Monday, February 13, 2017

Rahasia BASMALAH



Asrār | Rahasia BASMALAH
Perlu saya dan penjenengan ketahui, wahai sahabat-sahabatku yang aku cintai dan dirahmati Allah. “BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM” memiliki asrar yang luar biasa, memiliki rumus yang rumit dan tiada yang mengetahui kecuali dengan hidayah Allah. dengan-nya sedikitpun tiada terbakar dan terlumat kobaran api neraka, serta dibukanya pintu-pintu kebaikan, keberkahan, ketulusan dan tercapainya hakikat keabadian.
Dengannya, bersabda sayyidul anbiya’ wal iamamul mursalin, nabiyuna Muhammd SAW. dengan lisan yang ḣāl, dari sahabat pilihan, seperti Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu wa ardlah.
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أجذم، وفي رواية فهو أقطع، وفي رواية فهو أبتر، معناه قليل البركة ولا يبارك فيه.
“segala perkara, yang memiliki kebaikan, yang tiada diawali didalamnya dengan BASMALAH, maka perkara itu ajdzam. dalam riwayatlain dengan lafal ‘abtar’ dan ‘aqtha’’, keduanya memiliki padanan makna yang sama, yaitu sedikit keberkahan dan tiada menambah keberkahan”
Dalam riwayat yang menggebirakan sekaligus menakjubkan, bahwa kitab-kitab yang diturunkan Allah dari langit kebumi sebanyak 104kitab; 60suḣuf kepada Nabi Tsits, 30suḣuf kepada Nabi Ibrahim, 10suḣuf kepada Nabi Musa sebelum Taurat, kemudian kitab Taurat itu sendiri, Injil, Zabur dan al-Furqān yaitu al-Qur’an ‘ala nabiyyinā Muhammad SAW. al-Furqan, maknanya seluruh kitab terkumpul didalamnya, dan makna al-Qur’an terkumpul dalam Surah al-Fatihah, dan makna al-Fatihah terkumpul dalam huruf [ba’]-nya’, dan makna [ba’] adalah [bī kānā mā kānā wa bī yakūn mā yakūn] maknanya; dengan-KU segala sesuatu ada dan dengan-KU menjadi ada perkara yang ada.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM dalam riwayat yang menakjubkan, ketika turun ini ‘arsy bergetar, seraya berkata Malaikat Zabaniyah “tidak akan masuk neraka orang yang membaca-nya” jumlah hurufnya (dalam arab) 19huruf, sebagaimana jumlah lapisan jahannam.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM sahabat pilihan, seperti Jabir Radliyallahu ‘anhu wa ardlah meriwayatkan, ketika turun ini “mendung bertautan ke-arah timur, angin tenang dalam diam, samudara memanas, dan segala hewan melata tertegun, para setan dirajam dari langit, seraya bersumpah RABBUNA ‘IZZAH ‘siapa yang menyebutkan namaku pada yang sakit kecuali disembuhkan dan tiada tiada basmalah kecuali keberkahan”.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM sahabat terkasih Ibnu Mas’ud mengatakan “siapa yang menginginkan selamat dari neraka Zabaniyah yang memiliki 19tingkat maka alangkah baiknya membaca 19huruf (dalam arab) ini, siapa yang memperbanyak berdzikir dengannya dianugrahkan haibah kewibawaan yang tinggi, dengannya Nabi Sulaiman ‘alaihis salam memperoleh pertolongan, dan siapa yang menuliskannya pada kertas sebanyak seratus kali maka dianugrahkan kepada haibah kebesaran didalam hatinya.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM dan darinya semoga meredam segala keburukan syaithaniyah, tersingkir segala bala’, hingga aku dan panjenengan semua dipertemukan kembali dengan saling berTAJUBan akan ‘rahasia basmalah’. Wassalam..

