Sunday, June 12, 2016

Kajian Islami


  


Kusajikan sebuah perumpamaan untuk dijadikan bahan renungan :
Katakanlah bahwa ada seorang Raja yang telah melantik seorang biasa menjadi gubernur untuk memerintah di suatu bandar. Orang itu diberi pakaian kerajaan dengan bendera, panji-panji, gendang kerajaan dan sepasukan tentara yang cukup lengkap. Masa pun berlalu. Akhirnya ia mengira bahwa kedudukan atau keadaan itu akan kekal, sehingga timbullah rasa bangga dan sombongnya. Ia lupa kepada keadaannya sebelum ia dilantik menjadi gubernur dahulu.
Kemudian, karena bangga dan sombongnya itu, maka jabatannya itu dicabut oleh raja. Ia dimintai pertanggungjawabannya di depan raja dan dimintai keterangannya tentang sebab ia melakukan kesalahan itu.
Akhirnya ia diputuskan bersalah, lalu dipenjarakan dan menyesallah ia berada di dalam penjara yang sempit dan gelap. Karena lamanya ia berada di dalam penjara, maka perasaan bangga dan sombongnya itupun hilang. Hatinya luluh dan api hawa nafsunya pun padam.
Kemudian, semua keadaannya ini diketahui oleh raja dan lama kelamaan raja itupun merasa kasihan kepadanya. Ia dilepaskan dari penjara, dan raja itu menyerahkan kembali jabatan yang pernah dipegangnya dahulu untuk menjadi gubernur di bandar yang lain, sebagai hadiah dari raja itu.
Setelah itu, ia tetap memangku jabatan gubernur dengan keadaan baik hati dan tidak lagi berperangai buruk seperti dahulu. Akhirnya, ia menjadi orang yang baik dan bersih.
Demikianlah perumpamaan seorang mu’min dengan Allah yang membawa mu’min dekat dengan-Nya dan menjadi orang pilihan-Nya.
Dibukanya pintu hati si mu’min itu untuk menerima kasih sayang dan karunia-Nya. Maka tampaklah oleh si mu’min itu dengan mata hatinya sesuatu yang tidak tampak oleh mata kepala, dan didengarnya dengan telinga hatinya sesuatu yang tidak pernah didengar oleh telinga kepala.
Terlihat olehnya perkara-perkara ghaib dari kerajaan Tuhan Yang Maha Besar, yang meliputi langit dan bumi dan sebagainya. Semakin dekatlah ia kepada Allah. Shalat dan doanya diterima oleh Allah. Ia dikaruniai kasih sayang dan perkataan yang baik-baik dan manis dari Allah.
Dengan karunia-Nya pula, maka ilmu-ilmu-Nya yang pelik-pelik akan dapat ia ketahui. Allah akan menyempurnakan karunia-Nya kepada si Mu’min itu, baik dari segi batiniah maupun dari segi lahiriah seperti kesehatan badan, minuman, pakaian, makanan, istri yang baik dan perkara-perkara yang halal serta sesuai dengan peraturan dan ketentuan Allah.
Jadi, Allah akan menetapkan keadaan ini kepada hamba-Nya yang beriman dan dekat kepada-Nya, untuk beberapa masa lamanya, sampai si hamba itu merasa selamat dan kekal dalam keadaan itu.
