Friday, August 5, 2016

Jepang Menuding Korut Tembakkan Rudal





TOKYO – Baru-baru ini, Pemerintah Jepang menuduh Korea Utara (Korut) di bawah kepemimpinan Kim Jong-un meluncurkan rudal dan mendarat di perairan Jepang. Merespons tindakan tersebut, Jepang berusaha mencari fragmen rudal Korut di perairan Akita. Tapi, hingga saat ini, Jepang belum berhasil menemukan sisa rudal Korut tersebut.
Informasi kegagalan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada saat diwawancara para awak media. Padahal, Penjaga Pantai Jepang menyebut bahwa mereka telah mendeteksi beberapa puing di perairan Akita. Demikian sebagaimana dilansir Sputnik, Jumat (5/8/2016).
Inada menuturkan, pencarian awal oleh Angkatan Laut (AU) Jepang hanya menemukan benda-benda yang sebagian besar adalah sampah. Benda tersebut bukan merupakan rudal Korut.
Korut selama ini berada di bawah tekanan dunia internasional sejak mereka melakukan uji coba nuklir pada Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari. Aksi provokatif ini mengakibatkan PBB memberikan sanksi keras terhadap Pyongyang.
Merespons tindakan provokatif Korut ini, Korsel bersama dengan Amerika Serikat (AS) akan menempatkan antirudal THAAD. Penempatan ini bertujuan untuk melawan ancaman dari rezim otoriter Kim Jong-un.

Erdogan Selamat dari Bidikan F-16





ANKARA – Aksi kudeta militer di Turki telah menimbulkan banyak korban jiwa baik dari warga sipil maupun dari para pemberontak itu sendiri. Para pemberontak juga menargetkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai sasaran utama. Kendati demikian, Erdogan berhasil lolos dari kudeta berdarah tersebut.
Kudeta militer sebenarnya nyaris menewaskan orang nomor satu di Turki. Sebab, pilot F-16 dari kubu pemberontak sempat membidik pesawat Presiden Erdogan. Namun, karena pesawat mereka kehabisan bahan bakar, pilot akhirnya harus mengubah rute pesawat dan harus menggagalkan misi. Kejadian inilah yang mengakibatkan Presiden Erdogan masih tetap hidup hingga hari ini.
Kendati demikian, penyebab pasti kenapa pesawat F-16 itu tidak segera menembak Erdogan masih belum bisa dipastikan. Bahkan, mantan perwira militer menyebut peristiwa ini masih merupakan sebuah misteri.
"Setidaknya dua pesawat F-16 berusaha menghalang pesawat Erdogan saat di udara dalam perjalanan ke Istanbul," ujar mantan militer tersebut, sebagaimana dilansir Russia Today, Jumat (5/8/2016).
Saat kudeta militer 15 Juli, Presiden Erdogan berhasil dua kali selamat dari kematian. Erdogan nyaris meninggal saat ia berada di hotel untuk menikmati liburan bersama dengan keluarganya dan saat menghindari tembakan pesawat F-16 di udara.

