناً إلى الآخرة و لا شمالاً إلى الدنيا و لا إلى الخلق و لا إلى الحظوظ، فإذا دخل في هذا المقام، و تحقق الوصول جاءت الخلعة من قبل الحق عز و جل، و غشيته أنواع المعارف و العلوم و أنواع الفضل، فيقال له: تلبس بالنعم و الفضل و لا تسئ الأدب بالرد وترك التلبس، لأن رد نعم الملك افتئاتا على الملك و استخفافاً بحضرته و حينئذ يتلبس بالفضل و القسمة بالله من غير أن يكون هو فيه و من قبل كأن يتلبس بهواه و نفسه فله أربع حالات في تناول الحظوظ و الأقسام:
الأولى بالطبع هو الحرام. و الثانية بالشرع و هو المباح و الحلال. و الثالثة بالأمر و هي حالة الولاية و ترك الهوى. و الرابعة بالفضل و هي حالة زوال الإرادة و حصول البدلية و كونه مراداً قائماً مع القدر الذي هو فعل الحق و هي حالة العلم و الاتصاف بالصلاح، فلا يسمى صالحاً على الحقيقة إلا وصل إلى هذا المقام، و هو قوله تعالى:
إِنَّ وَلِيِّـيَ اللّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ الأعراف196. فهو العبد الذي كفت يده عن جلب مصالحه و منافعه و عن رد مضاره و مفاسده، كالرضيع مع الظئر، و الميت الغسيل مع الغاسل، فتتولى يد القدر تربيته من غير أن يكون له اختيار و تدبير، فان عن جميع ذلك لا حالاً و لا مقاماً و لا إرادة، بل القيام مع القدرة، تارة يبسط و تارة يغنى و تارة يفقر، و يختار و لا يتمنى زوال ذلك و تغيره، بل الرضى الدائم و الموافقة الأبدية، فهو آخر ما تنتهي أحوال الأولياء قدست أسرارهم.
و الله أعلم.

Kisah Nyata : Mbah Moen Rembang





Dawuhe yai :
"Nggolek bojo kui nek iso seng ngerti ngaji kitab,ojo seng apal alqur.an didisekke"
Perempuan yang pernah ngaji kitab, itu tau unggah ungguh kepada suami carane ngormati bojone piye..
Dan tidak semua orang hafal alquran (hafidhoh) itu solekhah bahkan sebaliknya..
na'udzubillah..
ada cerita seorang santri sowan mbah yai, dan dia pengen pamitan boyong untuk menikah. dia di tangkleti yai ;
"Calon bojomu apal qur.an po ngaji kitab?"
Dia jawab: "ngapalaken qur an yai"
Mbah yai : "nggolek'o seng ngaji kitab!!!." ( dengan nada tegas)
Langsung kang santri tersebut nggolek seng ngaji kitab...
Dawuh Mbah Maemun
" alamat ilmu iku entek nek wong seng apal quran mek gawe sima'an karo deresan thok".
*****
Menanggapi hal itu, itu sebenarnya adalah kurang pahamnya memahami dawuh.
Dawuh yang semestinya dan saya terjemahkan dengan bahasa indonesia dan dengan bahasa saya adalah:
Termasuk tanda dari akhir zaman adalah banyaknya orang yang menghafal Al-Qur'an. Ini diisyaratkan dengan kata Tsumma (ثم) yang berarti kemudian. Kata ثم dalam ilmu nahwu mempunyai faidah: للترتيب والتراخي tartib dan tarokhi (ada waktu senjang yang lumayan lama).
ثم أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا....
Kemudian Kami Waristkan Kitab ini kepada orang-orang yang Kami Pilih dari hamba-hamba-KAMI.
Akan tetapi sebagian dari orang yang menghafal itu ada yang dlolim kepada diri sendiri, sehingga Al-Quran bukan dijadikan sebagai imam, tetapi hanya sebagai bacaan dan bahan sima'an saja, sedangkan Kita diajarkan untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai Imam dan petunjuk. Seperti dalam bacaan berikut:
رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا ورسولا وبالقرآن إماما ودليلا.
Walaupun dlolim, tetapi tidak boleh diejek, karena mereka pasti hamba pilihan (الذين اصطفينا من عبادنا), sehingga Alloh akan memasukkan surga orang-orang yang mewarisi kitab Al-Qur'an baik itu golongan:
فمنهم ظالم لنفسه
ومنهم مقتصد
ومنهم سابق بالخيرات بإذن الله
* ada yang menganiaya diri mereka sendiri
* diantara mereka ada yang pertengahan
* diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Bisa mewarisi kitab merupakan fadl dari ALLOH:
ذلك هو الفضل الكبير.
Dan bagaimana pun golongan itu, dijamin ALLOH Masuk surga
جنة عدن يدخلونها....
Tetapi di akhir zaman banyak orang terkena penyakit setruk sehingga hapalannya menjadi hilang, sehingga tidak menjadi hamba pilihan lagi.
***
Untuk yang mengatakan bahwa Yai mengatakan: kowe golek bojo pinter kitab iku luweh apek katimbang sing apal qur'an.
Yang dimaksud adalah wanita yang hanya hafal Al-Qur'an tanpa tahu hukum agama.
***
Ada juga sebagian yang diwejangi seperti itu, karena beratnya menjaga Hapalan itu, dan santri yang akan menikah itu kurang mampu secara ekonomi, sehingga dikhawatirkan akan lupa dengan hapalannya karena membantu mencari nafkah sang suami.
***
Beliau juga mengatakan: Mencari Ilmu agama itu fardlu ain, sedangkan menghafal Al-Qur'an itu fardlu kifayah.
Fardlu ain dengan dasar:
طلب العلم فريضة على كل مسلم.
Sedangkan fardlu kifayah karena diantara sahabat yang banyak, hanya 6 yang hafal al-qur'an secara menyeluruh.
****

