Tuesday, December 6, 2016

# AKHLAQ MULIA BAGINDA NABI TERHADAP ANAK KECIL #

# AKHLAQ MULIA BAGINDA NABI TERHADAP ANAK KECIL #

Sama seperti beliau, Habib Umar. Datuknya Rasulullah saw. pun sangat memanjakan dan menyayangi anak kecil termasuk cucu beliau, yaitu hasan dan husein. Diceritakan bahwa beliau sering kali ditemukan sedang bermain bersama dengan kedua cucunya tersebut. Dalam satu waktu kedua cucunya tersebut menaiki pundak baginda nabi, lalu baginda nabi berjalan dengan kedua tangannya. Tatkala melihat kejadian itu, para sahabat berkata kepada hasan husein bahwa sebaik-baiknya kendaraan adalah kendaraan yang sedang kalian naiki, kalian menaiki punggung hamba yang telah menaiki sidratul muntaha. Mendengar para sahabat berkata seperti itu, lantas baginda nabi membalas, bahwa sebaik-baiknya pengendara adalah mereka berdua.
Sayyidina anas pernah menuturkan, ketika baginda nabi sedang tidur, sayidina hasan naik ke dada mulia baginda nabi dan mengempol di dada beliau. Melihat kejadian itu, sayyidina anas lalu mengambil sayyidina hasan. Seketika baginda nabi pun terbangun dan menegur sayyidina anas,
"Apa yang kau lakukan ? Biarkan cucuku tetap berada diatas dadaku. Apakah kau tidak tau bahwa siapa saja yang menyakiti keturunanku maka sama saja menyakiti diriku"
Dalam shalatnya baginda nabi pernah mengerjakan sujud yang sangat panjang, sampai-sampai sahabat mengira bahwa baginda telah meninggal. Setelah akhirnya menyelesaikan shalatnya, baginda pun menjelaskan sebab kenapa beliau melakukan sujud sangat lama. Ternyata ketika sujud, cucu beliau husein menaiki pundak mulia beliau dan beliau tidak mau mengangkat sujudnya hingga husein sendiri yang turun dari pundak beliau.
Tak sedikit juga baginda nabi selalu memanjangkan bacaan dalam shalatnya, tetapi setiap dalam shalatnya baginda nabi ketika ada suara tangisan anak kecil, baginda pun selalu mempercepat shalat dan memendekkan bacaannya untuk dapat menghampiri anak tersebut dan lalu menenangkannya.

KEUTAMAAN SHOLAWAT FATIH


KEUTAMAAN SHOLAWAT FATIH

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammaddinil Fatihi Lima Ughliqo Wal Khotimi Lima Sabaqo,
Nashiril Haqqi Bil Haqqi Wal Hadi Ila Shirotikal Mustaqim Wa Ala Alihi Haqqo
Qodrihi Wa Miq Darihil Adzim.

Artinya: “ Ya Allah berikanlah shalawat kepada penghulu kami Nabi Muhammad yang
membuka apa yang tertutup dan yang menutupi apa-apa yang terdahulu, penolong kebenaran
dengan kebenaran yang memberi petunjuk ke arah jalan yang lurus. Dan kepada keluarganya,
sebenar-benar pengagungan padanya dan kedudukan yang agung ”.

Sholawat al-Fatih memiliki 8 martabat keutamaan, dibawah ini hanya keutamaan pada
martabat yang pertama saja, sedangkan yang lainnya dirahasiakan oleh Allah SWT,
diantaranya adalah :
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat.
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa (Besar Dan Kecil ).
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala ibadah semua mahluk di alam
semesta ini 6000x lipat.
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh
mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat.
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul
khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada
ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan mengganti kesalahan yang pernah ia
lakukan terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti tuntutannya di hari kiamat.
ini caranya :
FIDYAH DENGAN SHOLAWAT al-FATIH
Sayyid Muhammad Ibnul `Arooby ad-Dimroowy ra berkata : ”Sebagian dari yang telah
diajarkan oleh Syekh kami Syekh Ahmad bin Muhammad at-Tijany ra tatkala aku bertanya
kepada beliau tentang masalah gibah dan masalah lain yang serupa dengan itu seperti
mengambil hal milik orang. Maka beliaupun menjelaskan : Bacalah sholawat al-Fatih, lalu
ucapkanlah pernyataan ini : ( Ya Allah sholawat ini aku hadiahkan kepada setiap orang yang
bagiku dan bagi kedua orang tuaku ada semacam tanggungan, kezholiman, hak yang aku
langgar serta hutang piutang yang belum sempat aku tunaikan sejak aku lahir hingga aku mati,
yang akan ia tuntut aku pada hari kiamat dihadapan-Mu. Ya Allah, terimalah bacaan
sholawatku ini, dan sampaikanlah pahalanya kepada mereka, agar mereka mendapatkan
pahalanya sesuai dengan bagian mereka masing-masing)” ( Ghoyatul `Amaany. Syekh
Muhammad as-Sayyid at-Tijany hal 8 )
8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Membaca Shalawat Al Fatih 1x sama dengan mengkhatamkan Al Quran 6000 x lipat.
10. Membaca Shalawat Al Fatih 1x sama dengan membaca Dalail Al Khairat 6000x lipat.
11. Syekh Ahmad at-Tijany R.a berkata :”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat sulit di
terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi.
Seandainya ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum,
dan setiap kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh
Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap
hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat
al-Fatih 1x.
( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ie
at-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 ).

Monday, December 5, 2016

Maulidur Rosulullah SAW



Keutamaan membaca maulid(syiroh & qoshoid nabawi) di rumah atau masjid dan majlis mulia yg lain.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:
مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان.
وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.
“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yg di dalamnya dibacakan maulid Nabi SAW melainkan malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni tempat itu, dan Allah akan melimpahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada mereka.”
Adapun para malaikat yang dikelilingi dengan cahaya adalah malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, dan Izra’il as. Karena, sesungguhnya mereka memintakan ampunan kepada Allah swt untuk mereka yang menjadi sebab dibacakannya pembacaan maulid Nabi saw. Dan, dia berkata pula: Tidak ada seorang muslimpun yang dibacakan di dalam rumahnya pembacaan maulid Nabi saw melainkan Allah swt menghilangkan kelaparan, wabah penyakit, kebakaran, tenggelam, bencana, malapetaka, kebencian, hasud, keburukan makhluk, dan pencuri dari penghuni rumah itu. Dan, apabila ia meninggal, maka Allah akan memudahkan jawabannya dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan berada di tempat duduknya yang benar di sisi penguasa yang berkuasa. Dan, barangsiapa ingin mengagungkan maulid Nabi saw, maka Allah akan mencukupkan derajat ini kepadanya. Dan, barangsiapa di sisinya tidak ada pengagungan terhadap maulid Nabi saw, seandainya penuh baginya dunia di dalam memuji kepadanya, maka Allah tidak akan menggerakkan hatinya di dalam kecintaannya terhadap Nabi saw.”
صلوا على النبي....
Edisi maulidir RASUL

Keutamaan membaca maulid(syiroh & qoshoid nabawi) di rumah atau masjid dan majlis mulia yg lain.

Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:

Tahanan rumah atau masjid atau tempat mḩlh-Maulud Nabi SAW. Tidak ḩft malaikat itu rumah atau masjid atau lmḩlh tiba malaikat jemaat di tempat itu dan mereka dengan rahmat Allah dan keridhaan.
Dan dengan ringan dan tdk berarti dan malaikat mikael dan malaikat Israfil Izrail mereka doa dan damai mereka berdoa pada dia alasan dibaca Nabi Muhammad S.A.W.. Dan berkata juga: dari sesama muslim di rumahnya maulud Nabi Muhammad S.A.W. Hanya Mengangkat Allah swt musim paceklik dan tua dan membakar dan tenggelam dan hama dan blyạt dan tanpa dan iri dan buruk dan pencuri dari rumah maka itu mati Hun Allah jawaban Munkar dan Nakir dan teman di kursi di eter. Barangsiapa yang menghendaki memaksimalkan maulud Nabi saw belum kfyh sebesar ini. Dan tidak memiliki kedudukan maulud Nabi SAW. Jika kampanye tidak memiliki dunia di d untuk menggerakkan hatinya dalam cinta untuk Nabi SAW. Tidak.

“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yg di dalamnya dibacakan maulid Nabi SAW melainkan malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni tempat itu, dan Allah akan melimpahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada mereka.”

Adapun para malaikat yang dikelilingi dengan cahaya adalah malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, dan Izra’il as. Karena, sesungguhnya mereka memintakan ampunan kepada Allah swt untuk mereka yang menjadi sebab dibacakannya pembacaan maulid Nabi saw. Dan, dia berkata pula: Tidak ada seorang muslimpun yang dibacakan di dalam rumahnya pembacaan maulid Nabi saw melainkan Allah swt menghilangkan kelaparan, wabah penyakit, kebakaran, tenggelam, bencana, malapetaka, kebencian, hasud, keburukan makhluk, dan pencuri dari penghuni rumah itu. Dan, apabila ia meninggal, maka Allah akan memudahkan jawabannya dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan berada di tempat duduknya yang benar di sisi penguasa yang berkuasa. Dan, barangsiapa ingin mengagungkan maulid Nabi saw, maka Allah akan mencukupkan derajat ini kepadanya. Dan, barangsiapa di sisinya tidak ada pengagungan terhadap maulid Nabi saw, seandainya penuh baginya dunia di dalam memuji kepadanya, maka Allah tidak akan menggerakkan hatinya di dalam kecintaannya terhadap Nabi saw.”

Kisah Syekh Ahmad Tijani ra



Kisah Syekh Ahmad Tijani ra dikunjungi 60 Raja Wali Alloh/Arif Billah/ 300 Raja-raja Jin Islam.

وقال رضى الله عنه إن مقامنا عندالله فى الآخرة لايصله أحدٌ من الأولياء ⚝ وأنّ جميع الأولياء من عصر الصـحابة إلى النفخ فى الصور ليس فيـهم من يصل مقامنا ولا يقاربه ⚝ وقال رضى الله عنه : روحـه صلى الله عليه وسلم وروحي هكذا ⚝ مشيرًا بأصبعيه السبابة والوسطى ⚝ روحـه تمدّ الرسل والأنبياء عليـهم الصلاة والسلام وروحي تمدّ الأقطاب والأولياء والصالحين من الأزل إلى الأبد ⚝ وكل الشيوخ أخذوا عنّى فى الغيب ⚝ وأنّ حميع الأولياء يدخلون زمرتنا ويأْخذون أورادنا ويتـمسّكون بـطريقتنا من أوّل الوجود إلى يوم القيامة 

dan Beliau berkata (Syeikh Ahmad Tijany) sesungguhnya kedudukan kami disisi Allah pada hari kiamat tidak ada dari para wali yang memperolehnya . dan sesungguhnya para wali dari masa sahabat sampai di tiupnya sangsakala tidak ada yang sampai pada kedudukan kami dan tidak pula mendekatinya . Beliaupun berkata (Syeikh Ahmad Tijani) :" Jiwa Rosulullah SAW dan Jiwaku seperti ini" . sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah . "Jiwanya memberikan Bantuan pada para Rosul dan Nabi (semoga Allah melimpahkan keselamatan atas mereka semua) sedangkan jiwaku memberi bantuan pada para Quthb, Wali, Sholih, dari zaman azal sampai hari selamanya . setiap Syeikh Thoriqoh mengambil dariku pada zaman Ghoib . dan sesungguhnya para wali masuk dalam golongan kami dan mengambil wirid kami serta berpegangan dengan Thoriqoh kami dari permulaan wujud hingga hari kiamat .
kisahkan sebuah peristiwa ketika Syaikh Ahmad Tijani dikunjungi oleh 300 raja-raja Jin Islam dan 60 raja-raja waliyullah. 300 raja2 jin tersebut mengutarakan keinginan mereka untuk diangkat menjadi murid dari Sayyidi Syaikh. Tetapi Sayyidi Syaikh menjawab bahwa beliau ditugaskan hanya untuk kalangan bangsa manusia. Maka semua raja jin tersebut memohon agar diizinkan mengkhodam / menghamba kepada beliau. Dan beliaupun mengizinkan dengan syarat bahwa para raja jin tsb juga harus mengkhidmat/mengkhodam kepada syaikh/guru yang ditunjuk oleh beliau ra beserta para murid-muridnya. Tentunya yang dimaksud adalah syaikh/guru yang BENAR dan SAH secara ruhaniah. Demikian pula dengan 60 raja2 waliyullah, yang dipimpin oleh Sesepuh Wali Quthub : Syekh Abu Hasan Syadzili, Syekh Ibnu Arabi dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, memohon kepada Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani agar diizinkan untuk berguru (alias diangkat sebagai murid) kepada beliau ra. Dan Sayyidi Syaikh pun berkata bahwa bagaimana sekalian berguru kepadaku sementara derajat kalian adalah raja wali Allah. mereka menjawab bahwa kami hanya mengayomi dan mendidik orang-orang yang masih hidup. Sidi Syekh berkata : kalian aku angkat sebagai murid dengan syarat kalian mengkhidmat/mengkhodam kepada syaikh/guru yang ditunjuk oleh beliau ra berserta para murid-murid tijani.