Hasil Kualifikasi MotoGP di sirkuit Sachsenring 2016

SACHENRING – Rider Tim Repsol Honda, Marc Marquez sukses menguasai sesi kualifikasi MotoGP Sachsenring, Jerman pada Sabtu 16 Juli 2016 malam WIB. Pemegang dua gelar juara dunia MotoGP itu sukses meraih catatan waktu terbaik 1 menit 21,160 detik.
Tempat kedua menjadi milik pembalap Tim Avintia Racing, Hector Barbera dengan selisih 0,412 detik dari Marquez. Posisi ketiga ditempati rider Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi yang mencatatkan waktu 1 menit 21,666 detik. Sementara itu, urutan keempat ditempati Danilo Petroci dan disusul Pol Espargaro serta Maverick Vinales di posisi lima dan enam.
Hasil minor kembali dirasakan rekan setim Rossi, Jorge Lorenzo. Juara dunia musim lalu itu harus kembali merasakan bagaimana panasnya aspal di Sachsenring. Bahkan pembalap berjuluk X-Fuera sempat dua kali terjatuh selama sesi kualifikasi.
Lorenzo bukan satu-satunya pembalap yang terjatuh di kualifikasi. Rider Tim Ducati Corse, Andrea Iannone juga terjatuh. Hasilnya, The Maniac Joe –julukan Iannone– hanya mampu menempati urutan ke sembilan.
Berikut hasil kualifikasi MotoGP Sachsenring seperti dilansir Crash, Sabtu (16/7/2016):
1. Marc Marquez ESP Repsol Honda Team (RC213V) 1m 21.160s [Lap 8/8]
2. Hector Barbera ESP Avintia Racing (Desmosedici GP14.2) 1m 21.572s +0.412s [8/8]
3. Valentino Rossi ITA Movistar Yamaha MotoGP (YZR-M1) 1m 21.666s +0.506s [4/9]
4. Danilo Petrucci ITA Octo Pramac Yakhnich (Desmosedici GP15) 1m 21.666s +0.506s [7/8]
5. Pol Espargaro ESP Monster Yamaha Tech 3 (YZR-M1) 1m 21.738s +0.578s [6/7]
6. Maverick Viñales ESP Team Suzuki Ecstar (GSX-RR) 1m 21.784s +0.624s [9/9]
7. Andrea Dovizioso ITA Ducati Team (Desmosedici GP) 1m 21.858s +0.698s [9/9]
8. Aleix Espargaro ESP Team Suzuki Ecstar (GSX-RR) 1m 21.883s +0.723s [9/9]
9. Andrea Iannone ITA Ducati Team (Desmosedici GP) 1m 21.890s +0.730s [7/7]
10. Dani Pedrosa ESP Repsol Honda Team (RC213V) 1m 21.892s +0.732s [9/10]
11. Jorge Lorenzo ESP Movistar Yamaha MotoGP (YZR-M1) 1m 22.088s +0.928s [3/5]
12. Yonny Hernandez COL Aspar MotoGP Team (Desmosedici GP14.2) 1m 22.346s +1.186s [6/8]
13. Cal Crutchlow GBR LCR Honda (RC213V) 1m 21.783s 289km/h
14. Bradley Smith GBR Monster Yamaha Tech 3 (YZR-M1) 1m 21.994s 290km/h
15. Scott Redding GBR Octo Pramac Yakhnich (Desmosedici GP15) 1m 22.236s 290km/h
16. Jack Miller AUS Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (RC213V) 1m 22.382s 286km/h
17. Stefan Bradl GER Factory Aprilia Gresini (RS-GP) 1m 22.493s 287km/h
18. Eugene Laverty IRL Aspar MotoGP Team (Desmosedici GP14.2) 1m 22.567s 289km/h
19. Alvaro Bautista ESP Factory Aprilia Gresini (RS-GP) 1m 22.670s 290km/h
20. Loris Baz FRA Avintia Racing (Desmosedici GP14.2) 1m 22.860s 285km/h
21. Tito Rabat ESP Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (RC213V)* 1m 23.075s 281km/h

Thursday, August 4, 2016

ULAMA NUSANTARA DAN KARYANYA.

ULAMA NUSANTARA DAN KARYANYA.