Setelah itu, Allah akan mendatangkan malapetaka, kesusahan hidup dan bencana kepadanya. Sehingga, si hamba itupun merasa sedih, heran, hatinya menjadi remuk dan ia terputus dari hubungannya dengan orang-orang segolongannya.
Jika ia melihat keadaan itu dari segi lahirnya saja, maka ia akan melihatnya sebagai suatu kejahatan yang menimpanya, dan jika ia melihatnya dengan hati dan batinnya saja, maka ia melihatnya sebagai sesuatu yang mendukacitakannya.
Jika ia meminta kepada Allah untuk melenyapkan kesusahan yang tengah dihadapinya itu, maka Allah tidak akan menerimanya; jika ia meminta janji-janji yang baik, maka ia tidak akan mendapatkannya dengan segera; jika ia berjanji tentang sesuatu, maka ia tidak akan diberitahukan tentang hasilnya; jika ia memimpikan sesuatu, maka ia tidak dapat mengetahui maksudnya; dan jika ia hendak bergabung kembali dengan orang-orang segolongannya, maka iapun tidak dapat melakukannya.
Pendek kata, segalanya telah tertutup baginya dan doanya tidak lagi diterima.
Sehingga dengan demikian, dirinya menjadi hancur, hawa nafsunya menjadi hilang dan lenyaplah niat serta cita-citanya. Segalanya telah kosong baginya.
Untuk sementara, keadaan ini akan terus berlangsung dan mungkin penderitaannya itu akan diperhebat lagi. Sehingga sampailah masanya, bila ia merasakan tabiat-tabiat dan sifat-sifat kemanusiaannya hilang setahap demi setahap yang akhirnya ia tinggal mempunyai ruh saja, maka ia akan mendengar suara batinnya memanggil, “
(Allah berfirman), “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS 38:42).
Ayat ini difirmankan kepada Nabi Ayyub as.
Kemudian Allah akan melimpahkan lautan rahmat dan kasih sayang-Nya kepadanya dan hatinya merasa aman dan tenteram serta disinari dengan cahaya iman dan ilmu.
Pintu keridhaan Allah dibukakan untuk-Nya. Manusia akan datang berkunjung kepadanya untuk memberikan bermacam-macam hadiah dan orang-orang akan mengabdi kepadanya. Manusia akan memuji dan menghormatinya.
Kata-katanya dijunjung tinggi. Orang-orang akan merasakan kebahagiaan berada di majelisnya. Raja-raja dan orang-orang besarpun akan tunduk kepadanya. Allah akan menyempurnakan karunia-Nya kepadanya, baik lahiriah maupun batiniah.
Allah akan memelihara lahirnya melalui mahluk-Nya dan batinnya melalui kasih sayang dan rahmat-Nya. Kekallah ia berada dalam keadaan itu sampai akhir hayatnya.
Setelah itu, Allah akan memasukkannya ke tempat yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga dan tidak terlintas di dalam hati siapapun,
sebagaimana firman Allah, “Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 32:17)
المقالة الحادية والأربعون
مـثـل فـي الـفـنـاء و كـيـفـيـتـه