Kisah Nyata : Mbah Moen Rembang





Dawuhe yai :
"Nggolek bojo kui nek iso seng ngerti ngaji kitab,ojo seng apal alqur.an didisekke"
Perempuan yang pernah ngaji kitab, itu tau unggah ungguh kepada suami carane ngormati bojone piye..
Dan tidak semua orang hafal alquran (hafidhoh) itu solekhah bahkan sebaliknya..
na'udzubillah..
ada cerita seorang santri sowan mbah yai, dan dia pengen pamitan boyong untuk menikah. dia di tangkleti yai ;
"Calon bojomu apal qur.an po ngaji kitab?"
Dia jawab: "ngapalaken qur an yai"
Mbah yai : "nggolek'o seng ngaji kitab!!!." ( dengan nada tegas)
Langsung kang santri tersebut nggolek seng ngaji kitab...
Dawuh Mbah Maemun
" alamat ilmu iku entek nek wong seng apal quran mek gawe sima'an karo deresan thok".
*****
Menanggapi hal itu, itu sebenarnya adalah kurang pahamnya memahami dawuh.
Dawuh yang semestinya dan saya terjemahkan dengan bahasa indonesia dan dengan bahasa saya adalah:
Termasuk tanda dari akhir zaman adalah banyaknya orang yang menghafal Al-Qur'an. Ini diisyaratkan dengan kata Tsumma (ثم) yang berarti kemudian. Kata ثم dalam ilmu nahwu mempunyai faidah: للترتيب والتراخي tartib dan tarokhi (ada waktu senjang yang lumayan lama).
ثم أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا....
Kemudian Kami Waristkan Kitab ini kepada orang-orang yang Kami Pilih dari hamba-hamba-KAMI.
Akan tetapi sebagian dari orang yang menghafal itu ada yang dlolim kepada diri sendiri, sehingga Al-Quran bukan dijadikan sebagai imam, tetapi hanya sebagai bacaan dan bahan sima'an saja, sedangkan Kita diajarkan untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai Imam dan petunjuk. Seperti dalam bacaan berikut:
رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا ورسولا وبالقرآن إماما ودليلا.
Walaupun dlolim, tetapi tidak boleh diejek, karena mereka pasti hamba pilihan (الذين اصطفينا من عبادنا), sehingga Alloh akan memasukkan surga orang-orang yang mewarisi kitab Al-Qur'an baik itu golongan:
فمنهم ظالم لنفسه
ومنهم مقتصد
ومنهم سابق بالخيرات بإذن الله
* ada yang menganiaya diri mereka sendiri
* diantara mereka ada yang pertengahan
* diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Bisa mewarisi kitab merupakan fadl dari ALLOH:
ذلك هو الفضل الكبير.
Dan bagaimana pun golongan itu, dijamin ALLOH Masuk surga
جنة عدن يدخلونها....
Tetapi di akhir zaman banyak orang terkena penyakit setruk sehingga hapalannya menjadi hilang, sehingga tidak menjadi hamba pilihan lagi.
***
Untuk yang mengatakan bahwa Yai mengatakan: kowe golek bojo pinter kitab iku luweh apek katimbang sing apal qur'an.
Yang dimaksud adalah wanita yang hanya hafal Al-Qur'an tanpa tahu hukum agama.
***
Ada juga sebagian yang diwejangi seperti itu, karena beratnya menjaga Hapalan itu, dan santri yang akan menikah itu kurang mampu secara ekonomi, sehingga dikhawatirkan akan lupa dengan hapalannya karena membantu mencari nafkah sang suami.
***
Beliau juga mengatakan: Mencari Ilmu agama itu fardlu ain, sedangkan menghafal Al-Qur'an itu fardlu kifayah.
Fardlu ain dengan dasar:
طلب العلم فريضة على كل مسلم.
Sedangkan fardlu kifayah karena diantara sahabat yang banyak, hanya 6 yang hafal al-qur'an secara menyeluruh.
****

Saturday, June 25, 2016

Ketika Habib Luthfi di tanya tentang keistimewaan ziarah kubur


 


Saya pernah ditanya:
“Bib, keistimewaannya ziarah walisongo apa?”,
saya jawab: “Isin!”
Jawaban saya masih dikejar:
“Lho, bukannya istimewanya ada pada berkah”.

“Bukan. Terlalu tinggi itu buat saya.”
Tandas saya. Anda lihat, Sunan Ampel misalnya, sudah berapa ratus orang yang berdzikir di makam beliau tiap hari?
Makam Sunan Kalijaga, berapa ratus orang yang sudah menyebut nama Allah di sana tiap malam?
Sunan Muria, sudah berapa ribu orang yang membaca Qur'an dan membaca shalawat di sana (Muria)?
Saya sendiri saja masih susah mengajak anak-anak sehabis maghrib untuk berkumpul dan memperkenalkan ajdad (leluhur), berdoa, berdzikir, dan membaca Quran.
Bagaimana bisa seramai di makam para auliya` Allah Walisongo?
Padahal mereka sudah wafat ratusan tahun yang lalu, dan saya masih hidup.
Berziarah, selain melahirkan budaya malu seperti tadi, seharusnya berfungsi memperkenalkan siapa yang ada di makam tersebut kepada anak-anak kita. Seharusnya bukan Walisongo saja, tapi perkenalkan juga siapa Kiai Sentot Prawirodirjo, siapa Kiai Diponegoro, siapa Jenderal Sudirman, karena kita semakin lupa dengan para pahlawan negeri ini. Lihatlah bendera kita, merah putih, ia berdiri tegak bukan secara gratis! Ada darah dan nyawa para pahlawan yang harus dibayar untuk “membeli” bendera itu.
Coba kita kenalkan para pahwalan itu setiap habis maghrib.
Ibarat kita sudah merdeka ini, seperti ada hidangan di meja di depan kita dan kita tinggal melahapnya saja. Tapi bukannya melahap, eh malah sibuk ribut sendiri, saling sikut, mau diadu domba.
Makam Sunan Ampel saja, yang sudah wafat ratusan lalu, masih sanggup mempersatukan masyarakat sekarang yang masih hidup.
Pintu makam selalu dibuka, semua orang dapat menziarahi, apapun warna kulitnya, apapun partainya, dan di kanan-kiri banyak orang berjualan, pendapatan mereka bertambah, ada pekerjaan yang dapat menyambung hidup mereka. Muka kita mau ditaruh dimana, wong orang yang sudah mati saja masih bisa begini, tapi kita yang masih hidup tidak bisa apa-apa.
Haul Agung Sunan Ampel.
Sumber FB:
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Pembayaran Fidyah Sebulan dan Memberikannya kepada Satu Orang


Pertanyaan:
1. Bolehkah memberikan fidyah puasa Ramadhan kepada fakir miskin dibayar sekaligus satu bulan?
2. Bolehkah semuanya diberikan kepada satu orang fakir/miskin saja?
FN Hafidz, Blitar
Jawaban:
1. Pembayaran fidyah boleh dilakukan secara sepaket satu bulan (beberapa fidyah masing-masing hari dikumpulkan di akhir), asalkan tidak mendahului puasa yang difidyahinya. Sebab kewajiban pembayaran fidyah bersifat tarakhi (tidak harus segera dilakukan).
2. Fidyah puasa Ramadhan juga boleh diberikan kepada satu orang saja. Sebab, fidyah masing-masing hari bersifat terpisah dengan selainnya, sebagaimana masing-masing puasa yang diganti dengannya.
Referensi:
شرح المحلي وحاشية قليوبي، ٢/ ٨٦:
(وَالْأَظْهَرُ وُجُوبُ الْمُدِّ) لِكُلِّ يَوْمٍ. (عَلَى مَنْ أَفْطَرَ) فِي رَمَضَانَ. (لِلْكِبَرِ) بِأَنْ لَمْ يُطِقْ الصَّوْمَ وَكَذَا مَنْ لَا يُطِيقُهُ لِمَرَضٍ لَا يُرْجَى بُرْؤُهُ. قَالَ تَعَالَى: {وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ} [البقرة: ١٨٤] الْمُرَادُ لَا يُطِيقُونَهُ
قَوْلُهُ: (وُجُوبُ الْمُدِّ) أَيْ لَا عَلَى الْفَوْرِ كَمَا قَالَ إلَيْهِ شَيْخُنَا ...
قَوْلُهُ: (لِكُلِّ يَوْمٍ) وَلَهُ إخْرَاجُهُ مِنْ أَوَّلِ لَيْلَتِهِ وَلَا يَصِحُّ الْإِخْرَاجُ عَنْ الْمُسْتَقْبَلِ.
شرح المحلي وحاشية قليوبي، ٢/ ٨٨:
(وَمَصْرِفُ الْفِدْيَةِ الْفُقَرَاءُ وَالْمَسَاكِينُ) خَاصَّةً لِأَنَّ الْمِسْكِينَ ذُكِرَ فِي الْآيَةِ وَالْحَدِيثِ وَالْفَقِيرُ أَسْوَأُ حَالًا مِنْهُ. (وَلَهُ صَرْفُ أَمْدَادٍ) مِنْهَا (إلَى شَخْصٍ وَاحِدٍ) وَلَا يَجُوزُ صَرْفُ مُدٍّ مِنْهَا إلَى شَخْصَيْنِ.
قَوْلُهُ: (وَلَهُ صَرْفُ أَمْدَادٍ إلَخْ) وَذَلِكَ لِأَنَّ الْأَمْدَادَ بَدَلٌ عَنْ أَيَّامِ الصَّوْمِ وَهُوَ يَصِحُّ فِيهِ أَنْ يَصُومَ الْوَاحِدُ أَيَّامًا مُتَعَدِّدَةً عَنْ الْمُكَفِّرِ بَعْدَ مَوْتِهِ عَلَى الْقَدِيمِ الرَّاجِحِ وَفِي حَيَاتِهِ لَوْ قِيلَ بِهِ وَبِذَلِكَ فَارَقَ الزَّكَاةَ وَلَيْسَتْ الْأَمْدَادُ فِي الْحَيِّ فِي الْكَفَّارَةِ بَدَلًا عَنْ الْأَيَّامِ لِأَنَّهَا خَصْلَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ فَلَمْ يَجْرِ فِيهَا مَا ذُكِرَ فَتَأَمَّلْ هَذَا، فَإِنَّهُ يُغْنِيك عَمَّا أَطَالُوا بِهِ هُنَا فِي الْجَوَابِ مِمَّا لَا يُجْدِي نَفْعًا. قَوْلُهُ: (وَلَا يَجُوزُ صَرْفُ مُدْمِنِهَا إلَى شَخْصَيْنِ) وَكَذَا لَا يَجُوزُ صَرْفُ ثَلَاثَةِ أَمْدَادٍ إلَى شَخْصَيْنِ لِأَنَّ كُلَّ مُدٍّ بَدَلُ صَوْمِ يَوْمٍ وَهُوَ لَا يَتَبَعَّضُ، وَلَا يُتَصَوَّرُ هُنَا وُجُوبُ بَعْضِ مُدٍّ. وَبِذَلِكَ فَارَقَ فِدْيَةَ نَحْوِ الْأَذَى فِي الْحَجِّ.