Wednesday, November 30, 2016

MEMBELA HABAIB DAN NU

MEMBELA HABAIB DAN NU (NAHDLATUL ULAMA)

Oleh: KH. Muhajir Madad Salim

A. Membela Habaib
Di sebuah dusun kecil, serombongan habaib muda ('alaihimussalam) sowan kepada seorang kiai sepuh. Dengan nada penuh kegelisahan cucu-cucu Baginda Nabi Saw. yang dimuliakan Tuhan itu berkata, "Kiai, bagaimana NU ini? Semuanya pada berangkat ke jakarta NU malah menahan diri. Malah kabarnya akan kirim Banser untuk Demo tandingan?"
Sesudah menghela nafasnya yang dalam Kiai menjawab, "Yiiik...", begitu biasanya beliau memanggil mereka. 'Antum di dusun ini jangan sekali-kali merendahkan NU nggih? Karena di dusun ini hanya orang-orang NU saja yang mau bershalawat kepada Kanjeng Nabi beserta Ahli Baitnya. Kalau antum memusuhi mereka, saya takut di dusun ini tidak akan ada lagi ada ummat Islam yang bershalawat untuk antum para Ahlul Bait."
Sebuah jawaban tidak terduga, yang sontak membuat para saadah muda itu tertegun. Bahkan tertegun cukup lama .
Kiai meneruskan, "Orang-orang dusun sini, adalah orang-orang awam yang tidak mengerti membalas kebaikan para Ahlul Bait kecuali dengan cara bershalawat untuk mereka. Janganlah antum berbuat sesuatu yang menyebabkan mereka meninggalkan satu-satunya kebaikan yang mereka punya!"
Sebuah kisah nyata, dari sebuah perkampungan kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kita sekalian selama ini. Tetapi begitu mendengar kisah tersebut, saya berfikir ada banyak kata-kata yang mesti diungkapkan untuk dapat tetap "Mbelani NU" dan sekaligus tetap "Memuliakan Habaib".
Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siraj menyatakan bahwa memuliakan para habaib itu bagi kaum Nahdliyin adalah sebuah keyakinan agama mereka. Tetapi jauh sebelum Kiai Said berkata seperti itu, salah satu ulama kebanggaan kaum Nahdliyin yang merupakann mahaguru para kiai Jawa yang mayoritas kaum Nahdliyin banyak berhutang ilmu kepada beliau, yakni Syaikhul Haramain Syaikh Nawawi Banten, berkata dalam kitab kecil beliau Qami’ ath-Thughyan: “ …bahwa patut bagi setiap Muslim untuk berkeyakinan apa yang dilakukan oleh para Ahli Bait, Allah telah menganpuni mereka. Tidak boleh bagi kita merendahkan seseorang, terlebih merendahkan para Ahli Bait."
Mari berbicara tentang kemuliaan. Kemuliaan derajat seorang Muslim itu bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling mudah menyebutkannya adalah kemuliaan karena "ketaqwaan". Jika seorang Muslim hidupnya penuh dengan ketaqwaan, maka dia akan mulia disisi Allah Ta’ala.
Selain ketaqwaan, ada juga sebab yang lainnya yaitu "kedekatan". Maksud kedekatan ini adalah kedekatan Muhammadiyyah. Seorang Muslim jika mempunyai kedekatan dengan Baginda Nabi Saw., maka dia akan mulia disisi Allah dibanding yang tidak.
Para sahabat Rasulullah Saw. memperoleh kemuliaan itu karena sebab ini. Mereka hidup sebagai sahabat Nabi, hidup bersama Nabi, ada dalam satu zaman dengan Nabi. Maka dikatakan: "Sebaik-baiknya tabi’in (setaqwa-taqwanya para tabi’in) tidak akan dapat mengungguli kemuliaan dari serendah-rendahnya seorang sahabat Nabi." Sebaik-baiknya tabi’in itu contohnya seperti Sayyidina Said bin Musayyib, Sayyidina Umar bin Abdul Aziz, Sayyidina Hasan al-Bashri, Sayyidina Abi Hanifah dan masih banyak yang lain. Mereka semua tingkat ketaqwaannya sudah sebegitu tingginya setaraf “Dewa”. Tetapi di sisi Allah mereka tidak mampu mengungguli kemuliaan golongan terendah dari para sahabat seperti Sayyidina Wahsyi.
Sayyidina Wahsyi ini sahabat Nabi Saw. Tetapi beliau adalah shahabiy yang tingkat ketaqwaannya ada pada level terendahnya. Selain ada “bayang-bayang” kelam dirinya yang sebelum Islam telah membunuh Sayyidina Hamzah, seorang paman yang sangat dicintai Baginda Nabi, beliau Sayyidina Wahsyi ini selama hidupnya tenggelam dalam pengaruh buruk alkohol. Bahkan beliau meninggal dunia dalam keadaan dihukum cambuk karena kebiasaan buruknya itu.
Meskipun demikian, sebagai seorang sahabat sebagaimana sahabat-sahabat Nabi yang lainnya, beliau itu "maghfurun lahum", orang-orang yang dosa-dosanya diampuni oleh Allah Ta’ala.
Jika diukur dengan ketaqwaan, para Sayyidut Tabi’in itu jauh mengungguli Sayyidina Wahsyi. Tidak selevel. Namun di akhirat, kedudukan Sayyidina Wahsyi lebih tinggi disisi Allah dibanding mereka. Bukan karena ketaqwaan Wahsyi mendapatkan keunggulannya itu, tetapi beliau mendapatkan keutamaannya karena sebab kedekatan Muhammadiyyahnya (keshahabiyannya).
Mulia karena dekat dengan seorang yang mulia, yakni Baginda Nabi al-Mushthafa. Dalam hal-hal serupa ini para ulama menerangkannya dalam sebuah analog ini:
"Seorang pelayan yang memijit tubuh seorang Raja, dia dimuliakan sehingga berdiri di tempat yang lebih tinggi dibanding para Mentri. Mereka para mentri duduk di bawah, sementara pelayan tersebut tempatnya di atas di samping Raja. Bukan berarti pelayan dimuliakan karena kepandaiannya sebagaimana para mentri. Para mentri jauh lebih pandai dan jauh lebih memahami dan berkhidmat kepada urusan rakyat dibanding dirinya. Tetapi pelayan itu dimuliakan tempatnya karena kedekatannya dengan Raja saja."
Para pemerhati sejarah Islam akan dengan mudah menempatkan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz sebagai slah satu tokoh protagonis. Lalu dalam banyak hal mereka akan mudah menempatkan Sayyidina Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai tokoh antagonisnya.
Tetapi mereka akan terkesima jika menyimak apa keyakinan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz sendiri dalam hal ini. Suatu saat, Sayyidina Umar bin Abdul Aziz ditanya seseorang, "Siapakah yang lebih mulia, diri Tuan ataukah Muawiyah?"
Dengan nada kesal beliau menjawab, "Sungguh, seonggok debu yang masuk di dalam rongga hidung kuda yang ditunggangi Muawiyyah saat dirinya berjihad di samping Rasulullah Saw. itu, jauh lebih mulia dibanding Umar bin Abdul Aziz!"
Kemuliaan Sayyidina Muawiyah tersebut bukan dari sebab ketaqwaannya, tetapi sebab kedekatan Muhammadiyyah yang dimilikinya. Sehingga seorang yang telah paripurna ketaqwaannya seperti Umar bin Abdul Aziz pun tidak dapat melampauinya.
Sampai di sini, sudah dapat ditarik natijah bahwa "ketaqwaan" itu tidak satu-satunya mizan/parameter kemuliaan seorang Muslim disisi Allah Ta’ala. Tetapi masih ada sebab yang lain yang dapat membuat seorang Muslim mulia disisi Allah, yaitu sebab "Anshoriyyah Nabawiyyah". Seseorang yang mempunyai unsur-unsur genetik Rasulullah, yang dalam dirinya mengalir darah dan daging Rasulullah Saw., yakni mereka adalah para anak-cucu Rasulullah. Mereka semua akan dimuliakan di sisi Allah Ta’ala karenanya. Kemuliaan yang Allah berikan melalui ayat Tath-hir (QS. al-Ahzab ayat 33):
ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Kemuliaan yang membuat semua anak cucu keturunan Nabi Saw. adalah "maghfurun lahum", orang-orang yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah Ta’ala persis kemuliaan serupa yang dimiliki oleh golongan shahabiy. Orang yang shaleh dari mereka ataupun orang yang thaleh (jahat) dari mereka, semuanya oleh Allah akan diampuni. Mereka diampuni bukan karena ketqwaan/amal mereka. Tetapi ampunan itu mereka dapatkan murni "pemberian" Allah belaka.
Berkata Syaikh an-Nabhaniy dalam sebuah kitabnya: "…Para Syarif itu termasuk juga sebagai anak cucu Sayyidah Fathimah, Radhiyallahu 'anhum, mereka semua sampai hari kiamat mendapatkan anugerah hukum ayat ini (yakni) mendapatkan ampunan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang disucikan (almuthahharun) yang khusus mereka terima dari Allah sebagai sebuah inayah untuk mereka dikarenakan (maziyyah) kemuliaan Baginda Nabi Muhammad Saw. Kekhususan ini juga merupakan inayah Allah untuk Baginda Nabi Muhammad Saw. pula."
Sampai di sini, natijah tersebut semakin menguat bahwa ketaqwaan bukan satu-satunya ukuran kemuliaan seseorang. Karena kedekatan zaman (seperti yang dimiliki oleh para Sahabat) dan kedekatan jasad (seperti yang dimiliki oleh para Ahlul Bait) juga dapat menjadi sebab sebuah kemuliaan disisi Tuhan.
Hal sedemikian ini yang mendasari pernyataan Kiai Said Aqil Siraj dan mahaguru para kiai Jawa, Syaikh Nawawi al-Bantani, tentang kedudukan Ahlul Bait di awal tulisan ini. Orang-orang NU yang mempunyai kecintaan kelas “Dewa” kepada para habaib ternyata bukan akal-akalan atau emosionalisme mereka belaka. Ternyata mereka mempunyai imam panutannya, dalam masalah ini yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani .