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه :نضرب لك مثلاً في الفناء فنقول: ألا ترى أن الملك يولى رجلاً من العوام ولاية على بلدة من البلاد، ويخلع عليه ويعقد له ألوية ورايات، ويعطيه الكؤوس والطبل والجند فيكون على برهة من الزمان، حتى إذا اطمأن واعتقد بقاءه وثباته، وعجب به ونسي حالته الأولى ونقصانه وذله وفقره وخموله، وداخلته النخوة والكبرياء جـاءه العزل من الملك في أشر ما كان من أمره، ثم طالبه الملك بجرائم صنعها وتعدى أمره ونهيه فيها، فحبسه في أضيق الحبوس وأشدها، وطال حبسه ودام ضره له وذله وفقره، وذابت نخوته وكبرياؤه، وانكسرت نفسه وخمدت نار هواه، وكل ذلك في عين الملك ثم تعطف الملك عليه فنظره بعين الرأفة والرحمة، فأمر بإخراجه من الحبس والإحسان إليه، والخلعة عليه وردَّ الولاية إليه ومثلها معها وجعلها له موهبة، فدامت له وبقيت مصفاة مكفاة مهنأة وكذلك المؤمن إذا قربه الله إليه واجتباه فتح قبالة عين قلبه باب الرحمة والمنة والإنعام، فيرى بقلبه ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر، من مطالعة الغيوب من ملكوت السموات والأرض وتقريب وكلام لذيذ لطيف ووعد جميل، ووفاء به، وإجابة دعاء وكلمات حكمة وتصديق وعد، فإنها ترمى إليه قلبه قذفاً من مكان بعيد فتظهر على لسانه، ومع ذلك يسبغ عليه نعمة ظاهرة على جسده وجوارحه، في المأكول والمشروب والملبوس والمنكوح الحلال والمباح وحفظ الحدود والعبادات الظاهرة، فيديم الله عزّ وجلّ ذلك لعبده المؤمن المجذوب برهة من الزمان، حتى اطمأن العبد إلى ذلك واغتر به واعتقد دوامه فتح عليه أبواب البلايا وأنواع المحن في النفس والمال والأهل والولد والقلب فينقطع عنه جميع ما كان أنعم الله عليه من قبل، فيبقى متحيراً حسيراً منكسراً مقطوعاً به.
إن نظر إلى ظاهره رأى ما يسوؤه، وإن نظر إلى قلبه وباطنه رأى ما يحزنه، وإن سأل الله تعالى كشف ما به من الضر لم ير إجابته، وإن طلب وعداً جميلاً لم يجده سريعاً وإن وعد بشئ لم يعثر على الوفاء به، وإن رأى رؤيا لم يظفر بتعبيرها وتصديقها، وإن رام الرجوع إلى الخلق لم يجد إلى ذلك سبيلاً، وإن ظهرت له في ذلك رخصة فعمل بها تسارعت العقوبات نحوه وتسلطت أيدي الخلق على جسمه وأسنتهم على عرضه، وإن طلب الإقالة مما قد أدخل فيه من الحالة الأولى قبل الاجتباء لم يقل، وإن طلب الرضا أو الطيبة والتنعم بما به من البلاء لم يعط فحينئذ يأخذ النفس في الذوبان والهوى في الزوال والإرادة والأماني في الرحيل والأكوان في التلاشي، فيدام له ذلك بل يزداد تشديداً وعصراً وتأكيداً، حتى إذا فني العبد من الأخلاق الإنسانية والصفات البشرية وبقى روحاً فقط يسمع نداء في باطنه
}ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ{.ص42. كما قيل لسيدنا أيوب عليه السلام، فيمطر الله عزّ وجلّ في قلبه بحار رحمته ورأفته ولطفه ومنته، ويحييه بروحه ويطيبه بمعرفته ودقائق علومه، ويفتح عليه أبواب رحمته ونعمته ودلاله، وأطلق إليه الأيدي بالبذل والعطاء والخدمة في سائر الأحوال والألسن بالحمد والثناء، والذكر الطيب في جميع المحال، والأرجل بالترحال، وذلك له وسخر له الملوك والأرباب، وأسبغ عليه نعمة ظاهرة وباطنة، تربيته ظاهرة بخلقه ونعمه، ويستأثره تربيته باطنة بلطفه وكرمه، وأدام له ذلك إلى اللقاء، ثم يدخله فيما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر، كما قال جلّ وعلا : }فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ{.السجدة17.
والله أعلم.