Friday, June 24, 2016

FUTUHUL GHAIB Risalah ke-52





FUTUHUL GHAIB Risalah ke-52
[Menyingkap Rahasia Ilahi]

Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Al-Jailany ra.


Sesungguhnya Allah akan menguji suatu golongan dari orang-orang yang beriman yang menjadi wali-Nya, yang didekati-Nya dan yang diberi-Nya ilmu-ilmu kerohanian, supaya mereka berdoa dan memohon kepada-Nya, dan Dia suka menerima doa dan permohonan mereka.
Apabila mereka berdoa dan memohon kepada Allah, maka Allah memperkenankan doa dan permohonan mereka, agar Allah menampakkan kemurahan dan keagungan-Nya kepada mereka. Kemurahan dan keagungan-Nya itu tampak ketika si mu’min memohon ke hadirat Allah dan mengharapkan agar doanya itu diterima.
Kadang-kadang, doa dan permohonan itu diperkenankan-Nya tidak dengan segera, tetapi sesuai dengan takdir dan hukum Allah dan bukannya tidak diterima.
Oleh karena itu, manakala si hamba ditimpa malapetaka, maka hendaklah ia bersabar dan memeriksa dirinya sendiri, apakah ia melakukan dosa dan maksiat, tidak mematuhi Allah, melakukan hal-hal yang haram dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ataukah ia menyalahkan takdir.
Sebab, ada kalanya ujian itu merupakan hukuman akibat ia melakukan dosa.
Jika malapetaka itu dihindarkan oleh Allah, maka akan baiklah ia. Dan jika tidak, maka teruslah bersabar, memohon dan meratap kepada Allah dengan penuh khidmat.
Sebab, mungkin saja ujian itu sengaja ditimpakan terus kepadanya, agar ia terus berdoa dan memohon kepada-Nya.
Janganlah kamu menyalahkan Allah lantaran Dia lambat mengabulkan doamu.
المقالة الثانية والخمسون
فـي سبب ابتلاء طائفة من المؤمنين
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : إنما يبتلى الله طائفة من المؤمنين الأحباب من أهل الولاية ليردهم بالبلاء إلى السؤال فيحب سؤالهم، فإذا سألوا يحب إجابتهم فيعطى الكرم والجود حقهما لأنهما يطالبان لأنه عز و جل عند سؤال المؤمنين من الإجابة، وقد تحصل الإجابة ولا يحصل النقد والنقاد لتعويق القدر لا على وجه عدم الإجابة والحرمان، فليتأدب العبد عند نزول البلاء، وليفتش عن ذنوبه في ترك الأوامر وارتكاب المناهى ما ظهر منا وما بطن. والمنازعة في القدر إذا تعاقب عليه، إنما يبتلى بذلك مقابلة، فان انكشف البلاء، وإلا، فليتخذ إلى الدعاء والتضرع والاعتذار فيديم بالسؤال لجواز أن يكون ابتلاه ليسأله، ولا يتهمه لتأخير الإجابة لما بيناه، والله أعلم.
.والله أعلم.

Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)



 


Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)

Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)
Meningal di Hari Jum'at Ketika Mengimami Sholat Jum'at di Sujud Terakir :
Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke shaf pertama di belakang beliau.
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين

Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)







Kisah wafatnya Al-Habib ‘Abdul Qadir bin ‘Abdurrahman Aassegaf (Ayahanda Habib Syech bin 'Abdul Qadir Assegaf -Solo)

Meningal di Hari Jum'at Ketika Mengimami Sholat Jum'at di Sujud Terakir :
Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke shaf pertama di belakang beliau.
Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”
Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”
Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.
“Allaahu akbar”.
Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.
Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.
Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.
MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.
Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah.
Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jum’at. SUBHANALLAH..
Wallahu a'lam
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر
للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم
رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا
استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين

Guruku Kyai Bukan Mbah Google





Belajar agama itu utamakan kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung.

Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar.


HATI-HATI DENGAN GOOGLE
Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi.

Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam.

Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.

Guruku Kyai Bukan Mbah Google






Belajar agama itu utamakan kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung.

Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar.


HATI-HATI DENGAN GOOGLE
Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi.

Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam.

Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.

Wednesday, June 22, 2016

Valentino Rossi Siap Kembali Bertarung di Trek Favoritnya






ASSEN – Rider veteran Movistar Yamaha, Valentino Rossi, punya catatan gemilang di Sirkuit Assen, Belanda. The Doctor sudah sembilan kali juara di Negeri Kincir Angin dan catatan itu jadi modal penting jelang MotoGP Belanda yang akan digelar akhir pekan ini.
Setelah rehat tiga minggu, MotoGP 2016 memang akan kembali bergulir lagi akhir pekan ini. Pada balapan terakhir, yakni MotoGP Catalunya, Rossi sukses meraih podium tertingggi. The Doctor pun mengaku sudah tak sabar untuk kembali unjuk gigi diatas trek.
“Jeda MotoGP saya gunakan untuk beristirahat. Sekarang saya sudah dalam kondisi siap untuk hadapi balapan selanjutnya,” buka Rossi, mengutip Crash, Kamis (23/6/2016).
“Di Catalunya kami memiliki hasil yang baik. Saya ingin kembali keatas lintasan dan mempersiapkan segalanya untuk menghadapi seri yang akan datang. Soal Sirkuit Assen, ini jadi tempat yang saya suka. Assen merupakan trek favorit saya,” ujarnya.
“Tapi, hal tersebut tak bisa jadi jaminan sebab balapan tahun ini berjalan tidak pasti dan peluang masih sangat terbuka. Yang kami lakukan hanya tetap fokus dan berusaha meningkatkan kinerja dengan sebaik mungkin,” tegas rider Italia berusia 37 tahun tersebut.
Musim lalu, Rossi meraih kemenangan di Assen dengan cara yang sangat dramatis. VR46 sempat susul-menyusul dengan Marc Marquez hingga lap terakhir. Saat memasuki tikungan sebelum garis finis, motor kedua pembalap sempat bersenggolan dan Rossi pun keluar dari lintasan. Namun ia tidak jatuh, The Doctor justru melanjutkan balapan hingga mencapai finis di posisi paling depan.
Marquez dan kubu Repsol Honda sempat melancarkan protes. Namun menurut Race Direction, Rossi tidak bersalah sebab senggolan itu merupakan bentuk ketidaksengajaan.

