Abdul Ghofur Maimoen
Sejumlah literatur yang akrab di pesantren banyak mengajarkan kita
mengenai tata-ungguh kepada para guru dan keluarga Rasul SAW. Salah satunya dipesankan melalui kisah berikut ini:
Zaid bin Tsabit—pencatat resmi wahyu Al-Quran, salah satu pimpinan
Ulama di Madinah, dan ketua panitia penulisan Al-Quran—bermaksud menaiki
hewan kendaraan. Ibnu Abbas ingin membantunya, lalu memegangi
sanggurdinya. Zaid melarangnya, namun Ibnu Abbas menjawab:
“Demikianlah kita diperintahkan untuk bertakdzim kepada para ulama.”
“Tunjukkan tanganmu padaku .. ,” kata Zaid.
Ibnu Abbas memperlikatkan tangannya. Zaid pun menundukkan kepala dan mencium tangan Ibnu Abbas, lalu berkata:
“Demikianlah kita diperintahkan untuk menghormat kepada keluarga Rasulullah.”
Ibnu Abbas—sepupu Rasulullah dan ahli tafsir kesohor era
sahabat—adalah murid aktif Zaid bin Tsabit. Jika ia bermaksud mengaji
kepada gurunya tersebut, ia yang datang menghadap kepanya. Kata Ibnu
Abbas:
“Ilmu didatangi, bukan didatangkan ..”
No comments:
Post a Comment