Friday, November 11, 2016

KEUTAMAAN MENCARI ILMU





KEUTAMAAN MENCARI ILMU
Oleh: Kanthongumur

Ketika Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki menerangkan sebuah hadits yang artinya : “ Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya demi menuntut ilmu, kecuali para Malaikat membentangkan sayapnya untuk mereka, karena mereka ridlo dengan apa yang yang telah diperbuat oleh penuntut ilmu tersebut “.
Kemudian Abuya mengisahkan sebuah cerita yang mana dulu disatu Negara Arab ( Mesir ) ada seorang santri yang senantiasa istiqomah menghadiri majlis ta’lim gurunya disebuah masjid. Namun pada suatu waktu ia terlambat untuk hadir kemajlis,yang dikarenakan sibuk melayani orang tuanya. Begitu selesai melayani orang tuanya ia segera berangkat menghadiri majlis ta’limnya tersebut agar tidak terlalu terlambat,ia berusa berlari sekuat tenaga agar tidak tertinggal pelajaran. Ketika akan sampai ditempat majlis ta’lim yang persisnya disebuah masjid ia dipanggil oleh seseorang yang sedang santai dimasjid.
Sang santri tersebut kemudian berhenti demi memenuhi panggilan seseorang tersebut,namun ternyata setelah dipenuhi panggilannya sang santri tersebut dihina dengan mengatakan “ hai fulan, pelan-pelan saja kalau berjalan, jangan berlari kencang seperti itu, nanti kamu dapat merusak sayap-sayap malaikat “ ( dengan nada mengejek dan meremehkan Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam ).
Dengan rasa kecewa dan jengkel, sang santri tersebut pergi tanpa memperdulikan hinaan orang tersebut,dikarenakan takut ketinggalan pelajaran dimajlis ta’lim gurunya.
Lanjut cerita, selang beberapa hari dari peristiwa itu, orang yang mengejek santri tersebut tidak bisa merasakan nyenyaknya tidur,dan hal ini berlangsung hingga bermalam-malam. Ia selalu dihantui oleh suara sayap burung yang sangat besar dan terdengar keras ditelinganya.ia sudah berusaha menutupi telinganya dengan berbagai cara, namun suara itu tetap datang.
Berhari-hari suara tersebut selalui menghantuinya hingga akhirnya ia mati secara mengenaskan .
Mengomentari hal ini Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki berkata : “Itulah akibat bagi orang yang mengejek hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam, selain itu ia juga kena bala’ dari santri yang sedang menuntut ilmu “.
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian- Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”

Sunday, November 6, 2016

TIGA UKURAN KEHEBATAN SESEORANG

Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah:
*TIGA UKURAN KEHEBATAN SESEORANG*
قال الإمام الشافعي رحمه الله :
جوهر المرء في ثلاث :
Imam Syafi'i berkata:
kehebatan seseorang terdapat pd tiga perkara
● كتمان الفقر:
حتى يظن الناس من عفتك أنك غني
1. Kemampuan menyembunyikan kemelaratan, sehingga orang lain menyangkamu berkecukupan karena kamu tidak pernah meminta.
● وكتمان الغضب:
حتى يظن الناس أنك راض
2. Kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang mengiramu merasa ridha
● وكتمان الشدة:
حتى يظن الناس أنك متنعم .
3. Kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengiramu selalu senang
[ مناقب الشافعي للبيهقي (٢/١٨٨) ]
(Kitab manaqib Imam Syafi'i, karya Al Baihaqi, 2/188)

Tanda hampir kiamat.