Hakikat Puasa





Hujjatul Islam al-Imām al-Ghazaly rahimahulLāh mengatakan, secara ringkas dari perkataan beliau bahwa puasa itu ada tiga tingkat:
1.Shaum al-‘Umūm,
Puasanya orang awam, seperti puasa saya dan panjenengan semua. Yaitu: kaff al-batn wa al-farj ‘an qadlā-i asy-syahwat. Secara ringkas maksudnya adalah tidak menuruti kebutuhan perut dan farji dari hal-hal yang menarik kesenangan perut & farji. Wujudnya seperti makan-minum dan jimak di waktu-waktu wujūb al-imsāk.

2.Shaum al-khushūsh
Puasanya orang-orang khās, atau satu tingkat lebih tinggi dari pada shaum al’Umūm. Ta’rif-nya; kaff as-sam’ wa al-bashr wa al-lisān wa al-yadd wa ar-rijl wa sāir al-jawārih ‘an al-itsm. Secara ringkas dapat dikatakan: tidak menuruti pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki atau semuay jawarih --anggota badan-- dari dosa-kemaksiatan.
Untuk kali ini, kira-kira apa orang-orang yang teriak takbir, mengobrak-abrik warung yang buka di siang ramadlan bisa dikatakan puasanya orang-orang khās? Ringan-ringannya bagaimana kalaw puasa jalan ghibah masih istiqamah? Kata-kata kotor yang keluar dari mulutnya juga masih seperti biasanya. Ingat, begitu banyak orang yang berpuasa disiang hari, akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga. Na’udzubilLāh.. tsumma na’udzu bilLāh.
3.Shaum al-khushūsh al-khushūs.
Puasanya orang-orang pilihan, atau setingkat lebih tinggi dari shaum al-khushūsh, atau puasa puncak tertinggi dari ibadah puasa, atau puasa yang hakiki. Ta’rif-nya; shaum al-qalb wa al-afkār‘an al-himam dunyawiyah. Secara ringkas dikatakan puasanya hati & akal-pikiran dari perkara-perkara yang bersifat dunyawiyah --mā siwa alLāh/ apapun selain Allah ‘Azza wa Jall--lebih lanjut al-Imām ghazali mengatakan: wa kaffuhu ‘amma siwa alLāh ‘Azza wa Jall bi al-kulliyyah, tidak lain yaitu: Mencukupkan diri, pada segal hal-ihwal hanya karena Allah subhanaHu wa Ta’alā.
Perjuangannya, ibadah dan juga dzikir-nya hanya lilLāh. Puasa dan tarawih-nya bukan karena sungkan dengan orang-orang sekitar, atau ibadahnya yang berbentuk apapun termasuk shalat-dzikirnya secara kāffah tidak karena takut neraka & milik syurga. Ini tidak salah secara syar’i tapi dalam penghambaanya kepada Allah subhanaHu wa Ta’alā mendapatkan aib dimata para al-muḫaqqiqīn, para Malaikat dan ‘IbadilLāh as-Shaliḫin wa al-Mukhlashīn.
Demikian semoga selamat, selamat ibadah saya dan panjenengan semua dari ketertarikan selain mengharap ridla Allah, selain mengharap lebih mengenal Allah, dan selain mengaharap cinta kepada Allah RABBUNAA AL-‘IZZAH, WA ILAIHI MUNTAHAA.
Waākhiru da’wanā ‘an al-ḫamdulilLahi RABB al-‘alamīn

Orang-Orang yang di doakan oleh malaikat





Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
9. Orang - orang yang berinfak.
10. Orang yang sedang makan sahur.
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
*****
Sobat, sudahkah kita tegolong di antara mereka?

Rahasia Ruangan Makam Nabi Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam,






