Sunday, October 30, 2016

Catatan Ibunda Imam Syafií

para ibu2 inginkah seperti ibunda imam syafi'i????
kirim puteramu ke pesantren menuntut ilmu pada ulama.
Belajar dari Ibunda Imam Syafi'i
Nak pergilah menuntut ilmu untuk jihad di jalan AllahTa'ala,
Kelak kita bertemu di akhirat saja .... "
Perintah Ibunda Imam Syafi'i kepada Imam Syafi'i
sebelum rihlah ( perjalanan menuntut ilmu).
Kemudian, Imam Syafi'i berangkat dari Makkah ke Madinah
belajar dengan Imam Malik,
kemudian ke Iraq.
Di Iraq Imam syafi'i BUKAN HANYA 1 atau 2 tahun,
karena beliau tidak berani pulang ke rumah,
karena ketika beliau ingin pulang beliau teringat pesan ibunda beliau tersebut
( " Kelak kita bertemu di akhirat saja...")
sehingga sebelum ada Izin dari Ibunya beliau tidak berani pulang ke rumah.
Di Iraq beliau menjadi orang besar, Ulama' dan Alim.
Suatu ketika ada halaqoh besar di Masjidil harom,
Ada seorang Ulama besar dari Iraq dalam perkataanya sering menyebut "Muhammad Bin Idris Asy-syafi'i berkata begini begini ...".
Kemudian Ibunya Imam Syafi'i bertanya
" Ya Sayikh, Siapakah Muhammad bin Idris Asy-syafi'i itu ? "

Kemudian Syaikh tersebut menjawab dengan bangganya,
"Dia adalah guruku, seorang yang 'Alim, Cerdas, Sholeh yang berada di Iraq. Asalnya dari Mekkah sini... "
Kemudian Ibu Imam Syafi'i berkata
"Ketahuilah Syaikh, Muhammad Bin Idris Asy-syafii itu adalah Anak-ku.... "
Syaikh itu-pun kaget dan tercengang
" Subhaanallaah, wahai ibu, Benarkah hal itu ?"
"Ya, benar.
Dia adalah ANAK-KU..." Jawab ibu imam syafi'i.
Rombongan dari Iraq itupun seketika menunduk,
sebagai tanda hormat kepada Ibu Imam Syafi'i.
Kemudian Syaikh tersebut berkata
"Wahai ibu,
Sepulang dari haji ini kita akan kembali ke Iraq.
Apa pesanmu kepada Imam Syafi'i ? "
Kemudian Ibunda Imam Syafi'i berkata
" Pesanku kepada Syafi'i " Sekarang,
Jikalau dia sekarang ingin pulang, aku mengizininya untuk pulang...."
Kemudian, Sepulang dari haji, Syaikh beserta rombongan Iraq itupun menyampaikan pesan tersebut kepada Imam Syafi'i bahwasanya
"Ibundanya, mengizinkan beliau untuk pulang ke rumah....",
mendengar hal tersebut, mata beliaupun terharu dan merasa bahagia.
Ini artinya Imam Syafi'i masih berkesempatan bertemu dengan
sang Ibunda di dunia ini,
walaupun sebelumnya ibundanya berkata "kita bertemu di akhirat saja....".
Imam Syafi'i tidak mengulur-ngulur waktu,
beliaupun berkemas kemas ingin sesegera mungkin
bertemu sang Ibunda di makkah.
Sebelumnya Imam Syafi'i berpamitan kepada warga Iraq setempat.
Karena ke'Aliman dan kemasyhuran beliau di Iraq.
Masyarakat yang mencintai dan mengagumi beliau, merasa bersimpati kepada Imam Syafi'i dengan memberi apa yang mereka punya dari kekayaan mereka , ada yang memberi Unta, Dinar,dll sekedar bekal belaka.
Walhasil, Imam Syafi'i pun pulang dengan membawa puluhan unta
dan di kawal oleh beberapa santri beliau.
Sesampai di perbatasan kota Mekkah, Imam Syafi'i mengutus seorang
santrinya agar mengabarkan kepada Ibundanya bahwa saat ini beliau
sudah di perbatasan kota mekkah.
(Hal seperti ini termasuk sunnah, yakni mengabarkan rumah ketika
seseorang mau pulang supaya pihak rumah mempersiapkan sesuatu,
bukan membuat malah kejutan)
Kemudian, Santri Imam Syafi'i-pun mengetuk pintu rumah.
"Siapa itu ?" Tanya Ibunda Imam Syafi'i.
"Saya adalah santri Imam syafi'i yang di utus beliau agar mengabarkan
kepada anda, bahwa Imam Syafi'i sekarang sudah berada
di perbatasan kota Mekkah" Jawab santri Imam Syafi'i.
Lalu Ibunda Imam Syafi'i berkata
" Syafi'i Membawa apa ? ..."
Dengan Bangga Santri Imam Syafi'i menjawab "
Imam Syafi'i pulang dengan membawa puluhan unta dan harta lainya..."
Mendengar penuturan santri Imam Syafi'i yang polos itu,
Ibunda Imam Syafi'i menutup pintunya sambil berkata
" AKu menyuruh Syafi'i ke Iraq bukan untuk mencari dunia....!!!
Beritahu kepada Syafi'i bahwa dia tidak boleh pulang ke rumah....!! "
Menuruti perintah ibunda Imam Syafi'i, santri Imam Syafi'ipun gemetar
dan berkata kepada Imam Syafi'i
"Wahai Imam, Ibunda anda marah ?
dan menyuruh anda untuk tidak boleh pulang ke tumah."
Lalu Imam Syafi'i berkata
" mengapa bisa demikian ?"
Santrinya pun menjawab
" Wahai Imam, Sesungguhnya ibunda anda bertanya ?
Syafi'i membawa apa ?
kemudian aku berkata bahwa
" Imam Syafi'i Syafi'i membawa puluhan unta dan kekayaan lainnya...."
"Sungguh kesalahan besar dirimu,
jika engkau menganggap Ibundaku akan bahagia dengan harta yang ku bawa ini. Baiklah, sekarang kumpulkan orang Mekkah dan bagikan semua unta dan kekayaan lainya pada penduduk mekkah, dan sisakan kitab-ku,
setelah itu khabarkan lagi kepada Ibuku.... " Ujar Imam Syafi'i kepada santrinya.
Santri Imam Syafi'i itupun menurut apa yang diperintahkan oleh gurunya,
lantas ia kembali ke rumah Imam Syafi'iuntuk menemui ibunda beliau.
Sesampai di depan rumah ia mengetuk pintu,
dan terdengarlah dari dalam rumah "Siapa ?"
" Saya adalah Murid Imam Syafi'i yang kemarin dan ingin mengabarkan
kepada anda, bahwa Imam Syafi'i telah membagikan semua untanya
dan harta yang lainnya, yang beliau bawa hanya KITAB dan ILMU...."
Jawab santri Imam Syafi'i.
"Alhamdulillah,
Baiklah sekarang khabarkan kepada Syafi'i bahwa dia boleh pulang
ke rumah dan dia aku tunggu ..."
Mendegar khabar itu Imam Syafi'i bahagia dan terharu dengan khabar tersebut, seraya mencium ibundanya yang telah lama tidak bertemu.
Mudah mudahan menjadi inspirasi buat kita semua.
Jazaakumullaahu Khairan.....
Catatan :
Nama ibunda imam Syafi'i :
Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah.
Nasab ke suku Al-Azd di Yaman, seperti dikuatkan oleh Al-Baihaqi.

Tuesday, October 25, 2016

Inspirasi Pagi "TEH"

Seorang pria muda datang pada ibunya dan mengeluh tentang banyaknya permasalahan dalam kehidupannya.
Namun betapa kagetnya, karena ternyata ibunya hanya diam saja, seolah tidak ingin mendengarkan keluh kesahnya.
Bahkan sang ibu malah masuk ke dapur dan anaknya terus bercerita sambil mengikutinya.
Sang ibu lalu memasak air.
Sampai airnya mendidih, lalu sang ibu menuangkan 'Air Panas Mendidih' itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.
Di gelas pertama ia masukkan WORTEL, di gelas kedua ia masukkan TELUR dan di gelas ketiga ia masukkan TEH.
Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi dan hasilnya:
• WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
• TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS,
• TEH menghasilkan aroma yang HARUM.
Lalu sang ibu menjelaskan:
“Nak..... MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH.
Namun, sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya.
Kita bisa menjadi Lembek seperti Wortel, mengeras seperti Telur, atau harum seperti TEH.
Wortel dan telur bukan mempengaruhi air, tetapi malah berubah karena air mendidih itu,
sementara TEH malah mengubah AIR, membuatnya menjadi HARUM.
”Setiap Masalah, selalu tersimpan Mutiara Iman yang berharga.
Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja.
Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Allah seolah tidak kunjung datang?
Ada 3 reaksi orang saat masalah datang:
• Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh (seperti wortel tadi) dan mengasihani diri sendiri.
• Ada yang mengeras (seperti telur), marah dan berontak kepada Tuhannya...
• Ada juga yang justru semakin harum (seperti teh), menjadi semakin kuat dan percaya pada-NYA.
Ada kalanya Allah sengaja menunda pertolongan-NYA.
Apa tujuannya?
Agar kita belajar percaya dan setia!
Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Allah selesaikan...
Selamat menikmati Secangkir Teh Tin di pagi ini..