karangan almarhum Sayyidil Walid al allamah al arif billah alhabib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Assegaf di karang dikeluarkan tahun 1955 (banyak orang pada zaman itu belum mengerti Karna hampir tidak ada korelasinya seperti zaman skrg) ini pasal yang membicarakan tanda - tanda hampir kiamat.
sekarang zaman telah terahkir, bermacam-macam barang yang zohir
agama islam banyak yang pungkir, gemar meniru orang yang kafir
quranul azim kitab yang suci, nabi muhammad tinggi pekerti
jadi sasaran kata yang keji, sangat pedihnya didalam hati
disana-sini perang berkorbar, berbagai-bagai fitnah tersebar
setiap hari terus menjalar, buta agama bertambah lebar
wahai sodara dizaman ahkir, hendaklah awas masak berfikir
jangan tertipu sang merah bibir, turut meminum arak secangkir
orang-orang pun di ahkir zaman, sunguh berada dalam ujian
hawa dan nafsu iblis dan syaitan, giat berkerja merampas iman
syaitan mengajak putra dan putri, berjalan-jalan kian kemari
bercampur gaul setiap hari, berdansa-dansa berlomba lari
sehingga lalai pada dirinya, akan di bungkus dikirimkannya
didalam kubur diletakannya, bersama dosa yang dipikulnya
kaum wanita banyak yang gemar, berhias-hias pergi kepasar
bersimpang siur dijalan besar, pergi pelesir ke gendung gambar
rambut terbuka jalan memakai, pakain jengki ataupun bebek
kurang malunya sehingga sampai, membuang adab nenek dan kakek
dipopulerkan kembali oleh AlWalid Alhabib Ali bin Abdurrahman Assegaf di majelis talim AL-AFAF

Tuesday, November 1, 2016

Salam Damai Indonesiaku

Di Negeri Khurasan ada seorang Maula alias mantan budak, ia terkenal sebagai seorang yang sholeh dan berilmu, hingga orang-orang pun sangat mencintainya. Di sana juga ada seorang Syarif/ Habib yang terkenal nasabnya paling dekat dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra., tapi sebaliknya, Habib ini biasa mabuk-mabukan.
Suatu hari ketika Syech Maula keluar rumah hendak ke Masjid, dan banyak orang yang mengikutinya, ada yang bertanya dan ada yang sekedar uluk salam, tiba-tiba Habib tadi yang sedang dalam keadaan mabuk menghadang jalannya, maka para pengikutnya itu pun mencoba mengusir Sang Habib dan menyingkirkannya dari jalan, karena kalah perkasa mereka justru yang terpental, lalu Habib itu meraih pakaian Syech yang maula tadi seraya berkata :
“Hei orang yang hitam dari kuku hingga bibir, hei orang kafir putra orang kafir, aku ini cucu Rasulullah, tapi aku dicela engkau diagungkan, aku dicerca engkau dimuliakan, dan aku dihina engkau diberi pertolongan.”
Mendengar kata-kata itu pengikut Maula pun mau memukuli Sang Habib, untung Syech itu menahan mereka :
“Jangan!, Saya maafkan, demi menghormati kakeknya, ‘Ali ra., Akan tetapi (perlu engkau tahu) Wahai Syarif, aku putihkah hatiku tapi engkau hitamkan hatimu, sehingga orang-orang pun melihat putih hatiku tanpa peduli hitam wajahku. Aku teladani ayahmu dan engkau teladani ayahku, sehingga orang-orang pun melihatku seperti melihat ayahmu yang shaleh dan mereka melihatmu seperti melihat ayahku yang kafir, mereka menyangka aku putra ayahmu dan menyangka engkau putra ayahku, maka mereka pun memperlakukanmu seperti memperlakukan ayahku dan mereka memperlakukanku seperti memperlakukan ayahmu!”
====================
Kisah ini saya screenshoot dari kitab/buku Az Zanzanah hal. 233, karya Salman Al 'Audah, dan kisah ini juga dituturkan Imam Ar Razi dalam Tafsirnya, tepatnya tafsir Surat Al Hujurat ayat 13.
Karena situasi yang sedang hangat saat ini seolah ada Habib yang tegas tapi dicitrakan radikal, maka saya perlu menjelaskan angel yang tepat bagi kita ketika melihat kisah di atas.
Lihatlah perbedaan sikap antara dua orang di atas, antara sikap seorang ulama dan sikap orang-orang bodoh dalam menyikapi kesalahan seorang Habib. Seorang ulama akan tetap memuliakan dan mentolerir jika itu menyangkut hak pribadinya sembari menasehati dengan lembut.
Bandingkan dengan sikap orang-orang bodoh di atas, demi memuliakan idolanya, mereka lupa bahwa yang dihadapinya adalah seorang cucu dari manusia termulia yang berkat dia mereka mendapat hidayah, Nabi Muhammad saw.
Perlu disadari juga bahwa situasi yang hangat saat ini tidak hitam putih seperti kisah diatas, maka sangat disayangkan, terlebih jika dilakukan seorang yang mengaku santri, ikut-ikutan berkomentar dengan nada merendahkan seorang Habib, ikut-ikutan memplesetkan namanya, dan sikap-sikap tidak beradab lainnya. Lebih tragis lagi jika itu hanya demi membela idolanya yang kafir.
Sekian
Salam Damai Indonesiaku

