Monday, October 24, 2016

إنا لله وإن إليه راجعون

 إنا لله وإن إليه راجعون





Telah meninggalkan dunia yang fana ini menuju ridho ilahi, seorang WALIYULLAH, DA'I ILALLAH, alabid assholih alhabib ALI BIN MUHAMMAD BIN SHAHAB dari kota dammun-tarim Hadramaut.
Semoga ALLAH swt membalas segala kebaikannya dengan kebahagiaan di sisi RASUL SAW.

Diriwayatkan oleh Muhammad Anies Shahab
- Pernah sekali saya berkunjung ke rumah beliau di dammun (hadramaut-yaman) pada tahun 2010, beliau selalu menyambut santri dari indonesia dengan sangat hangat dan sesekali berusaha berbahasa indonesia dengan mengatakan "saya sudah tua" :D
Walhasil saking bahagianya, saya merogoh tas saya untuk mengambil hp dengan tujuan ingin mengambil gambar beliau, & saya merasa beliau tidak akan tahu karena keadaan beliau yang TUNA NETRA. Akan tetapi dengan kasyafnya beliau menunjuk kepada saya sambil mengatakan "JANGAN KAU FOTO SAYA!!"
Tentu saya kaget bukan kepalang!!
Subhanallah! Sungguh Luar biasa, hp masih di dalam tas, niat mengambil gambar hanya terlintas di hati, beliau langsung mengetahuinya dalam hitungan sepersekian detik.
(Dan beliau baru bisa difoto jika sedang berceramah / menghadiri pengajian umum)
Saya pun memohon maaf, lalu saya minta doa kepada beliau, & beliau mengatakan "semoga engkau lekas sembuh".
Lagi2 saya dibuat heran oleh beliau, karena saat itu saya dalam keadaan sehat walafiat!
Beliaupun memerintahkan cucunya untuk mengambilkan lim (jeruk nipis), dan memberikannya kepada saya.
Setelah kami pamit, dan pulang ke DARUL MUSTHAFA saya mulai merasa tubuh sedikit meriang dan setelah satu jam saya terserang flu super berat. Hingga tidak bisa mengikuti sholat dzuhur berjamaah di musholla AHLUL KISA'.
Beberapa teman santri mulai menjenguk sambil membawa teh panas dalam termos, dan ada yang bertanya kepada saya apa obat yang biasa saya minum jika saya sedang flu berat, saya jawab "teh jeruk."
Seorang teman menjawab "ini sudah ada tehnya, tapi dimana bisa kita dapatkan jeruk nipis disini?"
Subhanallah!! Saya tadi dibawakan habib ALI bin SHAHAB 5 buah jeruk nipis!
ALLAHU AKBAR!! :'(
Beliau sudah diberitahu tahu oleh ALLAH SWT langsung bahwa saya akan sakit 2 jam yang akan datang, beliau juga tahu kalo obat favorit saya teh jeruk, bahkan beliau sudah menyiapkan jeruknya untuk saya.
Alangkah agungnya akhlak dan ilmu serta KASIH SAYANG walimu ya ALLAH.
Akhirnya saya minum teh jeruk tersebut, & ALLAH memberi sembuh kepada saya.
Diantara amalan beliau:
1- tetap berdakwah ke pelosok desa walau usia sudah lebih dari 90 tahun & dalam keadaan tuna netra.
2- diantara pesan beliau "JIKA HATIMU DITARIM MAKA ENGKAU DITARIM MESKI JASADMU DI INDONESIA, JIKA HATIMU TIDAK KAU HADIRKAN DITARIM MAKA ENGKAU TIDAK DITARIM MESKI ENGKAU WARGA TARIM.
Robbi fanfa'na bibarkatihim
آمين يا رب العالمين.

إنا لله وإن إليه راجعون

 إنا لله وإن إليه راجعون





Telah meninggalkan dunia yang fana ini menuju ridho ilahi, seorang WALIYULLAH, DA'I ILALLAH, alabid assholih alhabib ALI BIN MUHAMMAD BIN SHAHAB dari kota dammun-tarim Hadramaut.
Semoga ALLAH swt membalas segala kebaikannya dengan kebahagiaan di sisi RASUL SAW.