APA ITU BAROKAH..??

APA ITU BAROKAH..??

MGS Sarang - Barokah adalah kata yg diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan tambahan kebaikan dalam hidup.
Barokah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tapi barokah ialah ketaatan kita kepada Allah dalam segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah itu menambah ta'atmu kepada Allah.
Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub As, sakitnya menambah taatnya kepada Allah.
Barokah itu tak selalu panjang umur,
ada yang umurnya pendek tapi dahsyat ta'atnya layaknya Mus'ab bin Umair.
Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan Allah tiada yang menandingi.
Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih ta'at setelah makan.
Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, tapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah.
Penghasilan barokah juga bukan gaji yang besar dan berlimpah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.
Anak-anak yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan dan jabatan hebat, tapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih dan tak henti-hentinya mendo'akan kedua Orang tuanya.

Monday, October 24, 2016

*Hari Santri*

*Hari Santri*


*Di PP Babakan Ciwaringin Cirebon Jawa Barat*
*21-22 Oktober 2016 M/20-21 Muharram 1438 H*

*KOMISI A*
1. Implementasi Resolusi Jihad di Era Post Modern
2. Hukum Laundry Pakaian
3. Piagam Madinah Sebagai Konstitusi Negara Untuk Masyarakat Plural
4. Ancaman Limbah Pabrik
5. Hukum Pokemon Go

*KOMISI B*
1. Menggugat Perda Syariat
2. 'Kekerasan' Terhadap Murid (Gegeran Guru Mencubit Murid)
3. Bermazhab Secara Manhaji

*KOMISI C*
1. Hukum Tax Amnesty
2. Fasilitas Wi-fi di Masjid
3. Hukum Proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta
4. Memperingati Hari Kemerdekaan (17 Agustus) dengan Pesta Pora/Hura-hura

*KOMISI D*
1. Hukum Mempekerjakan Buruh Asing
2. Hukum Ekspor Bahan Baku/Mentah
3. Hukum Melepas/Mencabut Status Kewarganegaraan Teroris

إنا لله وإن إليه راجعون

 إنا لله وإن إليه راجعون





Telah meninggalkan dunia yang fana ini menuju ridho ilahi, seorang WALIYULLAH, DA'I ILALLAH, alabid assholih alhabib ALI BIN MUHAMMAD BIN SHAHAB dari kota dammun-tarim Hadramaut.
Semoga ALLAH swt membalas segala kebaikannya dengan kebahagiaan di sisi RASUL SAW.

Diriwayatkan oleh Muhammad Anies Shahab
- Pernah sekali saya berkunjung ke rumah beliau di dammun (hadramaut-yaman) pada tahun 2010, beliau selalu menyambut santri dari indonesia dengan sangat hangat dan sesekali berusaha berbahasa indonesia dengan mengatakan "saya sudah tua" :D
Walhasil saking bahagianya, saya merogoh tas saya untuk mengambil hp dengan tujuan ingin mengambil gambar beliau, & saya merasa beliau tidak akan tahu karena keadaan beliau yang TUNA NETRA. Akan tetapi dengan kasyafnya beliau menunjuk kepada saya sambil mengatakan "JANGAN KAU FOTO SAYA!!"
Tentu saya kaget bukan kepalang!!
Subhanallah! Sungguh Luar biasa, hp masih di dalam tas, niat mengambil gambar hanya terlintas di hati, beliau langsung mengetahuinya dalam hitungan sepersekian detik.
(Dan beliau baru bisa difoto jika sedang berceramah / menghadiri pengajian umum)
Saya pun memohon maaf, lalu saya minta doa kepada beliau, & beliau mengatakan "semoga engkau lekas sembuh".
Lagi2 saya dibuat heran oleh beliau, karena saat itu saya dalam keadaan sehat walafiat!
Beliaupun memerintahkan cucunya untuk mengambilkan lim (jeruk nipis), dan memberikannya kepada saya.
Setelah kami pamit, dan pulang ke DARUL MUSTHAFA saya mulai merasa tubuh sedikit meriang dan setelah satu jam saya terserang flu super berat. Hingga tidak bisa mengikuti sholat dzuhur berjamaah di musholla AHLUL KISA'.
Beberapa teman santri mulai menjenguk sambil membawa teh panas dalam termos, dan ada yang bertanya kepada saya apa obat yang biasa saya minum jika saya sedang flu berat, saya jawab "teh jeruk."
Seorang teman menjawab "ini sudah ada tehnya, tapi dimana bisa kita dapatkan jeruk nipis disini?"
Subhanallah!! Saya tadi dibawakan habib ALI bin SHAHAB 5 buah jeruk nipis!
ALLAHU AKBAR!! :'(
Beliau sudah diberitahu tahu oleh ALLAH SWT langsung bahwa saya akan sakit 2 jam yang akan datang, beliau juga tahu kalo obat favorit saya teh jeruk, bahkan beliau sudah menyiapkan jeruknya untuk saya.
Alangkah agungnya akhlak dan ilmu serta KASIH SAYANG walimu ya ALLAH.
Akhirnya saya minum teh jeruk tersebut, & ALLAH memberi sembuh kepada saya.
Diantara amalan beliau:
1- tetap berdakwah ke pelosok desa walau usia sudah lebih dari 90 tahun & dalam keadaan tuna netra.
2- diantara pesan beliau "JIKA HATIMU DITARIM MAKA ENGKAU DITARIM MESKI JASADMU DI INDONESIA, JIKA HATIMU TIDAK KAU HADIRKAN DITARIM MAKA ENGKAU TIDAK DITARIM MESKI ENGKAU WARGA TARIM.
Robbi fanfa'na bibarkatihim
آمين يا رب العالمين.

إنا لله وإن إليه راجعون

 إنا لله وإن إليه راجعون





Telah meninggalkan dunia yang fana ini menuju ridho ilahi, seorang WALIYULLAH, DA'I ILALLAH, alabid assholih alhabib ALI BIN MUHAMMAD BIN SHAHAB dari kota dammun-tarim Hadramaut.
Semoga ALLAH swt membalas segala kebaikannya dengan kebahagiaan di sisi RASUL SAW.

Diriwayatkan oleh Muhammad Anies Shahab
- Pernah sekali saya berkunjung ke rumah beliau di dammun (hadramaut-yaman) pada tahun 2010, beliau selalu menyambut santri dari indonesia dengan sangat hangat dan sesekali berusaha berbahasa indonesia dengan mengatakan "saya sudah tua" :D
Walhasil saking bahagianya, saya merogoh tas saya untuk mengambil hp dengan tujuan ingin mengambil gambar beliau, & saya merasa beliau tidak akan tahu karena keadaan beliau yang TUNA NETRA. Akan tetapi dengan kasyafnya beliau menunjuk kepada saya sambil mengatakan "JANGAN KAU FOTO SAYA!!"
Tentu saya kaget bukan kepalang!!
Subhanallah! Sungguh Luar biasa, hp masih di dalam tas, niat mengambil gambar hanya terlintas di hati, beliau langsung mengetahuinya dalam hitungan sepersekian detik.
(Dan beliau baru bisa difoto jika sedang berceramah / menghadiri pengajian umum)
Saya pun memohon maaf, lalu saya minta doa kepada beliau, & beliau mengatakan "semoga engkau lekas sembuh".
Lagi2 saya dibuat heran oleh beliau, karena saat itu saya dalam keadaan sehat walafiat!
Beliaupun memerintahkan cucunya untuk mengambilkan lim (jeruk nipis), dan memberikannya kepada saya.
Setelah kami pamit, dan pulang ke DARUL MUSTHAFA saya mulai merasa tubuh sedikit meriang dan setelah satu jam saya terserang flu super berat. Hingga tidak bisa mengikuti sholat dzuhur berjamaah di musholla AHLUL KISA'.
Beberapa teman santri mulai menjenguk sambil membawa teh panas dalam termos, dan ada yang bertanya kepada saya apa obat yang biasa saya minum jika saya sedang flu berat, saya jawab "teh jeruk."
Seorang teman menjawab "ini sudah ada tehnya, tapi dimana bisa kita dapatkan jeruk nipis disini?"
Subhanallah!! Saya tadi dibawakan habib ALI bin SHAHAB 5 buah jeruk nipis!
ALLAHU AKBAR!! :'(
Beliau sudah diberitahu tahu oleh ALLAH SWT langsung bahwa saya akan sakit 2 jam yang akan datang, beliau juga tahu kalo obat favorit saya teh jeruk, bahkan beliau sudah menyiapkan jeruknya untuk saya.
Alangkah agungnya akhlak dan ilmu serta KASIH SAYANG walimu ya ALLAH.
Akhirnya saya minum teh jeruk tersebut, & ALLAH memberi sembuh kepada saya.
Diantara amalan beliau:
1- tetap berdakwah ke pelosok desa walau usia sudah lebih dari 90 tahun & dalam keadaan tuna netra.
2- diantara pesan beliau "JIKA HATIMU DITARIM MAKA ENGKAU DITARIM MESKI JASADMU DI INDONESIA, JIKA HATIMU TIDAK KAU HADIRKAN DITARIM MAKA ENGKAU TIDAK DITARIM MESKI ENGKAU WARGA TARIM.
Robbi fanfa'na bibarkatihim
آمين يا رب العالمين.