NASIHAT HABIB UMAR BIN HAFIDZ TENTANG DEMO DAN MEMILIH PEMIMPIN

TERJEMAH RESMI NASIHAT HABIB UMAR BIN HAFIDZ TENTANG DEMO DAN MEMILIH PEMIMPIN

وجدنا تساؤلات عند كثير من أهل أندونسيا هل نخرج في مظاهرة أو لا نخرج؟
"Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia, “Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak?”
والأصل أن كل ما لم يدخل تحت نهي الشرع ولم يخالف القانون القائم من خروج ومن عدم خروج يجب أن ينضبط الكل بضوابط الشرع المصون وبما يستند إلى النظام القائم في البلد بحيث لا يؤدي ذا ولا ذا لاختراق صفوف المسلمين و التحريش بينهم.
“Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, -dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak- pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam.“
فكل ما كفله قانون البلد من حرية الناس عن تعبيرهم فليُعَبَّر عن ذلك بالطريقة السِلْمية التي لا تؤدي إلى هلاك البلد و فساده
“Dalam masalah ini, apapun yang telah dijamin oleh undang-undang negara terkait kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan di negeri itu.”
فيجب أن يتفق المسلمون على وجوب تعظيم شعائر الله وآيات الله وهم في دينٍ علَّمهم أن لا يسبُّوا أصنام الكفار حتى لا يسب الكفارُ الإلهَ الحق
“Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayatNya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yang mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.”
ولا يجوز لمن خرج في مظاهرات أن يعتدي على أحد صغيرا كان أو كبيرا أو يُهدّم شيئا ليس له تهديمه كما لا يجوز أن يسب من لم يخرج، ومن لم يخرج لا يجوز له أن يسب الذي خرج. ولْيعلم أنه متفق معهم في الأصل. وهذا التفكير كيف يعبرون؟ لهم فيه نظرات واجتهادات
“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi. Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi. Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip dan landasan yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.”
كما أنه لا حق في حكومة تَكْفَل حريات الناس أن تضربهم بغير حق أو أن تعتدي عليهم فلا حق لهم كذلك أن يعتدوا على بعضهم البعض ولا على الحكومة (ان الله لا يحب المعتدين) (ولا عدوان إلا على الظالمين)
“Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan tanpa alasan yang benar. Atau menyakiti orang yang berdemonstrasi tersebut. Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti diantara mereka. Ataupun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Allah Swt. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas: QS. al-Baqarah ayat 19), (Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang yang dzalim: QS. al-Baqarah ayat 193).
ونقول للذي خرج ثم تسبب في إظهار البغضاء والشحناء وسب أحدا من الذين لم يخرجوا واتهمهم في دينهم على غير بينة، ليتك لم تخرج وحفظت المسلمين من هذا الشر الذي تسببت فيه
“Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam, serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan keburukan dan penistaan."
ونقول لمن لم يخرج ثم أخذ يسب الخارجين وتسبب في فرقة وشتات أو مضاربة، ليتك خرجت ولم تَسُبَّ أحدا ولم تُسَبِّب هذه المشكلة
“Kami sampaikan kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi apabila mereka mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran (diantara kaum Muslimin), maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tanpa mencaci orang lain dan tidak menimbulkan dampak buruk.”
ونقول لمن خرج ومضى في طريق السلم ولم يبعث شقاقا ولا اعتداءا لك اجتهادك و نيتك أمرها إلى الله تبارك و تعالى
"Dan kami sampaikan kepada mereka yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai serta tidak menimbulkan permusuhan dan penistaan, “Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah Swt.”
ونقول للذي لم يخرج ولم يتسبب في سب ولا شتم ولا إحداث شق بين المسلمين أصبتَ وأنت أقرب إلى السلامة فلا تترك حسن الدعاء والتضرع في صلاح البلاد والعباد وإذا جاء دورك في انتخاب أو غيره فاحذر أن تنتخب إلا من يتقي الله وإن صوتك أمانة