Sehingga tidak perlu terjadi sesungguhnya, beberapa pemuda Nahdliyin dengan gaya ala Koboy menantang-nantang duel ala carok dengan para habaib. Jika belum dapat menghormati para sayyid, semestinya mereka menghormati keyakinan kiai-kiai mereka atau syaikh-syaikh mereka seperti Syaikh Nawawi ini.
Hanya saja saya memaklumi perbuatannya itu, karena saya husnudzan mereka melakukannya atas dasar ketidaktahuan mereka akan Rutbah (kedudukan tinggi) para Sayyid. Namanya saja tidak tahu, maklumi saja. Jikalau mereka sudah mengetahui, mereka tidak mungkin melakukannya.
Atau bisa saja mereka mengenal Rutbah para Sayyid itu dengan bahasa, ajaran serta stigma-stigma yang salah yang diajarkan oleh orang-orang “terpelajar” di sekitar mereka. Sehingga keyakinan yang tertanam dalam diri mereka berbeda dengan keyakinan ala Qami’ ath-Thughyan-nya Syaikh Nawawi Banten 
Tulisan berikut adalah bagian tentang yang ketidaktahuan/kesalahtahuan tersebut. Karena di bagian ini harus menjelentrehkant entang kewajiban membela NU-nya. Dan pengetahuan yang komprehensif atas serba-serbi kemuliaan seperti di atas akan menjauhkan seseorang bersikap berlebihan dalam mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap perbuatan "oknum-oknum" dari para Sayyid yang dianggapnya keliru/jahat.
B. Membela NU
Sebagaimana membela Habaib itu diniati menjalankan perintah agama yaitu membela dan mencintai para Ahlul Bait Baginda Nabi, maka membela NU juga kudu diniati untuk membela para Ulama para pewaris Nabi. Ini perintah agama juga.
Ulama sebagai salah satu bentuk Sya’airillah (tanda-tanda kemuliaan Allah) di muka bumi, maka menghormatinya hukumnya wajib. Bahkan dihitung sebagai amal terbaik, ketaqwaan terbaik. Jika demikian, membela, memuliakan rumah-rumah para ahli ilmu ini seperti Nahdlatul Ulama, sama halnya memuliakan penghuninya yakni mereka para ulama. Tidak akan mengingkari hal-hal seperti ini kecuali orang-orang yang benar-benar tertutup mata hatinya.
Menghormati ulama bahkan tidak mesti melihat keshalehan atau tidaknya sang ulama itu sendiri. Disebabkan ilmu-ilmu yang ada dalam otak mereka, yang tersimpan di dalam dada mereka, adalah makhluk-makhluk Tuhan yang dzatiyahnya sudah mulia dan patut untuk dihormati .
Hal ini ditekankan betul oleh guru-guru kita, agar para pencari ilmu mesti memahami hakekat kemuliaan ilmu. Dia (ilmu itu sendiri) adalah mahluk yang mulia, dan manusia yang di dalam dirinya membawa ilmu-ilmu menjadi mulia karenanya. Jika manusia yang berilmu itu dapat mengamalkan ilmu-ilmunya, maka ini adalah "mulia di atas mulia".
Habib Salim bin Abdullah asy-Syathiriy pernah berkata, "Seorang alim seyogyanya dihormati meskipun engkau lihat dia tidak mengamalkan sendiri ilmunya, atau meskipun engkau lihat dia kurang mengamalkannya. Penghormatan ini dilakukan untuk menghormati ilmunya, yang mana ilmu itu sendiri adalah sesuatu yang mulia. Dalam Nadzam Zubad dikatakan:
العلم اسنى سـائر الاعمال ÷ وهو دليل الخير والافضـال
"Dari sekalian amal, ilmu adalah yang terbaik. Dan ilmu itu pertanda sebuah kebaikan dan keutamaan." Seorang shalihin berkata:
انظر لعلمى ولا تنظر الى عملى ÷ ينفعك علمى ولا يضرّك تقصيرى
ان العلوم كالاشجر على ثمر ÷ فشلّ الثمـار وخلّ العود للنار
"Lihatlah ilmuku, jangan lihat amalku. Niscaya ilmuku akan bermanfaat untukmu dan kekuranganku tidak akan merugikanmu. Sungguh ilmu-ilmu itu laksana pepohonan yang berbuah. Ambil buahnya dan biarkan kayunya terbakar di perapian." Sebuah syair dikatakan:
خذ العلوم ولا تنظر لقائلها ÷ حيث كانت فان العلم ممدوح
كمثل جوهرة وسط مزبلة ÷ اليت تأخذهـا والزبل مطروح ؟
"Ambil saja banyak ilmu bagaimanapun keadaannya, jangan perdulikan siapa yang menyampaikannya. Sesungguhnya ilmu itu sendiri sesuatu yang terpuji. Bagaikan mutiara yang terjatuh di kubangan kotoran. Bukankah engkau tetap ambil mutiaranya, sementara kotorannya engkau buang?" Dalam sebuah hadits, Nabi Saw. bersabda:
الحكمة ضـالّة المؤمن يأخذهـا اينمـا وجدهـا
"Hikmah itu (laksana) harta yang hilang milik seorang mukmin, dimanapun ditemukan, diambillah ia."
Mutiara nasihat Habib Salim tersebut sudah cukup mewakili sebagai landasan untuk siapapun supaya tetap menghormati para ulama meskipun dalam beberapa hal mungkin tidak dalam satu pendapat yang sama atau dalam satu gerakan yang sama.
Tidak patut bagi seorang yang terpelajar, secara terbuka menyudutkan dan merendahkan seorang ulama. Meskipun di dalam pandangan matanya ulama tersebut ia anggap bukan ulama yang baik. Beberapa waktu lalu, sangat disayangkan terjadi seorang terpelajar memperolok Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) melalui medsos miliknya, dengan bahasa yang jauh dari sopan santun.
Bukankah beliau adalah seorang ulama, bahkan salah satu pimpinan yang disepuhkan dalam Nahdlatul Ulama? Jika tidak ingin menghormati dirinya Gus Mus, bukankah mesti menghormati keulamaannya? Bahkan menghormati institusi besar yang ada dibelakangnya?
Kesimpulan yang paling sederhana dari uraian-uraian ini adalah: "Menjadi seorang Muhibbin harus tetap dapat memuliakan Ulama, menghormati Nahdlatul Ulama. Menjadi Nahdliyyin harus selalu memuliakan dan menghormati para Habaib."
Apalagi NU itu mengikat secara emosional ke dalam jiwa banyak orang. Sejarah panjang hidupnya, hidup orangtua serta kakek-kakeknya bersinggungan langsung dengannya. NU sudah menjadi bagian hidup yang tidak terpisahkan. Sehingga jika dimuliakan, rasanya seperti kehidupan dirinya yang dimuliakan. Sebaliknya jika direndahkan, rasa-rasanya seperti dirinyalah yang direndahkan. Sebuah ikatan emosional dan sentimental.
Nahdlatul Ulama bagi banyak orang (termasuk saya) adalah bagaikan benda keramat warisan keluarga. Warisan orang-orang tua terdahulu. NU itu laksana kanz/gudang kemuliaan yang banyak orang seperti saya berhutang banyak dengan "harta-harta" yang tersimpan didalamnya.
Saya ingat nasihat yang selalu diulang-ulang oleh salah satu Syaikh saya, KH. Aniq Muhammadun, "Hendaklah kalian sepulangnya dari belajar di pesantren, saat sudah berkecimpung di tengah-tengah masyarakat agar ikut memikirkan Aswaja melalui wadah Nahdlatul Ulama. Jamiyyah ini didirikan dengan penuh ketulusan oleh Kiai-kiai terdahulu, dan sampai sekarang terhitung yang masih memegang teguh ajaran-ajaran ulama salafus shalih terdahulu..."
Pesan-pesan semacam itulah yang membuat NU bagi banyak kalangan, terutama bagi para santri pesantren, melebur menjadi bagian kehidupan mereka. Mereka senantiasa mengingat-ingat janji Hadhratus Syaikh Kiai Hasyim Asy’ari: "Siapa yang mau ikut mengurusi NU, saya doakan ia masuk surga."
Soal perbedaan sikap antara NU dengan banyak kalangan habaib dalam kasus "Bela Agama" selama ini, menurut saya masuk di dalam tataran Ijtihadiyyah mereka masing-masing. Saya sangat yakin keduanya sama-sama membela agama, tetapi hasil ijtihad mereka membuat yang terlihat adalah sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang seperti tampak bertentangan di antara keduanya, dan sudah sedari dahulu perbedaan di antara ulama itu biasa.
Tetapi sikap NU yang berbeda itu jangan dijadikan jalan untuk merendahkan ulama dan institusinya. Perbedaan jika masih dalam satu koridor yang sama, aqidahnya masih sama, rujukan serta manhajnya masih sama, maka sikap yang diambil di dalam mengutarakan perbedaan tersebut adalah dalam bentuknya yang konstruktif dengan bahasa-bahasa yang santun serta tetap saling menta'dzimi antara satu dengan lainnya.
Jika diamati dengan rasa penuh inshaf (terbuka), dapat dilihat bahwa di sisi para habaib dan di sisi lain para kiai NU kedua-duanya masih; "Sama-sama Asy’ariyyin-Maturidiyyin. Sama-sama Syafi’iyyin. Sama-sama Shufiyyin Ghozaliyyin. Dan masih seabrek kesamaan-kesamaan yang lain".
Kalau benar begitu, mengapa harus ada rendah-merendahkan satu dengan yang lain? Tentu yang seperti ini tidak diharapkan terjadi.
Anak-anak muda Nahdliyin haram hukumnya merendahkan para jamaah yang berangkat berdemo menyertai habaib mereka. Sementara para Muhibbin tidak sepatutnya menyudutkan atau merendahkan kaum Nahdliyin yang menahan dirinya tidak turut berdemo ke jalan sebagaimana mereka. Bukankah masing-masing mengikuti "perintah" pemimpinnya?
Para Muhibbin bergerak dengan komando pemimpinnya, yakni para habaib. Para Nahdliyin menahan diri juga atas perintah pemimpin mereka, yakni para Kiai. Dan Habaib serta Kiai sama-sama wajib dihormati. Keduanya mempunyai landasan terhadap manhaj gerakan yang dipilih.
Boleh sekadar mengadu hujjah/dalil mereka, tetapi tidak sepatutnya saling merendahkan lawan hujjahnya. Syukur jika dapat ditarik satu kesimpulan yang sama, atau dicari solusi jalan tengahnya. Jika tidak dapat dijami’kan, maka tetap menghormati pilihannya masing-masing.