#Ngaji_Tasawuf

Hatimu keras dan sulit utk menerima nasehat ?
itu ada sebabnya, diantara yg bisa menjadikan kerasnya hati adalah :
1. Banyak bicara selain dzikir kpd Allah .
Nabi Isa alaihi salaam pernah berkata :
" janganlah kalian memperbanyak bicara selain dzikir kpd Allah, maka menjadi keras hati kalian. hati yg keras jauh dari Allah tetapi kalian tdk menegtahuinya "
Sebagian sahabat berkata :
" jika kau merasa hatimu keras, badanmu malas dan rizkimu tidak lancar maka ketahuilah bahwa kau telah berbicara yg tidak ada gunanya."
2. Sebagian ulama' berkata :
" hati yg keras sebab 4 hal :
a. perut yg penuh.
b. bergaul dengan teman yg buruk.
c. lupa thd dosa2 yg telah lalu.
d. panjang angan2.
Sedangkan hal2 yg bisa melembutkan hati yg keras diantaranya :
1. Mengusap kepala anak yatim dan memberi makan kpdnya .
Ada seseorang yg mendatangi Nabi shollallohu alaihi wasallam kemudian mengadukan kpd Nabi kerasnya hati, maka Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata kpdnya :
" jika kau ingin melembutkan hatimu maka usaplah kepala anak yatim dan beri ia makan ."
2. Ummu Darda' rodhliyallohu anha pernah berkata :
" kerasnya hati adalah penyakit yg berat, utk menyembuhkannya bisa dengan :
a. mengunjungi orang yg sakit.
b. mengantarkan jenazah.
c. ziarah kubur.
wallohu a'lam.
~Tambihul Ghofiliin~

Thursday, February 2, 2017

Kisah BUGHATS / BURUNG GAGAK




Kisah BUGHATS / BURUNG GAGAK

Seorang ulama bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙَ
َ
Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.

Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?
"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats".
Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
ﻣﺎﺷﺎﺀﺍلله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah, Ar Razzaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.
... ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﺴَﻤْﻨَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻣَّﻌِﻴﺸَﺘَﻬُﻢْ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺤَﻴٰﻮﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)
Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."
Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman tidak mengindahkan halal haramnya rezeki dan cara memperolehnya.
ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍَﻛْﻔِﻨِﻲْ ﺑِﺤَﻠَﺎﻟِﻚَ ﻋَﻦْ ﺣَﺮَﺍﻣِﻚَ، ﻭَﺃَﻏْﻨِﻨِﻲْ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﻋَﻤَّﻦْ ﺳِﻮَﺍﻙَ .
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahu wa ta'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nikmat.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini
Amin

Murid dan Guru

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan :

ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ
” Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu “.(al Manhaj as Sawiy : 217)

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, ” Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku “. (Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)
Beliau pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya :
ﻋﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﻤﺤﻮﻩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﻘﻮﻕ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﺤﻮﻩ ﺷﻲﺀ ﺍﻟﺒﺘﺔ
” Durhaka kepada orang tua dosanya bisa dihapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya “.
Habib Abdullah Al Haddad mengatakan ” Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali “. (Adaab Suluk al Murid : 54)
Seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba tiba Nabi Khidir mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata, ” Tidakkah kau mengenalku ?. Murid itu menjawab, ” ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir “.
Nabi Khidhir, ” kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?”.
Murid itu menjawab, ” Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu “. (Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?