"Kami sampaikan pula kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan tidak menjadi sebab timbulnya cacian, celaan dan perpecahan antara umat Muslim, “Perbuatanmu sudah benar dan engkau lebih dekat dengan keselamatan. Jangan lupa berdoa dengan penuh harap dan bersimpuh di hadapan Allah memohon kebaikan bagi umat dan negeri ini." Dan apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah Swt. Sebab hak pilihmu adalah amanat."
فإن بدا لك في المرشحين من تعلم أنه يتقي الله تبارك وتعالى فدونك وهو. وإن التبس الأمر عليك فارجع إلى من تثق به من أهل علم الخشية والخوف من الله الذين لا غرض لهم في الدنيا لتنظر أهون الشرين أو من هو أقرب
إلى مصلحة الناس فإن التبس الأمر عليك فاعتزل الكل.
هذا الذي فهمناه من هدي هذا المصطفى وهدي الصحابة والتابعين
“Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia. Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, yang tidak memiliki sedikitpun kepentingan duniawi, agar ia bisa menunjukkan kepada kalian mana perkara yang lebih ringan di antara dua hal yang buruk tersebut, atau siapa yang lebih bermanfaat untuk kepentingan manusia. Namun jika masih samar bagimu hal itu maka tinggalkanlah semuanya. Inilah yang kami pahami dari ajaran Rasulullah, sahabat dan para tabi’in."
ولا ينتظر منا أحد من الحكومات ولا من الأحزاب ولا غيرهم من بقية الشعب أن ندعو إليهم فإن علينا العهد أن لا ندعو إلا إلى الله.
“Dan kepada pemerintah, partai maupun rakyat manapun, janganlah kalian
menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Karena kami telah memiliki komitmen untuk tidak mengajak manusia kecuali kepada Allah semata."
ونخاف أن يسود الوجه إذا خرجت كلمة نريد بها رضاء حكومة أو أحزاب أو شعب دون رضى الرب جل جلاله نخاف أن يسود بها الوجه يوم القيامة.
“Kami takut bahwa wajah kami akan dihitamkan apabila keluar ucapan dari kami yang bertujuan untuk mencari ridha pemerintah, partai atau golongan manapun dan bukan ridha Allah. Sekali lagi, kami takut akan dihitamkan wajah kami kelak di hari kiamat.”
وهذا سبيل قدوتنا ونبينا {قل هذه سبيلي أدعو إلى الله}. فندعو إلى الله جميع الأحزاب والحكومات والشعوب. بل نقول للموجودين من غير المسلمين، حكموا العقل والفطرة ولا يؤثِر أحدكم مصلحة شخص على مصلحة عموم البلاد. فإنه إذا تصرف هكذا في وقت فلا بد أن يأتيه وقت ينقلب الأمر عليه وينعكس الحال فمهما رغبت في الدنيا وطمعت في كسبها فلا تجعلها سببا لإيذاء الآخرين وإيقاع الضر بالعموم.
"Dan inilah jalan panutan kami, Nabi kami Muhammad Saw. (Katakanlah inilah jalanku, aku mengajak manusia kepada Allah: QS. Yusuf ayat 108). Kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah. Bahkan kami sampaikan kepada orang-orang yang non-Muslim: "Gunakan akal dan fitrah kalian, dan janganlah kalian mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Karena sesungguhnya bila kamu bertindak demikian maka akan datang suatu masa dimana keadaan akan berbalik. Dan kondisi akan terbalik. Seandainyapun kamu sangat menginginkan dunia, dan tamak dalam meraihnya, maka jangan sampai menyebabkan orang lain tersakiti dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat banyak.”
ونقول أنت عائش في بلد الأغلبية فيه مسلمون من قرون ولك الشرف أن تعيش بين المسلمين عقلت أو لم تعقل فراجع نفسك في الحساب.
وأما إذا أردت مغالبة الكثرة وذلة أهل الإيمان بالله فلا بد أن يذلك الذي آمنوا به في الدنيا قبل الآخرة.
“Kami sampaikan bahwasannya kalian (non-Muslim) hidup di negeri yang mayoritas Muslim semenjak berabad lalu. Dan ini adalah suatu kehormatan bagi kalian hidup di antara mereka, baik kalian sadari maupun tidak. Maka hendaklah kalian melakukan introspeksi diri. Dan apabila kalian orang-orang kafir berusaha mengalahkan yang mayoritas, yaitu Islam, dan merendahkan orang-orang yang beriman, maka kalian pasti akan dihinakan oleh Allah di dunia ini sebelum di akhirat.”