MENUJU AKSI BELA ISLAM 212

*MENUJU AKSI BELA ISLAM 212*


*_Bila pun 2 Desember menjadi sholat jumat terakhirmu,_*
_Maka ketahuilah bahwa itu akan menjadi sholat jumat terakhir yang terbesar dalam sejarah hidupmu, dan akan sulit untuk pernah terulang kembali, dimasa kapan pun, sedangkan engkau ada didalamnya._
_Sholat jumat itu akan jadi sholat paling bersejarah dalam kehidupanmu dan itu begitu berharga bagimu dan bagi negerimu, karena kejadian itu tidak pernah terjadi di masa ayah-ibumu dan bahkan kakek nenek moyangmu, sepanjang masa lalu, diatas tanah negerimu._
_Belum pernah ada gelaran sholat sebesar itu disepanjang sejarah negerimu, bahkan mungkin sepanjang sejarah dunia, diluar sholat jumat yang diselenggarakan di tanah suci Mekkah pada musim haji._
_Kebesaran Agamamu diatas negerimu akan nampak kekokohannya, ketika engkau dan seluruh kaum muslim indonesia, yang datang dari ujung paling barat aceh, hingga muslim saudaramu yang datang dari ujung paling timur papua. Menegakkan diri, berbaris bershaf-shaf, membentang sejak dari masjid istiqlal, berbanjar membanjir berkilo-kilo meter hingga menutup setiap jengkal tanah yang mampu di tutup oleh setiap lembar sejadahmu dan sejadah mereka._
_Ketahuilah, bahwa saat itu, engkau sholat jumat bersama jutaan orang yang kedalam hatinya Allah hembuskan panggilan suci, untuk datang menyatukan hati dan suara membela Firman Nya yang dihinakan orang yang begitu dilindungi dan diistimewakan orang-orang yang bermain-main dengan amanah dalam menjalankan jabatan kenegaraan di negerimu._
_Dan ketahuilah bahwa jutaan orang yang datang dan sholat bersamamu itu, adalah kelak menjadi orang-orang pertama yang menjadi benteng paling depan ketika negerimu menghadapi musuh dan bahaya ancaman perang dari musuh-musuh bangsamu._
_Karena hati mereka adalah hati yang begitu peka, penuh cinta dan pembelaan kepada tanah air dan bangsamu._
_Karena kaki-kaki mereka adalah kaki-kaki yang diringankan untuk melangkah dan berlari cepat mendatangi panggilan bakti untuk tanah air dan bangsanya._
_Karena diri mereka adalah diri yang telah Allah pilih dan tentukan untuk rela dan bersedia berkorban jiwa raga untuk harga diri, kehormatan, keselamatan bangsa, negara dan agamamu._
*Dan engkau ada didalamnya bersama mereka.*
_Hingga musuh-musuhmu tahu, bahwa engkau, umat dan kaum bangsamu tidak bisa mereka permainkan lagi dengan pandangan hina serta rendah._
_Dan tundukkanlah kedzaliman mereka itu dengan sikap bersungguh-sungguh, sehingga mereka menjadi takut hingga kembali lurus dan tidak lagi bermain-main dengan amanat bangsamu._
_Datangilah saudaramu, walau engkau harus merangkak sekalipun._
_Allahu akbar!!!_

MALAIKAT PENGHITUNG TETESAN AIR HUJAN


MALAIKAT PENGHITUNG TETESAN AIR HUJAN..!!

Rasulullah bersabda.. Disaat aku tiba di langit di mlm Isra Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari.. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu.. Aku bertanya kepada Jibril pendampingku.. Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya..?? Jibril menjawab, Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.. Rasulullah bertanya kepada malaikat (penghitung tetesan air hujan) tadi, apakah kamu tahu berapa jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam..?? Malaikat itu pun menjawab, wahai Rasulullah, demi yang telah mengutusmu dengan haq (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, dari mulai diciptakan Adam sampe sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung", ke lembah", ke sungai", ke perkebunan, dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.. Mendengar uraian malaikat tadi Rasulullah sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan.. Kemudian malaikat tadi pun berkata kepada Rasulullah.. wahai Rasulullah, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keahlian untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.. Rasulullah pun bertanya.. apa kekurangan dan kelemahan kamu..?? Malaikat itupun menjawab.. KEKURANGAN DAN KELEMAHANKU, WAHAI RASULULLAH, JIKA UMATMU BERKUMPUL DI SATU TEMPAT, MEREKA MENYEBUT2 NAMAMU LALU BERSHALAWAT ATASMU, PADA SAAT ITU AKU TIDAK BISA MENGHITUNG BERAPA BANYAKNYA PAHALA YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA MEREKA ATAS SHALAWAT YANG MEREKA UCAPKAN ATAS DIRIMU..!! (Al Mustadrak Syeikh An Nuri, jilid 5, hal 355)
Allah mengetahui segalanya
Subhaanallah...
Allahu Akbar!!!

Tuesday, November 29, 2016

Kisah nyata Sang Jenderal dan Nenek Tua Pedagang Keripik Singkong



Kapolda NTB, Brigjen Pol Umar Septono SH, MH ketika mencium tangan seorang nenek tua penjual keripik singkong (kicknews,gin)
kicknews.today Mataram – Brigadir Jenderal Drs Umar Septono SH, MH. Kapolda NTB, sepertinya tidak pernah lelah untuk memberikan contoh bagaimana bertingkah laku dan berperilaku yang baik dan santun, baik kepada yang muda maupun yang tua.  Tak heran hal itu membuatnya menjadi perhatian publik, karena dengan gaya kebersahajaannya tersebut.



Kali ini sang jenderal tidak segan-segan untuk mencium tangan seorang nenek tua penjual keripik singkong seraya membeli dagangannya dimana saat itu secara kebetulan dirinya bertemu dengan nenek tua itu saat hendak melayat atas meninggalnya orang tua dari salah seorang anggota polisi di wilayah Gomong, Kota Mataram pada 28 februari 2016 yang lalu.

Mengenai kenapa dirinya begitu merendah dihadapan orang-orang miskin dan anak-anak yatim, dalam kesempatan lain Umar Septono pernah menyampaikan bahwa bagi dirinya melihat mahluk ciptaan Tuhan, bukan dari pangkat, jabatan ataupun hartanya, melainkan dari kedekatannya kepada Tuhan yang maha kuasa.

“Saya merasa lebih khawatir jika ada orang miskin dan anak yatim marah kepada saya, karena ada ayatnya dalam Al Quran yang menyatakan kalau sampai menghardik mereka, itu namanya termasuk orang yang mendustaka agama” ujar Kapolda.

Dia menjelaskan, bahwa menghormati dan menyayangi orang miskin adalah perintah Tuhan, jadi dirinya tidak pernah merasa rendah jika sampai mencium tangan mereka tanda penghormatan. Bagi Umar, menghormati mereka dilihatnya juga dari ujian berat yang diterima orang-orang itu.

“Mungkin saya ataupun rekan-rekan semua tidak akan sanggup menerima ujian seberat yang diterima oleh orang-orang yang saya cium tangannya itu” imbuhnya renyah dengan tebaran senyum kepada para awak media yang ngobrol ringan dengan sang jenderal.

Dikatakan juga, upaya memberikan panutan semacam itu bagi Kapolda adalah usahanya memberi contoh kepada bawahannya ataupun orang lain yang masih menganggap diri lebih tinggi derajatnya dari orang-orang yang terlihat miskin padahal dihadapan Tuhan derajatnya bisa jadi justeru kebalikannya.

“Dihadapan Tuhan kita semua sama dan yang membedakan adalah taqwa” lanjutnya.

Moment yang kebetulan dapat diabadikan oleh salah seorang personil polisi yang mendampinginya ini menyiratkan makna yang sangat mendalam. Mungkin terlihat mudah dalam sikap, namun membuang ego dan melepas segala keakuan sehingga kepala dapat tertunduk kepada orang-orang yang biasanya dianggap lebih rendah adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan apalagi untuk level para pejabat seperti yang dilakukan oleh kapolda NTB ini. (ddt

Dilarang Menghina dan Membenci Ulama


Nabi SAW bersabda :

قَالَ عَلَيْهِ السَّلَام (من حقر عَالما فَهُوَ مُنَافِق مَلْعُون فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة)

" barang siapa menghina orang 'alim maka dia orang munafiq, terlaknat di dunia dan akherat "

وَعَن ابْن عَبَّاس رَضِي الله عَنْهُمَا من آذَى فَقِيها فقد آذَى رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم وَمن آذَى رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فقد آذَى رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فقد آذَى الله عز وَجل
فَقَالَ تَعَالَى {إِن الَّذين يُؤْذونَ الله وَرَسُوله لعنهم الله فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة وَأعد لَهُم عذَابا مهينا}

Dari Ibnu Abbas -semoga Allah meridhloi keduanya- :

" barang siapa menyakiti orang yg sangat 'alim maka dia telah meyakiti Rasululloh shollallohu alaihi wasallam dan barang siapa yg menyakiti Rasululloh shollallohu alaihi wasallam maka dia telah menyakiti Allah azza wajalla "

Allah ta'ala berfirman :

" sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan melaknati mereka dan menyediakan bagi mereka siksa yang menghinakan.”
(QS. Al-Ahzab:57)

وَقَالَ أَبُو مَنْصُور الثعالبي رَحمَه الله فِي كتاب الفرائد والقلائد لَا يستخف بِالْعلمِ وَأَهله إِلَّا رفيع جَاهِل أَو وضيع خامل
abu manshur ats tsa'alibi -semoga Allah merahmatinya- dalam kitab al faroid wal qolaid berkata :

" tdklah menghina ilmu dan pemiliknya kecuali orang tinggi derajatnya yg bodoh atau orang rendahan yg tdk jelas "

عَن حُذَيْفَة رَضِي الله عَنهُ أَنه قَالَ إِنَّكُم لن تزالوا بِخَير مَا عَرَفْتُمْ الْحق وَكَانَ الْعَالم فِيكُم غير مستخف بِهِ
dari hudzaifah -semoga Allah meridhloinya- berkata :

" sesungguhnya kalian senantiasa dalam kebaikan selama kalian mengetahui kebenaran dan ada orang 'alim bersama kalian serta kalian tidak merendahkannya."

وَذكر الإِمَام أَبُو الْقَاسِم الرَّافِعِيّ رَحمَه الله وَتَبعهُ النَّوَوِيّ والأصبحي وَغَيرهم رَضِي الله تَعَالَى عَنْهُم أَن الوقيعة فِي الْعلمَاء مُحرمَة أَشد تَحْرِيم وألحقوها بالكبائر الَّتِي ترد بهَا الشَّهَادَات وَتسقط بهَا الولايات وَهَذَا مَا لم يقْصد بذلك استهزاء فَإِن قصد الإستهزاء بِالْعلمِ أَو بالعلماء أَو بالشريعة الْعُظْمَى أَو بِشَيْء من أَحْكَام الدّين فقد كفر بِاللَّه رب الْعَالمين وَصَارَ مُرْتَدا تجْرِي عَلَيْهِ أَحْكَام الْمُرْتَدين

al imam abul qosim arrofi'i -semoga Allah merahmatinya- imam Nawawi , al ashbuhi dan selain mereka -semoga Allah ta'ala meridhloi mereka- menuturkan bahwa fitnah kpd ulama' sangat2 di haramkan , mereka menyamakannya dengan dosa besar yg dengannya kesaksian tertolak dan kekuasaan gugur.

ini jika tdk bertujuan menghina, jika bertujuan menghina ilmu atau ulama', atau syare'at yg agung atau sesuatau dari hukum2 agama maka dia telah kafir kpd Allah Robbul 'aalamiin, dia menjadi murtad dan berlaku padanya hukum2 orang murtad.