Kim Jong-un : Misil Korut Mampu Musnahkan AS di Pasifik





PYONGYANG – Presiden Korea Utara (Korut), Kim Jong-un mengatakan bahwa pengalaman uji coba misil yang dilakukan negaranya telah memberikan kemampuan bagi Korut untuk menyerang pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayah Pasifik.
Menurut Joun-un, uji coba misil pada Rabu ini adalah kejadian luar biasa bagi negara komunis itu karena dapat memperkuat kapasitas serangan nuklir. Informasi itu sebagaimana dilansir dari BBC, Kamis (23/6/2016).
Menurut informasi dari AS dan Korea Selatan (Korsel), tes misil pertama gagal, tapi uji coba misil kedua mungkin saja berhasil.
Selama ini, resolusi PBB telah melarang Korut untuk mengembangkan senjata nuklir dan menggunakan teknologi misil balistik.
Misil Masudan diketahui memiliki jarak tembak sekira 3.000 kilometer. Jarak tersebut diperkirakan cukup jauh untuk menghancurkan teritorial AS di Guam.
Terkait uji coba misil ini, Jong-un mengaku sangat terkesan dengan uji coba misil balistik kali ini.
"Kami yakin mampu menyerang seluruh wilayah AS di kawasan Pasifik," ujar Jong-un dikutip oleh kantor berita Korea Utara.
Para ahli dari luar Korut mungkin tidak percaya bahwa mereka telah memiliki kemampuan untuk membangun hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk memasukkan misilnya.
Korut bahkan disebut sedang menguji misil yang ditembakkan dari kapal selam. Senjata nuklir tersebut mungkin akan segera berfungsi dalam beberapa tahun lagi, tapi progres mereka hingga saat ini masih tetap stabil.

Gol Ronaldo Bawa Portugal Lolos ke Babak 16 Besar


 

LYON – Portugal menghadapi partai hidup-mati melawan Hungaria pada pertandingan tereakhir penyisihan Grup F, Rabu (22/6/2016) malam WIB. Pertandingan yang berlangsung sengit berakhir dengan skor imbang 3-3.
Hasil imbang membuat Portugal tetap berada di posisi ketiga di Grup F, namun satu poin cukup membawa Portugal lolos ke babak 16 besar, sebab Portugal masuk di empat besar peringkat tiga terbaik. Di babak 16 besar nanti, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bakal menghadapi Kroasia. Sementara Hungaria keluar sebagai juara grup dan bakal menghadapi antara Belgia atau Swedia.

Jalannya Pertandingan


Babak Pertama
Portugal tampil menekan sejak babak pertama dimulai. Hal tersebut wajar dilakukan oleh pasukan Fernando Santos sebab para pemainnya harus mendapatkan kemenangan demi bisa lolos ke babak 16 besar Piala Eropa 2016.
Meski tertekan, Hungaria tetap tenang dan mempertahankan tempo permainan mereka. Memasuki menit 10, Hungaria mendapatkan peluang untuk mencetak gol dari tendangan bebas. Namun, usaha tersebut belum menemukan hasil.
Gol Hungaria! Usaha Hungaria untuk mencuri gol akhirnya membuahkan hasil pada menit 18. Adalah Zoltan Gera yang memecah kebuntuan Hungaria. Tembakan first time dari luar kotak penalti tidak mampu dihalau oleh Rui Patricio.
Selepas mencetak satu gol, Hungaria semakin beringas. Penguasaan bola justru kini berpindah ke tangan Adam Szalai dan kawan-kawan. Portugal masih coba berusahan menyamakan kedudukan melalui Cristiano Ronaldo.
Peluang emas pertama untuk Portugal hadir pada menit 28. Sepakan keras Cristiano Ronlado dari tendangan bebas mengarah tepat ke gawang Hungaria. Beruntung, kiper gaek Kiraly mampu menepisnya.
Gol untuk Portugal! Umpan terukur dari Cristiano Ronaldo kepada Nani mampu diselesaikan dnegan baik dan tenang. Babak pertama pun diakhiri dengan skor imbang 1-1.


Babak Kedua
Hungaria memulai babak kedua dengan impresif. Bagaimana tidak, baru dua menit, penyerang mereka, Balazs Dzsudzsak menjebol gawang Portugal untuk kali kedua. Sepakan bebasnya terkena pagar hidup dan mengecoh kiper Rui Patricio. Skor 2-1 untuk Hungaria.
Tidak perlu waktu lama untuk Portugal menyamakan kedudukan. Hanya selang dua menit, Cristiano Ronaldo menyamakan kedudukan. Menerima umpan terukur dari sisi kanan, Ronaldo mem-flick bola masuk ke gawang Hungaria. Skor 2-2.
Luar biasa Hungaria tak kenal menyerah. Pada menit 54 Hungaria kembali unggul melalui tembakan Balasz Dzsudzsak. Tendangan dari luar kotak penalti ter-deflected oleh kaki Luis Nani. Bola lalu masuk ke gawang Portugal. Hungaria kembali unggul 3-2.
Gol kedua Dzsudzsak membuat Ronaldo mengamuk. Pemain Real Madrid tersebut terlihat mengekspresikan rasa kesalnya tersebut sambil berteriak dan mengepalkan tangannya.
Gol untuk Portugal! Usaha untuk menyamakan kedudukan tak sia-sia. Pada menit 61 Cristiano Ronaldo lagi-lagi jadi bintang dengan golnya. Umpan lambung dihantam dengan sundulan keras ke arah gawang Hungaria. Skor 3-3.
Portugal semakin percaya diri, pun dengan Hungaria yang secara tempo tetap dapat mengimbangi Portugal. Ronaldo dan kawan-kawan terus melancarkan serangan, namun satu pun belum ada yang bisa kembali menjebol gawang Hungaria.

Susunan Pemain

HUNGARIA: Kiraly, Lang, Juhasz, Guzmics, Korhut, Pinter, Elek, Lovrencsics, Gera, Dzsudzsak, Szalai.
PORTUGAL: Patrício, Vieirinha, Pepe, R. Carvalho, Eliseu, W. Carvalho, João Mario, Moutinho, André Gomes, Nani, Cristiano Ronaldo.

Hukum Ruqyah Dan Tamimah (jimat)


  