وهذه مهمة أهل الدين أن يدعو الكل إلى رب العالمين. وليس العلماء بضائع تشترى بقليل ولا كثير.
"Dan ini adalah tugas tokoh agama untuk mengajak semua kalangan kepada Allah semata, dan ulama bukanlah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harga murah ataupun mahal."
وجاء بعض السلاطين تائبا من سلطنته إلى الإمام الحسين ابن الشيخ أبي بكر بن سالم يقول ضع من تشاء في السلطنة وأنا تبت إلى الله لأغنم باقي عمري. فقال لو كانت السلطنة والإمارة وسلطة الدنيا تصلح للدواب ما ارتضيتها لدابَّتي.
"Dahulu sebagian pejabat pemerintahan datang kepada Imam Husain Bin Syaikh Abi Bakar bin Salim dalam keadaan bertaubat seraya berkata: "Angkatlah siapapun orang yang engkau inginkan untuk memegang jabatan ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah agar aku mendapatkan anugerah dalam sisa umurku." Beliau menjawab: "Apabila pemerintahan dan jabatan di dunia layak untuk diemban oleh hewan, niscaya aku tidak ridha diemban oleh hewan yang aku miliki."
من حمل خلافة الوحي وخلافة نور النبوة أيغترُّ بهذا الحكم الظاهري؟
فاغنموا بركة المجلس ووجهة قلوبكم إلى من جمعكم حتى لا ينصرف أحدكم إلا وهو يريد وجهه.
“Apakah manusia pengemban amanah wahyu dan amanah cahaya kenabian akan tertipu oleh jabatan duniawi semacam ini? Maka manfaatkanlah oleh kalian keberkahan majelis ini dan tujukkanlah hati kalian kepada Dzat yang telah mengumpulkan kalian, sehingga tidaklah seseorang dari kalian pulang kecuali hanya mengharapkan ridha Allah Swt.”
توجهنا إليك متذللين بين يديك جنب إندونسيا وأهلها الفتن والبلايا واجعل النصر فيها للحق والهدى وسنة المصطفى وانشر بأهلها الدين في مشارق الأرض ومغاربها وادفع عنا شر أهل الهوى واجعل هوانا تبعا لما جاء به نبيك.
“Dan kami menghadap kepadaMu, Ya Allah, dalam keadaan merendahkan diri kami untuk urusan negeri Indonesia ini dan penduduknya, dari fitnah-fitnah dan musibah. Berikanlah kepada mereka kemenangan dalam menjunjung kebenaran, petunjuk dan sunnah Rasulullah Saw. dan sebarkanlah agama Islam kepada semua penduduk negeri baik di timur maupun di barat, dan jauhkanlah kami dari keburukan orang-orang yang penuh hawa nafsu. Jadikan hawa nafsu kami mengikuti apa yang dibawa oleh NabiMu.”
ومن أراد أن ينقل كلامنا في هذا الموضوع فلينقله بكامله. فإن أهل الهوى يلعبون بكلام العلماء وبكلام الله ويحذفون هذا ويأتون بهذا. ليصوروهم بالصورة التي يريدونها في تحقيق أغراضهم.
“Barangsiapa yang ingin menukil (mengutip) pernyataan kami tentang hal ini, hendaknya ia menukilnya dengan lengkap. Sebab orang-orang yang dikuasai hawa nafsu senantiasa memelintir ucapan para ulama -bahkan (memelintir) firman Allah- dengan menghapus sebagian dan menambah sebagian yang lain. Tidak lain untuk menciptakan gambaran sesuai keinginan mereka demi mewujudkan tujuan mereka.”
ونقول للجميع لا تنتظروا منا أن ندعو إليكم ولكن انتظروا منا أن ندعوكم إلى الله وندعوا الله لكم وكلنا عبيده فقراء إليه وإليه مرجعنا
(إن الينا إيابهم ثم إن علينا حسابهم)
“Kami sampaikan kepada semua, janganlah menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Akan tetapi, nantikanlah kami untuk mengajak kalian semua kepada Allah. Dan kami mendoakan kalian semua. Kita semua adalah hamba Allah, sangat butuh kepadaNya, dan hanya kepada Allah kita kembali. (Sesungguhnya hanya kepada Kami mereka kembali, kemudian Kami yang akan menghisab mereka: QS. al-Ghasyiyah ayat 26).
_______________________________
Diterjemahkan dan diedarkan resmi oleh Majelis Al-Wafa' bi 'Ahdillah