Na'uudzu Billah mindzaalik

Habib Lutfi di tantang 10 dukun

 
Pernah suatu ketika, sekitar 10 dukun mendatangi Habib Luthfi bin Yahya untuk ditantang keilmuannya.
Habib Luthfi dengan tegas menolak tantangan tersebut. Beliau balik bertanya : "Untuk apa dan atas dasar apa anda menantang saya?"
Salah satu dari 10 dukun itu menjawab : "Kami mau tahu apa kelebihanmu, kok murid-muridmu banyak bahkan ada di mana-mana. Dan apa benar Habib ini wali Allah, kok sampai-sampai banyak yg senang dan mencintaimu."
Habib Luthfi cuma tersenyum mendengar penuturan si dukun itu. Kemudian 10 dukun tersebut mulai komat-kamit tidak jelas dan mengambil satu "keris legenda" kata si dukun, lalu diletakkan persis di depan Habib Luthfi. Lantas dukun itu berkata : "Ambillah
jika Habib mampu!"
Habib Luthfi pun hanya tersenyum sembari berjalan membawa sapu lantai dan disapunya keris itu dengan mudahnya tanpa membuang-buang tenaga.
Kagetlah 10 dukun itu, gumam mereka : "Kok bisa ya cuma dengan menyapu saja, padahal sudah aku buktikan tak ada seorang pun yg dapat mengambil keris itu."
Setelah Itu Habib Luthfi bin Yahya mencabut bulu rambut yg ada di kepalanya dan meletakkannya persis di depan 10 dukun itu.
Beramai-ramailah dukun itu dengan sekuat tenaga mengambil satu helai bulu rambut Habib Luthfi. Namun apa hendak dikata, tidak satu orang pun dari mereka yang dapat mengambil bulu rambut itu.
Akhirnya 10 dukun itu segera meminta maaf kepada Habib Luthfi dan bahkan bersedia menjadi murid Habib Luthfi hingga saat ini.
smoga manfaat dan menambah keyakinan kita tentang kekuasaan Alloh..amin.

Saturday, November 26, 2016

Ilmu versus Harta

#ilmu_vs_harta
 
وَعَن ابْن عَبَّاس رَضِي الله عَنْهُمَا أَنه قَالَ الْعلم أفضل من المَال لِأَنَّهُ مِيرَاث الْأَنْبِيَاء وَالْمَال مِيرَاث الفراعنة وَلِأَن الْعلم يحرسك وَأَنت تحرس المَال وَلِأَن الْعلم لَا يُعْطِيهِ الله إِلَّا من يُحِبهُ وَالْمَال يُعْطِيهِ من يُحِبهُ وَمن لَا يُحِبهُ وَلِأَن الْعلم لَا ينقص بالبذل والإنفاق وَالْمَال ينقص بذلك
وَلِأَن صَاحب المَال ميت وَصَاحب الْعلم لَا يَمُوت وَلِأَن صَاحب المَال إِذا مَاتَ انْقَطع ذكره والعالم إِذا مَاتَ فَذكره بَاقٍ

Dan dari Ibnu abbas -semoga Allah meridloi keduanya- bahwa beliau berkata :
" ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu adalah harta warisan para nabi sedangkan harta adalah harta warisan para fir'aun,
ilmu menjagamu sedangkan engkau menjaga hartamu, ilmu tdk Allah berikan kecuali kpd orang yg dicintai-Nya sedangkan harta Allah berikan kepada orang yg dicintai dn tdk dicintai-Nya.
ilmu tdk berkurang dengan diberikan sedangkan harta berkurang dengan diberikan, pemilik harta mati sedangkan pemilik ilmu tdk akan mati dan pemilik harta ketika mati maka sudah tdk diingat lagi sedangkan pemilik ilmu ketika mati maka akan terus menerus di ingat ."
wallohu a'lam.

HIKAYAT 2

#Hikayat

كان ببلاد الهند شيخ كبير يعبد صنما دهرا طويلا ثم حصل له أمر مهم فاستغاث به فلم يغثه فقال يا أيها الصنم ارحم ضعفي فقد عبدتك دهرا طويلا فلم يجبه
Dulu di negara India terdapat orang yg sudah tua menyembah berhala bertahun tahun lamanya, kemudian dia mendapat masalah urusan yg penting.
dia meminta tolong kepada berhalanya yg disembah namun berhala tsb tdk menolongnya,
dia berkata : " wahai berhala, kasihanilah kelemahanku, aku telah menyembahmu bertahun2 lamanya "
namun berhala itu tdk menjawabnya.

فانقطع عن ذلك رجاؤه منه ونظر إليه بعين الرحمة فخطر على قلبه أن يدعو الصمد فرمق بطرفه نحو السماء وقد وقع في الخجل وقال يا صمد فسمع صوتا من الهواء يقول لبيك يا عبد اطلب ما تريد فأقر الله بالوحدانية
dia putus asa darinya dan memandangnya dengan pandangan belas kasih, lalu terbersit dalam hatinya untuk berdoa kepada As Shomad (Allah yg di mintai dalam segala kebutuhan),
dia mengarahkan pandanganya ke arah langit, dengan perasaan malu dia berkata :
" Wahai As Shomad ...."
kemudian dia mendengar suara dari udara berkata :
" Ku penuhi panggilanmu wahai hamba ...mintalah apa yg kau inginkan."
Lalu dia mengaku dengan keEsaan Allah.
فقالت الملائكة ربنا دعا صنمه دهرا فلم يجبه ودعاك مرة واحدة فأجبته فقال يا ملائكتي إذا دعا الصنم فلم يجبه ودعا الصمد فلم يجبه فأي فرق بين الصنم والصمد
malaikat berkata :
" Wahai Tuhan kami,dia berdoa kepada berhalanya bertahun2 tapi tdk di jawabi, dan dia berdoa kepada-Mu satu kali dan Engkau menjawabnya . "
Allah berkata :
" wahai malaikat-Ku, jika dia berdoa kpada berhala lalu tdk dijawab dan berdoa kepada As Shomad lalu tdk dijawab, trus apa bedanya antara berhala dengan As Shomad ?"
wallohu a'lam.

Wednesday, November 23, 2016

Hikayat 1

#Hikayat

بينما داود عليه السلام جالس في صومعته يتلو الزبور , اذا رأي دودة حمراء في التراب , فقال في نفسه , ما أراد الله في هذه الدودة
 ,
Disaat Nabi Dawud alaihis salam duduk di tempat pertapaannya sambil membaca kitab zabur,Tiba2 dia melihat cacing merah di tanah .
di daam hati Dawud berkata : " apa yg Allah harapkan dari cacing ini ?"


فاذن الله الدودة حتي تكلمت , فقالت : يا نبي الله, اما نهاري , فألهمني ربي ان اقول في كل يوم , سبحان الله والحمد للله ولا اله الا الله , والله أكبر الف مرة . واما ليلي , فألهمني ربي ان اقول في كل ليلة , اللهم صلي علي محمد النبي الامي وعلي آله وصحبه وسلم الف مرة , فأنت ما تقول حتي استفيد منك ؟

kemudian Allah mengizinkan cacing hingga bisa berbicara :
" wahai Nabiyulloh, adapun siangku maka Tuhanku memberikan ilham kpdku utk mengucapkan 'subhaanalloh walhamdulillah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar' setiap hari seribu kali,
adapun malamku maka Tuhanku memberikan ilham kpdku utk mengucapkan 'Allahumma sholli 'alaa muhammadinin Nabiyyil ummiyyi wa 'alaa alihii washohbihii wasallim' setiap malam seribu kali. sedangkan engkau, apa yg kau ucapkan hingga aku bisa mengambil faedah darimu ?"

فندم داود عليه السلام علي احتقار الدودة , وخاف من الله تعالي وتاب اليه وتوكل عليه
 .
Maka menyesallah Nabi Dawud alaihis salaam karena telah merendahkan seekor cacing, beliau takut kpd Allah, bertaubat dan pasrah kepada-Nya .
wallohu a'lam.
~Mukasyafatul Quluub~
ALLAHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD

Info Kesehatan

#info_kesehatan

وقال الشافعي :
أربعة تقوي البدن : أكل اللحم ، وشم الطيب ، وكثرة الغسل من غير جماع ، ولبس الكتان .
وأربعة توهن البدن : كثرة الجماع ، وكثرة الهم ، وكثرة شرب الماء على الريق ، وكثرة أكل الحامض .
وأربعة تقوي البصر : الجلوس حيال الكعبة ، والكحل عند النوم ، والنظر إلى الخضرة ، وتنظيف المجلس .
وأربعة توهن البصر : النظر إلى القذر ، وإلى المصلوب ، وإلى فرج المرأة والقعود مستدبر القبلة .
وأربعة تزيد في الجماع : أكل العصافير ، والإطريفل ، والفستق ، والخروب .
وأربعة تزيد في العقل : ترك الفضول من الكلام ،والسواك ، ومجالسة الصالحين ، ومجالسة العلماء


Imam As Syafi'i berkata :
" 4 hal menguatkan badan :
1. makan daging.
2. mencium aroma wewangian.
3. memperbanyak mandi tanpa bersetubuh.
4. memakai pakaian katun.
4 hal melemahkan badan :
1. terlalu banyak bersetubuh.
2. terlalu galau.
3. terlalu banyak minum air ada ludahnya.
4. terlalubanyak makan yg kecut2.
4 hal menguatkan pandangan :
1. duduk mengahadap arah ka'bah.
2. bercelak ketika akan tidur.
3. melihat hijau2an.
4. memberishkan tempat duduk.
4 hal melemahkan pandangan :
1. melihat kotoran.
2. melihat salib.
3. melihat farji wanita.
4. duduk membelakangi kiblat.
4. hal menambah kuat bersetubuh :
1. memakan burung pipit.
2. memakan ithrofil (jenis tumbuhan daunya tersusun tiga bunganya berwarna putih)
3. memakan kacang tanah.
4. memakan buah carob.
(ithrofil dan carob lihat gambar)
4. hal menambah akal :
1.meninggalkan ucapan yg tdk penting.
2. bersiwak.
3. berkumpul dgn orang2 sholih.
4. berkumpul dgn ulama'."
wallohu a'lam.

Monday, November 21, 2016

Pandangan para ULAMA TENTANG FPI:


Pandangan para ULAMA TENTANG FPI:

