Tuesday, May 31, 2016







SEMARANG - Suasana Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 di Kampus Undip Semarang Jawa Tengah mendadak riuh saat Menristekdikti M Nasir masuk ke salah satu ruang ujian. Sebab, M Nasir tak sendiri dan diikuti sejumlah pejabat terkait dan berdiri di depan kelas.
Puluhan awak media yang akan mengambil gambar turut masuk ruangan dan berdiri di sela-sela bangku peserta SBMPTN 2016. Peserta yang tak menyangka dengan kejadian itu saling tengok kiri-kanan.
"Ada apa ini?" ujar seorang peserta SBMPTN 2016 kepada peserta lain yang juga sama bingungnya, Selasa (31/5/2016).
Pengawas yang ada di ruangan pun berjalan ke belakang sambil menenangkan peserta. "Tenang, nanti peserta SBMPTN 2016 di sini langsung lulus," kelakar pengawas perempuan yang mengenakan kerudung tersebut.
Nasir pun meminta naskah ujian SBMPTN 2016 kepada pengawas untuk ditunjukkan ke peserta. Dia meyakinkan peserta jika naskah soal itu masih tersegel dan dipastikan belum dibuka.
"Lihat ya, amplop naskah ujian SBMPTN 2016 ini masih tersegel. Ini sekalian saya bagikan ke peserta. Pertama di deretan sini dulu ya, selanjutnya yang di sebelah kanan," katanya untuk memecah ketegangam peserta.
Ketika memantau jalannya SBMPTN 2016 di Unnes dan Undip, Nasir ditemani oleh Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto, Ketua Panitia SNMPTN/SBMPTN 2016 Rochmat Wahab, Rektor Unnes Faturrochman, Rektor Undip Yos Johan, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, serta Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemristekdikti Nada Marsudi.

Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) akan mengkaji ulang proses penerimaan mahasiswa jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang dinilai tidak lebih baik dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

"Setelah mendapatkan masukan dari para rektor, saya minta evaluasi SNMPTN. Dari hasil evaluasi tersebut akan kami kaji lebih dalam proporsi ke depannya seperti apa," kata Menristek Dikti Muhammad Nasir seperti dilansir Antara, Sabtu (10/10/2015).

Nasir yang ditemui usai menghadiri pertemuan tertutup Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) mengatakan, berdasarkan laporan kajian sementara SNMPTN dan SBMPTN, kualitas mahasiswa di 2 jalur rekruitmen tersebut sangat berbeda.

Nasir menjelaskan, kualitas dan prestasi akademik mahasiswa yang diterima melalui jalur tes SBMPTN jauh lebih baik, dibandingkan dengan mahasiswa yang berhasil kuliah melalui jalur SNMPTN.

Padahal, kata Nasir, proses penerimaan mahasiswa melalui jalur SNMPTN mengandalkan besaran prestasi akademik, kesenian, dan olahraga yang dinilai dari buku laporan pendidikan (rapor) semasa duduk di bangku SMA.

"Saya melihat laporan sementara, SBMPTN dilihat dari prestasi akademik (mahasiswa) lebih baik dari SNMPTN, ini yang harus kami kaji. Apakah karena pengukuran SNMPTN tidak jelas atau bagaimana," tanya dia.

Hasil evaluasi proses SNMPTN, kata Nasir, akan menentukan alokasi penerimaan mahasiswa di jalur tersebut, besar kemungkinan tidak lagi 50% dari total jumlah mahasiswa baru yang harus diterima perguruan tinggi negeri setiap tahunnya.

Terkait evaluasi, menurut Nasir, ada pertimbangan lain yakni kemungkinan alokasi penerimaan mahasiswa melalui jalur SNMPTN akan disamakan atau bahkan lebih sedikit dari SBMPTN yang hanya 30% dari total jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun.

"Jumlahnya berapa persen akan dipertimbangkan, apakah nanti 40:40 atau 60:20 masih akan dikaji," pungkas Nasir. (Ant/Ron/Rmn)

No comments:

Post a Comment