*WAWANCARA KH. MAIMUN ZUBAIR SARANG*

*RESUME WAWANCARA KH. MAIMUN ZUBAIR SARANG*
(Majalah Aula, Edisi November 2016)

1. Nasab ada 2; keilmuan dan keturunan. Segala pengetahuan maka itu adalah keilmuan. Ukuran keilmuan adalah kembalinya kepada Alquran yg utama.
2. Masa sekarang, tidak lagi memikirkan hadist atau bukan. Agama itu rasio. Ada dalil aqli dan naqli. Selama dalil aqli tidak bertentangan dg naqli maka bisa dijadikan hukum.
3. Sanad keilmuan itu penting. Karena itu pokok dan menjadi syarat bahwa ilmu itu benar2 berasal dari Nabi Muhammad, Sang sumber ilmu.
4. Zaman sekarang, banyak orang paham Alquran dr terjemah. Malah terkadang hafal Alquran tdk tahu artinya. Dulu, orang hafal Alquran pasti alim, tp sekarang yang hafal Alquran umumnya justru malah perempuan. Kita harus hati2. Jangan berkiblat pada terjemah Alquran atau kitab, apalagi internet.
5. Ini akhir zaman, orang islam pinter2 karena pakai huruf latin atau terjemahan. Jarang sekali ada skripsi pakai Bahasa Arab. Jadi, yg baru harus kita terima, tp yg dulu harus kita pertahankan. Itu sudah qodho' Allah.
6. Sekarang, tdk ada negara khilafah. Semua negara nasional. Dulu, orang haji semua pakai bendera islam. Tp sekarang, semua pakai bendera nasional masing2.
7. Kita harus junjung tinggi bangsa ini. Nabi sendiri menjunjung tinggi Bangsa Arab, karena nabi orang Arab. Sehingga arab menjadi penguasa dan panutan bagi bangsa2 lain.
8. Syiir syubbanul wathon itu karya Mbah Wahab Hasbulloh. Saya dapatkan dr abah saya, abah saya dr Mbah Wahab. Lau pertama kali saya berikan kepada Nusron, ketua GP Anshor saat itu. Karena segala perubahan itu berawal dr anak muda. Indonesia merdeka karena semangat pemuda pada 28 Oktober.
9. Selisih itu bawaan manusia. Kalau ingin maju, buat bersatu namun tetap boleh beda. Itulah konsep Bhinneka Tunggal Ika. Kalau hanya islam tdk akan mampu mempersatukan Indonesia. Nasional harus kita samakan dg keislaman. Sehingga beda tapi sama, sama tapi beda.
10. Semua agama menunjukkan kebaikan. Sebab agama itu punya 4 titik kesamaan;
Pertama, menjaga jiwa
Kedua, menjunjung akal
Ketiga, melestarikan keturunan
Keempat, menjaga bahwa manusia adalah ciptaan Allah yg paling mulia.
11. Ahok sudah minta maaf. Kita minta seluruh umat islam utk tenang dan meredam amarah. Jangan dibesar-besarkan. Jika bisa diredam maka persatuan juga bisa dijaga. Jika umat islam Jakarta memang tak mau memilihnya karena faktor agama ya jangan dibesar-besarkan sehinggu memicu isu SARA.