Kiai Ma’shum bin Ali, Ulama' Nusantara, Maestro Shorof Ahli Falak, Pengarang Kitab Fenomenal Amtsilatut Tasrifiyyah
فعل-يفعل-فعلا-ومفعلا-فهو-فاعل-وذاك-مفعول-افعل-لا تفعل-مفعل ٢×-مفعل
Bait diatas mungkin tak asing di telinga kita, khususnya kalangan pesantren. Bait yang merupakan bagian dari rumus dari mempelajari ilmu gramatikal ini ternyata adalah Mahakarya Ulama' Nusantara, KH. Ma'shum bin Ali. Ulama' yang juga pengasuh pondok di Desa Seblak, Kecamatan Diwek inilah Sang Muallif kitab yang menjadi rujukan hampir setiap pesantren bahkan sampai mancanegara. Kitab yang dikenal dengan "Tasrifan" ini membuat ilmu shorof yang terasa rumit begitu mudah karena disajikan dalam bentuk bait. Kitab mahakarya Menantu KH. Hasyim Asy'ari dari putrinyya Khoiriyyah ini jika diteliti ternyata sistematikan terdapat makna filosofi begitu tinggi.
Salah satunya filosofi tentang
pendidikan karakter sebagaimana tertuang dalam fi’il tsulasi mujarrad seperti dalam enam kalimat awal setelah wazan فعل-يفعل
Yakni نصر-ضرب-فتح-علم-حسن-حسب yang bermakna
“Pada awalnya sang santri yang menuntut ilmu ditolong oleh orang tuanya ( ﻧَﺼَﺮَ), sesampainya di pondok pesantren ia dipukul dan dididik ( ﺿَﺮَﺏَ). Kemudian setelah tersakiti dari dipukul, maka hatinya akan terbuka ( ﻓَﺘَﺢَ). Kemudian barulah ia akan menjadi orang yang mengetahui/pintar ( ﻋَﻠِﻢَ) dan yang menuntutnya agar berbuat baik ( ﺣَﺴُﻦَ). Seraya berharap masuk surga di sisi Allah SWT ( ﺣَﺴِﺐَ).
Dan sistematika diatas dirangkum dalam bait :
ﻓَﺘْﺢُ ﺿَﻢٍّ ﻓَﺘْﺢُ ﻛَﺴْﺮٍ ﻓَﺘْﺤَﺘَﺎﻥِ * ﻛَﺴْﺮُ ﻓَﺘْﺢٍ ﺿَﻢُّ ﺿَﻢٍّﻛَﺴْﺮَﺗَﺎﻥِ
Pengarang kitab ilmu sharaf legendaris ini berasal Kota Pudak, Gresik. Awal pendidikannya diasuh oleh ayahnya sendiri kemudian melanjutkan ke Tebuireng. Kedatangannya ke sana juga disusul oleh adik kandungnya, KH. Adlan Ali yang kelak atas inisiatif Hadratus Syeikh, mendirikan Pondok Putri Wali Songo depan Pabrik Gula Cukir, Jombang.
Setelah lama mengabdi di Tebuireng beliau berhijrah ke Dusun Seblak 300 M sebelah barat Tebuireng yang di kala itu masyarakatnya masih banyak yang melakukan
kemungkaran, seperti warga Tebuireng di masa lampau sebelum , Kyai Hasyim mendirikan pesantren. Dan setelah melalui perjuangan begitu keras akhirnya membuahkan hasil, maka pada tahun 1913, ketika usianya baru 26 tahun, beliau mendirikan sebuah rumah sederhana yang terbuat dari bambu yang berkembang menjadi pondok dan masjid dan berkembang cukup pesat.
Meski sudah berhasil mendirikan pondok, tetapi beliau tetap istiqomah mengajar di Madrasah Salafiyah Syafiiyah Tebuireng, membantu Hadratus Syeikh mendidik santri.
Selain mahir dalam ilmu gramatikal arab dalam Amsila At-Tasrifiyyah, beliau juga memiliki karya lain seperti Fathul Qadir. Kitab pertama di Nusantara yang menerangkan ukuran dan takaran Arab dalam bahasa Indonesia. Kitab ini diterbitkan Salim Nabhan Surabaya pada tahun 1920-an, ketika beliau masih hidup. Jumlah halamannya lumayan tipis tapi lengkap. Kitab ini juga tidak sulit ditemukan di pasaran.
Ad-Durus al-Falakiyah adalah karya beliau yang lain dalam.bidang ilmu falak, dimana dalam kitab ini ilmu perbintangan ini disajikan dengan simpel karena disusun secara sistematis dan konseptual. Di dalamnya termuat ilmu hitung, logaritma, almanak Masehi dan Hijriyah, posisi matahari, dan sebagainya. Kitab yang diterbitkan oleh Salim Nabhan Surabaya tahun 1375 H ini, terdiri dari tiga juz yang setiap juz terdiri dari 109 halaman.
Kitab keempat adalah Badi’atul Mitsal. Kitab ini juga menerangkan perihal ilmu falak. Beliau berpatokan bahwa yang menjadi pusat peredaran alam semesta bukanlah matahari sebagaimana teori yang datang kemudian, melainkan bumi. Sedangkan matahari, planet dan bintang yang jumlahnya demikian banyak, berjalan mengelilingi bumi. Teori ini mirip teori Geosentris oleh Claudius Ptolomeus.
Meski berilmu tinggi beliau begitu tawaddu', akrab dengan masyarakat dan bersedia berguru pada siapun tak pandang bulu seperti beliau yang pernah berguru kepada seorang nelayan di atas perahu yakni selama dalam perjalanan haji dan Hasil dari perjalanan itu beliau bisa menuntaskan kitab Badi’ah al-Mitsal.
Beliau juga dikenal sufi dan zuhud sebagaimana sesaat menjelang wafat seluruh fotonya dibakar. Padahal koleksi itu adalah satu-satunya foto yang dimiliki. Hal ini tidak lain karena beliau takut identitasnya diketahui banyak orang, yang nantinya akan menimbulkan penyakit hati seperti riya’, ujub, dan sombong.
Dalam kesehariannya beliau juga mencerminkan sosok pribadi yang harmonis, baik bersama masyarakat, keluarga, maupun santri. Seperti pada mertuanya Kyai Hasyim sepulangnya dari Mekkah tahun 1332 H, tak lupa beliau membawakan kitab al-Jawahir al-Lawami’ sebagai hadiah. Bahkan kitab as-Syifa’ yang pernah diberikannya, menjadi kitab referensi utama hadratus syeikh ketika mengarang kitab.
Tetapi disisi lain beliau juga pernah berdebat dengan sang mertua sebagaimana penuturan almarhumah Nyai Khoiriyah Hasyim
Tentang dua persoalan. Pertama, soal hukum foto yang Menurut Kiai Ma’shum, foto tidak haram. Sedangkan Kyai Hasyim berpandangan sebaliknya.
Persoalan kedua adalah permulaan bulan puasa.
Kiai Ma’shum, yang mumpuni ilmu falaknya telah menentukannya dengan hisab (perhitungan astronomis), sedangkan Hadratus Syeikh memilih dengan teori rukyatul hilal (observasi bulan). Dan karena perbedaan ini, keluarga Kiai Ma’sum di Seblak terlebih dahulu berpuasa daripada keluarga Mbah Hasyim dan santrinya di Tebuireng.
Dan pada akhirnya Allah SWT memanggil kekasihnya ini pada tnggal 24 Ramadhan 1351 atau 8 Januari 1933, setelah sebelumnya sempat menderita penyakit paru-paru dengan usia 46 tahun dan dimakamkan di kompleks pemakaman pesantren Tebuireng Cukir Jombang