Al-Habib Zain bin Sumaith di dalam kitabnya al-Ajwibah al-Ghaliyyah fi ‘Aqidah al-Firqah an-Najiyyah menyampaikan pembahasan mengenai masalah ruqyah dan tamimah dengan metode Tanya jawab, berikut penjelasan yang beliau sampaikan:
Apa hukum menulis azimat dan menggantungkannya?
Dibolehkan menulis jampi-jampi dan azimat serta menggantungkannya pada manusia dan hewan jika tidak mengandung kata-kata yang tidak diketahui maknanya. Dalam sebuah riwayat dinyatakan, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam mengajari doa kepada para sahabat dari ketakutan:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْن
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka dan hukuman-Nya serta dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari gangguan setan-setan dan kehadiran mereka.”
Dahulu Abdullah bin Amr radliyallahu’anhuma mengajarkan doa ini kepada siapa pun yang sudah dewasa di antara anak-anaknya. Sedangkan bagi yang belum dewasa, dia menuliskan untuknya dan menggantungkan (tulisan itu) kepadanya.
Diriwayatkan dari imam Ibnu Hibban:
سألت جعفر بن محمد بن علي رضي الله عنهم عن تعليق التعويذ ؟ فقال: ( إنْ كَانَ مِنْ كِتَابِ اللهِ أَوْ كَلَامِ نَبِيِّ اللهِ فَعَلِّقْهُ وَاسْتَشْفِ بِهِ)
Aku bertanya kepada Ja’far bin Muhammad bin Ali radliyallahu’anhum tentang penggantungan tulisan doa perlindungan. la menjawab, “Jika dari Kitabullah atau kalam Nabiyullah, maka gantungkanlah dan mohonlah kesembuhan dengannya.”
Riwayat Ini disebutkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Zadul Ma’ad 1/26 dalam bahasan tentang pengobatan dengan Al-Quran dan kekhususan-kekhususannya.
Ibnu Qayyim juga menyebutkan, Imam Ahmad ditanya tentang jampi-jampi yang digantungkan setelah turunnya musibah. Imam Ahmad menjawab:
أَرْجُوا أَنْ لَا يَكُوْنَ بِهِ بَأْس
“Aku berharap tidak masalah dengannya.”
Anaknya, Abdullah, mengatakan, “Aku melihat ayahku (Imam Ahmad) menulis doa perlindungan bagi orang yang mengalami ketakutan dan bagi orang yang menderita sakit demam.”
Dinukil dari sejumlah ulama salaf bahwasanya mereka menulis ayat-ayat dari Al-Qur’an bagi orang yang terkena gangguan sihir kemudian meminumkannya. Imam Mujahid mengatakan:
لَا بَأْسَ أَنْ يَكْتُبَ القُرْآنَ وَيَغْسِلَهُ وَيَسْقِيَهُ المَرِيْضَ
“Tidak masalah Al-Qur’an ditulis dan dibasuhkan serta disiramkan kepada orang yang sakit.”
Disebutkan dari Ibnu Abbas, ia menyuruh agar dituliskan sesuatu yang bersumber dari Al-Qur’an pada seorang wanita yang mengalami kesulitan dalam melahirkan kemudian dibasuh dan disiramkan. Ayyub mengatakan: “Aku melihat Abu Qilabah menulis suatu ayat dari Al-Qur’an kemudian membasuhnya dengan air dan mengguyurkannya kepada seorang yang menderita suatu penyakit.”
Dalam kitabnya, Majmu’ al-Fatawa, Ibn Taimiyah mengatakan:
نقلوا عن ابن عباس أنه كان يكتب آيات من القرآن والذكر ويأمر بأن تسقى لمن به داء، وهذا يقتضي أن لذلك بركة، ونص الإمام أحمد على جوازه
Mereka menukil dari Ibnu Abbas bahwasanya dia menulis ayat-ayat dari Al-Qur’an dan dzikir, lantas menyuruh agar disiramkan kepada orang yang menderita sakit. Ini berarti bahwa perbuatan tersebut mengandung keberkahan. Imam Ahmad menetapkan atas kebolehan hal itu.
Apa maksud hadits: مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةَ فَقَدْ أَشْرَكَ ?
“Siapa yang menggantungkan azimat, dia telah berbuat syirik”
Ulama sepakat, yang dimaksud dengan azimat di sini adalah gelang atau kalung yang digantungkan pada manusia yang tidak menggunakan nama-nama Allah dan kalam-Nya. Kaum Jahiliyah meyakini bahwa azimat yang digantungkan itu dapat menolak berbagai rintangan. Sesungguhnya itu adalah syirik, karena yang mereka maksudkan adalah menolak bahaya dan mendatangkan manfaat dari sisi selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun azimat yang menggunakan nama-nama Allah dan kalam-Nya untuk keperluan tabarruk dan permohonan syafa’at, dengan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang menyembuhkan dan kesembuhan hanya terjadi dengan izin dan kehendak-Nya, ini tidak termasuk (pada maksud) dalam hadits tersebut.

FUTUHUL GHAIB Risalah ke-49




 FUTUHUL GHAIB Risalah ke-49
[Menyingkap Rahasia Ilahi]
Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Al-Jailany ra

Barangsiapa memilih tidur daripada berjaga malam untuk shalat, maka pilihannya itu adalah pilihan yang tidak baik dan akan mematikan hatinya, karena tidur itu sama saja seperti mati.
Tidur itu tidak sesuai dengan Allah, karena Dia tidak mempunyai cacad dan cela atau kekurangan.
Malaikat juga tidak tidur, karena mereka itu dekat kepada Allah. Tidur juga tidak sesuai dengan orang-orang akhirat, karena mereka itu adalah orang-orang yang suci dan mulia serta menurut mereka tidur itu akan merusakkan keadaan kehidupan mereka.
Oleh karena itu, semua kebaikan itu terletak dalam berjaga malam dan semua kejahatan itu terletak dalam tidur dan malas bekerja.
Orang yang makan karena tamak, maka makannya akan banyak, tidurnya banyak, minumnya banyak dan banyak pula kebaikan yang hilang darinya.
Orang yang makan sedikit perkara-perkara yang haram sama halnya dengan orang yang makan banyak perkara yang halal dengan tamak dan rakus.
Sebab, benda-benda yang haram itu melemahkan dan menggelapkan iman.
Apabila iman itu sudah gelap, maka tidak ada lagi shalat, ibadah dan keikhlasan.
Barang siapa banyak memakan barang-barang halal di luar perintah dan kehendak Allah, maka ia seperti orang yang makan sedikit kenikmatan ibadah dan tidak mendatangkan kekuatan. Jadi, barang-barang yang halal itu adalah cahaya yang ditambahkan kepada cahaya,
sedangkan barang-barang haram adalah kegelapan yang ditambahkan kepada kegelapan. Tentu saja tidak baik.
Oleh karena itu, memakan barang-barang yang halal dengan tamak dan tanpa mengikuti kehendak dan perintah Allah bagaikan memakan barang-barang yang haram, dan ini mengakibatkan tidur yang tidak mempunyai kebaikan.
المقالة التاسعة والأربعون
فـي ذم الــنـــوم
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : من اختار النوم على الذي هو سبب اليقظة فقد اختار الأنقص والأدنى واللحوق بالموت والغفلة عن جميع المصالح، لأن النوم أخو الموت ولهذا لا يجوز النوم على الله لما انتفى عز وجل عن النقائض أجمع، وكذلك الملائكة لما قربوا منه عز وجل نفى النوم عنهم، وكذلك أهل الجنة لما كانوا في أرفع المواضع وأطهرها وأنفسها وأكرمها نفى النوم عنهم لكونه نقصاً في حالتهم، فالخير كل الخير في اليقظة، والشر كل الشر في النوم والغفلة، فمن أكل بهواه أكل كثيراً فشرب كثيراً فنام كثيرا فندم كثيراً طويلاً وفاته خير كثير، ومن أكل قليلاً من الحرام كان كمن أكل كثيراً من المباح بهواه، لأن الحرام يغطى الإيمان فلا صلاة ولا عبادة ولا إخلاص، ومن أكل من الحلال كثيراً بالأمر كان كمن أكل منه قليلاً في النشاط في العبادة والقوة، فالحلال نور في نور، والحرام ظلمة في ظلمة، لا خير فيه . أكل الحلال بهواه بغير الأمر، وأكل الحرام مستجلبان للنوم، فلا خير فيه.
والله أعلم.

Tuesday, June 21, 2016

Larangan Lewat di Depan Orang Shalat

Harap diperhatikan ketika kita berjalan di dalam masjid, jangan sampai melewati di depan orang yang sedang shalat. Hendaklah orang yang lewat di depan orang yang shalat takut akan dosa yang diperbuatnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
ﻟَﻮْ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺍﻟْﻤَﺎﺭُّ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻱ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠِّﻲ ﻣَﺎﺫَﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺃَﻥْ ﻳَﻘِﻒَ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ، ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﻤُﺮَّ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ
“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang ditanggungnya, niscaya ia memilih untuk berhenti selama 40 ,itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang shalat

( HR Bukhari no 510 dan Muslim no1132 )

Biografi singkat Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani.