Thursday, October 20, 2016

Termasuk Perhiasan yg tdk boleh ditampakkan

Termasuk Perhiasan yg tdk boleh ditampakkan .
Dalam surat an nur ayat 31 Allah berfirman :

وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
" dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya "
- kitab tafsir al alusi (18/146)
اعلم أن عندي مما يلحق بالزينة المنهي عن إبدائها ما يلبسه أكثر مترفات النساء في زماننا فوق ثيابهن ويتسترن به إذا خرجن من بيوتهن
Ketahuilah, sesungguhnya ada sesuatu yang menurutku termasuk perhiasan wanita yang dilarang untuk dinampakkan, yaitu perhiasan yang dipakai oleh kebanyakan wanita yang terbiasa hidup mewah pada jaman kami di atas pakaian luar mereka dan mereka jadikan sebagai penutup waktu keluar rumah.
وهو غطاء منسوج من حرير ذي عدة ألوان وفيه من النقوش الذهبية أو الفضية ما يبهر العيون،
Yaitu kain penutup tenunan dari kain sutra yang berwarna-warni, memiliki bordiran/sulaman berwarna emas dan perak yang menyilaukan mata.
وأرى أن تمكين أزواجهن ونحوهم لهن من الخروج بذلك ومشيهن به بين الأجانب من قلة الغيرة وقد عمت البلوى بذلك،
Aku memandang para suami dan semisal mereka yang membiarkan isteri-isteri mereka keluar rumah dengan perhiasan tersebut, sehinga mereka berjalan di kumpulan kaum laki-laki yang bukan mahram dengan perhiasan tersebut.
Ini termasuk lemahnya kecemburuan dalam diri para suami mereka , dan sungguh kerusakan ini telah tersebar merata
ومثله ما عمت به البلوى أيضا من عدم احتجاب أكثر النساء من إخوان بعولتهن وعدم مبالاة بعولتهن بذلك وكثيرا ما يأمرونهن به.
dan yg serupa serta telah tersebar merata juga adalah banyaknya wanita yang tidak berhijab dari teman-teman suami mereka, serta tdk adanya perhatian suami mereka dengan hal itu bahkan kebanyakan para suami tdk memerintahkan mereka utk berhijab.
وكل ذلك ما لم يأذن به الله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم وأمثال ذلك كثير ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Semua hal itu adalah hal yg tidak di izinkan oleh Allah ta'ala dan Rasul-Nya shollallohu alaihi wasallam , dan yg semisal hal itu banyak sekali.
Laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil adziim.

*Mengapa Kita Harus Bersholawat Nariyah?*

*Mengapa Kita Harus Bersholawat Nariyah?*
*(Membaca Surat KH. M. Kholil As'ad kepada PBNU)*

Sungguh Al-Faqir merasa sangat antusias ketika mengetahui bahwa PBNU telah mengistruksikan pembacaan 1 Milyar Sholawat Nariyah secara serentak. Al-Faqir ikut berdoa semoga kegiatan dimaksud, selain diterima oleh Allah SWT juga bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan yang menimpa kita, warga NU dan Indonesia secara keseluruhan.
Bukan tanpa alasan kalau Al-Faqir merasa antusias dan ikut bergembira. Sejak belasan tahun silam, Guru Al-Faqir, Alm. Kyai Ahmad Sufyan, sudah mencita-citakan bahwa Sholawat Nariyah bisa merata secara nasional dan, yang paling penting, dilakukan dengan penuh kesungguhan. Sekalipun, katakanlah, belum benar-benar mencicipi manisnya bersholawat.
Al-Faqir bersama para Kyai dan banyak Habaib telah berupaya semaksimal kemampuan untuk mewujudkan cita-cita Beliau tesebut. Tetapi memang harus diakui, untuk kawasan-kawasan terjangkau saja kemerataan apalagi kesunguhannya belum benar-benar seperti yang beliau inginkan. Namun demikian, yang mesti disyukuri (agar kita beroleh tambahan nikmat-Nya) adalah dampak dan manfaatnya yang boleh dibilang sangat seketika.
Banyak yang menjadi saksi, di mana ada kampung (desa atau kota) yang sholawat Nariyahnya dilaksanakan oleh masyarakat setempat secara rutin dan bersungguh-sungguh, maka jumlah jamaah jum’at-nya meningkat secara tiba-tiba. Bukan itu saja, lahir pula sebuah kesadaran yang kemudian menjelma semacam pertahanan yang sanggup menangkal berbagai macam ideologi berbahaya. Sejumlah fakta menunjukkan, banyak warga kita yang sudah termakan oleh oengaruh ideologi-ideologi non-NU. Al-Faqir percaya begitulah hasilnya jika sholawat telah bekerja di dalam diri siapapun.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa semua sarana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan-perbaikan, justru oleh pihak-pihak tertentu secara terbuka telah digunakan untuk menabar kerusakan-kerusakan. Tentu saja, pantang bagi kita untuk berkecil hati. Karena dari zaman ke zaman, sejarah membuktikan betapa pertolongan Allah, Syafaat Rosulullah, dan Karomah para Waliyullah adalah segala-galanya. Oleh karena itu, Al-Faqir berharap kegiatan Sholawat Nariyah ini tidak hanya terlaksana sekali dan selesai. Melainkan sebaliknya, kegiatan tersebut bisa menjadi momentum untuk diinstruksikan lebih lanjut kepada warga dan pengurus NU (di semua tingkatan) agar secara rutin dan kontinyu melaksanakannya baik mingguan atau bulanan.
Terakhir, sekiranya diperkenankan, Al-Faqir memohon agar kegiatan 1 Milyar Sholawat Nariyah ini dilandaskan cita-cita sebagaimana berikut. Satu, semakin menguatnya iman dan mahabbah. Dua, semakin mudahnya menerima dan mengikuti tuntunan-tuntunan. Tiga, Husnul khotimah. Empat, diselamatkan dari petaka atau bencana baik lahir maupun batin. Lima, tercapai semua hajat dan cita-cita pendiri, para Ulama, para pengurus dan warga NU secara keseluruhan baik yang terkait masalah-masalah kemasysakatan, kebangsaan, dan keagamaan. Namun di samping yang tersebut, barangkali PBNU bisa menambahkan sendiri cita-cita lain untuk kebaikan fid-din wad-dunya wal-akhiroh.
Demikian, semoga kita semua senantiasa memperoleh pertolongan, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT. Mohon maaf dan terima kasih.
Situbondo, 5 Oktober 2016
Al-Faqir,
*KHR. Muhammad Kholil As’ad*