Kenapa hadits yang diriwayatkan ahlu al-Bait (keturunan Rasulullah ﷺ) sedikit dalam kutub as-sittah?
Syekh Yusri hafizhahullah menjawab:
"Banyak yang tidak tau bahwa pada tiga abad pertama, masa dikumpulkan hadits di kutub sittah itu, pada masa kekuasaan Umawi lalu awal Abbasi.. ahlu al-bait saat itu diburu oleh para penguasa, dibunuh saat ditemukan.. karena para penguasa takut umat Islam berkumpul mendukung ahli al-bait & menyayingi mereka dalam kekuasaan... Lihat saja bagaimana Sayyiduna al-Husain dibunuh.. padahal beliau sudah berkata: "Biarkan aku, menyembah Allah di mana pun kamu mau" tapi pilihan hanya membai`at Yaziz atau dibunuh... beliaupun dibunuh.
Pemburuan ahlu al-bait, terutama para ulama berlangsung sampai sekitar 750 tahun.. mereka bahkan dilarang untuk ikut shalat jum`at.. supaya tidak ada yang mengikuti mereka.. mereka terkurung dalam rumah supaya tidak ada yang mengenal mereka... bahkan orang yang mengenal salah satu dari mereka pun ikut diburu.. ditangkap, dipenjara, diadzab & dibunuh.
Jadi, para ulama yang mengumpulkan hadits tersebut, demi memperoleh kebebasan bergerak dari satu tempat ke tempat lain & tidak diganggu para penguasa; maka mereka menghindari periwayatan hadits dari ahli al-bait.. agar tidak dilarang & diletakkan dalam penjara.. makanya kamu tidak menemukan banyak hadits yang diriwayatkan mereka.. bukan karena mereka tidak ada.
Pada masa pemerintahan Turki; ahlu al-Bait kembali muncul dari Maghrib & negeri-negeri lain.. hidup & menetap, dan menyebarkan ilmu-ilmu sunnah.
Makanya, kita menemukan dalam 700 tahun ini para periwayat hadits adalah asyraaf (para keturunan Nabi ﷺ) dari asyraaf... lalu sebelumnya bukan ahli al-bait atau tidak bernisbah pada ahli al-bait.
Dalam masa Turki, penguasa membiarkan ahli al-bait hidup dalam kebebasan.
Jadi, al-Imam al-Bukhari (dll) tidak dicela karena hal itu.
Ku kasih contoh bagaimana Imam an-Nasai meninggal:
Ketika beliau pergi ke Syam; beliau menemui warga yang fanatik pada Mu`awiyah dan membenci Ali.. Mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits"..
Beliau pun mengadakan majlis-majlis hadits di Syam, membacakan pada mereka keutamaan-keutaman Sayyidina Ali dalam buku yang berjudul "Khashaaish Ali"..
Ketika selesai, setelah beberapa hari, mereka mengatakan: "Riwayatkan pada kami hadits-hadits tentang Mu`awiyah".. Imam an-Nasaai berkata: "Tidak ada yang ku dapati kecuali hadits: "Allah tidak Mengenyangkan perutnya".. hadirin pun mulai memukuli beliau, padal beliau sudah lanjut usia, di atas 80 tahun.
Pada saait itu, ada qafilah yang berangkat haji.. al-Imam an-Nasaai pun ikut pergi dalam keadaan sakit.. sampai di sana.. beliau meninggal & dikuburkan antara Safa & Marwah.
Begitulah... bayangkan.. seorang imam yang hanya bicara tentang keutaman salah satu ahli al-bait.. bagaimana yang menimpa beliau.. balasannya adalah maut.
Jadi, setiap masa ada keadaan tententu.. Sebelum kamu menghukumi seseorang; kamu perlu melihat dulu keadaan di masa orang itu berada.
Contoh lain adalah Imam Ali ar-Ridha yang tidak pernah keluar dari rumah. Yang pergi berdakwah adalah Sayyidina Ma`ruuf al-Karkhi, padahal tuannya tidak keluar.
#Ngaji_sufi
Diriwayatkan dari sebagian ahli ibadah -semoga Allah meridhoinya- sesungguhnya dia berkata :
" ketika aku sedang berada dalam perjalanan dalam keadaan puasa, kulihat ada sebuah sungai kemudin aku mandi daidalamnya. tiba2 ada buah safarjal mengambang di air, ku ambil buah tsb utk berbuka puasa.
ketika aku telah berbuka dengan buah tersebut aku menjadi menyesal karena telah berbuka dengan sesauatu yg bukan milikku .
pagi harinya aku menyusuri asal buah tsb dan sampai pada sebuah kebun.
ku ketuk pintu kebun yg sungai keluar dari situ, kemudian keluarlah orang yg sudah tua,
aku berkata : " wahai syeh..dari kebunmu ini, kemaren ada buah safarjal yg keluar kemudian kuambil dan kumakan. sekarang aku sudah menyesal atas hal tsb, semoga engkau menghalakannya. "