DETIK-DETIK MENJELANG PERINGATAN HAUL IMAM AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH ABAD 21 ( ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI )

Biografi singkat Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani.

Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Babussalam
Kecerdasan beliau tampak mulai dari kecil, Beliau hafal al-Quran pada usia 7 tahun, kemudian hafal kitab "Al-Muwatto' " pada usia 15 tahun,pada usia 25 tahun menyandang Gelar Doctor, dan dijadikan Guru Besar Universitas Ummul Quro Makkah pada umur 26 tahun.
Setelah As-Sayyid Alwi Al-Maliki wafat, putra beliau As-Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidi Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim rumah beliau di Utaibiyyah kemudian pindah ke Rushoifah
Abuya As-Sayyid Muhammad Al-maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya.
Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirannya, semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan dijawab dengan hikmah.
Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah.
Pada akhir hayat beliau yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil HaramSyeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tgl 5 sd 9 Dzul Qo’dah 1424 H / Desember 2003 M dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu
Ketika kunjungan beliau ke Malaysia pada bulan Syawwal 1423 / Desember 2002 Abuya Memberi amanah kepada murid beliau tertua KH. Ihya’ Ulumuddin untuk membuat wadah bagi para alumni atas pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putra beliau, alhamdulillah pada Tgl 2 Muharrom 1424 H / 5 Maret 2003 sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu Surabaya semua sepakat mewujudkan amanah beliau berda’wah secara berjama’ah dengan di beri nama Hai’ah ASH-SHOFWAH yang sekarang kantor pusatnya berda di Jl. Gayungsari Surabaya sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya dimana sudah mempunyai 15 kantor cabang diseluruh Indonesia
Beliau wafat hari jumat tgl 15 romadhan 1425H / 30 Oktober 2004 M dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulullah Khadijah binti Khuwailid. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disolati di Masjidil Haram setelah sholat isya’ yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’.
Beliau wafat meninggalkan 6 putra, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Abdullah, As-Sayyid Alwi, As-Sayyid Ali, As-Sayyid Al- Hasan dan As-Sayyid Al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini .
SEMANGAT BELIAU DALAM MENGAJAR
Beliau ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALLKI adalah salah satu dari hamba Allah yang sangat cinta ilmu.beliau mencurahkan segenap kemampuannya dalam rangka mewujudkan kecintaannya kepada ilmu tersebut.dan disanalah beliau mendapatkan ketenangan dan ketentraman hati.
Waktu beliau makmur dengan pengajian ( mengajar ), tidak kurang dari 15 Halaqoh ilmu ( pelajaran ) yang beliau asuh dalam sehari semalam, sungguh kekuatan rohani yang luar biasa yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Beliau tidak pernah putus dalam keistiqomahannya untuk mengajar kecuali jika terdapat sesuatu hal yang betul-betul darurat atau mendesak.sehingga murid-murid beliau berkata,sungguh guru kami ini lebih semanggat daripada muridnya.
Habib Sholeh bin Ahmad al-Aydrus berkata “ pukul setengah tiga malam beliau menhajar kami kitab Shohih al-Bukhori,kemudian diteruskan dengan kitab abu Suja’ (kitab fiqih syafi’i ) sampai menjelang fajar.
Setelah fajar kami sholat sunnah dua rokaat kemudian sholat shubuh berjama’ah,setelah itu kami membaca wirid al-Imam al-Haddad, setelah itu beliau kembali mengajar kami kitab Sunan an-Nasa’i sampai sekitar pukul setengah delapan pagi.kemudian baru setelah itu kami istirahat sejenak sekitar setengah jam.
Kemudian beliau mkembali kepada kami mengajar tidak kurang 10 mata pelajaran sampai tiba waktu dhuhur.setelah sholat dhuhur beliau duduk mengajar kami kitab Misykatul Mashobih,karya al-Khatib at-Tibrizi sekitar satu setengah jam.kemudian beliau istirahat kembali ke keluarganya.setelah tiba waktu sholat ashar beliau turun untuk sholat ashar bersama kami.kemudian kami membaca kitab Shohih al-bukhori.sungguh waktu yang sangat sarat keberkahan.
Kemudian sebelum maghrib beliau sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Masjidil Haram.setelah Maghrib beliau memberikan pengajian ke Masjidil Haram dengan kitab tafsir dan dilanjutkan dengan membaca kitab Ibnatul Ahkam Syarah Bulughul Maram yang tak lain adalah karangan ayah andanya beliau sendiri sampai tiba waktu isya’.setelah sholat isya’ beliau kembali memberikan pengajian kitab Sunan Abu Dawud dan al-Jami’ as-Shoghir, karya Imam as-Suyuthi sekitar satu jam.
Setelah itu beliau kembali kerumah, kadang sebelum istirahat beliau sudah didatangi oleh beberapa orang yang menanyakan sesuatu atau memiliki hajat tertentu kepada beliau.beliaupun dengan sabar melayani mereka dengan semua hingga mereka merasa puas dan pulang dengan senang hati.
Sungguh waktu yang paling menyenangkan beliau adalah dikala menyampaikan pelajran atau pengajian.bahkan ketika kami menunaikan ibadah Haji,ketika berada di arofah dan Mina kami membaca dihadapan beliau ( didalam kemah ) kitab Idhoh ( tentang Manasik Haji ) karya Imam an-Nawawi,Shohih Bukhoi dan shohih Muslim”.
Abuya Sayyid Muhammad mendapat penghormatan dengan menjadi Syaikh dengan bilangan ijazah terbanyak dalam waktunya. Beliau juga memiliki rantaian sanad terdekat dengan datuknya, Nabi Muhammad Sallahu Alaihi wa aalihi Wasallam.
Di Tanah Arab, tanah kelahirannya, dan dalam pengengembaraan mencari ilmu , Abuya Sayyid Muhammad mendapat lebih dari 200 ijazah dari alim-ulamak teragung di zamannya, di setiap cabang ilmu Islam.
Ijazah beliau sendiri, yang beliau berikan kepada murid-muridnya adalah antara yang paling berharga dan jarang di dunia, menghubungkan anak-anak muridnya dengan sejumlah besar para ulamak agung.
Para Masyaikh yang memberikan ijazah kepada Abuya Sayyid Muhammad mereka merupakan ulamak besar dari seluruh dunia Islam.
Jadi tidak bisa dipungkiri lagi akan kedalaman samudra keilmuan beliau ini.
KEAKRABAN DAN KEDEKATAN ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI DENGAN PARA SANTRINYA.