1. Buya Yahya :
"Umat Islam beruntung dengan Adanya FPI."
2. Almarhum Zainuddin MZ :
"Apa yang dilakukan FPI sudah tepat, saya makmum saja sama beliau (Habib Rizieq)."
3. Almarhum Habib Mundzir (Ketua Majlis Rasululllah) :
"FPI bukan Islam garis keras, tapi lebih tepatnya Islam garis tegas."
4. Ustadz Arifin Ilham :
"Siapa yang ingin membubarkan FPI? Kebebasan apa yang ingin dicari? Saya Muhammad Arifin Ilham mendukung perjuangan ayahanda Habib Rizieq Syihab terus
berdakwah dan berjihad."
5. Kholil Ridwan (Mantan Ketua MUI) :
"Masyarakat hanya melihat apa yang dilakukan FPI, tidak pernah bertanya kenapa FPI melakukan demikian."
6. AA Gym ketika ditanya tentang FPI :
"Saya tidak bisa menilai hanya berdasarkan
pemberitaan dari media, karena media juga sering kali ada udang dibalik batu, dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa jika kita mendapat satu kabar berita,
jangan langsung percaya dan harus bertabayyun (mengkonfirmasi) terlebih dahulu dari yang bersangkutan, kebetulan saya pernah bertemu dengan Habib Rizieq,
sewaktu beliau sakit. Dan Habib berpesan kepada saya "Aa... kita bagi tugas ya??? Aa yang menyemai padi, Habib yang membasmi hama." Kurang lebih demikianlah
sudut pandang Aa Gym, Ulama yang dikenal dgn kelembutan, kesantunan & Managemen Qolbunya.
7. Ustadz Felix Siauw (Mualaf) :
"FPI tidak seburuk yang kita pikirkan kalau berbicara tentang remanisme, pemerintah jauh lebih premanisme ari pada FPI."
8. KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi'ie (Pimpinan Umum Perguruan As-Syafi'iyah) :
"Kami mengajak segenap umat Islam dan organisasi yang berbasis Islam untuk mendukung keberadaan dan perjuangan FPI, karena kami menilai FPI sangat konkrit
dan konsisten dalam memperjuangkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bersimpati terhadap perjuangan FPI, terus mewaspadai
dan tidak terpengaruh provokasi gerombolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang selalu mendiskreditkan dan mengadu domba FPI dengan kelompok anak bangsa lainnya."
9. KH. Hasyim Muzadi (Ulama NU) :
"FPI Adalah ormas Islam terpopuler di seluruh dunia, FPI lebih jelas NKRI-nya, Saya mendukung perjuangan FPI dalam memberantas kemaksiatan dan Aliran sesat
di Indonesia."
10. Dr. Salim Segaf Aljufri (Menteri Sosial era Presiden SBY) :
"FPI Semakin diterima masyarakat, dalam perjalanannya FPI sudah semakin kokoh. Insya Allah FPI semakin kokoh, ibarat pohon kalau sudah 15 tahun itu sudah
mengakar kemana-mana,"
"FPI semakin hari semakin bagus, semakin meningkat dan semakin diterima masyarakat. Saya yakin kedepan FPI bisa melakukan yang terbaik buat bangsa dan
negara," ujar Dr. Salim Segaf.
Dalam kegiatan sosial, Dr. Salim Segaf mengapresiasi kontribusi FPI selama ini. "Saya pernah mengunjungi Habib Rizieq dan kawan-kawan FPI ketika bencana
tsunami Aceh, saya salut kepada FPI yang telah mengevakuasi puluhan ribu mayat ketika itu," ujar Mentri Sosial.
"Saat bencana Tsunami Aceh saya bertemu Habib Rizieq, ternyata beliau dan laskar FPI itu tinggal di kuburan dengan mendirikan tenda-tenda bukan di hotel.
Habib Rizieq memimpin laskar untuk mengevakuasi mayat selama 4 bulan, Subhanallah inilah yang FPI lakukan. Bayangkan, tinggal di kuburan, kita semalam
aja udah takut, ini 4 bulan,"
Selain itu, menteri sosial berpesan agar sesama umat Islam harus saling mengasihi agar mendapatkan pertolongan Allah.
11. Ustadz Yusuf Mansyur :
"Saya ingin menjadi pelurunya Habib Rizieq dibidang Ekonomi saat Ta'lim bulanan yang berjudul " Membeli Kembali Indonesia").
12. Syekh Quds dari Iraq :
"Hanya FPI dan Habib Rizieq yang terkenal di Iraq."
13. Alhabib Ali Bahar Bin Smith (Cendikiawan dari Kalangan Habaib dan Dosen UIN) Beliau mengatakan :
"Saya kesini (Ta'lim bulanan Habib Rizieq) mencari sesuatu yang tidak ada di tempat lain atau Majlis Lain."

☆☆ FATWA IBN AL-UTSAIMIN TENTANG MENCIUM TANGAN ☆☆



☆☆ FATWA IBN AL-UTSAIMIN TENTANG MENCIUM TANGAN ☆☆

Pengikut sebagian golongan umat Islam di Indonesia Menuduh umat Islam yang melakukan Cium Tangan para Ulama, Orang Tua Shalih adalah Praktek Syirik dan Ghuluw,
Sungguh tuduhan dan fitnahan yang Kejam, padahal Tradisi Cium Tangan kepada Orang Shalih dan Orang Tua telah lama diajarkan Nabi Muhammad Saw, generasi Sahabat, Tabi’in dan terus di ikuti hingga generasi saat ini.
Padahal ulama panutan mereka yakni Ibn Al-Utsaimin berfatwa sebagaimana di dalam:
◎ Kitab: Syarh Riadhush Shalihin.
◎ Juz: 4.
◎ Halaman: 451.
وقال الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله :
الحاصل : أن هذين الرجلين قبَّلا يدَ النبي صلى الله عليه وسلم ، ورِجْله ، فأقرهما على ذلك ، وفي هذا : جواز تقبيل اليد ، والرِّجْل ، للإنسان الكبير الشرَف والعلم ، كذلك تقبيل اليد ، والرِّجْل ، من الأب ، والأم ، وما أشبه ذلك ؛ لأن لهما حقّاً ، وهذا من التواضع .
(“شرح رياض الصالحين” ٤/٤٥١) .
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:
“Sesungguhnya kedua lelaki ini Mencium Tangan Nabi Saw dan juga Kaki Beliau dan Beliau-pun Membiarkannya Praktik tsb (iqror)”, Oleh sebab itu diperbolehkannya Mencium Tangan dan Kaki Orang Tua karna Kemulian dan Ilmunya. Begitu juga Mencium Tangan dan Kaki nya Ayah, Ibu dan Orang yang Menyerupainya, Karena kedua orang tersebut Berhak mendapatkan Respek seperti itu. Dan hal ini termasuk bagian dari sifat TAWADLU.

MENGGEBUKI BEBEK YG G MATI2 SETELAH DISEMBELIH


MENGGEBUKI BEBEK YG G MATI2 SETELAH DISEMBELIH

PERTANYAAN :

Mahmoedie El-andalusy

Assalamualaikum poro yai,ustadz PISS -KTB yg saya hormati dan ta'dzimi dan saya harap berkah ilmunya, DESKRIPSI MASALAH :
sering terjadi ketika memotong / menyembelih hewan(bebek,ayam,entok) tidak cepat mati,karena khawatir hewan tersebut terbang maka setelah di sembelih hewan tersebut di tekuk lehernya,

pertanyaan :
1.bagaimana hukum menekuk leher hewan tersebut ?
2.bagaimana hukum hewan tersebut ? mohon jawabannya,terimakasih
JAWABAN :
==>> Mas Hamzah
wa alaikumus salaam warhmatulloh
1. hukumnya makruh
2. halal dimakan
ta'bir kitab majmu'.

المسألة السادسة ) قال أصحابنا - رحمهم الله - : إذا قطع الحلقوم أو المريء والودجين استحب أن يقتصر على ذلك ويكره أن يبين رأسه في الحال ، وأن يزيد في القطع وأن يكسر عنقها وأن يكسر الفقار ، وأن يقطع عضوا منها وأن يحركها ، وأن ينقلها إلى مكان آخر ، وكل ذلك مكروه بل يتركه كله حتى تفارقها الروح وتبرد . ويستحب أن لا يمسكها بعد الذبح مانعا لها من الاضطراب ، وقد ذكر المصنف أدلة هذه الأمور والله أعلم .

masalah yang ke enam Ashab Syafi'i -semoga Allah merahmati mereka- berkata : ketika chulqum atau mari' dan wadajain telah terputus maka disunnahkan untuk mencukupkan hal itu saja, dan makruh mencabut kepalanya saat itu juga, menambah potongan, memecahkan leher atau memecahkan pungguhnya,memotong anggota tubuh , menggerak gerakkannya dan memindahkan ketempat lain, semua itu MAKRUH hukumnya bahkan semuanya itu di tinggalkan saja hingga hewan tersebut ruhnya berpisah dan menjadi dingin. dan disunnahkan tidak mengekangnya setelah disembelih dengan kekangan yg bisa mencegahnya dari bergerak. musonnef telah menjelaskan dalil semua perkara ini.
wallohu a'lam.
==>> Ghufron Bkl
1. boleh klo di hawatirkan sampe terbang
2. halal
: والمستحب أن يقطع الحلقوم والمرىء والودجين، لأنه أوحي وأروح للذبيحة فإن اقتصر على قطع الحلقوم والمرىء أجزأه، لأن الحلقوم مجرى النفس، والمرىء مجرى الطعام، والروح لا تبقى مع قطعهما، والمستحب أن ينحر الإبل ويذبح البقر والشاة، فإن خالف ونحر البقر والشاة وذبح الإبل أجزأه، لأن الجميع موت من غير تعذيب، ويكره أن يبين الرأس وأن يبالغ في الذبح إلى أن يبلغ النخاع، وهو عرق يمتد من الدماغ، ويستبطن الفقار إلى عجب الذنب لما روى عن عمر رضي الله عنه أنه «نهى عن النخع» ولأن فيه زيادة تعذيب فإن فعل ذلك لم يحرم لأن ذلك يوجد بعد حصول الذكاة
(AL-MAJMU')
fokus
: فإن فعل ذلك لم يحرم لأن ذلك يوجد بعد حصول الذكاة
كره ذلك أهل العلم منهم عطاء وعمرو بن دينار ومالك والشافعي ولا نعلم لهم مخالفاً، وقد قال عمر رضي الله عنه: لا تعجلوا الأنفس حتى تزهق فإن قطع عضو قبل زهوق النفس وبعد الذبح فالظاهر إباحته فإن أحمد سئل عن رجل ذبح دجاجة فأبان رأسها قال يأكلها: قيل والذي بان منها أيضاً؟ قال: نعم. قال البخاري قال ابن عمر وابن عباس: إذا قطع الرأس فلا بأس به. وبه قال عطاء والحسن والنخعي والشعبي والزهري والشافعي وإسحاق وأبو ثور وأصحاب الرأي وذلك لأن قطع ذلك العضو بعد حصول الذكاة فأشبه ما لو قطعه بعد الموت.
(AL-MUGHNI IBNU QUDAMAH)
fokus
: وذلك لأن قطع ذلك العضو بعد حصول الذكاة فأشبه ما لو قطعه بعد الموت
Wallohu a'lam bis showab.

KATA MUTIARA


Sunday, November 20, 2016

Sayyidina Ali Bin Abi Thaalib : "Örang Akan Berubah"

Sayyidina Ali Bin Abi Thaalib berkata :

المرءُ يتغيَّر في ثلاثٍ : القُربِ من المُلُوك ، والولايات ، والغَنَاءِ من بعد الفقر ،
فمن لم يتغير في هذه فهو ذُو عقلٍ قويم ، وخُلُقٍ مُستقِيم.
سيدنا علي بن أبي طالب 


Orang itu berubah karena 3 hal :
1. Kalau sudah dekat dengan para penguasa..
2. Kalau sudah mendapat kekuasaan..
3. Kalau dapat harta yg melimpah atau kekayaan dan sebelumnya dia adalah orang miskin..