Sunday, October 30, 2016

Catatan Ibunda Imam Syafií

para ibu2 inginkah seperti ibunda imam syafi'i????
kirim puteramu ke pesantren menuntut ilmu pada ulama.
Belajar dari Ibunda Imam Syafi'i
Nak pergilah menuntut ilmu untuk jihad di jalan AllahTa'ala,
Kelak kita bertemu di akhirat saja .... "
Perintah Ibunda Imam Syafi'i kepada Imam Syafi'i
sebelum rihlah ( perjalanan menuntut ilmu).
Kemudian, Imam Syafi'i berangkat dari Makkah ke Madinah
belajar dengan Imam Malik,
kemudian ke Iraq.
Di Iraq Imam syafi'i BUKAN HANYA 1 atau 2 tahun,
karena beliau tidak berani pulang ke rumah,
karena ketika beliau ingin pulang beliau teringat pesan ibunda beliau tersebut
( " Kelak kita bertemu di akhirat saja...")
sehingga sebelum ada Izin dari Ibunya beliau tidak berani pulang ke rumah.
Di Iraq beliau menjadi orang besar, Ulama' dan Alim.
Suatu ketika ada halaqoh besar di Masjidil harom,
Ada seorang Ulama besar dari Iraq dalam perkataanya sering menyebut "Muhammad Bin Idris Asy-syafi'i berkata begini begini ...".
Kemudian Ibunya Imam Syafi'i bertanya
" Ya Sayikh, Siapakah Muhammad bin Idris Asy-syafi'i itu ? "