kemudian orang tua tsb berkata :
" aku ini hanyalah seorang pekerja, aku disini sudah 40 tahun berlum pernah merasakan buah yg ada disini sama sekali, aku bukanlah pemilik kebun ini ."
aku berkata : " yg punya siapa ?"
" yg punya adalah dua bersaudara yg ada di daerah fulani " jawabnya.
kemudian aku mendatangi tempat itu dan kutemukan salah satu pemiliknya,
kuceritakan kisahku kemudian dia berkata :
" sebagian kebun adalah milikku dan engkau telah halal dari bagianku dalam masalah buah safarjal tsb."
aku berkata : " dimanakah saudaramu ?"
" dia berada di tempat sana "
kemudian aku mendatanginya dan kuceritakan kisahnya.
dia berkata kepadaku :
" demi Allah, tiadak akan kujadikan halal untukmu kecuali dengan syarat "
aku berkata : " apa syaratnya ?"
" aku nikahkan kamu dengan putriku dan kamu kuberi uang 100 dinar ." jawabnya.
kemudian ahli ibadah tsb berkata :
" celakalah engkau, aku tdk membutuhkan hal itu, apakah kau tdk melihat apa yg terjadi kpdku sebab buah safarjalmu ?
halalkanlah bagiku ."
dia berkata : " demi Allah, itu tdk akan kulakukan kecuali dengan syarat yg telah kusebut ."
ketika sang ahli ibadah melihat kesungguhan dari pemilik buah maka dia menurut dan berkata : " lakukanlah syaratmu "
kemudian pemilik buah safarjal memberikan uang kepada ahli ibadah tsb sebanyak 100 dinar, kemudian dia berkata :
" berikan kepadaku sebagian dari dinar itu sesukamu sebagai mahar utk putriku "
kemudian ahli ibadah memberikan semua uangnya kepadanya.
" jangan semua, berikan sebagian saja " kata pemilik buah safarjal.
kemudian mereka menikah, dan orang2 banyak yg mencela si pemilik buah atas hal itu, mereka berkata :
" banyak pejabat dan orang2 besar yg melamar putrimu dan engkau tdk memberikannya kepada mereka, bagaimana bisa kau berikan putrimu kepada orang fakir yg tdk punya harta sama sekali ?"
dia berkata :
" wahai kaum...sesungguhnya aku hanya menyukai orang yg wira'i dan bagus agamanya, dan sesunguhnya lelaki ini adalah salah seorang hamba Allah yg sholeh. "
semoga Allah meridhoi mereka semuanya.
wallohu a'lam.
~Bahrud Dumu'~

Abdul Ghofur Maimoen

Abdul Ghofur Maimoen

Sejumlah literatur yang akrab di pesantren banyak mengajarkan kita mengenai tata-ungguh kepada para guru dan keluarga Rasul SAW. Salah satunya dipesankan melalui kisah berikut ini:
Zaid bin Tsabit—pencatat resmi wahyu Al-Quran, salah satu pimpinan Ulama di Madinah, dan ketua panitia penulisan Al-Quran—bermaksud menaiki hewan kendaraan. Ibnu Abbas ingin membantunya, lalu memegangi sanggurdinya. Zaid melarangnya, namun Ibnu Abbas menjawab:
“Demikianlah kita diperintahkan untuk bertakdzim kepada para ulama.”
“Tunjukkan tanganmu padaku .. ,” kata Zaid.
Ibnu Abbas memperlikatkan tangannya. Zaid pun menundukkan kepala dan mencium tangan Ibnu Abbas, lalu berkata:
“Demikianlah kita diperintahkan untuk menghormat kepada keluarga Rasulullah.”
Ibnu Abbas—sepupu Rasulullah dan ahli tafsir kesohor era sahabat—adalah murid aktif Zaid bin Tsabit. Jika ia bermaksud mengaji kepada gurunya tersebut, ia yang datang menghadap kepanya. Kata Ibnu Abbas:
“Ilmu didatangi, bukan didatangkan ..”