Diriwayatkan oleh Muhammad Anies Shahab
- Pernah sekali saya berkunjung ke rumah beliau di dammun (hadramaut-yaman) pada tahun 2010, beliau selalu menyambut santri dari indonesia dengan sangat hangat dan sesekali berusaha berbahasa indonesia dengan mengatakan "saya sudah tua" :D
Walhasil saking bahagianya, saya merogoh tas saya untuk mengambil hp dengan tujuan ingin mengambil gambar beliau, & saya merasa beliau tidak akan tahu karena keadaan beliau yang TUNA NETRA. Akan tetapi dengan kasyafnya beliau menunjuk kepada saya sambil mengatakan "JANGAN KAU FOTO SAYA!!"
Tentu saya kaget bukan kepalang!!
Subhanallah! Sungguh Luar biasa, hp masih di dalam tas, niat mengambil gambar hanya terlintas di hati, beliau langsung mengetahuinya dalam hitungan sepersekian detik.
(Dan beliau baru bisa difoto jika sedang berceramah / menghadiri pengajian umum)
Saya pun memohon maaf, lalu saya minta doa kepada beliau, & beliau mengatakan "semoga engkau lekas sembuh".
Lagi2 saya dibuat heran oleh beliau, karena saat itu saya dalam keadaan sehat walafiat!
Beliaupun memerintahkan cucunya untuk mengambilkan lim (jeruk nipis), dan memberikannya kepada saya.
Setelah kami pamit, dan pulang ke DARUL MUSTHAFA saya mulai merasa tubuh sedikit meriang dan setelah satu jam saya terserang flu super berat. Hingga tidak bisa mengikuti sholat dzuhur berjamaah di musholla AHLUL KISA'.
Beberapa teman santri mulai menjenguk sambil membawa teh panas dalam termos, dan ada yang bertanya kepada saya apa obat yang biasa saya minum jika saya sedang flu berat, saya jawab "teh jeruk."
Seorang teman menjawab "ini sudah ada tehnya, tapi dimana bisa kita dapatkan jeruk nipis disini?"
Subhanallah!! Saya tadi dibawakan habib ALI bin SHAHAB 5 buah jeruk nipis!
ALLAHU AKBAR!! :'(
Beliau sudah diberitahu tahu oleh ALLAH SWT langsung bahwa saya akan sakit 2 jam yang akan datang, beliau juga tahu kalo obat favorit saya teh jeruk, bahkan beliau sudah menyiapkan jeruknya untuk saya.
Alangkah agungnya akhlak dan ilmu serta KASIH SAYANG walimu ya ALLAH.
Akhirnya saya minum teh jeruk tersebut, & ALLAH memberi sembuh kepada saya.
Diantara amalan beliau:
1- tetap berdakwah ke pelosok desa walau usia sudah lebih dari 90 tahun & dalam keadaan tuna netra.
2- diantara pesan beliau "JIKA HATIMU DITARIM MAKA ENGKAU DITARIM MESKI JASADMU DI INDONESIA, JIKA HATIMU TIDAK KAU HADIRKAN DITARIM MAKA ENGKAU TIDAK DITARIM MESKI ENGKAU WARGA TARIM.
Robbi fanfa'na bibarkatihim
آمين يا رب العالمين.