Wednesday, August 3, 2016

Gus Kelik Wafat Saat Kewaliannya Diketahui Orang

 Gus Kelik Wafat Saat Kewaliannya Diketahui Khalayak





Kabar duka menyebar ke seluruh penjuru negeri ketika KH. Agus Rifqi Ali bin KH. Ali Maksum bin KH. Maksum (Lasem) Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, wafat. Gus Kelik, sapaan akrabnya meninggal dunia pada Selasa (2/8/2016), pukul 22.10. Innalillahi wa inna ilahi rajiun.
Dalam pandangan saya, Gus Kelik adalah termasuk golongan para wali Allah. Hal ini terbukti sejak lahir, ia telah memperlihatkan keanehan yang tidak dilakukan kebanyakan kalangan, bahkan cenderung dianggap sebagai di luar nalar.
Seingat saya, KH. R. Hafidz Abdul Qodir bercerita bahwa Mbah Ali Maksum pernah meminta doa kepada KH. Abdul Hamid Pasuruan untuk Gus Kelik agar bisa hidup layaknya orang normal. Ternyata Mbah Hamid justru memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak harus diambil pusing. “Tidak apa-apa, tambah aku yang jaluk (minta) doa neng Gus Rifqi,” kata Mbah hamid kala itu.
Semenjak itulah KH. Ali Maksum sayang kepada Gus Kelik, bahkan sampai berwasiat kepada keluarga “Jaga Rifqi, insya Allah masuk surga alias dialah yang merawatnya.”
Penulis pernah dipanggil Gus Kelik ketika hendak membeli rokok di Kopontren Al-Munawwir. Dengan mendekat, ia berkata: “Kang, ada uang seribu rupiah?” Saya jawab ada. Dan hampir setiap santri di Krapyak pernah dimintai uang yang nominalnya berbeda.
Dalam keseharian, Gus Kelik memiliki kebiasaan mencari kardus di toko sekitar pesantren. Ia juga menyewakan alat katering. Anehnya, setiap tahun hasil dari usahanya ini digunakan memberangkatkan jamaah ziarah Wali Songo. Santri yang ikut diminta membayar semampunya, bahkan tidak sedikit yang gratis.
Keanehan yang tidak lumrah terhadap Gus Kelik, ketika kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Gur) di Pondok Krapyak. Kala itu Gus Dur tidak mau duduk kecuali berdampingan dengan Gus Kelik. Tidak hanya itu, justru Gus Dur lah yang mencium tangannya.
Gus Kelik dikatakan wali karena setelah menikah, ternyata memiliki pengetahuan dan pemahaman kitab kuning yang mumpuni. Ia juga bisa mengaji kitab dan memimpin shalawat. Padahal, semenjak kecil sampai dewasa tidak pernah menyentuh kitab apa pun.
“Nasib” para wali Allah apabila telah diketahui keunggulan dan kelebihannya justru berakibat usia yang singkat. Sehingga ketika sebagian kalangan sudah melihat derajat atau maqam kewalian yang dimiliki, ajal akhirnya menjemput