Tidak seperti penutup Ka'bah yang setiap tahun harus di ganti, penutup ruangan Makam Nabi sangatlah jarang diganti, itu karena penutup makam itu terletak didalam ruangan tertutup dan tak pernah tersentuh oleh siapapun, terakhir kali diganti pada tahun 1971m, (biasanya di ganti setelah 100thn sekali) dan seorang wartawan Al Arabiya Omar Al - Midwahy, beberapa waktu lalu mewawancarai salah satu dari pekerja yang bertugas untuk mengganti penutup Makam Rasulullah, yaitu Syaikh Ahmad Sahirty, beliau adalah kepala divisi bordir di pabrik kain penutup Ka'bah dan Makam Rasulullah Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam di Makkah. Saat melakukan tanya jawab ini umur Syaikh Ahmad sudah sangat sepuh (hampir 100thn),
Ketika saya memintanya untuk menjelaskan kepadaku tentang Ruang makam Nabi, dia tampak bergetar hebat, Dan dia berkata dengan suara samar:
"Bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaanku pada saat aku memasuki ruang makam Nabi ... aku tidak mampu .. Karena itu sudah diluar batas kemampuan aku berbicara, dan aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari aku akan ditanyakan tentang pengalaman ini. Dan aku menjamin bahwa aku tidak akan dapat melakukan atau melalui pengalaman itu lagi".
"Kami adalah orang pertama yang masuk, bersama Sayyidil Habib As'ad Sheera, salah satu tokoh al-Madina al-Munawwarah, yang merupakan direktur wakaf keagamaan Madina pada saat itu, dan Habib Moghrabi dari manajemen pabrik, dan Abd al-Karim Flomban, Nasir Qari, Abd al-Rahim Bukhari dan lain-lain. Kami berjumlah 13 orang, aku tidak ingat sebagian besar dari mereka, karena saat ini mereka telah meninggal dunia kembali kepada rahmat Allah.
"Kami didampingi kepala Suku Aghas (pemegang dan penjaga makam nabi turun temurun).
"Lihatlah lensa kacamata ini -dan ia menunjuk ketebalan kacamatanya - dan lihatlah berapa banyak rambut putih, itu semua menunjukkan berapa berat tahun kehidupan yang ku bawa. Usia ku, meski tidak menghitung, tapi aku pernah mendengar mereka mengatakan bahwa aku lahir pada tahun 1333 H (1917 M). Dan seumur hidupku, aku tidak memiliki kegemaran selain kecintaaan pada aroma indah / parfum. Aku telah menghabiskan jangka waktu yang panjang di tahun-tahun yang tertinggal, berusaha untuk memuaskan nafsu mencium segala keharuman yang ada. Aku belajar banyak, dan aku dapat memberitahu Anda dengan keyakinan: bahwa aku memiliki keahlian khusus bagaimana mencampur minyak wangi dan menghasilkan wewangian terbaik..dan bahwa hampir tidak ada orang lain yang bisa membuat wewangian seperti racikanku.
"Dan aku katakan ini karena aku menemukan ketidakmampuan untuk menjelaskan, apa yang terjadi pada malam yang diberkati itu, ketika pintu dibuka untuk kami, dan kami memasuki ruang pemakaman baginda Nabi, aku menghirup keharuman dan aroma yang tidak pernah ku ketahui atau mencium sebelumnya maupun sesudahnya, dan tidak pernah dikenal seumur hidupku. Aku tidak pernah tahu rahasia komposisinya: itu adalah keharuman di atas keharuman, aroma diatas aroma - sesuatu yang lain dari pada yang lain, bahkan akan membuat takjub seorang ahli sekalipun, atau pedagang parfum manapun juga tidak akan pernah mencium seperti itu sebelum atau sesudahnya
Ketika malam itu pintu makam dibuka, perasaan takjub begitu lengkap mengambil alih semua perhatianku, Ini adalah tempat teragung dimuka bumi, aku tidak tahu persis berapa luasnya, tetapi menurut taksiran kami, Ruang makam itu sekitar 48 meter persegi. Dengan ketinggian kurang lebih 11 meter,
Di bawah kubah hijau ada kubah kecil lainnya dan tertulis di situ, :
Makam Nabi صلى الله عليه وآله وسلم,
Makam Abu Bakar al-Siddiq,
dan Makam Umar ibn al-Khattab.
"Dan aku juga melihat bahwa ada makam lain yang kosong, dan di samping empat makam adalah ruang dari Sayyidah Fatimah al-Zahra Alaihasalaam, yang merupakan rumah di mana dia dan keluarganya tinggal.