Thursday, October 20, 2016

Termasuk Perhiasan yg tdk boleh ditampakkan

Termasuk Perhiasan yg tdk boleh ditampakkan .
Dalam surat an nur ayat 31 Allah berfirman :

وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
" dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya "
- kitab tafsir al alusi (18/146)
اعلم أن عندي مما يلحق بالزينة المنهي عن إبدائها ما يلبسه أكثر مترفات النساء في زماننا فوق ثيابهن ويتسترن به إذا خرجن من بيوتهن
Ketahuilah, sesungguhnya ada sesuatu yang menurutku termasuk perhiasan wanita yang dilarang untuk dinampakkan, yaitu perhiasan yang dipakai oleh kebanyakan wanita yang terbiasa hidup mewah pada jaman kami di atas pakaian luar mereka dan mereka jadikan sebagai penutup waktu keluar rumah.
وهو غطاء منسوج من حرير ذي عدة ألوان وفيه من النقوش الذهبية أو الفضية ما يبهر العيون،
Yaitu kain penutup tenunan dari kain sutra yang berwarna-warni, memiliki bordiran/sulaman berwarna emas dan perak yang menyilaukan mata.
وأرى أن تمكين أزواجهن ونحوهم لهن من الخروج بذلك ومشيهن به بين الأجانب من قلة الغيرة وقد عمت البلوى بذلك،
Aku memandang para suami dan semisal mereka yang membiarkan isteri-isteri mereka keluar rumah dengan perhiasan tersebut, sehinga mereka berjalan di kumpulan kaum laki-laki yang bukan mahram dengan perhiasan tersebut.
Ini termasuk lemahnya kecemburuan dalam diri para suami mereka , dan sungguh kerusakan ini telah tersebar merata
ومثله ما عمت به البلوى أيضا من عدم احتجاب أكثر النساء من إخوان بعولتهن وعدم مبالاة بعولتهن بذلك وكثيرا ما يأمرونهن به.
dan yg serupa serta telah tersebar merata juga adalah banyaknya wanita yang tidak berhijab dari teman-teman suami mereka, serta tdk adanya perhatian suami mereka dengan hal itu bahkan kebanyakan para suami tdk memerintahkan mereka utk berhijab.
وكل ذلك ما لم يأذن به الله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم وأمثال ذلك كثير ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Semua hal itu adalah hal yg tidak di izinkan oleh Allah ta'ala dan Rasul-Nya shollallohu alaihi wasallam , dan yg semisal hal itu banyak sekali.
Laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil adziim.

*Mengapa Kita Harus Bersholawat Nariyah?*

*Mengapa Kita Harus Bersholawat Nariyah?*
*(Membaca Surat KH. M. Kholil As'ad kepada PBNU)*