Monday, October 17, 2016

RESEP KEKALAHAN

RESEP KEKALAHAN
Oleh Gus Yahya Cholil Staquf


Ini sudah pernah saya tulis tapi mau reposting sudah susah nyari posting aslinya. Terpaksa tulis-ulang.
Gus Mus itu sudah lama suka bikin orang geregetan karena susah dibujuk untuk menjadi pimpinan atau menduduki jabatan. Pada Muktamar NU ke-30 di Lirboyo, Kediri, sebagian orang ingin mencalonkan beliau sebagai Ketua Umum PBNU. Tapi Gus Mus bolaik-balik menolak. Maka ada yang berinisiatif menggandeng tokoh berpengaruh untuk membujuk, dengan harapan beliau akan sungkan menolak. Mereka merengek-rengek kepada Mbah Lim --Kyai Muslim Rifa'i Imampuro-- yang terkenal wali, agar bersedia menjalankan missi membujuk Gus Mus itu. Mbah Lim pun siap.
Siang-siang beliau mendatangi Gus Mus di penginapannya sambil menenteng sebuah map. Dihadapan Gus Mus, map itu dibuka dan digelarlah secarik kertas bermeterai dengan tulisn tangan Mbah Lim sendiri, yang kemudian beliau baca dengan lantangnya:
"Bismillaahirrohmaanirrohiim. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan Rosuulullaah. Yang bertanda tangan dibawah ini, Muslim Rifa'i Imampuro, dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya, mendukung seratus persen Gus Mus sebagai calon Ketua Umum PBNU periode 2000-2005. Tertanda: Muslim Rifa'i Imampuro, tanda tangan diatas meterai!"
Gus Mus nyaris bersorak,
"Alhamdulillaaaahhhh!!!!"
Mbah Lim pun lega dan girang,
"Jadi, mau ya? Mau ya? Mau ya?" beliau meyakinkan.
"Bukan begitu, Mbah", kata Gus Mus, "saya sangat bersyukur bahwa panjenengan mendukung saya. Karena berdasarkan pengalaman selama ini, barangsiapa yang panjenengan dukung pasti kalah!"
Mbah Lim sontak meraih piring penuh kacang rebus dihadapannya dan melemparkannya ke pintu hingga kocar-kacir semua.
"Bodong! Bodong! Bodong...!"

7 BACAAN PEMBUKA PINTU REZEKI




7 BACAAN PEMBUKA PINTU REZEKI


(1). Memperbanyak Membaca “La hawla Wala Quwwata Illa billah
“Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan “La hawla Wala Quwwata Illa billah.” (HR. At-Tabrani)
(2). Membaca ” La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin
“Barangsiapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur.” (HR. Abu Nu’ aim dan Ad Dailami)
(3). Melanggengkan Ber-Istighfar
“Barangsiapa melanggengkan beristighfar niscaya Allah akan mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
(4). Membaca Surat Al-Ikhlas
“Barangsiapa mmbaca Surat Al Ikhlas ketika masuk rumah, maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya.” (HR. At-Tabrani)
(5). Membaca Surat Al-Waqiah
“Barangsiapa mmbaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman)
(6). Memperbanyak Shalawat Atas Nabi
“Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan, bila telah berlalu sepertiga malam, Rasulullah Salallahu ’alaihi wassalam berdiri seraya bersabda: “Wahai Manusia Berdzikirlah Mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan di dalamnya.”
(7). Membaca Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim dari setiap kalimat itu seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu.” (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat)

Friday, October 14, 2016

APAKAH KENING RASULULLAH ADA TANDA HITAM?

APAKAH KENING RASULULLAH ADA TANDA HITAM?

Di sebagian masyarakat ada persepsi yang mengaitkan antara keshalehan seseorang dengan tanda hitam di kening/dahi, sebagai tanda sering melakukan sujud atau sujudnya lama. Persepsi semacam ini boleh-boleh saja, bahkan boleh dikata sebagai anugerah dari Allah yang patut untuk disyukuri.
Akan tetapi jangan terkecoh dulu, belum tentu semua orang yang mempunyai tanda hitam di kening, adalah orang yang banyak sujud. Bisa saja tanda hitam di kening itu terjadi karena terbentur tembok, karena bekas luka, atau karena dibuat-buat agar orang lain menganggap dirinya sebagai ahli sujud.
Namun hendaknya husnudz-dzan lebih kita dahulukan, bahwa orang yang mempunyai tanda hitam di kening itu adalah orang rajin shalat, atau rajin sujud, karena husnudz-dzan bukan hal yang buruk, bahkan merupakan sesuatu yang wajib kepada siapa pun, apalagi kepada sesama muslim.
Ketika mencermati firman Allah:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).
maka sekilas kita akan menyimpulkan bahwa persepsi sebagian masyarakat seperti di atas adalah benar.
Ketika menafsirkan ayat ini, ada sebagian ulama seperti Al-Imam Malik dan juga Sa’id bin Jubair, yang mengatakan bahwa bekas sujud itu adalah warna kehitaman yang nampak di dunia ini. Berbeda dalam hal ini adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanda bekas sujud dalam ayat di atas ialah cahaya sujud yang terbesit di wajah, yaitu tanda sujud yang terus menerangi wajah mereka hingga di alam barzakh dan di hari kiamat. Jika yang dimaksud dengan tanda hitam itu adalah tanda hitam di kening maka tanda tersebut pasti akan hilang setelah tubuh dikubur.
Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam—sendiri tidak mempunyai tanda hitam itu. Tidak ditemukan penjelasan tanda hitam di kening itu dimiliki nabi, baik dalam buku-buku sirah nabawiyah atau dalam kitab-kitab hadits.
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Beliau menjawab, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Syeikh Ahmad ash Showi dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).

KEKERAMATAN SAHABAT UMAR BIN KHOTTOB RA.

KEKERAMATAN SAHABAT UMAR BIN KHOTTOB RA.

Oleh: KH. Ahmad Tholhah Ma'ruf
Nama Lengkap : Umar bin Khottob bin Nufail bin Abdil Uzza
Lahir : Tahun ke 13 dari tahun gajah. Atau 13 tahun lebih muda dari nabi Muhammad sholla Allahu alaihi wasallam
Wafat : Rabu 27 Dhulhijjah 23 H.
Usia : 63 tahun.

