Friday, November 11, 2016

Cerita Imam Junaedi Al-Baghdadi

Mudah2an kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita:
Kisah singkat ini diambil dari kitab "Tanbihul Mughtarrin (artinya: Peringatan Bagi Orang-orang Yang Tertipu)", karya Syaikhul Islam Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya'rani (898-973 H./ 1493-1565 M.), seorang wali quthub pada zamannya, halaman 157, cetakan "Darul Kutub al-Islamiyyah", Kalibata - Jakarta Selatan.
IBLIS KECELE DAN KECEWA MENJADI PELAYAN IMAM ABUL QASIM AL-JUNAEDI AL-BAGHDADI
Pada suatu hari Iblis yang bernama Abu Murrah menyamar sebagai seorang manusia dan mendatangi Imam Junaedi Al-Baghdadi (tokoh sentral ilmu tasawuf). Dia mengenakan pakaian tambalan. Di atas lehernya melingkar sebuah tasbih dan di pinggangnya terdapat ikat pinggang yang berbentuk seperti ikat pinggangnya yang biasa dipakai oleh pelayan-pelayan guru-guru besar Islam. Setelah sampai di kediaman Imam Junaedi dan berjumpa dengan beliau, Iblis itu berkata kepada beliau: Wahai Tuanku ! AkU senang sekali jika aku menjadi pelayanmu dan dapat melayanimu dengan baiK. Mudah-mudah-mudahan dengan pelayananku itu, aku mendapat keberkahan darimu. Kemudian, Imam Junaedi menerima Iblis sebagai pelayan beliau,
Selama dua puluh tahun Iblis melayani Imam Junaedi dan membantu mempersiapkan air wudhu untuk beliau, namun Iblis itu tidak pernah menemukan jalan sesaat pun untuk memperdaya beliau.
Pada suatu hari Iblis bersiasat dengan cara hendak berhenti menjadi pelayan beliau. Setelah itu Iblis menghadap beliau dan mengutarakan maksudnya. Ketika hendak pamitan, Iblis itu berkata kepada beliau: Apakah Tuan mengenalku? Jawab beliau: Ya. Aku sungguh mengenalmu sejak pertama kali engkau datang kepadaku. Aku tahu bahwa engkau adalah Iblis yang bernama Abu Murrah. Kemudian Iblis berkata lagi kepada beliau: Wahai Abul Qasim ! Aku tidak pernah melihat seorangpun menemanimu di sini. Jawab beliau: Pergilah dari sisiku, wahai makhluk yang dilaknat ! Aku tahu bahwa engkau tidak mau berpisah denganku, sehingga engkau mengharapkan dariku agar aku merasa kasihan dan merasa berat hati untuk berpisah denganmu. Dengan demikian engkau mempunyai banyak kesempatan dengan menggunakan tipu dayamu itu untuk merusak agamaku, sehingga dapat mengejutkan keadaanku.
*Majlis🇮🇩Santri*

No comments:

Post a Comment