Tetapi, kalau ada orang yang mendapat 3 hal ini dan dia tidak berubah maka dapat dipastikan bahwa dia adalah orang yang berakal lurus dan berakhlaq yg istiqomah

PENGEMIS

 PENGEMIS

Ibrahim bin Adham -semoga Allah merahmatinya- pernah berkata :
" Sebaik2 kaum adalah para pengemis, merekalah yg membawakan bekal kita ke akherat."
Ibrahim An Nukho'i -semoga Allah merahmatinya- berkata :
" pengemis adalah kurir akherat yg mendatangi pintu salah sorang diantara kalian, kemudian dia berkata :
apakah kalian akan mengirimkan sesuatu utk keluarga kalian ? "
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam pernah ditegur oleh Allah gara2 pengemis,
kisahnya waktu itu Nabi shollallohu alaihi wasallam sedang duduk lalu datang sayyidina Utsman -semoga Allah meridhoinya- dengan membawa setandan kurma.
kemudian kurma tsb diletakkan dihadapan Nabi shollallohu alaihi wasallam.
ketika Nabi hendak memakan kurma itu, tiba2 ada seorang pengemis berdiri di depan pintu sambil berkata :
" semoga Allah merahmati seorang hamba yg merahmati kami "
Rasululloh memerintahkan Utsman utk memberikan kurma kepada pengemis, namun Utsman merasa berat hati melakukan hal itu.
Beliau berharap Nabi lah yg memakan kurma tsb.
Setelah kurma diberikan kpd pengemis, Sayyidina Utsman membeli kurma itu dari si pengemis kemudian di letakkan kembali di hadapan Nabi shollallohu alaihi wasallam.
Kemudian si pengemis kembali lagi dan melakukan hal itu sampai berulang tiga kali dan Nabi pun memberikan kurmanya,
sampai Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata kpdnya :
" engkau ini pengemis apa penjual kurma ? "
Kemudian turunlah surat ad dhuha ayat 10 :
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
" Dan terhadap pengemis maka janganlah kamu menghardiknya."
maksud dari " jangan menghardik " disini adalah jangan berkata kasar kpdnya tetapi jika kamu punya sesuatu utknya maka berikanlah, dan jika tidak memberinya maka tolaklah dengan baik2 dan ingatlah sewaktu kamu masih faqir,
hal ini sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam :
" berilah pengemis walaupun sedikit atau tolaklah dengan baik2, karena sungguh mendatangi kalian sesosok yg bukan manusia bukan pula jin, dia mengawasi bagaimana perbuatan kalian thd apa yg Allah berikan kpd kalian "
wallohu a'lam.
~tafsir Al Qurtuby & tafsir Al Kabir~

IJAZAH SHALAWAT NARIYAH




IJAZAH SHALAWAT NARIYAH
----------------------------------------------
Tata Cara Mengamalkan Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah.
I. Tawassul, yaitu:
بسم الله الرحمن الرحيم
1. الي حضرة النبي المصطفي سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و اله و صحبه و ازواجه و ذريته ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(1. Ilaa hadratin nabiyyil mushthafaa sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa aalihi wa shohbihi wa azwaajihi wa dzurriyyatih, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ........ ).
2. ثم الي ارواح جميع الخلفاء الراشدين ساداتنا ابي بكر و عمر و عثمان و علي و علي بقية اصحاب رسول الله اجمعين رضي الله عنهم ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(2. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il khaliifatir roosyidiin saadaatinaa Abi Bakrin wa 'Umara wa 'Utsmaana wa 'Ali wa 'alaa baqiyyati ashhaabi rasuulillaahi ajma'iin radiyallaahu 'anhum, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
3. ثم الي ارواح جميع الاولياء من مشارق الارض الي مغاربها في برها و بحرها من يمينها الي شمالها خصوصا سلطان الاولياء القطب الرباني و العارف الصمداني سيدنا الشيخ محي الدين عبد القادر الجيلاني و الي ارواح الشيخ نووي بن عمر تنارا البنتاني و الشيخ محمد الطونسي و الامام القرطبي و الامام الدينوري و الحاجة مرتفعه بنت ابويا اسنوي ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(3. Tsumma ilaa arwaahi jamii'il awliyaa'i min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa fii barrihaa wa bahrihaa, miy yamiinihaa ilaa syimaalihaa, khushuushon sulthaanil awliyaa'i al-quthbir rabbaani wal 'aarifish shamadaani sayyidinasy Syaikh Muhyiddin Abdil Qadir Al-Jilani, wa ilaa arwaahi Syaikh Nawawi bin Umar Tanara Albantani, wasy Syaikh Muhammad At-Tunisi, wal Imam Al-Qurthubi, wal Imam Ad-Dainuri, wal Hajjah Murtafi'ah binti Abuya Asnawi, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
4. ثم الي من اجازني كيائي الحاج محمد طبري شاذلي و اصوله و فروعه شيئ لله لهم الفاتحة .......
(4. Tsumma ilaa man ajaazanii KH. Muhammad Thobary Syadzily wa ushuulihi wa furuu'ihi syai'ul lillaahi lahumul
faatihah ....... ).
5. ثم الي ارواح ابائنا و امهاتنا و اجدادنا و جداتنا و مشاييخنا و لجميع المسلمين و المسلمات الاحياء منهم و الاموات ، شيئ لله لهم الفاتحة .......
(5. Tsumma ilaa arwaahi aabaainaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa masyaayiikhinaa wa lijamii'il muslimiina was muslimaati al-ahya'i minhum wal amwaati, syai'ul lillaahi lahumul faatihah ....... ).
II. Baca Shalawat Nariyah / Shalawat Munfarijah / Shalawat Kamilah: 40 x atau 100 x atau 310 x atau 4444 x
III. Do'a Shalawat Nariyah / Munfarijah / Kamilah. Dibaca 1 × atau 3 × atau 7 ×
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم بحق الصلاة الكاملة و بجاه سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم و بكرامة الشيخ محمد الطونسي و بكرامة الامام القرطبي و بكرامة الامام الدينوري ، ارزقنا الهداية و التوفيف و الصحة و العافية و السلامة و البركة في الرزق و الملك و المال و النفس و الاهل و الاخوان بمحض فضلك و كرمك يا ارحم الراحمين . و صلي الله علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين .
(Allaahumma bihaqqish shalaatil kaamilah wa bijaahi sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa bikaramati Asy-Syaikh Muhammad At-Tunisi wa bikaramati Al-Imam Al-Qurthubi wa bikaramati Al-Imam Ad-Dainuri. Urzuqnaa at-taufiiqa wal barakata wal hidaayata wash shihhata was salaamata wal 'aafiyata fir rizqi wal milki wal maali wan nafsi wal ahli wal ilhwaani bimahdhi fadlika wa karamika yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallama wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin).
Artinya:
------------
"Yaa Allah dengan sebab haq Shalawat Kamilah dan keagungan junjungan kami, Muhammad SAW, dan karamah Syeikh Muhammad At-Tunisi, karamah Al-Imam Al-Qurthubi, dan karamah Al-Imam Ad-Dinawari, berilah kami rizqi berupa hidayah & taufiq, sehat wal 'afiyat, keselamatan dan keberkahan di dalam rizqi, milik, harta, jiwa, keluarga dan saudara-saudara dengan murni anugerah dan kemuliaan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Penyayang dari semua para penyayang !!). Semoga rahmat dan keselamatan Allah dilimpahkan kepada junjungan kami, Muhammad, dan keluarga, beserta sahabat-sahabat beliau ! Segala puji bagi Allah, Penguasa semesta alam ).
أجزتكم صلاة النارية
(Saya ijazahkan kepada kalian "Shalawat An-Nariyah).

Seluruh Waliyullah Kenal Gus Dur

 
 
Pada suatu ketika Habibana Al-Walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri Tebet memanggil muridnya yang paling senior yaitu KH. Fakhrurrozi Ishaq dan Habib Idrus Jamalullail mengenai hal penghinaan yang dilakukan kedua muballigh itu kepada Gus Dur yang pada saat itu telah menjadi Presiden RI ke-4.

Menurut penuturan Ustadz Anto Djibril yang ketika itu hadir di pengajian hari Senin pagi itu Al-Walid bertanya kepada jama'ah yang hadir, "Aina Rozi wa Idrus bin Alwi...?"
Dan keduanya yang hadir mengaji sama menyahut, "Maujud ya habib."
Lalu Habibana berkata, "Ente berdua jangan pulang ya, ana ada perlu."
 
Ya Rozi ya Ye' Idrus, ente berdua kalau jadi muballigh gak usah kata-kata kotor sama orang, apalagi sama cucunya KH. Hasyim Asy'ari itu. Ente tahu yang namanya Gus Dur itu siapa? Biar ente faham ya... seluruh Auliya'illah min Masyariqil Ardhi ilaa Maghoribiha, kenal dengan Gus Dur dan ente ini siapa berani mencela - mencela dia. Dan ana sangat malu kalau ada murid atau orang yg pernah belajar sama ana menghina Gus Dur dan juga menghina lainnya. Kalau ente belum bisa jadi seperti Gus Dur, diam lebih baik. Kalau sudah bisa jadi seperti Gus Dur, ngomong dah sana sampe berbusa-berbusa."

Maka sejak mendapat teguran dari Al Walid itulah, KH. Fakhrurrozi Ishaq dan Habib Idrus bin Alwi Jamalullail bungkam kalau pas bicara masalah Gus Dur.

Diperoleh keterangan ternyata Gus Dur adalah murid langsung dari Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang. Gus Dur waktu kecil diajak ayahnya, KH. Abdul Wahid Hasyim. Dan di Jakarta beliau sempat mengkhatamkan 9 kitab di hadapan Habib Ali Al Habsyi.

Sewaktu masih menjabat presiden, Gus Dur pernah hadir di Majelis Ta'lim Kwitang. Beliau datang ba'da shubuh tanpa pengawalan ketat dan Gus Dur duduk ikut pembacaan Asmaul Husna sampai selesai.

"Aduh Pak Presiden, kalau kesini kasih kabar dong," kata Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi.
"Mending begini bib, kalo kasih kabar ya nanti kasihan jama'ah bisa jadi repot," jawab Gus Dur.

Dan setahun sebelum Gus Dur wafat, beliau mau ziarah di waktu Maulid di Kwitang, lalu Habib Abdurrahman Al Habsyi berkata, "Kalau ada yang tahu Gus Dur kemari, cepat kabarin ana ya."

Tapi dari pihak Gus Dur tidak ada kabarnya dan Yenni Wahid waktu dihubungi tidak menjawab. Dan ternyata Gus Dur nyarkub di jam 11 malam dan itu menurut penuturan pengurus Masjid Ar-Riyadh. Begitulah Gus Dur, beliau orangnya tidak mau merepotkan orang lain.

Semoga sepenggal kisah Gus Dur dengan beberapa habaib sepuh ibukota ini bisa menambah kecintaan kita kepada beliau-beliau.. Lahumul Fatihah.

Wangsit: Sarkub Papua Abdu L Wahab, S.Kub, Sanad shahih Ustadz Anto Djibril 

SIKAP YANG TEPAT SAAT DICURHATI ORANG

SIKAP YANG TEPAT SAAT DICURHATI ORANG
Oleh: Al Habib Ahyad Banahsan As Sakran


Jika ada dua orang atau dua pihak sedang berselisih. Kemudian satu orang atau satu pihak mengadukan perselisihan itu kepada kita serta meminta kepada kita membantu mereka menyelesaikan perselisihan tersebut secara baik-baik. Maka sebaiknya pengaduan dan permintaan mereka jangan ditanggapi dan anggap saja tidak ada.
Isma', summa tabassam, summa tajaahal, summa Taghoofal, artinya: Dengarkan, lalu tersenyum, kemudian berlagak tidak tahu, setelah itu lupakan.

Karena jika kita menanggapinya kita bisa terjebak kepada empat hal tanpa kita sadari.
Pertama: Kita menganggap materi pengaduan sebagai kebenaran, padahal materi yang diadukan bisa benar, bisa ditambah, bisa dikurangi, dan bisa salah sama sekali.
Kedua: Kita tergoda untuk mengetahui rahasia orang lain yang akan menyebabkan ghibah jika benar dan kebohongan besar jika salah.
Ketiga: Kita tersanjung untuk menjadi "pahlawan kesiangan" yang dapat menyelesaikan masalah yang belum tentu kita mampu untuk menyelesaikannya.
Keempat: Kita bertindak tidak adil karena secara tak sadar membela pihak pengadu, karena dari dia kita mendengar pertama kali pengaduan yang belum tentu benar.
Adalah kewajiban seorang muslim untuk menyelesaikan perselisihan di antara dua orang atau dua pihak yang bertikai. Tetapi kewajiban tersebut ada di pundak kita jika kita berada pada posisi yang tepat seperti ayah terhadap anak-anaknya, guru terhadap murid-muridnya, hakim terhadap rakyat, manajer terhadap pegawai-pegawainya, dan seterusnya. Selain itu kewajiban tersebut ada di pundak kita jika kita menguasai persoalan yang diperselisihkan dengan baik, jika kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, jika kedua orang atau kedua pihak yang berselisih mengadukan persoalan mereka secara bersamaan di satu waktu disatu tempat, dan jika kita dapat bersikap adil terhadap kedua orang atau kedua pihak yang berselisih.
Jika tidak terpenuhi beberapa kriteria di atas jangan bersikap gegabah untuk menyelesaikan masalah diantara dua orang atau dua pihak yang berselisih, karena bisa terjadi kezoliman terhadap satu pihak, yang mana hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat menyebabkan persoalan menjadi bertambah ruwet dan rumit serta kezoliman menjadi bertambah besar dan luas.