Beliau masuk islam di tahun ke 5 dari nubuwah (diutusnya nabi) saat itu orang islam mencapai 39 laki dan 11 wanita. Beliau menjadi orang ke 40.
Pada hari kamis sore nabi Muhamamd sholla Allahu alaihi wasallam berdoa : ya Allah kuatkan islam ini dg Umar bin Khottob atau Amr bin Hisyam (Abu Jahal).
Di hari Jumat sahabat Umar membawa pedang berniat membunuh nabi kemudian bertemu seseorang dari Bani Zahro :
Seseorang : Mau ke mana ?
Sahabat Umar : Mau membunuh Muhammad.
Seseorang : Kalau kamu membunuhnya apakah kamu mampu menghadapi Bani Hasyim dan Bani Zahro ?
Sahabat Umar : Kamu kayaknya sudah memeluk Islam ?
Seseorang : Ada kabar yg lebih mengejutkan lagi, saudaramu Fathimah binti Khottob dan suaminya telah masuk Islam.
Kemudian beliau segera bergegas menemuinya dan mendengar ayat al-Quran surat Thoha dan bertepatan dg hidayah Allah azza wajalla, dan kemudian beliau menemui Nabi dan memeluk islam.
Beberapa kali ide beliau diiyakan oleh wahyu al-Qu'ran :
1. Di suatu siang beliau thawaf bersama nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wasallam, saat tiba di maqom Ibrohim nabi bersabda : Ini tempat berdirinya nabi Ibrohim.
Sahabat Umar rodlia Allahu anhu: Bagaimana jika ditempati shalat?
Dan ternyata di sore harinya nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wasallam mendapat wahyu :
ﻭاﺗﺨﺬﻭا ﻣﻦ ﻣﻘﺎﻡ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﻣﺼﻠﻰ
Jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat shalat
2. Beliau matur pada nabi Muhammad sholla Allahu alaihi wasallam : Tidak semua yg melihat istri Engkau adalah orang baik, alangkah baiknya jika para istri diharuskan pakai hijab. Kemudian turun ayat :
يا أيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدنى أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورا رحيما
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. – (Q.S Al-Ahzab:59)
3. Setelah perang badar beberapa orang kafir ada yg ditawan. Nabi Muhammad sholla Allahu alaihi wasallam meminta ide dari sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar rodlia Allahu anhuma.
Sahabat Abu Bakar mengusulkan untuk melepas mereka dengan tebusan, sahabat Umar mengusulkan untuk membunuh mereka.
Dan nabi Muhammad shalalla Allahu alaihi wasallam cenderung pada pendapat sahabat Abu Bakar. Kemudian turun ayat :
ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻟﻨﺒﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻪ ﺃﺳﺮﻯ
4. Para istri nabi cemburu saat budak beliau saiyyidah Mariyah Qibthiyah melahirkan seorang putra sayyid Ibrahim, sahabat Umar kemudian mengatakan pada salah satu dari para istri : Allah azza wajalla bisa saja memberikan istri yg lebih baik jika nabi mentalak kalian. Kemudian turun ayat :
ﻋﺴﻰ ﺭﺑﻪ ﺇﻥ ﻃﻠﻘﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﺒﺪﻟﻪ ﺃﺯﻭاﺟﺎ ﺧﻴﺮا ﻣﻨﻜﻦ
5. Saat Abdulloh bin Ubai bin Salul orang munafiq meninggal nabi dimohon oleh putranya untuk menshalatinya. Dan nabi Muhammad sholla Allahu alaihi wasallam menuruti permintaannya, kemudian sahabat umar memegang baju beliau dan menyarankan agar tidak menshalati Abdulloh bin Ubai. Kemudian turun ayat :
ولا تصل على أحد منهم مات أبدا ولا تقم على قبره
Dan masih banyak lagi.
Beliau mendapat karomah diikuti oleh 4 unsur yaitu air, api, debu dan angin.
AIR
Penduduk mesir mengaduh pada gubernurnya saat itu shobahat amr bin 'ash rodlia Allahu anhu bahwa bengawan nil selalu meminta tumbal perawan ketika banjir dan tidak akan surut sebelum tumbal diserahkan.
Kemudian shohabat Amr menyatakan akan menyampaikan ke shohabat Umar yg pada saat itu menjadi kholifah ke 2.
Shohabat umar kemudian menyampaikan surat ke bengawan nil : jika kamu mengalir sendiri kita tidak butuh pada mu, tapi jika Allah yg membuatmu mengalir kita memohon padaNya agar membuatmu surut tanpa tumbal. Tak lama kemudian bengawan nil surut tanpa tumbal yg sebelumnya selalu meminta tumbal sejak zaman firaun hingga zaman khilafah shohabat umar.
API
Sahabat Umar rodlia Allahu anhu bertanya pada seseorang.
Shohabat Umar : siapa namamu ?
Orang itu : Jamroh | batu bara
Sahabat Umar : bapak kamu siapa ?
Jamroh : Syihab | kobaran api
Sahabat Umar : kelompok kamu ?
Jamroh : kelompok haroqoh |orang orang terbakar
Sahabat Umar : rumah kamu di mana ?
Jamroh : bahrotun nar | lautan api.
Shohabat Umar : di mana itu ?
Jamroh : dzati ladho | kobaran api.
Shohabat Umar : sekarang silahkan pulang selamatkan keluargamu dari kobaran api.
Dan dawuh shohabat umar menjadi kenyataan.
DEBU
suatu saat terjadi gempa (tidak disebutkan koordinatnya) kemudian shohabat umar memukulkan kaki ke tanah sembari berucap : kenapa kamu berguncang padahal aku sudah berbuat adil padamu. Setelah kejadian itu daerah itu tak pernah terjadi gempa di masa shohabat umar.
ANGIN
Beliau mengirim perajurit perang, di mana medan perang berada di pegunungan, jika mereka di bawah mereka akan kalah, dan mereka memilih di bawah. Pada saat itu shohabat umar sedang berkhutbah jumat. Tiba- tiba beliau melihat perajurit yg beliau utus memilih di bawah. Beliau mengatakan dg suara yg keras "ayo naik ke gunung". Suara itu kemudian di bawa oleh angin hingga sampai ke telinga para perajurit dan mereka akhirnya naik ke gunung dan memenangkan peperang itu.

Saat Gus Miek Diketahui Shalat di Atas Daun Pohon Mangga






Saat Gus Miek Diketahui Shalat di Atas Daun Pohon Mangga
=====================
Semasa hidupnya, KH Hamim Jazuli atau lebih masyhur dengan sebutan Gus Miek dikenal sebagai ulama karismatik namun juga nyeleneh. Akibatnya membuat beberapa orang merasa penasaran dan bertanya-tanya, diantara orang tersebut adalah seorang warga dari Malang, Jawa Timur.
Hal ini dikisahkan oleh Gus Sabuth Pranoto Projo, salah seorang putera Gus Miek saat mengisi kegiatan Dzikir Akbar di Pesantren Miftahul Fata, Desa Panyingkiran, Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Jum'at (22/4) malam
"Orang Malang ini datang ke Kiai Hamid Pasuruan untuk menanyakan perilaku Gus Miek yang katanya termasuk waliyullah, katanya nyeleneh, katanya gak pernah pake peci, katanya gak pernah shalat," ungkapnya di hadapan ribuan hadirin.
Mendapat pertanyaan itu, kata Gus Sabuth, Kiai Hamid tidak langsung menjawabnya, Kiai Hamid hanya bisa terdiam namun kemudian ia melangkah menuju jendela rumahnya dan oleh Kiai Hamid jendela itu dibuka.
"Kalau kamu pengin tahu Gus Miek shalat coba ke sini," kata Gus Sabuth meniru kata-kata Kiai Hamid
Tidak menunggu lama, tamu ini langsung menuju Kiai Hamid. Betapa terkejutnya sang tamu saat melihat pemandangan mengagumkan di seberang jendela, karena disana ia melihat Gus Miek sedang melaksanakan shalat di atas daun pohon mangga.
"Kata Kiai Hamid; Gus Miek itu shalatnya ikhlas hanya untuk Allah semata, beda sama shalatnya kamu yang kadang ingin dilihat manusia, kadang ingin dipuji manusia," imbuhnya.
Selain itu, Gus Sabuth mendorong kepada para hadirin untuk terus mengamalkan Dzikrul Ghafilin dan juga selalu merasa bahwa diri ini rendah di hadapan Allah, tidak lebih baik dari orang lain, penuh dengan dosa, penuh dengan kekurangan, tidak punya bekal saat menghadap Allah nanti.
"Tapi kita juga jangan sampai putus asa, karena Allah maha pengampun, Allah maha pemurah, sebagaimana dalam dzikrul ghafilin ada asmaul husna, selain itu ada istighfar, ada shalawat," tandasnya
Sebagaimana diketahui, Dzikrul Ghafilin adalah dzikir yang disusun oleh Gus Miek, pengamalnya sudah tersebar di berbagai daerah. Untuk di Subang pengajian Dzikrul Ghafilin rutin dilaksanakan setiap malam Jum'at kliwon dan wage di Pesantren Miftahul Fatah, pesantren tersebut diasuh oleh Ketua Pagar Nusa Subang, Kiai Totoh Bustanul Arifin. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Wednesday, October 12, 2016