Sungguh Al-Faqir merasa sangat antusias ketika mengetahui bahwa PBNU telah mengistruksikan pembacaan 1 Milyar Sholawat Nariyah secara serentak. Al-Faqir ikut berdoa semoga kegiatan dimaksud, selain diterima oleh Allah SWT juga bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan yang menimpa kita, warga NU dan Indonesia secara keseluruhan.
Bukan tanpa alasan kalau Al-Faqir merasa antusias dan ikut bergembira. Sejak belasan tahun silam, Guru Al-Faqir, Alm. Kyai Ahmad Sufyan, sudah mencita-citakan bahwa Sholawat Nariyah bisa merata secara nasional dan, yang paling penting, dilakukan dengan penuh kesungguhan. Sekalipun, katakanlah, belum benar-benar mencicipi manisnya bersholawat.
Al-Faqir bersama para Kyai dan banyak Habaib telah berupaya semaksimal kemampuan untuk mewujudkan cita-cita Beliau tesebut. Tetapi memang harus diakui, untuk kawasan-kawasan terjangkau saja kemerataan apalagi kesunguhannya belum benar-benar seperti yang beliau inginkan. Namun demikian, yang mesti disyukuri (agar kita beroleh tambahan nikmat-Nya) adalah dampak dan manfaatnya yang boleh dibilang sangat seketika.
Banyak yang menjadi saksi, di mana ada kampung (desa atau kota) yang sholawat Nariyahnya dilaksanakan oleh masyarakat setempat secara rutin dan bersungguh-sungguh, maka jumlah jamaah jum’at-nya meningkat secara tiba-tiba. Bukan itu saja, lahir pula sebuah kesadaran yang kemudian menjelma semacam pertahanan yang sanggup menangkal berbagai macam ideologi berbahaya. Sejumlah fakta menunjukkan, banyak warga kita yang sudah termakan oleh oengaruh ideologi-ideologi non-NU. Al-Faqir percaya begitulah hasilnya jika sholawat telah bekerja di dalam diri siapapun.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa semua sarana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan-perbaikan, justru oleh pihak-pihak tertentu secara terbuka telah digunakan untuk menabar kerusakan-kerusakan. Tentu saja, pantang bagi kita untuk berkecil hati. Karena dari zaman ke zaman, sejarah membuktikan betapa pertolongan Allah, Syafaat Rosulullah, dan Karomah para Waliyullah adalah segala-galanya. Oleh karena itu, Al-Faqir berharap kegiatan Sholawat Nariyah ini tidak hanya terlaksana sekali dan selesai. Melainkan sebaliknya, kegiatan tersebut bisa menjadi momentum untuk diinstruksikan lebih lanjut kepada warga dan pengurus NU (di semua tingkatan) agar secara rutin dan kontinyu melaksanakannya baik mingguan atau bulanan.
Terakhir, sekiranya diperkenankan, Al-Faqir memohon agar kegiatan 1 Milyar Sholawat Nariyah ini dilandaskan cita-cita sebagaimana berikut. Satu, semakin menguatnya iman dan mahabbah. Dua, semakin mudahnya menerima dan mengikuti tuntunan-tuntunan. Tiga, Husnul khotimah. Empat, diselamatkan dari petaka atau bencana baik lahir maupun batin. Lima, tercapai semua hajat dan cita-cita pendiri, para Ulama, para pengurus dan warga NU secara keseluruhan baik yang terkait masalah-masalah kemasysakatan, kebangsaan, dan keagamaan. Namun di samping yang tersebut, barangkali PBNU bisa menambahkan sendiri cita-cita lain untuk kebaikan fid-din wad-dunya wal-akhiroh.
Demikian, semoga kita semua senantiasa memperoleh pertolongan, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT. Mohon maaf dan terima kasih.
Situbondo, 5 Oktober 2016
Al-Faqir,
*KHR. Muhammad Kholil As’ad*

Monday, October 17, 2016

RESEP KEKALAHAN

RESEP KEKALAHAN
Oleh Gus Yahya Cholil Staquf


Ini sudah pernah saya tulis tapi mau reposting sudah susah nyari posting aslinya. Terpaksa tulis-ulang.
Gus Mus itu sudah lama suka bikin orang geregetan karena susah dibujuk untuk menjadi pimpinan atau menduduki jabatan. Pada Muktamar NU ke-30 di Lirboyo, Kediri, sebagian orang ingin mencalonkan beliau sebagai Ketua Umum PBNU. Tapi Gus Mus bolaik-balik menolak. Maka ada yang berinisiatif menggandeng tokoh berpengaruh untuk membujuk, dengan harapan beliau akan sungkan menolak. Mereka merengek-rengek kepada Mbah Lim --Kyai Muslim Rifa'i Imampuro-- yang terkenal wali, agar bersedia menjalankan missi membujuk Gus Mus itu. Mbah Lim pun siap.
Siang-siang beliau mendatangi Gus Mus di penginapannya sambil menenteng sebuah map. Dihadapan Gus Mus, map itu dibuka dan digelarlah secarik kertas bermeterai dengan tulisn tangan Mbah Lim sendiri, yang kemudian beliau baca dengan lantangnya:
"Bismillaahirrohmaanirrohiim. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan Rosuulullaah. Yang bertanda tangan dibawah ini, Muslim Rifa'i Imampuro, dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya, mendukung seratus persen Gus Mus sebagai calon Ketua Umum PBNU periode 2000-2005. Tertanda: Muslim Rifa'i Imampuro, tanda tangan diatas meterai!"
Gus Mus nyaris bersorak,
"Alhamdulillaaaahhhh!!!!"
Mbah Lim pun lega dan girang,
"Jadi, mau ya? Mau ya? Mau ya?" beliau meyakinkan.
"Bukan begitu, Mbah", kata Gus Mus, "saya sangat bersyukur bahwa panjenengan mendukung saya. Karena berdasarkan pengalaman selama ini, barangsiapa yang panjenengan dukung pasti kalah!"
Mbah Lim sontak meraih piring penuh kacang rebus dihadapannya dan melemparkannya ke pintu hingga kocar-kacir semua.
"Bodong! Bodong! Bodong...!"