Kemudian Syaikh tersebut menjawab dengan bangganya,
"Dia adalah guruku, seorang yang 'Alim, Cerdas, Sholeh yang berada di Iraq. Asalnya dari Mekkah sini... "
Kemudian Ibu Imam Syafi'i berkata
"Ketahuilah Syaikh, Muhammad Bin Idris Asy-syafii itu adalah Anak-ku.... "
Syaikh itu-pun kaget dan tercengang
" Subhaanallaah, wahai ibu, Benarkah hal itu ?"
"Ya, benar.
Dia adalah ANAK-KU..." Jawab ibu imam syafi'i.
Rombongan dari Iraq itupun seketika menunduk,
sebagai tanda hormat kepada Ibu Imam Syafi'i.
Kemudian Syaikh tersebut berkata
"Wahai ibu,
Sepulang dari haji ini kita akan kembali ke Iraq.
Apa pesanmu kepada Imam Syafi'i ? "
Kemudian Ibunda Imam Syafi'i berkata
" Pesanku kepada Syafi'i " Sekarang,
Jikalau dia sekarang ingin pulang, aku mengizininya untuk pulang...."
Kemudian, Sepulang dari haji, Syaikh beserta rombongan Iraq itupun menyampaikan pesan tersebut kepada Imam Syafi'i bahwasanya
"Ibundanya, mengizinkan beliau untuk pulang ke rumah....",
mendengar hal tersebut, mata beliaupun terharu dan merasa bahagia.
Ini artinya Imam Syafi'i masih berkesempatan bertemu dengan
sang Ibunda di dunia ini,
walaupun sebelumnya ibundanya berkata "kita bertemu di akhirat saja....".
Imam Syafi'i tidak mengulur-ngulur waktu,
beliaupun berkemas kemas ingin sesegera mungkin
bertemu sang Ibunda di makkah.
Sebelumnya Imam Syafi'i berpamitan kepada warga Iraq setempat.
Karena ke'Aliman dan kemasyhuran beliau di Iraq.
Masyarakat yang mencintai dan mengagumi beliau, merasa bersimpati kepada Imam Syafi'i dengan memberi apa yang mereka punya dari kekayaan mereka , ada yang memberi Unta, Dinar,dll sekedar bekal belaka.
Walhasil, Imam Syafi'i pun pulang dengan membawa puluhan unta
dan di kawal oleh beberapa santri beliau.
Sesampai di perbatasan kota Mekkah, Imam Syafi'i mengutus seorang
santrinya agar mengabarkan kepada Ibundanya bahwa saat ini beliau
sudah di perbatasan kota mekkah.
(Hal seperti ini termasuk sunnah, yakni mengabarkan rumah ketika
seseorang mau pulang supaya pihak rumah mempersiapkan sesuatu,
bukan membuat malah kejutan)
Kemudian, Santri Imam Syafi'i-pun mengetuk pintu rumah.
"Siapa itu ?" Tanya Ibunda Imam Syafi'i.
"Saya adalah santri Imam syafi'i yang di utus beliau agar mengabarkan
kepada anda, bahwa Imam Syafi'i sekarang sudah berada
di perbatasan kota Mekkah" Jawab santri Imam Syafi'i.
Lalu Ibunda Imam Syafi'i berkata
" Syafi'i Membawa apa ? ..."
Dengan Bangga Santri Imam Syafi'i menjawab "
Imam Syafi'i pulang dengan membawa puluhan unta dan harta lainya..."
Mendengar penuturan santri Imam Syafi'i yang polos itu,
Ibunda Imam Syafi'i menutup pintunya sambil berkata
" AKu menyuruh Syafi'i ke Iraq bukan untuk mencari dunia....!!!
Beritahu kepada Syafi'i bahwa dia tidak boleh pulang ke rumah....!! "
Menuruti perintah ibunda Imam Syafi'i, santri Imam Syafi'ipun gemetar
dan berkata kepada Imam Syafi'i
"Wahai Imam, Ibunda anda marah ?
dan menyuruh anda untuk tidak boleh pulang ke tumah."
Lalu Imam Syafi'i berkata
" mengapa bisa demikian ?"
Santrinya pun menjawab
" Wahai Imam, Sesungguhnya ibunda anda bertanya ?
Syafi'i membawa apa ?
kemudian aku berkata bahwa
" Imam Syafi'i Syafi'i membawa puluhan unta dan kekayaan lainnya...."
"Sungguh kesalahan besar dirimu,
jika engkau menganggap Ibundaku akan bahagia dengan harta yang ku bawa ini. Baiklah, sekarang kumpulkan orang Mekkah dan bagikan semua unta dan kekayaan lainya pada penduduk mekkah, dan sisakan kitab-ku,
setelah itu khabarkan lagi kepada Ibuku.... " Ujar Imam Syafi'i kepada santrinya.
Santri Imam Syafi'i itupun menurut apa yang diperintahkan oleh gurunya,
lantas ia kembali ke rumah Imam Syafi'iuntuk menemui ibunda beliau.
Sesampai di depan rumah ia mengetuk pintu,
dan terdengarlah dari dalam rumah "Siapa ?"
" Saya adalah Murid Imam Syafi'i yang kemarin dan ingin mengabarkan
kepada anda, bahwa Imam Syafi'i telah membagikan semua untanya
dan harta yang lainnya, yang beliau bawa hanya KITAB dan ILMU...."
Jawab santri Imam Syafi'i.
"Alhamdulillah,
Baiklah sekarang khabarkan kepada Syafi'i bahwa dia boleh pulang
ke rumah dan dia aku tunggu ..."
Mendegar khabar itu Imam Syafi'i bahagia dan terharu dengan khabar tersebut, seraya mencium ibundanya yang telah lama tidak bertemu.
Mudah mudahan menjadi inspirasi buat kita semua.
Jazaakumullaahu Khairan.....
Catatan :
Nama ibunda imam Syafi'i :
Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah.
Nasab ke suku Al-Azd di Yaman, seperti dikuatkan oleh Al-Baihaqi.