Cerita lama namun penuh hikmah - KH. Mustofa Bisri



Cerita lama namun penuh hikmah
Oleh A. Mustofa Bisri 

                   Di antara putera-putera Kiai Saleh, pengasuh pesantren "Sabilul Muttaqin" dan sesepuh di daerah kami, Gus Jakfar-lah yang paling menarik perhatian masyarakat. Mungkin Gus Jakfar tidak sealim dan sepandai saudara-saudaranya, tapi dia mempunyai keistimewaan yang membuat namanya tenar hingga ke luar daerah, malah konon beberapa pejabat tinggi dari pusat memerlukan sowan khusus ke rumahnya setelah mengunjungi Kiai Saleh. Kata Kang Solikin yang dekat dengan keluarga ndalem, bahkan Kiai Saleh sendiri segan dengan anaknya yang satu itu.
"Kata Kiai, Gus Jakfar itu lebih tua dari beliau sendiri," cerita Kang Solikin suatu hari kepada kawan-kawannya yang sedang membicarakan putera bungsu Kiai Saleh itu. "Saya sendiri tidak paham apa maksudnya."
"Tapi, Gus Jakfar memang luar biasa," kata Mas Bambang, pegawai Pemda yang sering mengikuti pengajian subuh Kiai Saleh. "Matanya itu lho. Sekilas saja mereka melihat kening orang, kok langsung bisa melihat rahasianya yang tersembunyi. Kalian ingat, Sumini yang anak penjual rujak di terminal lama yang dijuluki perawan tua itu, sebelum dilamar orang sabrang kan ketemu Gus Jakfar. Waktu itu Gus Jakfar bilang, 'Sum, kulihat keningmu kok bersinar, sudah ada yang ngelamar ya?' Tak lama kemudian orang sabrang itu datang melamarnya."
"Kang Kandar kan juga begitu," timpal Mas Guru Slamet. "Kalian kan mendengar sendiri ketika Gus Jakfar bilang kepada tukang kebun SD IV itu, 'Kang, saya lihat hidung sampeyan kok sudah bengkok, sudah capek menghirup nafas ya?' Lho, ternyata besoknya Kang Kandar meninggal."
"Ya. Waktu itu saya pikir Gus Jakfar hanya berkelakar," sahut Ustadz Kamil, "Nggak tahunya beliau sedang membaca tanda pada diri Kang Kandar."
"Saya malah mengalami sendiri," kata Lik Salamun, pemborong yang dari tadi sudah kepingin ikut bicara.
"Waktu itu, tak ada hujan tak ada angin, Gus Jakfar bilang kepada saya, 'Wah, saku sampeyan kok mondol-mondol; dapat proyek besar ya?' Padahal saat itu saku saya justru sedang kemps. Dan percaya atau tidak, esok harinya saya memenangkan tender yang diselenggarakan Pemda tingkat propinsi."
"Apa yang begitu itu disebut ilmu kasyaf?" tanya Pak Carik yang sejak tadi hanya asyik mendengarkan.
"Mungkin saja," jawab Ustadz Kamil. "Makanya saya justru takut ketemu Gus Jakfar. Takut dibaca tanda-tanda buruk saya, lalu pikiran saya terganggu."
Maka, ketika kemudian sikap Gus Jakfar berubah, masyarakat pun geger; terutama para santri kalong, orang-orang kampung yang ikut mengaji tapi tidak tinggal di pesantren seperti Kang Solikin yang selama ini merasa dekat dengan beliau. Mula-mula Gus Jakfar menghilang berminggu-minggu, kemudian ketika kembali tahu-tahu sikapnya berubah menjadi manusia biasa. Dia sama sekali berhenti dan tak mau lagi membaca tanda-tanda. Tak mau lagi memberikan isyarat-isyarat yang berbau ramalan. Ringkas kata, dia benar-benar kehilangan keistimewaannya.
"Jangan-jangan ilmu beliau hilang pada saat beliau menghilang itu," komentar Mas Guru Slamet penuh penyesalan. "Wah, sayang sekali! Apa gerangan yang terjadi pada beliau?"
"Ke mana beliau pergi saat menghilang pun, kita tidak tahu," kata Lik Salamun. "Kalau saja kita tahu ke mana beliau pergi, mungkin kita akan mengetahui apa yang terjadi pada beliau dan mengapa beliau kemudian berubah."
"Tapi, bagaimanapun ini ada hikmahnya," ujar Ustadz Kamil. "Paling tidak, kini kita bisa setiap saat menemui Gus Jakfar tanpa merasa deg-degan dan was-was; bisa mengikuti pengajiannya dengan niat tulus mencari ilmu. Maka, jangan kita ingin mengetahui apa yang terjadi dengan gus kita ini hingga sikapnya berubah atau ilmunya hilang, sebaiknya kita langsung saja menemui beliau."
Begitulah, sesuai usul Ustadz Kamil, pada malam Jum'at sehabis wiridan salat Isya, saat mana Gus Jakfar prei, tidak mengajar; rombongan santri kalong sengaja mendatangi rumahnya. Kali ini hampir semua anggota rombongan merasakan keakraban Gus Jakfar, jauh melebihi yang sudah-sudah. Mungkin karena kini tidak ada lagi sekat berupa rasa segan, was-was dan takut.
Setelah ngobrol ke sana kemari, akhirnya Ustadz Kamil berterus terang mengungkapkan maksud utama kedatangan rombongan: "Gus, di samping silaturahmi seperti biasa, malam ini kami datang juga dengan sedikit keperluan khusus. Singkatnya, kami penasaran dan sangat ingin tahu latar belakang perubahan sikap sampeyan."
"Perubahan apa?" tanya Gus Jakfar sambil tersenyum penuh arti. "Sikap yang mana? Kalian ini ada-ada saja. Saya kok merasa tidak berubah."
"Dulu sampeyan kan biasa dan suka membaca tanda-tanda orang," tukas Mas Guru Slamet, "kok sekarang tiba-tiba mak pet, sampeyan tak mau lagi membaca, bahkan diminta pun tak mau."
"O, itu," kata Gus Jakfar seperti benar-benar baru tahu. Tapi dia tidak segera meneruskan bicaranya. Diam agak lama. Baru setelah menyeruput kopi di depannya, dia melanjutkan, "Ceritanya panjang." Dia berhenti lagi, membuat kami tidak sabar, tapi kami diam saja.
Kalian ingat, saya lama menghilang?" akhirnya Gus Jakfar bertanya, membuat kami yakin bahwa dia benar-benar siap untuk bercerita. Maka serempak kami mengangguk. "Suatu malam saya bermimpi ketemu ayah dan saya disuruh mencari seorang wali sepuh yang tinggal di sebuah desa kecil di lereng gunung yang jaraknya dari sini sekitar 200 km kea rah selatan. Namanya Kiai Tawakkal. Kata ayah dalam mimpi itu, hanya kiai-kiai tertentu yang tahu tentang kiai yang usianya sudah lebih 100 tahun ini. Santri-santri yang belajar kepada beliau pun rata-rata sudah disebut kiai di daerah masing-masing."
"Terus terang, sejak bermimpi itu, saya tidak bisa menahan keinginan saya untuk berkenalan dan kalau bisa berguru kepada Wali Tawakkal itu. Maka dengan diam-diam dan tanpa pamit siapa-siapa, saya pun pergi ke tempat yang ditunjukkan ayah dalam mimpi dengan niat bilbarakah dan menimba ilmu beliau. Ternyata, ketika sampai di sana, hampir semua orang yang saya jumpai mengaku tidak mengenal nama Kiai Tawakkal. Baru setelah seharian melacak ke sana kemari, ada seorang tua yang memberi petunjuk."
'Cobalah nakmas ikuti jalan setapak di sana itu' katanya. 'Nanti nakmas akan berjumpa dengan sebuah sungai kecil; terus saja nakmas menyeberang. Begitu sampai seberang, nakmas akan melihat gubuk-gubuk kecil dari bambu. Nah, kemungkinan besar orang yang nakmas cari akan nakmas jumpai di sana. Di gubuk yang terletak di tengah-tengah itulah tinggal seorang tua seperti yang nakmas gambarkan. Orang sini memanggilnya Mbah Jogo. Barangkali itulah yang nakmas sebut Kiai siapa tadi?'
'Kiai Tawakkal.'
'Ya, Kiai Tawakkal. Saya yakin itulah orangnya, Mbah Jogo.'
"Saya pun mengikuti petunjuk orang tua itu, menyeberang sungai dan menemukan sekelompok rumah gubuk dari bambu."
"Dan betul, di gubuk bambu yang terletak di tengah-tengah, saya menemukan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo sedang dikelilingi santri-santrinya yang rata-rata sudah tua. Saya diterima dengan penuh keramahan, seolah-olah saya sudah merupakan bagian dari mereka. Dan kalian tahu? Ternyata penampilan Kiai Tawakkal sama sekali tidak mencerminkan sosoknya sebagai orang tua. Tubuhnya tegap dan wajahnya berseri-seri. Kedua matanya indah memancarkan kearifan. Bicaranya jelas dan teratur. Hampir semua kalimat yang meluncur dari mulut beliau bermuatan kata-kata hikmah."
Tiba-tiba Gus Jakfar berhenti, menarik nafas panjang, baru kemudian melanjutkan, "Hanya ada satu hal yang membuat saya terkejut dan tgerganggu. Saya melihat di kening beliau yang lapang ada tanda yang jelas sekali, seolah-olah saya membaca tulisan dengan huruf yang cukup besar dan berbunyi 'Ahli Neraka'. Astaghfirullah! Belum pernah selama ini saya melihat tanda yang begitu gambling. Saya ingin tidak mempercayai apa yang saya lihat. Pasti saya keliru. Masak seorang yang dikenal wali, berilmu tinggi, dan disegani banyak kiai yang lain, disurati sebagai ahli neraka. Tak mungkin. Saya mencoba meyakin-yakinkan diri saya bahwa itu hanyalah ilusi, tapi tak bisa. Tanda itu terus melekat di kening beliau. Bahkan belakangan saya melihat tanda itu semakin jelas ketika beliau habis berwudhu. Gila!"
"Akhirnya niat saya untuk menimba ilmu kepada beliau, meskipun secara lisan memang saya sampaikan demikian, dalam hati sudah berubah menjadi keinginan untuk menyelidiki dan memecahkan keganjialan ini. Beberapa hari saya amati perilaku Kiai Tawakkal, saya tidak melihat sama sekali hal-hal mencurigakan. Kegiatan rutinnya sehari-hari tidak begitu berbeda dengan kebanyakan kiai yang lain: mengimami salat jamaah; melakukan salat-salat sunnat seperti dhuha, tahajjud, witir,dsb.; mengajar kitab-kitab (umumnya kitab-kitab besar); mujahadah; dzikir malam; menemui tamu; dan semacamnya. Kalaupun beliau keluar, biasanya untuk memenuhi undangan hajatan atau- dan ini sangat jarang sekali- mengisi pengajian umum. Memang ada kalanya beliau keluar pada malam-malam tertentu; tapi menurut santri-santri yang lama, itu pun merupakan kegiatan rutin yang sudah dijalani Kiai Tawakkal sejak muda. Semacam lelana brata, kata mereka."