Gus Kelik Wafat Saat Kewaliannya Diketahui Orang

 Gus Kelik Wafat Saat Kewaliannya Diketahui Khalayak





Kabar duka menyebar ke seluruh penjuru negeri ketika KH. Agus Rifqi Ali bin KH. Ali Maksum bin KH. Maksum (Lasem) Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, wafat. Gus Kelik, sapaan akrabnya meninggal dunia pada Selasa (2/8/2016), pukul 22.10. Innalillahi wa inna ilahi rajiun.
Dalam pandangan saya, Gus Kelik adalah termasuk golongan para wali Allah. Hal ini terbukti sejak lahir, ia telah memperlihatkan keanehan yang tidak dilakukan kebanyakan kalangan, bahkan cenderung dianggap sebagai di luar nalar.
Seingat saya, KH. R. Hafidz Abdul Qodir bercerita bahwa Mbah Ali Maksum pernah meminta doa kepada KH. Abdul Hamid Pasuruan untuk Gus Kelik agar bisa hidup layaknya orang normal. Ternyata Mbah Hamid justru memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak harus diambil pusing. “Tidak apa-apa, tambah aku yang jaluk (minta) doa neng Gus Rifqi,” kata Mbah hamid kala itu.
Semenjak itulah KH. Ali Maksum sayang kepada Gus Kelik, bahkan sampai berwasiat kepada keluarga “Jaga Rifqi, insya Allah masuk surga alias dialah yang merawatnya.”
Penulis pernah dipanggil Gus Kelik ketika hendak membeli rokok di Kopontren Al-Munawwir. Dengan mendekat, ia berkata: “Kang, ada uang seribu rupiah?” Saya jawab ada. Dan hampir setiap santri di Krapyak pernah dimintai uang yang nominalnya berbeda.
Dalam keseharian, Gus Kelik memiliki kebiasaan mencari kardus di toko sekitar pesantren. Ia juga menyewakan alat katering. Anehnya, setiap tahun hasil dari usahanya ini digunakan memberangkatkan jamaah ziarah Wali Songo. Santri yang ikut diminta membayar semampunya, bahkan tidak sedikit yang gratis.
Keanehan yang tidak lumrah terhadap Gus Kelik, ketika kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Gur) di Pondok Krapyak. Kala itu Gus Dur tidak mau duduk kecuali berdampingan dengan Gus Kelik. Tidak hanya itu, justru Gus Dur lah yang mencium tangannya.
Gus Kelik dikatakan wali karena setelah menikah, ternyata memiliki pengetahuan dan pemahaman kitab kuning yang mumpuni. Ia juga bisa mengaji kitab dan memimpin shalawat. Padahal, semenjak kecil sampai dewasa tidak pernah menyentuh kitab apa pun.
“Nasib” para wali Allah apabila telah diketahui keunggulan dan kelebihannya justru berakibat usia yang singkat. Sehingga ketika sebagian kalangan sudah melihat derajat atau maqam kewalian yang dimiliki, ajal akhirnya menjemput

Tuesday, August 2, 2016

Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah






Kisah Teladan Islami kali ini akan membagi tentang Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah .

Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,
“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.
* Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)
* Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
* ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)