Dibawah ini adalah sekelumit gambaran pintas keakraban Abuya dengan para Santrinya.
1. Jika ada diantara santri beliau yang tidak hadir dalam majlis atau sholat berjama’ah beliau selalu menanyakannya.dan bila santri tersebut didapati sakit atau kurang sehat,beliau yang menawarkannya untuk berobat dan pergi kerumah sakit,sebelum santri itu dan temannya meminta izin kepada beliau untuk berobat.dan tidak jarang beliau sendiri mengirim buah-buahan/roti kepada santri yang sakit tersebut.
2. Jika beliau mengetahui diantara seorang santri beliau mempunyai pekerjaan yang banyak dan memberatkannya,beliaumemerintahkan temannya yang lain untuk ikut membantu atau bahkan menggantikannya.
3. Dalam masalah kebersihan tubuh atau pakaian yang dikenakan oleh sisantri,beliau selalu memperhatikannya dan menegurnya jika ada yang kurang layak untuk dipakai,misalnya “ Hai fulan,kenapa bajumu sobek? Kenapa bajumu kotor? Kenapa badanmu tidak segar? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
4. Masalah makanan santri,beliau juga senantiasa memperhatikannya dengan menanyakan masakan apa yang akan dibuat hari ini,jika makanan yang tersedia ternyata kurang memuaskan,maka beliau memerintahkannya untuk merubahnya yang lebih baik dan memuaskan.
5. Jika ada santri yang susah/sedih,beliau menanyakannya dan memerintahkannya untuk mengadu kepada beliau.dan beliau memanggilnya dan memerintahkannya untuk berkidmah kepada beliau agar lebih dekat.
6. Beliau juga senantiasa memberi hiburan kepada para santrinya dengan berbagai macam hiburan,baik yang bersifat jasmani maupun rohani,didalam pondok maupun diluar pondok, seperti berziaroh,umroh,bertamasya,menonton film-film religi maupun sejarah,dll.
7. Beliau senantiasa menjadi pembela terdepan bagi para santrinya jika terjadi keslahfahaman diantara santri dan tetangganya/ahli balad.bahkan beliau sangat marah terhadap orang yang menghina/meremehkan santri-santri beliau,dan bahkan beliau pernah berkata “ Siapa yang senang kepadaku,dia juga harus senang kepada murid-muridku “
8. Bila ada santri yang melakukan kesalahan,kemudian beliau memarahinya,akan tetapi setelah itu beliau langsung memanggilnya dan memberikannya hadiah/paling tidak mengajak sang santri tersebut bergurau.
9. Beliau akan merasa sedih jika ingin berpisah dengan santri-santrinya yang hendak pulang ketanah air.beliau sebenarnya sangat ingin selalu bersama dengan santri-santrinya, akan tetapi beliau juga sadar, bahwa seperti itulah jalan kehidupan.
10. Beliau tidak memperhatikan kepada para santrinya dalam hal pelajaran saja, akan tetapi dalam segala aspek kesehariannya.ketika beliau menjumpai para santrinya melakukan hal kebaikan,maka beliau menghadiahi dengan pujian,dan ketika melihat para santrinya dalam hal kesalahan, maka beliau memberi nasehat dan teguran, layaknya seorang ayah terhadap anaknya.oleh karena itu beliau memerintahkan kepada para santrinya untuk memanggil dengan sebutan ABUYA ( Ayahku ), dan tidak diperkenankan memanggil dengan panggilan Ustadz,Syech,Guru.

Diantara Kalam Hikmah Abuya Sayyid Muhammad :
1. Seorang yang alim tidak cukup dengan ilmunya semata, selagi belum dibarengi akhlak yang mulia.
2 Sikap patuh dan rendah hati yang dibarengi dengan kurangnya ilmu, itu lebih baik daripada sifat licik dan sombong yang dibarengi dengan banyaknya ilmu.
3. Sampai kapanpun aku adalah seorang murid

4. Dunia ini adalah penarik : penarik manusia untuk bekerja ( yang bisa melupakan untuk akhirat ) kecuali bagi mereka yang berhati-hati dan itupun sedikit dari mereka "
5. Saya tidak mempunyai banyak amal dan ibadah,aku berharap semoga Alloh menerimaku dengan berkat membantu orang lain.
6. Ketika kita memuji atau menyebut keutamaan seseorang, bukan berarti itu merupakan cacian atau pelecehan bagi yang lain (yang tidak disebut).
7. Jika kamu melihat seseorang melakukan sesuatu ketaatan diwaktu tertentu, padahal ia tidak biasa melakukan hal itu,maka janganlah kamu melarangnya melakukan kebaikan,tetapi justru dukunglah ia supaya terus melakukannya

KAROMAH
Berbicara tentang karomah beliau,maka banyak sekali yang akan kita jumpai, yang diantaranya adalah Jasad beliau sampai saat ini masih utuh,tidak hancur dimakan ulat atau dihimpit bumi.
Pada saat pemakaman beliau, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam juga ikut hadir dan ikut menjemput jasadnya ketika diliang lahat.
KAROMAH IMAM BUKHORI DAN ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI
Pada suatu waktu Abuya melaksanakan rihlah ke Bukhoro ( kazakhistan ) .pada saat itu Abuya beliau bersama rombongan dengan tujuan berziaroh ke makam imam Bukhori ( pengarang kitab Shohih Bukhori ).
Bukhoro yang terletak dibenua Eropa,namun masih berada dibawah garis kemiskinan,hal itu dikarenakan baru saja merdeka dari kekuasaan uni Soviet.jadi fasilitas yang tersedia tidak seperti dinegara negara maju.bahkan bisa dibilang dibawah standart,begitu juga dihotel yang disinggahi Abuya,terlihat begitu sederhana.
Keesokan harinya beliau bersama rombongan berangkat menuju kota Bukhoro yang berjarak kurang lebih 5 KM,beliau mengendarai bus yang kursinya terbuat dari kayu,seperti bangku sekolah.
Ketika sesampainya dibukhoro beliau berziarah dan berdoa dipusara sang Imam,setelah itu dilanjutkan membaca beberapa hadits Rosululloh Shollalloohu alaihi waalihii wasallam,dari kitab Shohih Bukhori dihadapan pusara sang Imam.
Namun bebrapa saat kemudian beliau mengajak rombongan untuk kembali kehotel,dikarenakan ada permasalahan dengan perut beliau,dan berhajat ketoilet.
Disaat perjalanan pulang menuju hotel beliau tertidur,dan didalam tidurnya tersebut beliau bermimpi bertemu dengan Imam Bukhori,dan sang Imam menyuruhnya untuk kembali kepusaranya sambil berkata " wahai Sayyid Muhammad,kembalilah kesini dan lanjutkanlah membaca hadits,saya sudah siapkan untukmu toilet duduk ".
Kebetulan saat itu abuya memerlukan toilet duduk,karena badan beliau sedang kurang enak badan,dan kondisi badan beliau yang tinggi besar.setelah beliau terbangun dari tidurnya lalu menyuruh sopir untuk segera berbalik kepusara sang imam.anehnya tanpa disadari oleh sopir,ternyata jalan yang dilalui salah,bukannya kearah hotel namun kearah pusara Imam Bukhori.
Sesampainya beliau ke Pusara sang imam,tiba-tiba beliau dijemput oleh seseorang yang tidak beliau kenal,sambil mempersilahkan beliau untuk menggunakan toilet duduk,sambil berkata orang tersebut " sebenarnya toilet ini sudah dipesan oleh seseorang,tapi ia tak kunjung datang.jadi saya ingin memberikan untuk anda " ujar orang yang tidak dikenal tersebut.
Setelah beliau menunaikan hajatnya ,langsung menuju pusara sang imam untuk melanjutkan pembacaan beberapa Hadits.dan setelah itu beliau melanjutkan pulang kehotel sambil berkata " ini adalah karomah Imam Bukhori.
Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan… selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan engkau telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Engkau telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang Engkau telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali…. amin yarobbal alamin.[]
Alfatihah Ilaa Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, semoga Alloh meratakan rohmatNya kepadanya,meninggikan derajatnya,menempatkan beliau bersama baginda Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wasallam,dan bersama para syuhada',sholihin, dan semoga kita mendapat keberkahannya,rahasia-rahasianya,serta cahaya-cahaya ilmunya,didalam agama,dunia dan akhirat, dan semoga kita dikumpulkan bersama beliau disurga dan bersanding dengan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam, bisirril faatihah.