Saturday, November 19, 2016

Ridho Suami

Ridho_suami
 
حكاية: قال وهب بن منبه رضي الله عنه مرض شاب من بني إسرائيل فنذرت أمه إن شفى الله ولدها لتخرجن من الدنيا سبعة أيام فشفاه الله فحضرت قبرا وقالت لولدها أحث علي التراب ثم بعد سبعة أيام أخرجني منه
kisah:
Wahb bin Munabbih -semoga Allah meridhloinya- berkata :
" seorang pemuda bani israel sedang sakit, kemudian ibunya bernadzar jika Allah menyembuhkan anaknya maka dia akan keluar dari dunia selama tujuh hari .
kemudian Allah menyembuhkan anaknya, sang ibu mendatangi kuburan dan berkata kpd anaknya :
" taburkan tanah padaku, kemudian setelah tujuh hari keluarkan aku darinya ."
فلما حثا عليها التراب وجدت فيها بابا إلى بستان فدخلته فرأت فيه امرأتين على رأس إحداهما طير يروح بجناحيه عليها والأخرى على رأسها طير ينقرها فقالت للأولى بم نلت هذا قالت خرجت من الدنيا وزوجي راض عني وقالت للأخرى بم نلت هذا قالت خرجت من الدنيا وزوجي ساخط علي فإذا رجعت إلى الدنيا فاسأليه العفو عني
Ketika sang ibu telah di tutup dengan tanah, dia malah menemukan di dalamnya sebuah pintu yg menuju ke kebun, dia memasukinya dan melihat dua orang wanita disana.
di atas kepala salah seorang wanita itu terdapat seekor burung yg sedang mengipasinya dengan kedua sayapnya,
sedangkan diatas kepala wanita yg satunya lagi terdapat seekor burung yg sedang mematuk2kinya dengan paruhnya.
sang ibu berkata kpd wanita yg pertama :
" sebab apa engkau memperoleh ini ?"
dia menjawab : " aku keluar dari dunia dan suamiku ridhlo padaku ."
" sebab apa engkau memperoleh ini ?" tanya sang ibu kpd wanita kedua.
" aku keluar dari dunia dan suamiku murka padaku, jika engkau telah keluar nanti mintakanlah ampun bagiku kpd suamiku ."
jawab wanita kedua.
فبعد سبعة أيام أخرجها ولدها فأخبرت زوج المرأة فعفا عنها ثم رأتها بعد ذلك في المنام فقالت لها جزاك الله خير قد نجوت من العذاب
Setelah tujuh hari, sang anak mengeluarkan ibunya, kemudian dia memberitahukan suami dari wanita kedua yg ditemuinya, dan akhirnya sang suami memaafkannya.
kemudian setelah itu sang ibu tsb mimpi melihat wanita kedua dan berkata kpdnya
" trimakasih, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, aku telah selamat dari siksaan."
wallohu a'lam.
~Nuzhatul Majaalis~

Wednesday, November 16, 2016

Karomah Syekh Nawawi Al Bantani




Nama Syekh Nawawi Banten begitu melegenda di Indonesia. Bahkan namanya sering disamakan kebesarannya dengan tokoh ulama klasik madzhab Syafi’i Imam Nawawi (676 Hijriah atau l277 Masehi). Melalui karya-karyanya yang tersebar di pesantren-pesantren tradisional yang sampai sekarang masih banyak dikaji. Nama kiai asal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan.


Di setiap majlis ta’lim, karyanya selalu dijadikan rujukan utama dalam berbagai ilmu, mulai dari ilmu tauhid, fiqh, tasawuf sampai tafsir. Karya-karyanya sangat berjasa dalam mengarahkan mainstream keilmuan yang dikembangkan di lembaga-Iembaga pesantren yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Sayid ’Ulamail Hijaz adalah gelar yang disandangnya. Sayid adalah penghulu, sedangkan Hijaz wilayah Saudi sekarang, yang di dalamnya termasuk Mekkah dan Madinah. Dialah Syekh Muhammad Nawawi, yang lebih dikenal orang Mekkah sebagai Nawawi al-Bantani, atau Nawawi al-Jawi.
“Al-Bantani menunjukkan bahwa ia berasal dari Banten, sedangkan sebutan Al-Jawi mengindikasikan muasalnya yang Jawa, sebutan untuk para pendatang Nusantara karena nama Indonesia kala itu belum dikenal. Kalangan pesantren sekarang menyebut ulama yang juga digelari asy-Syaikh al-Fakih itu sebagai Nawawi Banten,” kata Ismetullah Al Abbas, pewaris Kesultanan Banten, ketika ditemui di rumahnya di kompleks Masjid Banten, Banten, beberapa waktu lalu.
Menurut sejarah, Syekh Nawawi Banten memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu’ti Muhammad bin Umar al- Tanara al-Jawi al-Bantani.
Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten pada tahun 1815 Masehi atau 1230 Hijriah. Pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriah atau 1897 Masehi. Nawawi menghembuskan nafasnya yang terakhir di usia 84 tahun.
Memiliki karomah kakinya bersinar saat gelap
Sebagai tokoh kebanggaan umat Islam di Jawa khususnya di Banten, Umat Islam di Desa Tanara, Tirtayasa, Banten, setiap tahun di hari Jumat terakhir bulan Syawwal selalu diadakan acara khol untuk memperingati jejak peninggalan Syekh Nawawi Banten.
Ismet mengungkapkan, Syekh Nawawi memiliki karomah. Di antara karomah beliau adalah, saat menulis syarah kitab Bidayatul Hidayah (karya Imam Ghozali), lampu minyak beliau padam, padahal saat itu sedang dalam perjalanan dengan unta. Tapi di jalan pun ia tetap menulis.
Beliau berdoa, bila kitab ini dianggap penting dan bermanfaat buat kaum muslim, ia mohon kepada Allah SWT memberikan sinar agar bisa melanjutkan menulis.
“Tiba-tiba jempol kaki beliau mengeluarkan api, bersinar terang, dan beliau meneruskan menulis syarah itu hingga selesai dan bekas api di jempol tadi membekas, hingga saat Pemerintah Hijaz memanggil beliau untuk dijadikan tentara (karena badan beliau tegap), ternyata beliau ditolak, karena adanya bekas api di jempol tadi,” ujarnya.
Bertahun-tahun dikubur jasad utuh
Karomah yang lain, tampak saat beberapa tahun setelah beliau wafat, makamnya akan dibongkar oleh pemerintah untuk dipindahkan tulang belulangnya dan liang lahatnya akan ditumpuki jenazah lain (sebagaimana lazim di Ma’la).
Saat itulah para petugas mengurungkan niatnya, sebab jenazah Syekh Nawawi (beserta kafannya) masih utuh walaupun sudah bertahun-tahun dikubur.
“Bila pergi ke Mekkah, Insya Allah kita akan bisa menemukan makam beliau di Pemakaman Umum Ma’la. Banyak juga kaum muslimin yang mengunjungi rumah bekas peninggalan beliau di Tanara, Serang, Banten. Letaknya di belakang masjid Nawawi di Tanara,” ujar Ismet.
Kyai Hashim Ashari sering disebut sebagai tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya NU, maka Syekh Nawawi adalah guru utamanya.

Konon, di sela-sela pengajian kitab-kitab karya gurunya ini, seringkali Kyai Hashim Ashari bernostalgia bercerita tentang kehidupan Syekh Nawawi, kadang mengenangnya sampai meneteskan air mata karena besarnya kecintaan beliau terhadap Syekh Nawawi.

Rasulullah SAW, Mengiringi Kewafatan Habib Ali Kwintang

 
 
Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang) sebelum akhir hayatnya pada tahun 1968 mengalami pingsan selama kurang lebih 40 hari. Beliau hanya berbaring di tempat tidurnya tanpa sadarkan diri. Dalam keadaan itu beliau senantiasa disuapi air zamzam oleh putranya sebagai pengganti makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
40 hari kemudian, akhirnya Habib Ali al-Habsyi mulai sadar. Dipanggillah putranya: “Ya Muhammad, antar Abah ke hammam (kamar mandi) untuk bersih-bersih diri.”
Mendengar ucapan ayahandanya seperti itu, Habib Muhammad merasa sangat senang karena ayahnya sudah berangsur sembuh. Diantarlah ayahnya oleh Habib Muhammad ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri.
 
Usai Habib Ali al-Habsyi mandi dan berwudhu, beliau duduk di tempat tidurnya dan meminta dipakaikan pakaian kebesarannya yaitu jubah, imamah dan rida’nya. Lalu beliau meminta putranya untuk membacakan qashidah “Jadad Sulaima” yang menjadi kegemaran beliau. Qashidah tersebut adalah karangan guru beliau, yaitu al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (Shahib Simthud Durar). “Ya Muhammad, aku lihat Rasulullah sudah hadir. Bacalah qashidah Jadad Sulaima. Lekaslah baca, ayo Bismillah!”
 
Mendengar ucapan ayahnya, segera Habib Muhammad membacakan qashidah tersebut sambil menangis dan tidak mampu menyelesaikan qashidah tersebut. Akhirnya yang melanjutkan qashidahnya adalah Habib Husein bin Thaha al-Haddad (ayah dari Kak Diding al-Haddad).
Setelah selesai pembacaan qashidah tersebut, Habib Ali al-Habsyi berkata: “Ya Muhammad, hari apakah ini?”
 
Habib Muhammad menjawab: “Hari Ahad ya Abah. Jamaah sudah penuh hadir di Majelis.”
Kemudian Habib Ali al-Habsyi kembali berkata: “Ya Muhammad, kirimkan salamku pada seluruh jamaah. Dan pintakan maaf atas diriku pada seluruh jamaah. Pintakan maaf untukku pada mereka. Sesungguhnya diri ini tidak lama lagi, karena sudah datang Rasulullah dan datuk-datuk kita.”
 
Dengan perasaan sedih yang mendalam, Habib Muhammad pun akhirnya menyampaikan pesan ayahnya pada semua jamaah yang hadir di Majelis Ta’lim Kwitang hari Minggu pagi itu. Tidak lama setelah itu, Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum wafatnya, beliau mengajak kepada yang berada di sekitarnya untuk membaca talqin dzikir “La Ilaha Illallah”.
 
Semua yang hadir, termasuk Habib Ali bin Husein Alattas (Habib Ali Bungur), Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan para keluarga mengikuti ucapan Habib Ali al-Habsyi yang semakin lama semakin perlahan hingga hembusan nafasnya yang terakhir kali.
 
Akhirnya al-Habib Ali al-Habsyi wafat di pangkuan al-Habib Ali bin Husein Alattas dalam keadaan berpakaian kebesarannya. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi lahir di Jakarta pada hari Ahad 20 Jumadil Ula 1286 H/20 April 1870 M, dan wafat hari Ahad 20 Rajab 1388 H/13 Oktober 1968 M.