"Baru setelah beberapa minggu tinggal di 'pesantren bambu', saya mendapat kesempatan atau tepatnya keberanian untuk mengikuti Kiai Tawakkal keluar. Saya pikir, inilah kesempatan untuk mendapatkan jawaban atas tanda tanya yang selama ini mengganggu saya."
"Begitulah, pada suatu malam purnama, saya melihat Kiai keluar dengan berpakaian rapi. Melihat waktunya yang sudah larut, tidak mungkin beliau pergi untuk mendatangi undangan hajatan atau lainnya. Dengan hati-hati saya membuntutinya dari belakang; tidak terlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh. Dari jalan setapak hingga ke jalan desa, Kiai terus berjalan dengan langkah yang tetap tegap. Akan ke mana beliau gerangan? Apa ini yang disebut semacam lelana brata? Jalanan semakin sepi; saya pun semakin berhati-hati mengikutinya, khawatir tiba-tiba Kiai menoleh ke belakang."
"Setelah melewati kuburan dan kebun sengon, beliau berbelok. Ketika kemudian saya ikut belok, saya kaget, ternyata sosoknya tak kelihatan lagi. Yang terlihat justru sebuah warung yang penuh pengunjung. Terdengar gelak tawa ramai sekali. Dengan bengong saya mendekati warung terpencil dengan penerangan petromak itu. Dua orang wanita- yang satu masih muda dan yang satunya lagi agak lebih tua- dengan dandanan yang menor sibuk melayani pelanggan sambil menebar tawa genit ke sana kemari. Tidak mungkin Kiai mampir ke warung ini, pikir saya. Ke warung biasa saja tidak pantas, apalagi warung yang suasananya saja mengesankan kemesuman ini.
'Mas Jakfar!' tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara yang tidak asing di telinga saya, memanggil-manggil nama saya. Masyaallah, saya hampir-hampir tidak mempercayai pendengaran dan penglihatan saya. Memang betul, mata saya melihat Kiai Tawakkal melambaikan tangan dari dalam warung. Ah. Dengan kikuk dan pikiran tak karuan, saya pun terpaksa masuk dan menghampiri kiai yang saya yang duduk santai di pojok. Warung penuh dengan asap rokok. Kedua wanita menor menyambut saya dengan senyum penuh arti. Kiai Tawakkal menyuruh orang disampingnya untuk bergeser, 'Kasi kawan saya ini tempat sedikit!' Lalu, kepada orang-orang yang ada di warung, Kiai memperkenalkan saya. Katanya, 'Ini kawan saya, dia baru datang dari daerah yang cukup jauh. Cari pengalaman katanya'. Mereka yang duduknya dekat serta merta mengulurkan tangan, menjabat tangan saya dengan ramah; sementara yang jauh melambaikan tangan".
"Saya masih belum sepenuhnya menguasai diri, masih seperti dalam mimpi, ketika tiba-tiba saya dengar Kiai menawari, 'Minum kopi ya?!' Saya mengangguk asal mengangguk. 'Kopi satu lagi, Yu!' kata Kiai kepada wanita warung sambil mendorong piring jajan ke dekat saya. 'Silakan! Ini namanya rondo royal, tape goreng kebanggan warung ini! Lagi-lagi saya hanya menganggukkan kepala asal mengangguk."
"Kiai Tawakkal kemudian asyik kembali dengan 'kawan-kawan'-nya dan membiarkan saya bengong sendiri. Saya masih tak habis pikir, bagaimana mungkin Kiai Tawakkal yang terkenal waliyullah dan dihormati para kiai lain bisa berada di sini. Akrab dengan orang-orang beginian; bercanda dengan wanita warung. Ah, inikah yang disebut lelana brata? Ataukah ini merupakan dunia lain beliau yang sengaja disembunyikan dari umatnya? Tiba-tiba saya seperti mendapat jawaban dari tanda tanya yang selama ini mengganggu saya dan karenanya saya bersusah payah mengikutinya malam ini. O, pantas di keningnya kulihat tanda itu. Tiba-tiba sikap dan pandangan saya terhadap beliau berubah."
'Mas, sudah larut malam,'tiba-tiba suara Kiai Tawakkal membuyarkan lamunan saya. 'Kita pulang, yuk!' Dan tanpa menunggu jawaban saya, Kiai membayari minuman dan makanan kami, berdiri, melambai kepada semua, kemudian keluar. Seperti kerbau dicocok hidung, saya pun mengikutinya. Ternyata setelah melewati kebon sengon, Kiai Tawakkal tidak menyusuri jalan-jalan yang tadi kami lalui. 'Biar cepat, kita mengambil jalan pintas saja!' katanya."
"Kami melewati pematang, lalu menerobos hutan, dan akhirnya sampai di sebuah sungai. Dan, sekali lagi saya menyaksikan kejadian yang menggoncangkan. Kiai Tawakkal berjalan di atas permukaan air sungai, seolah-olah di atas jalan biasa saja. Sampai di seberang, beliau menoleh ke arah saya yang masih berdiri mematung. Beliau melambai. 'Ayo!' teriaknya. Untung saya bisa berenang; saya pun kemudian berenang menyeberangi sungai yang cukup lebar. Sampai di seberang, ternyata Kiai Tawakkal sudah duduk-duduk di bawah pohon randu alas, menunggu. 'Kita istirahat sebentar,' katanya tanpa menengok saya yang sibuk berpakaian. 'Kita masih punya waktu, insya Allah sebelum subuh kita sudah sampai pondok.'
Setelah saya ikut duduk di sampingnya, tiba-tiba dengan suara berwibawa, Kiai berkata mengejutkan, 'Bagaimana? Kau sudah menemukan apa yang kaucari? Apakah kau sudah menemukan pembenar dari tanda yang kaubaca di kening saya? Mengapa kau seperti masih terkejut? Apakah kau yang mahir melihat tanda-tanda menjadi ragu terhadap kemahiranmu sendiri?' Dingin air sungai rasanya semakin menusuk mendengar rentetan pertanyaan beliau yang menelanjangi itu. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Beliau yang kemudian terus berbicara.
'Anak muda, kau tidak perlu mencemaskan saya hanya karena kau melihat tanda "Ahli Neraka" di kening saya. Kau pun tidak perlu bersusah-payah mencari bukti yang menunjukkan bahwa aku memang pantas masuk neraka. Karena, pertama, apa yang kau lihat belum tentu merupakan hasil dari pandangan kalbumu yang bening. Kedua, kau kan tahu, sebagaimana neraka dan sorga, aku adalah milik Allah. Maka terserah kehendak-Nya, apakah Ia memasukkan diriku ke sorga atau neraka. Untuk memasukkan hamba-Nya ke sorga atau neraka, sebenarnyalah Ia tidak memerlukan alasan. Sebagai kiai, apakah kau berani menjamin amalmu pasti mengantarkanmu ke sorga kelak? Atau kau berani mengatakan bahwa orang-orang di warung yang tadi kau pandang sebelah mata itu pasti masuk neraka? Kita berbuat baik karena kita ingin dipandang baik oleh-Nya, kita ingin berdekat-dekat dengan-Nya, tapi kita tidak berhak menuntut balasan kebaikan kita. Mengapa? Karena kebaikan kita pun berasal dari-Nya. Bukankah begitu?'
Aku hanya bisa menunduk. Sementara Kiai Tawakkal terus berbicara sambil menepuk-nepuk punggung saya. 'Kau harus lebih berhati-hati bila mendapat cobaan Allah berupa anugerah. Cobaan yang berupa anugerah tidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan. Seperti mereka yang di warung tadi; kebanyakan mereka orang susah. Orang susah sulit kau bayangkan bersikap takabbur; ujub, atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan diri sendiri. Berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan: godaan untuk takabbur dan sebagainya itu datang setiap saat. Apalagi bila kemampuan dan kelebihan itu diakui oleh banyak pihak'
Malam itu saya benar-benar merasa mendapatkan pemahaman dan pandangan baru dari apa yang selama ini sudah saya ketahui.
'Ayo kita pulang!' tiba-tiba Kiai bangkit. 'Sebentar lagi subuh. Setelah sembahyang subuh nanti, kau boleh pulang.' Saya tidak merasa diusir; nyatanya memang saya sudah mendapat banyak dari kiai luar biasa ini."
"Ketika saya ikut bangkit, saya celingukan. Kiai Tawakkal sudah tak tampak lagi. Dengan bingung saya terus berjalan. Kudengar azan subuh berkumandang dari sebuah surau, tapi bukan surau bambu. Seperti orang linglung, saya datangi surau itu dengan harapan bisa ketemu dan berjamaah salat subuh dengan Kiai Tawakkal. Tapi, jangankan Kiai Tawakkal, orang yang mirip beliau pun tak ada. Tak seorang pun dari mereka yang berada di surau itu yang saya kenal. Baru setelah sembahyang, seseorang menghampiri saya. 'Apakah sampeyan Jakfar?' tanyanya. Ketika saya mengiyakan, orang itu pun menyerahkan sebuah bungkusan yang ternyata berisi barang-barang milik saya sendiri. 'Ini titipan Mbah Jogo, katanya milik sampeyan.'
'Beliau di mana?' tanya saya buru-buru.
'Mana saya tahu?' jawabnya. 'Mbah Jogo datang dan pergi semaunya. Tak ada seorang pun yang tahu dari mana beliau datang dan ke mana beliau pergi.'
Begitulah ceritanya. Dan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo yang telah berhasil mengubah sikap saya itu tetap merupakan misteri."
Gus Jakfar sudah mengakhiri ceritanya, tapi kami yang dari tadi suntuk mendengarkan masih diam tercenung sampai Gus Jakfar kembali menawarkan suguhannya.
Rembang, Mei 2002