7 BACAAN PEMBUKA PINTU REZEKI




7 BACAAN PEMBUKA PINTU REZEKI


(1). Memperbanyak Membaca “La hawla Wala Quwwata Illa billah
“Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan “La hawla Wala Quwwata Illa billah.” (HR. At-Tabrani)
(2). Membaca ” La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin
“Barangsiapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur.” (HR. Abu Nu’ aim dan Ad Dailami)
(3). Melanggengkan Ber-Istighfar
“Barangsiapa melanggengkan beristighfar niscaya Allah akan mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
(4). Membaca Surat Al-Ikhlas
“Barangsiapa mmbaca Surat Al Ikhlas ketika masuk rumah, maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya.” (HR. At-Tabrani)
(5). Membaca Surat Al-Waqiah
“Barangsiapa mmbaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman)
(6). Memperbanyak Shalawat Atas Nabi
“Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan, bila telah berlalu sepertiga malam, Rasulullah Salallahu ’alaihi wassalam berdiri seraya bersabda: “Wahai Manusia Berdzikirlah Mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan di dalamnya.”
(7). Membaca Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim dari setiap kalimat itu seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu.” (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat)

Friday, October 14, 2016

APAKAH KENING RASULULLAH ADA TANDA HITAM?

APAKAH KENING RASULULLAH ADA TANDA HITAM?

Di sebagian masyarakat ada persepsi yang mengaitkan antara keshalehan seseorang dengan tanda hitam di kening/dahi, sebagai tanda sering melakukan sujud atau sujudnya lama. Persepsi semacam ini boleh-boleh saja, bahkan boleh dikata sebagai anugerah dari Allah yang patut untuk disyukuri.
Akan tetapi jangan terkecoh dulu, belum tentu semua orang yang mempunyai tanda hitam di kening, adalah orang yang banyak sujud. Bisa saja tanda hitam di kening itu terjadi karena terbentur tembok, karena bekas luka, atau karena dibuat-buat agar orang lain menganggap dirinya sebagai ahli sujud.
Namun hendaknya husnudz-dzan lebih kita dahulukan, bahwa orang yang mempunyai tanda hitam di kening itu adalah orang rajin shalat, atau rajin sujud, karena husnudz-dzan bukan hal yang buruk, bahkan merupakan sesuatu yang wajib kepada siapa pun, apalagi kepada sesama muslim.
Ketika mencermati firman Allah:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).
maka sekilas kita akan menyimpulkan bahwa persepsi sebagian masyarakat seperti di atas adalah benar.
Ketika menafsirkan ayat ini, ada sebagian ulama seperti Al-Imam Malik dan juga Sa’id bin Jubair, yang mengatakan bahwa bekas sujud itu adalah warna kehitaman yang nampak di dunia ini. Berbeda dalam hal ini adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanda bekas sujud dalam ayat di atas ialah cahaya sujud yang terbesit di wajah, yaitu tanda sujud yang terus menerangi wajah mereka hingga di alam barzakh dan di hari kiamat. Jika yang dimaksud dengan tanda hitam itu adalah tanda hitam di kening maka tanda tersebut pasti akan hilang setelah tubuh dikubur.
Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam—sendiri tidak mempunyai tanda hitam itu. Tidak ditemukan penjelasan tanda hitam di kening itu dimiliki nabi, baik dalam buku-buku sirah nabawiyah atau dalam kitab-kitab hadits.
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Beliau menjawab, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Syeikh Ahmad ash Showi dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).