Monday, June 20, 2016

RISALAH RAMADHAN






Ada sebuah hadits Nabi yang menyatakan bahwa Allah SWT berfirman, :
“Barangsiapa selalu mengingat Aku dan tidak ada waktu baginya untuk meminta sesuatu kepada-Ku, maka Aku akan memberikan kepadanya perkara yang lebih baik daripada apa yang Ku-berikan kepada orang yang meminta.”
Hal ini dikarenakan apabila Allah hendak memilih seseorang yang beriman untuk tujuan-Nya sendiri, maka orang itu akan dibawa-Nya melalui berbagai macam kondisi dan posisi kerohanian dan mengujinya dengan bermacam-macam kesulitan dan kesusahan.
Allah menjadikannya miskin setelah kaya, bahkan sampai orang itu hampir mengemis untuk mendapatkan rizkinya, namun Allah menolongnya dari menjadi pengemis.
Kemudian, orang itupun hampir meminjam kepada orang lain untuk mencari rizkinya, namun Allah menyelamatkannya dari meminjam lalu memberinya kerja.
Setelah itu, orang itupun bekerja mencari nafkah hidupnya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi.
Kemudian, diberikan kesusahan kepada orang itu dalam mencari rizki dan, melalui ilham, diperintahkan supaya ia mengemis. Sebenarnya, perintah semacam ini adalah perintah rahasia yang hanya diketahui dan disadari oleh orang yang bersangkutan itu saja.
Allah menjadikan pekerjaan mengemis ini sebagai ibadah baginya dan berdosalah jika ia tidak melakukannya.
Pekerjaan ini dimaksudkan agar kebanggaannya hilang dan egonya hancur. Ini merupakan latihan kerohanian.
Mengemis semacam ini adalah perintah dari Allah dan bukan jalan syirik.
Kemudian Allah melepaskan orang itu dari keadaannya tersebut lalu menyuruhnya supaya meminjam.
Perintah ini tidak boleh dibantah lagi, sebagaimana halnya perintah untuk mengemis di atas.
Setelah itu, Allah mengubah keadaan orang itu.
Allah memutuskan hubungannya dengan manusia dan menjadikannya hanya bergantung kepada Allah saja di dalam mencari nafkah hidupnya.
Apa saja yang ia kehendaki, hendaklah ia minta kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan permintaannya.
Jika ia tidak meminta, maka Allah tidak akan memberikan apa-apa kepadanya.
Kemudian, keadaan itupun ditukar pula oleh Allah,
yaitu dari meminta secara lisan kepada meminta dengan hati saja.
Maka, orang itupun meminta kepada Allah melalui hatinya.
Apa saja yang dimintanya akan diberikan oleh Allah kepadanya. Jika ia meminta dengan lisan, maka Allah tidak akan memberinya. Demikian pula jika ia meminta kepada manusia, maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa dari manusia itu.
Akhirnya, keadaan inipun ditukar pula oleh Allah.
Allah menghilangkan orang itu dari dirinya sendiri, sehingga ia tidak lagi meminta-minta kepada-Nya, baik secara rahasia maupun secara terbuka.
Allah memberikan balasan kepada orang itu, berupa apa saja yang membetulkan dirinya dan mengubah keadaan dirinya seperti makanan, minuman, pakaian dan keperluan hidup apa saja, tanpa berusaha atau terlintas dalam pikirannya. Allah akan menolongnya.
Firman Allah, “Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS 7:196)
Firman Allah yang diterima Nabi itu benar-benar jelas, yaitu, “Yang tidak mempunyai kesempatan untuk meminta apa-apa kepada-Ku, Aku akan memberinya lebih daripada apa yang Aku berikan kepada mereka yang meminta.”
Inilah peringkat ‘bersatu’ dengan Allah dan inilah kedudukan wali-wali Allah biasa dan Abdal.
Dalam peringkat ini, ia diberi kekuasaan untuk menjadikan. Apa saja yang dikehendakinya, dengan ijin Allah akan ia dapatkan.
Allah berfirman, “Wahai anak Adam, Aku-lah Tuhan.
Tidak ada Tuhan kecuali Aku.
Apabila aku katakan kepada sesuatu, “Jadilah”, maka jadilah ia. Patuhlah kepada-Ku, sehingga jika kamu katakan kepada sesuatu, “Jadilah”, maka jadilah ia.”
المقالة السادسة والأربعون
فـي قـولـه عـز و جـل فـي الـحـديـث الـقـدســي
( مـن شــغـلـه ذكـرى…) إلـى آخــره
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : في قوله النبي صلى الله عليه وسلم عن ربى عز وجل : (من شغله ذكرى عن مسئلتى أعطيته أفضل ما أعطى السائلين) وذلك أن المؤمن إذا أراد الله عز وجل اصطفاءه واجتباءه، سلك به الأحوال وامتحنه بأنواع المحن والبلايا فيفقره بعد الغنى ويضطره إلى مسألة الخلق في الرزق عند سد جهاته عليه، ثم يصونه عن مسألتهم ويضطره إلى الكسب ويسهله وييسره له فيأكل بالكسب الذي هو السنة، ثم يعسره عليه ويلهمه السؤال للخلق، ويأمره به بأمر باطن يعلمه ويعرفه ويجعل عبادته فيه ومعصيته في تركه، ليزول بذلك هواه وتنكسي نفسه وهى حالة الرياضة فيكون سؤاله على وجه الإجبار لا على وجه الشرك بالجبار، ثم يصونه عن ذلك ويأمره بالفرض منهم أمراً جزماً لا يمكنه تركه كالسؤال من قبل ثم ينقله من ذلك ويقطعه عن الخلق ومعاملتهم، فيجعل رزقه في السؤال له عز وجل فيسأله جميع ما يحتاج إليه فيعطيه عز وجل ولا يقطعه إن سكت وأعرض عن السؤال، ثم ينقله من السؤال باللسان إلى السؤال القلب فيسأله بقلبه جميع ما يحتاج فيعطيه حتى أنه لو سأله جملة ظاهراً وباطناً، فيناديه بجميع ما يصلحه ويقوم به أوده من المأكول والمشروب والملبوس وجميع مصالح البشر من غير أن يكون هو فيها أو تخطر بباله. فيتولاه عز وجل وهو قوله عز وجل
{إِنَّ وَلِيِّـيَ اللّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ} الأعراف.196
. فيتحقق حينئذ قوله عز وجل (من شغله ذكرى عن مسألتي أعطيته أفضل ما أعطى السائلين) وهى حالة الفناء التي هي غاية أحوال الأولياء والأبدال ثم قد يرد إلى التكوين فيكون جميع ما يحتاج إليه بإذن الله وهو قوله جل وعلا في بعض كتب "يا ابن آدم أنا الله الذي لا غليه إلا أنا أقول للشئ كن فيكون، أطعني أجعلك تقول للشئ كن فيكون".
والله أعلم.

*PERBEDAAN SANTRI ZAMAN DULU DAN ZAMAN SEKARANG*

Zaman dahulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya.
Zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.
Dahulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan.
Sekarang, ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.
Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu.
Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.
Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal, ilmu tetap terjaga.
Sekarang, ilmu disimpan di dalam memori gadget, kalau baterai habis, ilmu tertinggal. Kalau gadget rusak, hilanglah ilmu.
Dahulu, harus duduk berjam-jam di hadapan guru penuh rasa hormat dan sopan, maka ilmu merasuk bersama keberkahan.
Sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tiduran, maka ilmu merasuk bersama kemalasan.
Imam Malik RH mengatakan,
_"Tidak akan menjadi baik umat belakangan ini kecuali apabila diperbaiki dengan cara orang-orang terdahulu_"
اللهم إنا نسألك علما نافعا مباركا فيه وعملا صالحا مقبولا ورزقا حلالا طيبا واسعا لعبادة الله