Doa Ibu

Yang ingin punya anak, yang masih mengandung, yang di fonis mandul silahkan baca
Dari: Ummi Salim (Istri dari Guru Sayyid Alwalid Al Habib Umar bin Hafidz)
Bismillahir Rahmanir Rahiim.
-Untuk siapa yang Mendambakan Kehamilan (Walau telah di vonis dokter mandul)
1.Baca istighfar 10.000 kali setiap hari, selama 1 minggu, Boleh dicicil, dengan syarat menghadap kiblat dan dalam keadaan berwudhu'.
2.Baca surat Alfateha 41 kali, setelah sholat sunnah fajar (sebelum sholat subuh) selama 40 hari, Agar bisa genap 40 hari, orang perempuan dianjurkan mengkonsumsi obat penunda haid.
-Agar kehamilan kuat dan tak gugur ijasah dari Guru Mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz :
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).

Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan :
Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan2 baik seperti membaca alqur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafussholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :
Do'a untuk wanita hamil (dari Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf)
Dibaca setiap habis sholat lima waktu
بسم الله الرّحمن الرّحيم
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد، اللَّهُمَّ احْفَظْ وَلَدِيْ مَا دَامَ فِيْ بَطْنِي وَاشْفِهِ مَعَ أُمَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ، أَنْتَ شَافٍ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً عَاجِلاً لاَيُغَادِرُ سَقَمًا، اللَّهُمَّ صَوِّرْهُ فِيْ بَطْنِيْ صُوْرَةً حَسَنَةً، وَثَبِّتْ قَلْبَهُ إِيْمَانًا بِكَ وَ بِرَسُوْلِكَ، اللَّهُمَّ أَخْرِجْهُ مِنْ بَطْنِيْ وَقْتَ وِلاَدَتِيْ سَهْلاً وَ سَلِيْمًا فِيْ الدُّنْيا و الآخرة، و تقبل دعاءنا كما تقبلت دعاء نبيك و رسولك سيدنا محمد صلى الله عليه و آله و سلم، اللهم احفظ الولد الذي أَخْرَجَكَ مِنْ عَالَمِ الظَّلاَمِ إِلَى عَالَمِ النُّوْرِ وَ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً عَاقِلاً لَطِيْفَا، اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهِيْدًا وَ مُبَارَكًا و َعَالِمًا وَ حَافِظًا مِنْ كَلاَمِكَ اْلمَكْنُوْنِ وَكِتَابِكَ الْمَحْفُوْظِ، اللّهُمَّ طَوِّلْ عُمْرَهُ وَ صَحِّحْ جَسَدَهُ وَأَفْصِحْهُ لِقِرَاءَةِ اْلقُرْآنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَبْرًا مِنَ اْلمَرَضِ وَ اْلأَسْقَامِ وَالْعَطَشِ بِبَرْكَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلهِ وَ سَلَّمَ وَ جَمِيْعِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.آمين
Do'a dari Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insyaallah, maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
يا حسيب x٧
Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafussholeh, yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :
اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ و َلاَ نَوْمُُ، لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي اْلأَرْضِ، مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَ مَاخَلْفَهُمْ و َلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضَ، و َلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا و َهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيم.
Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ و الأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش. يغشي الليل و النهار يطلبه حثيثا و الشمس و القمر و النجوم مسخرات بأمره. الا له الخلق و الأمر. تبارك الله رب العالمين x٣
Kemudian baca surat al ikhlas dan mu'awwidzatain dan al fatehah :
بسم الله الرحمن الرحيم
قل هو الله أحد، الله الصمد، لم يلد و لم يولد، و لم يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، و َمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، و َمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، و َمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد.
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، الذي يوسوس في صدور الناس، من الجنة و الناس.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، مالك يوم الدين، إياك نعبد و إياك نستعين، اهدنا الصراط المستقيم، صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم و لا الضآلين. آمين
Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :
لا إله إلا الله اْلعَظَيم الحليمِْ، لا إله إلا الله رب العرش العظيم، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَ الأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ.
Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda2 melahirkan :
حنا ولدت مريم، مريم ولدت عيسى أخرج أيها المولود بإذن الملك المعبود.
Apabila bayi lahir maka lakukanlah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW, yaitu adzan ditelinga kanan dan iqomat ditelinga kiri kemudian membaca surat al ikhlas :
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
قُل ْهُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.
Dan diantara amalan salafuna sholeh membacakan dan tangan diatas kepala anak kecil atau masih bayi surat Al Qodar 3x :
بسم الله الرحمن الرحيم
إنا أنزلنه في ليلة القدر، و مآ أدرىك ما ليلة القدر، ليلة القدر خير من ألف شهر، تنزل الملائكة و الروح فيها بإذن ربهم من كل أمر، سلام هي حتى مطلع الفجر.
Kemudian membaca surat alam nasyroh dan tangan didada bayi atau anak kecil :
بسم الله الرحمن الرحيم
ألم نشرح لك صدرك، و وضعنا عنك وزرك، الذي أنقض ظهرك، و رفعنا لك ذكرك، فإن مع العسر يسرا، إن مع العسر يسرا، فإذا فرغت فانصب، و إلى ربك فارغب.
Didalam kitab ALFAWAIDUL MUKHTAR
OLEH HABIB ZEIN BIN SUMAITH dinukil dari amalan salaf, dianjurkan agar (orang tua) memegang kepala anaknya sambil membaca do'a :
الشهيد الشهيد x٧ البار البار x٧
Dan disebutkan didalam nasehat Al Habib Aly bin Muhammad Al Habsyi tentang amalan diatas insyaallah kelak ketika dewasa menjadi anak yang sholeh sesuai apa yang diharapkan orang tuanya.
Ada sebagian amalan ketika bayi baru lahir yaitu dengan menulis dikening dihari kelahiran bayi kalimat basmalah بسم الله الرحمن الرحيم kemudian hari berikutnya ditulis huruf-huruf hijaiyah begitu seterusnya ditiap harinya sampai selesai dari huruf-huruf tersebut, setelah itu tulislah asma'ul husna ditiap harinya dari kalimat Allah sampai Asshobur.
Jika perilaku dan sikap anak2 anda tidak sesuai dengan tabiat anda yaitu tidak berbudi baik, maka do'akanlah mereka :
اللهم بارك لي في أولادي، و احفظهم و لا تضرهم، و ارزقني برهم.
Disamping mereka para salafussholeh menekankan pendidikan agama dan keteladanan akhlak yang terpuji untuk anak2x dan keluarga dirumah mereka, dahulu kaum salafussholeh mendidik anak2 mereka agar percaya penuh kepada Allah dan mengagungkan perintah-perintahnya sejak mereka masih kecil.
orang maghrabi menyuruh kaum ibu yang sedang menyusui anak-anaknya untuk berdzikir kepada Allah sembari memberikan air susu kepada anaknya (sebagaimana disebutkan oleh Al Habib Aly bin Muhammad Al Habsyi).
Sesungguhnya perempuaan yang sedang hamil memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang sedang berpuasa sambil perang di jalan Allah.
والله أعلم ْ