NASEHAT UNTUK DIRI SAYA SENDIRI
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12).
Dalam ayat di atas, Allah ta’ala menyamakan orang yang mengghibah saudaranya seperti memakan bangkai saudaranya.
Yuk hindari ghibah, lebih-lebih terhadap ulama.
Syekh Ibnu Asyakir berkata:
لحوم العلماء مسمومة فلا نفرق بين احد منهم وان كانوا يخالفوا بعضهم بعضا
Daging ulama itu beracun. Maka jangan kalian beda-bedakan antara yang
satu dengan yang lain walaupun mereka saling berbeda pendapat.
Mencaci mereka sama dengan makan daging mereka yang beracun.
Jika kalian tidak sependapat dengan pendapat mereka silakan tolak
hujjah mereka dengan hujjah. Tapi sampaikan dengan santun tanpa
melecehkan.
Tapi memang panggilan nafsu sering memgelabui kita
(lebih2 saya) dan membisikkan, ah gak apa2, mereka bukan ulama. Orang
seperti itu bukan kiai atau habib. Ulama itu yang seperti ini, habib itu
yang seperti ini dsb. Ya Allahbukalah mata hati hamba, berilah hamba
hidayahmu. Amin
No comments:
Post a Comment