"Kekaguman terhadap tempat itu sangatlah istimewa, Aku begitu terpesona melihat lampu lampu antik yang menggantung dari langit-langit ruang, peninggalan dari zaman kuno, kami diberitahu bahwa ada beberapa peninggalan Nabi yang disimpan di tempat lain - aku tidak tahu di mana - tapi aku tahu bahwa beberapa benda bersejarah ada yang disimpan di ruang Sayyidah Fatimah al-Zahra -yaitu di tempat yang sama ini.
"Ruang ini, sebagian besar tertutup kain tenunan yang terbuat dari sutra murni, berwarna hijau lembut dengan kain katun yang kuat, dan dimahkotai oleh sabuk yang mirip dengan penutup Ka'bah, tetapi disini berwarna merah. Seperempat bagian dari kain dibordir dengan tulisan ayat Al Qur'an yang mulia dari surat al-Fath, terbuat dari garis kapas dan benang emas dan perak"..
"Dari saking kagumnya kami sampai tidak tahu bagaimana untuk menghapus / membersihkan potongan potongan khusus yang dibuat untuk menempelkan kain pada kubah - jari-jari kami goyang bergetar dan napas kami menderu berlomba. Kami tinggal selama 14 malam penuh bekerja dari setelah sholat Isha sampai azan pertama waktu Fajr untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menggunakan bahasa sinyal dan kalau terpaksa berbicara akan kami lakukan dengan berbisik bisik, Kami terus menghapus potongan-potongan lama, melepas simpul dari penutup lama, dan membersihkan semua debu dan bulu merpati yang terjebak di tempat yang suci ini. Itu terjadi pada tahun 1971m, dan penutup lama yang kami ganti telah berusia 75 tahun sesuai dengan tanggal yang tertulis di atasnya.
Aku, pada waktu itu mataku sudah lemah dan kacamata ini tidak pernah meninggalkan mata ku sejak bertahun tahun sebelumnya, tapi di ruang itu aku berubah menjadi orang lain, sungguh Aku merasakan hal itu, dan perbedaan itu sangat jelas bagi ku,
Syekh Sahirty bersumpah, ketika mengatakan:
"di situ Aku sanggup untuk menempatkan benang ke lubang jarum tanpa kacamata ku, meskipun cahaya sangat redup ditempat di mana kami bekerja. Bagaimana Anda bisa secara ilmiah menjelaskan hal ini ? Dan bagaimana Anda bisa menjelaskan fakta bahwa aku tidak merasa alergi (aku adalah penderita alergi akut), aku akan batuk parah jika sedikit terkena debu. Tapi pada waktu itu, aku sama sekali tidak terpengaruh oleh debu ruangan, atau pasir yang terbang ke udara. Seakan pasir tidak lagi pasir, dan seolah-olah debu menjadi obat untuk penyakit ku, aku merasa bersemangat dan muda seperti ketika usiaku belasan tahun (padahal waktu itu usiaku sudah lebih dari setengah abad)..
"Satu lagi hal yang aneh terjadi padaku yang rahasia nya, belum aku mengerti hingga saat ini. Kami harus mengambil kain bordir / penutup lama, sepanjang 36 meter, masih tersisa. Aku mengatakan kepada mereka untuk melipat dan membungkusnya dan meninggalkannya disitu. Aku pergi ke sana, dan meskipun tubuh ini sudah tua dan lemah, tapi aku sanggup memanggulnya di atas bahu ini. Aku pergi keluar dari Ruang mulia itu tanpa sedikitpun merasa berat. Tapi setelah itu, mereka datang dengan lima orang muda untuk membawanya dari tempat aku meletakkannya dan mereka tidak bisa [membawanya]. "
Syaikh Ahmad mulai menangis pelan pelan dan sambil mendesah:
"Mereka bertanya siapa yang membawa karung bungkusan itu keluar? Yang bagi mereka sangat berat dan 5 orang muda dan kuat tak sanggup mengangkatnya, saat kujawab aku yang mengangkatnya, mereka tertawa dengan penuh rasa tidak percaya hingga datang syaikh Abd al-Rahim Bukhari, penulis kaligrafi yang terkenal itu dan bersaksi bahwa benar dia telah melihat aku syaikh Ahmad Sahirty yang mengangkatnya sendirian!!"...
اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله
وصحْبه وسلِّم
Like! Share! Bagikan!

Allahhuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa salim


DIALOG PAK KYAI DAN SUPIR ANGKOT

SUPIR : "Pak Kyai, mengapa kita harus bertaubat, nanti kan punya dosa lagi?"
.
KYAI : (hanya tersenyum kecil)
.
Ketika sampai tujuan, supir tersebut memandikan mobilnya
.
KYAI : "Mas, kenapa mobilnya dicuci? nanti juga kotor lagi?"
.
SUPIR : "Ya supaya bersih, yang punya jadi senang."
.
KYAI : "Tapi kan nanti kotor lagi?"
.
SUPIR : "Gampang pak kyai, nanti dibersihin lagi aja, namanya juga mobil."
.
KYAI : "Mas, hidup ini ibarat mobil yang terus bergerak. Namanya kesalahan, dosa, kekhilafan pasti ada. Maka sering-sering cucilah hati kita dengan perbanyak taubat dan istighfar."
.
SUPIR : (tersenyum puas)
.
Saudaraku, janganlah kita berputus-asa dari rahmat Allah, yakinlah bahwa Allah selalu menyayangi hamba-hamba yang selalu mengingat Nya, yang tulus dan ikhlas memohon ampunan Nya

DITUDUH BERZINA & MABUK-MABUKAN, PRIA INI WAFATNYA DISALATI ULAMA & AULIYA’






Malam itu Sultan Murad IV (Sultan Turki Utsmani yang memerintah pada periode 1612-1640 M) merasa gundah. Maka ia memanggil kepala pengawalnya untuk diajak keluar istana dengan menyamar. Sesuatu yang memang biasa beliau lakukan.
Sultan berkata, “Mari kita keluar, melihat keadaan rakyat kita.”
Mereka pun pergi. Udara saat itu panas. Di tengah perjalanan, tiba-tiba mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Disentuh dan dibangunkan oleh Sultan, ternyata ia telah wafat. Orang-orang yang lewat di sekitaranya tidak ada yang peduli pada mayat tersebut. Maka Sultan pun bertanya kepada mereka.
"Mengapa orang ini wafat tapi tidak ada di antara kalian yang membawanya? Siapa dia?”
Orang-orang menjawab, “Orang ini zindiq. Pelaku maksiat. Dia selalu meminum khamar dan berzina dengan pelacur.”
“Tapi bukankah dia juga umat Nabi Muhammad? Ayo angkat dia kita bawa ke rumahnya,” ujar Sultan.
Mereka pun membawa mayat laki-laki itu ke rumahnya. Saat istri laki-laki tersebut mengetahui suaminya telah wafat, ia pun menangis. Orang-orang pun langsung pergi, hanya Sultan Murad dan kepala pangawalnya yang masih tinggal.
Kemudian Sultan berkata kepada istri laki-laki itu, “Aku mendengar dari orang-orang bahwa suamimu suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya.”
Sang istri pun bercerita, “Awalnya aku mengadu seperti itu. Suamiku setiap malam keluar rumah pergi ke toko minuman keras (khamar), kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia membawa khamar itu ke rumah, kemudian membuangnya di kamar mandi sambil berkata, 'Aku telah meringankan dosa kaum Muslimin.'”
Dia juga pergi ke tempat pelacuran, memberi uang seorang pelacur kemudian berkata, “Anggap ini sebagai pendapatanmu malam ini. Jadi tutup pintumu sampai pagi dan jangan kau terima tamu lain!”
Kemudian ia pulang ke rumah dan berkata kapadaku, “Alhamdulillah, malam ini kita telah meringankan dosa-dosa pemuda-pemuda Islam.”
Tapi, orang-orang melihatnya mengira bahwa ia selalu meminum khamar dan berzina. Berita ini pun menyebar di masyarakat.
Sampai akhirnya aku bertanya kepada suamiku, “Kalau kamu nanti mati tidak ada yang akan mensalati dan menguburkanmu?”
Ia hanya tertawa dan berkata, “Jangan takut wahai sayangku, jangan-jangan jika aku mati akan di salati oleh sultan, ulama dan auliya.”
Mendengar hal itu Sultan Murad pun menangis dalam haru kemudian berkata, “Demi Allah, akulah Sultan Murad. Besok pagi kita akan memandikannya, mensalati dan menguburkannya.”
Demikianlah, jenazah lelaki itupun disalatkan oleh sultan, para ulama, para syekh dan seluruh penduduk di negeri itu.

Nasehat Lukman Al-Hakim pada anaknya


 
 

Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul, tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hakikat hidup.
"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."
"Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."
"Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."
"Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."
"Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."
"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."
"Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسل
___________
Allahuma sholii alaa sayyidina muhammad wa alaa aalihi wa shohbihi wa salim....